Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA
“ PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ”
Dosen Pengampuh : Siti Aminah S.Kom.I

Disusun oleh Kelompok 3:


1.Ilham Zaky Azqiya (602230007)
2.Amalia Isnaini Aliza ( 602230009)
3.Fika Oktavia Wulan Dari ( 602230030)
Kelas : KPI 1A

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIAARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN TAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehing
ga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi. Ada
pun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas y
ang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para maha
siswa khususnya bagi penulis. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini
dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatas
an kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik ser
ta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk d
apat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama

Jambi,oktober 2023

Penyusun kelompok 4

daftar isi
HALAMAN JUDUL………………………………………………I
KATA PENGATAR………………………………………………II
DAFTAR ISI………………………………………………………III
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..1.1
A. latar belakang……………………………………………………1
B. rumusan masalah………………………………………………...2
C. tujuan penulisan………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..2.2
A. Pancasila sebagai ideologi negara……………………………….3
B. pengertian ideologi………………………………………………4
C. Pancasila sebagai ideologi terbuka.. .…………………………....5
BAB II PENUTUP…………………………………………………3.3
A. kesimpulan……………………………………………………….6
B. saran………………………………………………………………6
Daftar pustaka……………………………………………………….7

BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang mulai dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang
menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan
hidupnya berjuang untuk menemukan
jatidirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu
prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa. Setelah melalui suatu
proses yang tidak singkat dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia menemukan jatidirinya, yang tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita
dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang
meliputi prinsip ( lima sila ) yang kemudian diberi nama Pancasila.¹Pancasila merupakan hal yang
fundamental bagi Indonesia, semakin hari
semakin nyata bahwa tidak ada aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
yang tidak dikaitkan dengan Pancasila.Problematik dasar mengenai Pancasila adalah pernyataan
“apakah Pancasila itu?”dan Pancasila menjadi jelas di dalam
perkembangan sejarahnya. Pancasila berkembang dalam sejarah dan kemudian
apakah Pancasila itu?, Hal itupun terungkap dari sejarah Pancasila juga.²
Pancasila dalam arti materil terdapat di dalam kehidupan bangsa Indonesia sepanjang masa,
yaitu di dalam angan-angan.
Pancasila sebelum terbentuk Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah
diamalkan di dalam kebudayaan dan agama-agama yang dipeluk bangsa
Indonesia.Notonagoro menyebutkan bahwa bangsa Indonesia telah ber-Pancasila
dalam arti dwi prakara, yaitu kebudayaan dan di dalam agama-agama yang di
peluknya.³
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki
suatu pandanagan hidup, falsafah hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam pergaulan masyarakat
nasional, serta bangsa memiliki ciri khas pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsa lain. Negara Komunisme dan Liberalisme meletakkan dasar falsafah
negaranya pada suatu konsep ideologi tertentu, misalnya komunisme
mendasarkan ideologinya pada konsep pemikiran Karl Marx.⁴
Pancasila sebagai
suatu sistem falsafah pada hakekatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan
sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun
norma kenegaraan lainnya.
_______________________________
¹Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Pradigma, 2010 hlm 12-13
²Yonatan Wiyoso,Manifestasi Pancasila Dalam Pasang Surut Stabilitas dan Partisipasi
Politik di Indonesia, Bandung, Fokusmedia, 2013 hlm 3
³Sunarjo Wreksosuhardjo, Ilmu Pancasila Yuridis Kenegaraan dan Ilmu Falsafah
Pancasila, andi, 2005 hlm 5 ⁴Kaelan, Op.cit, hlm 13

B. rumusan masalah
1. apakah ideologi itu?
2. bagaimanakah ideologi bangsa Indonesia dapat diwujudkan dalam kehidupan yang nyata?
3. apakah jenis ideologi bangsa Indonesia?
4. apakah perbedaan pokok antara berbagai jenis ideologi yang ada?

C. tujuan penulisan
1. untuk mengetahui pengertian ideologi
2. dengan cara menanamkan nilai-nilai dasar dalam kehidupan dan cita cita luhur bangsa Indonesia
3. terdapat dua jenis ideologi bangsa Indonesia diantaranya ideologi terbuka dan ideologi tertutup
4. perbedaan pokok antara lain ideologi tertutup yaitu cita cita sekelompok orang yang mendasari
suatu program untuk mengubah dan memperbarui masyarakat. sedangkan ideologi terbuka cita cita
yang digali dan diambil dari hasil musyawarah dan konsensus dari sesuatu masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A.pancasila sebagai Ideologi Negara.
Hal ini sangat penting karena ideologi
merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.ideologi melibatkan berbagai sumber seperti
kebudayaan, agama, dan
pemikiran para tokoh. Ideologi adalah gagasan atau teori menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak. Kemutlakannya tidak mengizinkan orang
mengambil jarak terhadapnya. Secara singkat, dengan ideologi dimaksud
gagasan-gagasan tertentu yang dimutlakkan. Para pelaku ideologi merasa
akrab, tidak asing lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi yang
diperkenalkan dan diajukan kepada mereka.
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu
dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan
sebagai acuan di dalam kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara ini di tata secara sistematis menjadi satu kesatuan
yang utuh Dari pancasila sebagai ideology anda dipersilakan untuk mencari
informasi tentang nilai-nilai ideal, instrumental, dan praksis dan dihubungkan
dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi.Diskusikan dengan kelompok
Anda dan laporkan secara tertulis. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
kebangsaan indonesia, dinamika rumusan kepentingan hidup-bersama
diwilayah nusantara diuji dan didewasakan sejak dimulainya sejarah bangsa
indonesia. Pendewasaan kebangsaan indonesia memuncak ketika mulai
dijajah dan dihadapkan pada perbedaan kepentingan ideologi (awal abad XIX)
antara Limbralisme, dan Komunisme, Islamisme, Sosialisme-Indonesia, dan
Komunisme yang diakhiri secara yuridis ketatanegaraan tanggal 18 agustus
1945 bertepatan dengan ditetapkannya Pancasila oleh PPKI sebagai Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B.Pengertian Ideologi
Istilah ideologi dipergunakan dalam arti yang bermacam- macam. Istilah ideologi berasal dari
bahasa Yunani: eboç, dalam bahasa Latin: idea, yang berarti "pengertian", "ide" "gagasan". Kata kerja
dalam bahasa Yunani oida mengetahui, melihat = dengan budi. Dalam bahasa Jawa kita jumpai kata
idep dengan arti: tahu, melihat. Kata "logi" berasal dari kata bahasa Yunani logos, yang berarti
"gagasan, "pengertian", "kata" dan "ilmu". Jadi secara etimologis dapat diterangkan: ideologi berarti
"pengetahu- an tentang ide-ide", science of ideas.
Ideologi berasal dari kata idea, yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos,
yang artinya ilmu. Secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide, atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1988: 49). Dalam pengertian sehari-hari, ide
di- samakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita diartikan sebagai hal yang telah ditetapkan dan harus
dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu se- kaligus merupakan dasar, pandangan, atau
paham. Pada hakikatnya cita-cita dan dasar merupakan satu kesatuan: cita-cita yang ingin dicapai
dapat me rupakan dasar atau alasan bagi usaha pencapaiannya, sedangkan dasar untuk bertindak
berorientasikan pada cita-cita yang akan ditujunya. Dengan de- mikian, ideologi merupakan
pengertian yang mencakup, baik cita-cita maupun dasar, yang menjadi landasan pemikirannya.
Ideologi merupakan pemikiran tentang cita-cita yang dapat ditetapkan sebagai tujuan terakhir, bukan
pengetahuan mengenai hal-hal yang objektif. Ideologi memikirkan mengenai kebenaran yang diyakini
dapat dijadikan tujuan hidup, dan tidak sibuk memikirkan mengenai sarana-sarana dan pemecahan
masalah-masalah teknis.
Ideologi berarti suatu gagasan berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan hasil
pemikiran filsafat. Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya disusun
secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah
yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ideologi adalah seperangkat nilai ide dan
cita-cita beserta pedoman dan metode dalam melaksanakan atau mewujudkannya. Ideologi juga
berarti seperangkat gagasan yang keyakinan yang dapat menjadi pegangan dalam kehidupan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian ideologi adalah gagasan yang disusun secara sistematis dan
diyakini kebenarannya untuk mewujudkan dalam kehidupan.
Dalam ideologi terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, dasar pemikiran
yang terdalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya, ideologi
suatu negara adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Jadi ideologi didasarkan pada filsafat negara. Ideologi
disertai penggunaan kekuatan (power) guna mewujudkannya maka ideologi dekat dengan
kekuasaan politik.

C.pancasila sebagai ideologi terbuka


Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan juga bahwa nilai-nilai dan
cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Ciri-ciri ideologi terbuka, adalah:
• merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah). Jadi, bukan keyakinan ideologis
sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat;
• tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah milik seluruh
rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;
• isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali
falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka.
• tidak pernah merampas kebebasan dan tanggungjawab masyarakat, melainkan menginspirasi
masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab sesuai dengan falsafah itu.
• menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar
belakang budaya dan agama.
sebagai ideologi terbuka Pancasila mengandung tiga jenis nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental,
dan nilai praksis yakni:
1.Nilai Dasar
Nilal Dasar Pancasila adalah prinsip-prinsip yang diterima sebagai landasan yang mutlak, nilai dasar
dianggap benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilal persatuan, kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilal dasar ini
merupakan inti dari sila-sila Pancasila yang universal, sehingga mengandung cita-cita, tujuan, dan
nilai-nilal yang baik dan benar. Cita-cita dan tujuan negara diuraikan dalam pembukaan Undang-
undang Dasar atau UUD 1945. Nilal dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dianggap
sebagal hukum tertinggi, sumber hukum positif, dan sebagal prinsip dasar negara yang fundamental.
Merubah pembukaan UUD 1945 yang memuat nilai dasar Ideologi Pancasila sama dengan
membubarkan negara. Dalam pembukaan dijelaskan dalam pasal- pasal UUD 1945 yang mengatur
tentang lembaga negara, hubungan antarlembaga, serta tugas dan wewenang penyelenggara negara.
2.Nilai instrumental
Nilai instrumental merujuk pada nilai-nilai yang berhubungan dengan pelaksanaan nilai dasar.
Blasanya, nilai-nilal Instrumental Ini berbentuk norma sosial dan hukum yang diwujudkan dalam
bentuk peraturan dan mekanisme lembaga negara. Nilal Instrumental dapat berubah seiring dengan
perkembangan dan Implementasi nilai-nilai dasar dalam kehidupan nyata, namun perubahan tersebut
tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan. Karakteristik dinamis dan Inovatif
nilai Instrumental memungkinkan Pancasila untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan
perkembangan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai dasarnya.
3.Nilai praktis
Nilai praksis Pancasila merujuk pada nilal nilal yang benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai ini terkait dengan etika atau moralitas. Nilal praksis Pancasila diwujudkan
melalui Interaksi antara nilal instrumental dengan situasi konkret di tempat dan situasi tertentu.
Penjabaran nilai-nilal Pancasila senantiasa mengalami perkembangan dan perbaikan yang sesuai
dengan perkembangan zaman, Ilmu pengetahuan, teknologi, dan aspirasi masyarakat, namun tetap
berlandaskan pada nilai dasar Pancasila.
Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Terdapat beberapa dimensi dalam Pancasila sebagal
ideologi terbuka yang perlu diperhatikan:
4.Dimensi Idealistik
Dimensi Ini menyangkut nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Menurut Soeryanto dalam Pancasila sebagal Ideologi Ditinjau dari Segi Pandangan
Hidup Bersama, Pancasila merupakan ideologi yang bersumber dari nilal filosofis. Selain itu, Koento
Wibisono dalam Pancasila sebagal Ideologi Terbuka menjelaskan bahwa dimensi Idealistik Pancasila
mampu memberikan harapan, optimisme, dan memotivasi masyarakat sesual dengan cita- cita bangsa.
5.Dimensi Normatif
Nilal dasar Pancasila harus diperjelas dengan aturan atau sistem norma negara. Menurut Soeryanto,
dimensi normatif Pancala mengatur pelaksanaannya melalul norma yang dibuat atau diubah.
6.Dimensi Realistik
Pancasila mampu hidup dalam segala keadaan yang terjadi di Indonesia. Dimensi realistik Pancasila
memungkinkan realitas yang ada di Indonesia dapat diselesaikan dengan keterbukaan ideologi negara.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi negara. Seba
gai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan neg
ara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi
pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-
prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-nilai tert
entu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu
yang membedakannya dengan ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Ya
ng Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencermink
an realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan ter
wujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamn
ya dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perk
embangan masyarakat.

B.Saran
Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu Pancasila karena p
ancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Wahana, Paulus. 1993. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius
Setiardja, Gunawan. 1993. Hak Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta:
Kanisius
Mahfud, Muhammad. 2017. Pancasila Dalam Pusaran Globalisasi. Yogyakarta: Chrm2 Unej
Pangeran Alhaj S.T.S, Surya Partia Usman 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta;
Universitas Terbuka Depdikbud.
Saafroedin Bahar (ed). (1992), Risalah Sidang BPUPKI- PPKI 29 Mei 1945-19 Agustus 1945. Edisi
kedua. Jakarta:SetNegRI
Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya, 1988

Anda mungkin juga menyukai