Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR IDEOLOGI

Kelompok 5:

Aulia Paramitha 2202551005


Maria Bernadia Bramanlistyarini 2202551018
Angela Meitavia Agrianti Tanwin 2202551031
Akhmad Deden Artayuda 2202551046
Evelyn Christiana 2202551062
Ni Luh Parisya Jelita Dewi 2202551075
A. A. Bagus Ari Wicaksana 2202551089

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI


DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Dasar Ideologi” dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami buat guna memenuhi persyaratan
penugasan kelompok Pancasila. Kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
mengenai Pancasila yang dijadikan dasar untuk ideologi negara Indonesia. Makalah ini membahas
tentang konsep ideologi dan sejarahnya, Pancasila dan ideologi-ideologi dunia, yaitu liberalisme
dan komunisme, hubungan Pancasila dan agama, serta peran Pancasila sebagai ideologi negara.

Apabila terdapat kesalahan penulisan atau ketidaksesuaian materi yang terdapat dalam
makalah ini, kami mohon maaf. Kami sebagai penulis, dengan senang hati menerima krtitik dan
saran dari dosen pengampu, yaitu Bapak Sutrisna Adhi.

Jimbaran, 3 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1

2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 1

3. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….. 2

4. Manfaat Penulisan ………………………………………………………………….... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep Ideologi dan Sejarah ………………………………………………………... 3

2. Pancasila dan Ideologi-Ideologi Dunia (Liberalisme dan Komunisme) ……………. 5

3. Hubungan Pancasila dan Agama ……………………………………………………. 9

4. Peran Pancasila sebagai Ideologi Negara …………………………………………… 10

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 12

2. Saran ……………………………………………………………………………….... 12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia takk ada
yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku bangsa dapat
dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila dianggap sebagai ideologi
yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan berhadapan langsung dengan seluruh
komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.
Sebagai dasar negara Republik Indonesia (way of life), pancasila nilainilainya telah
dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai
budaya, adat – istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Jati diri bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan
pandangan hidup. Tindak –tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala
telah tercermin dalam nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha
merumuskan nilainilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.
Sebagai landasan bagi ideologi Indonesia, Pancasila sungguh menakjubkan.
Pancasila harus didiskusikan oleh semua elemen supaya menjadi energi persatuan seluruh
bangsa. Semakin besar pihak atau komponen bangsa memahami tentang Pancasila,
semakin besar juga energi yang terbentuk untuk mencapai cita-cita bersama berbangsa dan
bernegara sehingga pancarannya akan menerangi masa depan bangsa dan dunia. Karena
konteks tersebut, Pancasila perlu mendapatkan perhatian terutama fungsinya yang tidak
berhenti menjadi komitmen bersama, melainkan harus dipahami sebagai visi bangsa yang
diupayakan untuk diwujudkan.
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan,
yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa. Diterimanya Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dan dasar Negara, membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai
Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi pengaturan
serta penyelengggaraan negara. Pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
mengharuskan kita sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasilai itu ke
dalam sikap dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep ideologi dan sejarahnya?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi pancasila, liberalisme, dan komunisme?
3. Bagaimanakah hubungan pancasila dan agama?
4. Apa saja peran pancasila sebagai ideologi negara?
3. Tujuan Penulisan

1
1. Memaparkan konsep ideologi dan sejarahnya
2. Menjelaskan tentang Pancasila dan ideologi-ideologi dunia (Liberalisme dan
Komunisme)
3. Menjelaskan hubungan Pancasila dan agama
4. Menjelaskan peran Pancasila sebagai ideologi negara
4. Manfaat Penulisan
4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui konsep ideologi dan sejarahnya
b. Mengetahui Pancasila dan ideologi-ideologi dunia (Liberalisme dan
Komunisme)
c. Mengetahui hubungan pancasila dan agama
d. mengetahui peran pancasila sebagai ideologi negara
4.2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu menambah wawasan
yang bermanfaat bagi seluruh pembaca. Serta diharapkan kedepannya makalah ini dapat
membantu menjadi salah satu acuan dan sember bacaan serta informasi mengenai topik
yang dibahas, yaitu mengenai Pancasila sebagai dasar ideologi negara. Hasil dari makalah
ini juga dapat menjadi landasan pengetahuan dan pengembangan media pembelajaran
secara lebih lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Ideologi dan Sejarahnya


Istilah ideologi berasal dari kata 'idea', yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita. Istilah ideologi juga berasal dari kata 'logos' yang berarti ilmu. Maka, pengertian ideologi
secara etimologis adalah ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar (Kaelan, 2013: 60-61). Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi
didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara dan pola berpikir
seseorang atau suatu golongan. Ideologi bisa diartikan sebagai paham, teori, dan tujuan yang
merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517). Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa komponen penting dalam sebuah
ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik.

Definisi ideologi menurut beberapa tokoh atau pemikir Indonesia, yaitu:


a. Sastrapratedja (2001: 43): ”Ideologi merupakan seperangkat gagasan/ pemikiran
yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang
teratur”.
b. Soerjanto (1991: 47): “Ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”.
c. Mubyarto (1991: 239): ”Ideologi merupakan sejumlah doktrin, kepercayaan, dan
simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan
dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa itu”.

Selanjutnya, fungsi ideologi adalah sebagai berikut:


a. Keseluruhan pengetahuan yang mampu menjadi landasan untuk memahami dan
menafsirkan dunia, serta kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan berperilaku.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang dalam hal menemukan identitasnya.
e. Kekuatan yang dapat menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, dan
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya. (Soerjanto, 1991: 48)

Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri dari istilah ideologi yang digunakan Destutt de
Tracy pada akhir abad ke-18. Tracy mengartikan ideologi sebagai science of ideas, yaitu suatu

3
program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat Perancis.
Namun, Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka, yang tidak
akan ditemukan dalam kenyataan (Kaelan, 2003: 113). Lalu, Jorge Larrain menyatakan bahwa
konsep ideologi erat hubungannya dengan perjuangan pembebasan borjuis dari belenggu feodal
dan menggambarkan sikap pemikiran modern baru yang kritis. Selanjutnya, Niccolo Machiavelli
menjadi pelopor yang membicarakan isu yang secara langsung berkaitan dengan fenomena
ideologi. Machiavelli mengamati praktik politik para pangeran dan tingkah laku manusia dalam
politik, meskipun ia tidak menggunakan istilah “ideology” sama sekali. Machiavelli mengamati
bahwa orang-orang pada zamannya lebih dahulu memperoleh kebebasan, hal tersebut lantaran
adanya perbedaan dalam pendidikan yang didasarkan pada perbedaan konsepsi keagamaan.
Larrain menyatakan kembali pendapat Machiavelli sebagai berikut. “Agama kita lebih
memuliakan orang-orang yang rendah hati dan tafakur daripada orang-orang yang bekerja.
Agamalah yang menetapkan kebaikan tertinggi manusia dengan kerendahan hati, pengorbanan
diri, dan sikap memandang rendah perihal keduniawian. Pola hidup ini yang membuat dunia
tampak lemah dan menyerahkan diri sebagai mangsa bagi mereka yang jahat, yang
menjalankannya dengan sukses dan aman, karena mereka itu sadar bahwa orang-orang yang
menjadikan surga sebagai tujuan pada umumnya beranggapan bertahan itu lebih baik daripada
membalas dendam, terhadap perbuatan mereka yang tidak adil.” (Larrain, 1996: 9).

Sikap semacam itu membuat Machiavelli menghubungkan antara ideologi dan


pertimbangan mengenai penggunaan kekuatan & tipu daya untuk mendapatkan serta
mempertahankan kekuasaan. Para penguasa harus belajar mempraktikkan tipuan, karena kekuatan
fisik saja tidak pernah mencukupi. Machiavelli melanjutkan analisisnya mengenai kekuasaan
dengan menegaskan bahwa dalam menjalankan kekuasaan diperlukan kualifikasi yang baik seperti
menepati janji, belas kasihan, dan tulus ikhlas. Namun, penguasa tidak perlu memiliki semua
kualifikasi itu, yang penting dia harus tampak secara meyakinkan memiliki semua kualifikasi itu
(Larrain, 1996: 9). Pernyataan Machiavelli tersebut dikenal dengan istilah adagium (tujuan
menghalalkan segala macam cara). Marx melanjutkan dan mengembangkan konsep ideologi
Machiavelli yang menonjolkan perbedaan antara penampilan dan realita dalam pengertian baru.
Marx mengandaikan bahwa kesadaran tidak menentukan realitas, tetapi realitas material-lah yang
menentukan kesadaran. Realitas material itu adalah cara-cara produksi barang dalam kegiatan
kerja (Hardiman, 2007: 241). Ideologi timbul dari “cara kerja material yang terbatas”. Marx
mengajarkan bahwa tesis dari konsep ideologi yang dikembangkannya adalah masyarakat agraris
yang di dalamnya terdapat kaum feodal pemilik tanah sebagai kelas penguasa dan petani
penggarap sebagai kelas yang tertindas. Antitesisnya adalah masyarakat kapitalis, di dalamnya
modal dikuasai oleh kaum borjuis penguasa, sedangkan pekerja atau proletar adalah kelas yang
tertindas. Sintesisnya adalah di dalam masyarakat komunis, tidak ada lagi kelas penguasa
(feodal/borjuis) dan yang dikuasai (proletar).

Sejak tanggal 17 Agustus 1945 setelah memproklamasikan kemerdekaan, para pendiri


bangsa menetapkan Indonesia sebagai negara hukum, yang tertuang dalam UUD 1945 pra
amandemen. Pancasila sebagai norma dasar merupakan pandangan hidup bangsa yang tercermin
dalam 5 sila dalam Pancasila. Kedudukan Pancasila dalam sistem hukum Indonesia merupakan
sumber dari segala sumber hukum sehingga Pancasila dijadikan nilai dasar Ideologi.

4
Pancasila sebagai dasar negara memiliki nilai-nilai keseimbangan hukum, yaitu nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, dan nilai kemasyarakatan. Pancasila tidak bersifat tertutup melainkan
ideologi terbuka, artinya tidak dapat hanya membenarkan melainkan dibutuhkan, karena itu
ideologi terbuka milik seluruh rakyat sehingga masyarakat dapat menemukan dirinya dalam
ideologi tersebut. Ideologi Pancasila bersifat actual, dinamis, dan mampu mengikuti
perkembangan zaman. Pancasila sebagai dasar negara yang pada hakekatnya adalah sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum.

2. Pancasila dan Ideologi-Ideologi Dunia (Liberalisme dan Komunisme)


Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan sebagai pedoman oleh
masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan
beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.

Adapun makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam mencapai cita-
cita yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan bernegara.
• Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa kesepakatan
bersama, dan menjadi sarana pemersatu bangsa.

Pancasila menjadi Ideologi bangsa Indonesia karena Pancasila merupakan


pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara.
Pancasila adalah petunjuk dalam kehidupan bernegara bagi masyarakat. Seperti arah yang
tidak pasti dari kapal tanpa kompas, demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak ada
Pancasila. Selain itu, Pancasila juga memiliki nilai sejarah karena proses pembentukannya
sebagai hasil dari perjanjian para wakil golongan ketika mendirikan negara Indonesia.
Berdasarkan kedudukan dan fungsinya yang ternyata begitu penting, maka Pancasila harus
dapat dijaga keluhurannya oleh setiap warga negara.

Sejarah Perkembangan Ideologi Pancasila dari masa ke masa


1. Ideologi Pancasila Pada Zaman Orde Lama
Pada masa orde lama, Pancasila masih dalam tahap dibangun untuk dijadikan keyakinan
sekaligus ciri khas bangsa Indonesia. Presiden Soekarno yang mengusung konsep
Pancasila menyatakan meski berasal dari mitologi yang belum jelas, tetap saja dapat
membimbing masyarakat Indonesia menuju kesejahteraan.
Pada masa ini perkembangan Pancasila dipengaruhi oleh berbagai kondisi dan situasi di
dunia yang masih dilanda kekacauan. Masa orde lama merupakan masa pencarian bentuk
Pancasila terutama pengaruhnya terhadap kehidupan bernegara.

5
2. Ideologi Pancasila Pada Zaman Orde baru
Pada masa ini gejolak politik di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Dimulai dengan
peristiwa G 30 S/PKI. Kemudian peristiwa dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) pada tahun 1966. Walaupun pemerintahan orde baru berhasil
mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara, pelaksanaannya pada tahun-tahun
berikutnya ternyata malah keluar dari jalur. Banyak dari kebijakan pemerintah yang tidak
sejalan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.
Pada masa orde baru terdapat beberapa tindakan pemerintah yang menyimpang dari nilai-
nilai Pancasila, antara lain seperti berikut ini:
• Kekuasaan presiden yang dilanggengkan hingga 32 tahun lamanya.
• Kebebasan berpendapat yang dibatasi.
• Ada penindasan dalam bentuk fisik seperti yang terjadi di Timor Timur, Aceh,
Irian Jaya, dan lainnya.
• Adanya diskriminasi terhadap masyarakat non pribumi, juga kelompok yang
minoritas.
3. Ideologi Pancasila Pada Masa Reformasi
Reformasi berarti pembaruan untuk menuju hal yang lebih baik lagi yang sesuai dengan
harapan.
Era reformasi yang diharapkan membawa pengaruh baik dan baru pada masyarakat
Indonesia juga ternyata malah melenceng dari tujuannya. Masyarakat Indonesia
diharapkan dapat kembali mengamalkan nilai-nilai luhur dari Pancasila. Tapi
kenyataannya di era reformasi kehidupan bernegara masyarakat malah semakin jauh dari
nilai-nilai tersebut.
Beberapa kelemahan yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila di era Reformasi, yaitu:
• Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa tanpa memperhatikan relevansinya
dengan perkembangan zaman
• Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini untuk
meraih kekuasaan
• Pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum

Pancasila sebagai ideologi negara telah melewati beberapa fase perkembangan.


Walaupun dipertahankan, Pancasila beberapa kali mengalami penyelewengan dalam
praktiknya. Namun, akar nilai-nilai Pancasila terlalu kuat sehingga masih dapat bertahan
hingga kini. Pancasila sebagai pedoman hidup akan tetap menjadi acuan masyarakat
Indonesia dalam menjalani kehidupan bernegara

Liberalisme
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik
masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun demikian dapat
6
juga terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari luar dan dipaksakan
keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian dan
karakteristik bangsa tersebut. Dalam usaha untuk memahami dasar Negara Indonesia yakni
Pancasila, akan lebih jelas jika memahami ideologi bangsa-bangsa lain, yaitu liberalisme.
Liberalisme, berakar pada kata Latin liber, artinya bebas. Seorang yang berjiwa dan
berpikiran liberal berarti orang yang percaya akan kebebasan sebagai nilai yang utama, di
atas nilai-nilai lainnya. Ideologi liberalisme merupakan suatu paham
mengenai/menghendaki adanya kebebasan. Terdapat empat karakteristik utama dalam
ideologi liberalisme menurut Ludwig von Mises (tokoh liberalisme abad ke-20) yaitu:
1. Kesejahteraan material
2. Kecenderungan rasionalistik
3. Kebaikan bagi lebih banyak orang
4. Kepemilikan hak pribadi atau property
Masyarakat yang menggunakan prinsip-prinsip liberal seperti 4 ciri tersebut adalah
masyarakat kapitalis. Dalam tatanan sosial-ekonomi, kapitalisme didasarkan pada
kepemilikan pribadi sarana-sarana produksi. Hak milik pribadi dan kepemilikan atas modal
oleh pribadi, yang dilindungi oleh undang-undang, akan menjamin sebuah aturan
permainan yang objektif tanpa ada campur tangan kekuasaan (prinsip non-intervention) di
dalamnya.
Alasannya jika kekuasaan ikut campur tangan, apalagi sampai mengambil alih hak milik,
maka aturan permainan akan jadi berat sebelah dan kondisi semacam ini tidak
memungkinkan bagi perwujudan kebebasan yang merupakan nilai utama dalam ideologi
Liberalisme.
Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai
makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberalisme memandang bahwa
manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya.
Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri.
Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi
konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah
Thomas Hobbes disebut ‘homo homini lupus’ sehingga manusia harus membuat suatu
perlindungan bersama. Atas dasar kepentingan bersama, negara menurut liberalisme harus
tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu maka manusia secara bersama-sama
mengatur negara. (Kaelan, 2004;142).
Pokok-pokok ideologi liberal menurut Sukarna (1981) adalah :
1. Percaya terhadap Tuhan sebagai pencipta.
2. Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia.
3. Memperlakukan pemikiran orang lain secara sama.
4. Pemerintahan dilakukan dengan persetujuan yang diperintah.
5. Pemerintahan berlandaskan hukum.
6. Mementingkan individu.
7. Negara adalah alat.
8. Menolak dogmatisme.

7
Jadi bisa dikatakan bahwa liberalisme adalah suatu ideologi atau ajaran tentang negara,
ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang budaya, hukum,
ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan individu yang dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Liberalisme ekonomi
mengajarkan kemakmuran orang perorang dan masyarakat seluruhnya diusahakan dengan
memberi kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing dengan sebebas-
bebasnya.

Komunisme
Komunisme secara bahasa berarti paham tentang kebersamaan. Kata komunisme berasal
dari bahasa Perancis “commune” yang memiliki kesamaan makna dengan kata “common”
dalam bahasa Inggris, yang artinya publik, bersama, umum, atau universal. Istilah
“commune” dalam kehidupan masyarakat Perancis telah memiliki pengertian tersendiri,
yaitu:
1. Sekelompok manusia, yang tidak terbatas hanya satu keluarga, hidup bersama dan
berbagi kepemilikan serta tanggung jawab.
2. Daerah terkecil dari pemerintahan lokal di Prancis yang memiliki sistem
pemerintahan mandiri.

Jika ideologi komunisme adalah ideologi yang diterapkan di suatu negara, maka negara
tersebut merupakan negara yang tidak memiliki perbedaan di antara rakyatnya dan setiap
orang di dalam negara tersebut, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Orang-orang yang
tidak memandang kelas sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Namun, tidak ada kepemilikan individu karena kepemilikan sepenuhnya
diberikan untuk negara. Ideologi ini dianggap bersumber dari beberapa tokoh, diantaranya:
1. Karl Marx (1770-1831)
Masyarakat komunis Marx berisi orang-orang tanpa kelas, tetapi tetap damai dan
disiplin. Mereka melihat pekerjaan sebagai sumber kebahagiaan, baik itu dilihat
dari segi keuntungan maupun kepentingan pribadi. Perkembangan ekonomi
kapitalis yang sangat cepat menyebabkan munculnya jurang antara kaum kapitalis
yang kaya raya dengan rakyat jelata yang miskin.
Karl Marx menyatakan bahwa kesadaran sosial dilahirkan dari keadaan sosial.
Kesadaran sosial meliputi ide, gagasan, dan pikiran yang ada pada manusia.
Menurut Karl, untuk mewujudkan masyarakat komunis tanpa kelas, perlu
dilakukan revolusi. Revolusi ini digambarkan ke dalam dua tahapan, yaitu:
1. Revolusi yang dipelopori kelas Borjuis untuk menghancurkan kelas feodal.
Tahap ini tidak hanya dilakukan oleh kelas Borjuis, melainkan kelas pekerja
juga ikut membantu kelas Borjuis untuk menghancurkan kelas feodal.
2. Revolusi yang dilakukan kelas pekerja dalam usahanya menghancurkan
kelas Borjuis.

8
Pada tahap transisi dari masyarakat kapitalis menuju masyarakat
komunisme, kekuasaan dilaksanakan oleh kelas pekerja untuk
menghancurkan sisa-sisa borjuis agar kelas pekerja memegang kendali
sistem pemerintahan untuk keseluruhan masyarakat dan puncaknya adalah
terciptanya suatu masyarakat tanpa kelas.
2. Fredrich Engels (1820-1895)
Friedrich Engels dikenal sebagai juru tulis Karl Marx. Banyak yang
beranggapan jika tugasnya hanya mengetik dan menawarkan karangan Marx
kepada penerbit. Namun sejatinya jika tanpa Engels, pemikiran Marx akan cacat
untuk dipahami, bahkan menurut Vladimir Lenin sangat mustahil untuk memahami
pemikiran Marx atau menghadirkan gambaran komplit tanpa tulisan dari Engels.
Engels lebih menghubungkan komunisme dengan perjuangan kelas pekerja serta
konsepsi materialis dari sejarah.

3. Hubungan Pancasila dan Agama


Di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam
agama dan aliran kepercayaan. Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan
sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia,
karena itu dipilihlah Pancasila sebagai dasar negara yang menjamin setiap pemeluk agama untuk
menjalankan agamanya secara utuh, penuh dan sempurna. Ideologi Pancasila merupakan dasar
negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita
sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila
terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis
agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila
adalah ideologi beragama.
Negara Pancasila bukanlah negara agama, bukan pula negara sekuler apalagi negara
atheis. Sebuah negara yang tidak tunduk pada salah satu agama, tidak pula memperkenankan
pemisahan negara dari agama, apalagi sampai mengakui tidak tunduk pada agama manapun.
Negara Pancasila mendorong dan memfasilitasi semua penduduk untuk tunduk pada agamanya.
Penerapan hukum-hukum agama secara utuh dalam negara Pancasila adalah dimungkinkan.
Semangat pluralisme dan ketuhanan yang dikandung Pancasila telah siap mengadopsi
kemungkinan itu. Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena hukum-hukum
agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsep negara agama-agama akan menghapus
superioritas satu agama atas agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas – minoritas. Bahkan
pemeluk agama dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum- hukum
agama dalam negara Pancasila akan menjamin kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip Bhineka
Tunggal Ika dan NKRI. Bunyi sila pertama adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti bahwa
Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, yakni setiap Agama yang diakui di
Indonesia searah dengan perkembangan, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dijabarkan dalam
beberapa poin penting atau biasa disebut dengan butir-butir Pancasila. Diantaranya:
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

9
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghornati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Dari butir-butir tersebut dapat dipahami bahwa setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu agama
yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan saling toleransi antara agama yang satu dengan agama
yang lain. Dapat disimpulkan juga bahwa sila pertama yakni “Ketuhanan yang Maha Esa”
mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama
dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya, sila pertama juga menghimbau
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang antar
sesama manusia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Sehingga, di
dalam jiwa bangsa Indonesia akan timbul rasa saling menghargai, saling menyayangi, dan saling
mengayomi.

Begitu pentingnya memantapkan kedudukan Pancasila, maka Pancasila pun


mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama.
Tuhan menurut termiologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi yang
maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen /Protestan, Hindu, Buddha, dan Khong Hu Cu dan
bahkan juga Animisme. Maka hubungan Pancasila dan Agama dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa negara Indonesia bukan
negara yang berdasarkan suatu agama tertentu, dan bukan pula negara yang memisahkan agama
dan negara. Negara yang berketuhanan Yang Maha Esa menempatkan agama dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai jiwa bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Peran Pancasila sebagai Ideologi Negara


Ideologi adalah sebuah kata yang terdiri dari 2 kata “ideo” dan “logi”. Kata “ideo” berasal
dari bahasa Yunani eidos yang berarti gagasan, pola. Kata “logi” berasal dari bahasa logos yang
berarti pengertian, kata, dan ilmu yang mempelajari. Jadi dapat disimpulkan arti kata ideologi
adalah ilmu yang meliputi kajian-kajian tentang asal-usul dan hakikat ide atau gagasan. Ideologi
berperan dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat agar dapat terbentuk
kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Maka dapat di lihat betapa pentingnya ideologi
bagi setiap bangsa. Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang dalam ideologi yang dianut oleh
bangsa Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila.

10
Ideologi Pancasila dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir. Soekarno
pada tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia karena
Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedudukan
ini seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, sebagai kepribadian bangsa Indonesia, sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar negara, sebagai sumber dari segala hukum yang
ada di Indonesia, sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ketika mendirikan negara, dan sebagai
cita-cita bangsa. Karena kedudukan ini menjadikan Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa
Indonesia karena Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan
segala aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan Pancasila sebagai ideologi negara juga berperan dalam pembentukan Undang-
Undang Dasar Negara 1945 dan sebagai pedoman dalam pembuatan Undang-Undang. Dalam
pembukaan UUD 1945, Pancasila telah memenuhi syarat untuk disebut sebagai sebuah ideologi.
Karena di dalam Pancasila terdapat ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya
dan sudah disusun secara sistematis dengan pelaksanaannya yang jelas. Ideologi Pancasila bersifat
flexible dalam perkembangan zaman, karena mampu berinteraksi dengan berbagai macam kondisi
tanpa merubah makna hakiki atau nilai yang terkandung didalamnya. Dengan adanya sifat
keterbukaan ini menjadi sangat unik dalam menghadapi suatu perubahan masyarakat yang dinamis
dan perubahan zaman modern yang tak terpungkiri kehadirannya.
Adapun fungsi Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:
1. Berfungsi untuk masyarakat Indonesia agar bisa mengembangkan sekaligus
memelihara identitas bangsa Indonesia.
2. Mengawasi terhadap setiap perilaku serta bersikap kritis terhadap berbagai macam
usaha agar cita-cita bangsa dalam Pancasila dapat terwujud.
3. Mengarahkan bangsa Indonesia supaya bisa mencapai tujuannya terutama terkait
dengan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
4. Memperkuat serta menyatukan bangsa Indonesia agar bisa menjadi satu kesatuan
agar tetap terus terjaga dan meminimalisir terjadinya konflik yang ada antar
anggota masyarakat.
5. Berfungsi sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia sehingga menciptakan kehidupan yang harmonis.

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Pengertian ideologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup. Istilah ideologi berasal dari kata 'idea', yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita. Istilah ideologi juga berasal dari kata 'logos' yang berarti ilmu. Sejarah
ideologi Pancasila menjadi ideologi bangsa Indonesia sejak 17 agustus 1945 setelah
memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia ditetapkan sebagai negara hukum yang tertuang pada
UUD 1945 pra amandemen. Kedudukan Pancasila dalam sistem hukum Indonesia merupakan
sumber dari segala sumber hukum sehingga Pancasila dijadikan nilai dasar ideologi.

Pancasila dijadikan ideologi bangsa Indonesia berarti masyarakat Indonesia menjadikan


nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupannya. Ideologi dari luar dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia sehingga ideologi Pancasila memudar, maka dari itu kita
harus mengetahui ideologi bangsa lain. Liberalisme merupakan ideologi mengenai paham
kebebasan. Liberalisme, berakar dari bahasa latin yaitu “liber” yang artinya bebas. Bangsa yang
menggunakan ideologi ini biasanya memahami kebebasan adalah hal yang paling utama, diatas
nilai-nilai lainnya. Jadi bisa dikatakan bahwa liberalisme adalah suatu ideologi atau ajaran tentang
negara, ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang budaya, hukum,
ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan individu yang dapat mengembangkan
bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Adapun ideologi komunisme yaitu ideologi
mengenai paham kebersamaan. Kata komunisme berasal dari Bahasa Prancis “commune” yang
memiliki kesamaan makna dengan kata “common” dalam Bahasa Inggris yang artinya publik,
bersama, umum, atau universal. Bangsa yang menerapkan ideologi ini berarti tidak ada perbedaan
diantara rakyatnya dan setiap orang di bangsa tersebut, memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Hubungan Pancasila dengan agama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia


berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa negara Indonesia bukan negara
yang berdasarkan suatu agama tertentu dan bukan pula negara yang memisahkan agama dan
negara. Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungan.

Pancasila sebagai ideologi negara berperan sebagai ajaran, gagasan, doktrin, teori atau ilmu
yang diyakini kebenarannya untuk dijadikan etos bangsa Indonesia dan dijadikan petunjuk untuk
menuntaskan perkara yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

SARAN

Sebagai masyarakat Indonesia sebaiknya kita selalu menjaga ideologi negara kita yaitu
Pancasila karena Pancasila merupakan suatu ideologi negara dan dasar negara sebagai landasan
dari segala keputusan serta mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Untuk seluruh
masyarakat Indonesia disarankan untuk meningkatkan kesadaran dalam menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam diri masing-masing.

12
DAFTAR PUSTAKA

Casedi, E. dan Hidayat, S. 2017. PEMIKIRAN PAHAM KOMUNIS PERSPEKTIF


PANCASILA. Jurnal Studi Islam, 18.
Huda, M. 2018. Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi Bernegara: Implemetasi
Nilai-Nilai Keseimbangan dalam Upaya Pembangunan Hukum di
Indonesia. IAIN Salatiga.
Husein Muslimin, Tantangan Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara Pasca
Reformasi Fransiska, Jurnal Cakrawala Hukum 7 (1), 2016, hal 30-38.
Mubarok, M. 2017. Problem Teologis Ideologi Komunisme. Jurnal Peradaban Islam, 13.

Nurwardani, P., dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia. Jakarta: Indonesia.
Surajiyo, S. (2020). Keunggulan Dan Ketangguhan Ideologi Pancasila. Ikra-Ith Humaniora: Jurnal
Sosial dan Humaniora, 4(3), 1-11.

13

Anda mungkin juga menyukai