Anda di halaman 1dari 17

Makalah Pancasila Sebagai Ideologi

Reformatif, Dinamis, Dan Terbuka

O
L
E
H
NAMA : AFANDI
BP : 1611212O31
KELAS : A1 IKM 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2018

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Pancasila tentang
Pancasila sebagai ideolgi reformatif, dinamis dan terbuka tepat pada waktunya. Tanpa
pertolonganNya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Pancasila. Kami
menyadari bahwasanya kesempurnaan bukanlah milik manusia. Mungkin terdapat
kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan sebagai bahan revisi untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membawa hasanah pengetahuan bagi
kita semua.

Padang, 20 April 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 7

2.1 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia ............................ 7

2.2 Pancasila dijadikan sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia ............ 8

2.2.1 Pengertian Ideologi .................................................................................. 9

2.2.2 Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup ................................................ 10

2.2.3 Ideologi Partikular dan Ideologi dan komprehensif............................... 12

2.3 Makna ideologi bagi bangsa dan negara..................................................... 12

2.4 Pancasila sebagai Ideologi yang reformatif, dinamis, dan terbuka ............ 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16

3.2 Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,

bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang

sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya

Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi

besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan

tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh

dan sangat berbeda.

Permasalahan tentang ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang

berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat

praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi

Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh

tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia

harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun misalnya agar setiap warga

negara bertindak adil, saling tolong-menolong, saling menghormati antar sesama

manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau

4
kepentingan golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan

menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali

menuntut dengan mutlaLKorang harus bersikap dan bertindak tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dan hakikat Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia?
2) Mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia?
3) Apakah makna ideologi bagi bangsa dan negara?
4) Mengapa Pancasila dapat dikatakan ideologi yang reformatif, dinamis dan
terbuka?
5) Bagaimana perbandingan ideologi nasional Pancasila dikaitkan dengan
ideologi-ideologi besar dunia seperti agama, liberalisme dan komunisme?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian dan hakikat Pancasila sebagai ideologi bangsa


dan negara Indonesia.
2) Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia.
3) Untuk mengetahui makna ideologi bagi bangsa dan negara.
4) Untuk mengetahui alasan pancasila dapat dikatakan ideologi yang reformatif,
dinamis dan terbuka.

5
5) Untuk mengetahui perbandingan ideologi nasional pancasila dikaitkan dengan
ideologi-ideologi besar dunia seperti agama, liberalisme dan komunisme.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang
pencabutan ketetapan MPR tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar
NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Ideologi bangsa dan negara adalah pengertian-pengertian dasar / nilai-nilai
dasar yang manjadi keyakinan dan dijadikan dasar dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat (berbangsa) dan bernegara. Sebagai ideologi bangsa dan negara maka
mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
merupakan suatu asas kerokhanian, pandangan terhadap dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban. Merupakan suatu asas kerohanian, pandangan terhadap dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup artinya Pancasila dipergunakan
sebagai petunjuk hidup sehari-hari (diamalkan dalam hidup sehari-hari).
Dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan
atau aktivitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Berarti pula segala tingkah
laku dan tindakan / perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan
pancaran dari semua sila Pancasila, karena Pancasila sebagai satu kesatuan. Sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia, pada hakikatnya (sebenarnya) :

7
a) Pancasila berakar dari pandangan hidup dan budaya bangsa sendiri (bukan
mengambil dari ideologi bangsa lain).
b) Pancasila bukan merupakan hasil pemikiran / perenungan seseorang yang
hanya memikirkan kepentingan golongan atau kelompok tertentu, tetapi Pancasila pada
hakekatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara menyeluruh karena
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius
yang dimiliki bangsa Indonesia atau diambil dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara.

2.2 Pancasila dijadikan sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia, maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang
atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila
diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara,
dengan lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para
pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya
mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan
hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya
memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal
dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk

8
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

2.2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi”
yang artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian
pengertian dasar. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang perancis pada tahun 1796. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan
hidup yang di kembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti
mengemukakan ada dua pengertian ideologi secara fungsional dan ideologi secara
struktural. Ideologi secara fungsional di golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi
doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip
oleh Kaelan mengemukakan, bahwa ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian
yang antara lain memiliki ciri:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
b. Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup, yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan,
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.

9
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk
melaksanakannya.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pedoman hidup mereka. Pengertian yang demikian itu juga dapat di kembangkan
untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

2.2.2 Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam
sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang
hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan
dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan
nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang
akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara
demokratis.
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi.
Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai
suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih

10
dahulu akan suatu keadaan. Ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi
oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat,
yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter
berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Dari arti kedua ideologi ini, perbedaannya adalah ideologi terbuka bersifat
inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok
orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan ideologi
tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari
totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak
mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada. Ciri-ciri ideologi terbuka:
1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah).
Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan
masyarakat.
2) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan
mereka.
3) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi kekinian mereka.
4) Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai
dengan falsafah itu.
5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

11
2.2.3 Ideologi Partikular dan Ideologi dan komprehensif

Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori


ideologi yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat
komprehensif.
a) Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.
b) Ideologi Komprehensif
Didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai
semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju
bentuk tertentu.
Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah
kedua ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh
yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat
yang bersifat majemuk.

2.3 Makna ideologi bagi bangsa dan negara

Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga berkedudukan sebagai ideologi


negara. Ideologi negara adalah pedoman hidup dalam penyelenggaraan negara. Hakikat
ideologi negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas warga negara

12
dan yang ingin di wujud nyatakan dalam kehidupan bernegara. Pancasila merupakan
ideologi negara, karena didalamnya terdapat nilai-nilai dasar yang disepakati oleh
mayoritas warga negara Indonesia dan ingin diwujudkan dalam kehidupan bernegara.
Kesepakatan itu terjadi pada masa awal berdirinya negara Indonesia, yaitu dalam
sidang PPKI pada tanggal 18 Oktober 1945.
Makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila mampu memberika
arah, wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang kehidupan negara. Setidaknya
ada 4 fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :
1) Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan.
2) Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuan.
3) Memberikan tekad dalam memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa.
4) Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya perwujudan cita-
cita yang terkandung dalam Pancasila.
Dengan kata lain, sebagai ideologi negara, Pancasila berfungsi sebagai
pedoman kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan negara dan
memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

2.4 Pancasila sebagai Ideologi yang reformatif, dinamis, dan terbuka

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi
Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta

13
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan
berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih komplit, sehingga memiliki kemampuan
reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang seiring dengan aspirasi
rakyat, perkembangan iptek serta zaman. Menurut Kaelan berdasarkan pengertian
tentang ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
1) Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila Pancasila. Masing-masing nilai
dasar/nilai luhur pada kelima Pancasila, jika dijabarkan yaitu:
Ø Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan individu dan Tuhannya.
Ketuhanan sebagai pandangan hidup mewujudkan masyarakat yang berketuhanan,
yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Ø Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang peteraturan, sebagai azas kehidupan. Manusia yang maju peradabannya tentu
lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata
cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur.
Ø Persatuan
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia
hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang
sampai Marauke. Persatuan Indonesia .
Ø Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan
orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu

14
sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang
menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia.
Ø Keadilan
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak-
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara
organik.
2) Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya.
3) Nilai praksis yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam
suatu realisasi perkembangan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki
tiga dimensi yaitu:
1) Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam
Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
2) Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimna terkandung dalam norma-norma
kenegaraan.
3) Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan
realitas yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Pancasila sebagai Ideologi
Nasional adalah suatu hal yang mutlak dan harus dijalani dengan konsekuen. Pancasila
sebagai suatu ideologi sedapat mungkin tidak dijadikan sesuatu yang sifatnya ”Utopis”
dan ”Pragmatis” belaka namun harus bisa bersifat universal dan tetap, yang penjabaran
realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis reformatif yang senantiasa
mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi masyarakat. Namun
sesuatu yang harus dihayati adalah keeksplisitan ideologi Pancasila jangan diarahkan
ke arah yang merusak nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Ideologi Pancasila harus tetap
pada koridornya sebagai jiwa bangsa Indonesia yang luhur.

3.2 Saran

Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang
pancasila sebagai ideologi negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari
semuanya jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa
maupun pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia
ciptakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jesita. 2009. Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara.


http://pancasila-sebagai
dasar-negara-dan.html. diakses pada hari Selasa, 20 September 2013 pukul
14.00 WIB.
Kaelan. 2002. Filasafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Winarno, Dwi. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksar.

17

Anda mungkin juga menyukai