Disusun oleh :
KELOMPOK : 4
M. ALAN FERDIANSYAH
M. ARDIANSYAH
M. AL-FAQIH
ICHA FADYANAH
RIZKIYANAH PUTRI
KELAS : XI IPS 1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Perkembangan
Masyarakat Indonesia Sejak Proklamasi Hingga Demokrasi Terpimpin
.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Makalah Perkembangan Masyarakat Indonesia
Sejak Proklamasi Hingga Demokrasi Terpimpin ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Kelompok : 4
KELAS : XI IPS 1
2
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
b. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA
DEMOKRASI TERPIMPIN
a. Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi .................................................................... 2
1 . Dibentuknya BPUPKI ........................................................................................ 2
2. Aktivitas Golongan Muda ................................................................................... 3
3. Pembentukan PPKI ............................................................................................. 3
4. Peristiwa Rengasdengklok .................................................................................. 3
5. perumusan Teks Proklamasi ............................................................................... 4
6. proklamasi Kemerdekan Indonesia ..................................................................... 4
b. Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia ............................................................. 4
c. Perkembangan Kehidupan Politik Sejak Proklamasi Hingga Demokrasi terpimpin 4
d. Perkembangan Demokrasi Indonesia Sejak Demokrasi Liberal Hingga Demokrasi
Terpimpin ................................................................................................................ 8
1. Masa Demokrasi Liberal ..................................................................................... 8
2. Masa Demokrasi Terpimpin ..............................................................................
................................................................................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada
dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis
lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan
saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu (Eropah Barat dan Amerika Serikat)
terhadap Negara-negara Axis (Jerman, Italia & Jepang) pada Perang Dunia II (1945), dan
disusul kemudian dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandasan paham Komunisme di
akhir Abad XX , maka paham Demokrasi yang dianut oleh Negara-negara Eropah Barat dan
Amerika Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di dunia
dewasa ini.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia
Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin
kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami mengenai pemerintah
Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuklah panitia sembilan atau panitia kecil yang terdiri
atas 9 orang anggota yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad
Soebadjo, Mr.A.A. Maramis, Abdul Kadir Muzakkir, K.H. Wachid Hasym, K.H. Agus
Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso. Panitia ini menghasilkan dokumen yang dikenal
dengan Piagam Djakarta, yang berisi:
5
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Panitia perancang UUD menytujui isi Preambule (pembukaan) diambil dari Piagam
Jakarta. Persidangan kedua BPUPKI yang dilaksanakan pada 14 Juli 1945. Ir. Soekarno selaku
ketua panitia perancang UUD melaporkan tiga hasil yaitu:
1) Pernyataan Indonesia Merdeka;
2) Pembukaan UUD; dan
3) UUD (Batang Tubuh).
Walau demikian, kongres akhirnya menyatakan dukungan penuh dan kerjasama erat
Dengan Jepang dalam usaha mencapai kemrdekaan. Golongan muda bertekat untuk
menyiapkan suatu gerkan pemuda yang lebih radikal. Pada tanggal 15 Juni 1945, rapat itu
berhasil dibentuk Gerakan Angkatan Baroe Indonesia.
3. Pembentukan PPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI di bubarkan, yang diganti dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai yang beranggotakan 21
orang. Jendral Besar Terauchi memanggil tiga tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk
mengadakan pertemuan di Dalat (Vietnam Selatan). Pada tanggal 12 Agustus 1945 Jendral
Besar Terauchi menyampaikan bahwa Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia.
4. Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda segera mengadakan pertemuan setelah mendengar bahwa pasukan
jepang telah menyerah. Mereka bersepakat bahwa kemerdekaan indonesia merupakan hak
dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung pada negara lain. Sedangkan golongan
tua berpendapat bahwa kemerdekaan indonesia harus di laksanakan melalui revolusi secara
terorganisir, karen pihaknya ingin membicarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945 dalam rapat PPKI.
6
menjadi taruhannya.dengan adanya jaminan tersebut,Komandan Kompi Rengasdengklok
Cudanco Subendo bersedia melepas Soekarno-Hatta.
7
b. SWPC (south west pasific command) wilayah Indonesia bagian Timur
Kemudian Mounbatten AFNEI (allied forces for netherlands east indes) untk
melaksanakan tugasnya di Indonesia bagian Barat yaitu:
a. Menerima Penyerahan dari Jepang.
b. Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu.
c. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
d. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada
pemerintah sipil.
e. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka didepan
pengadilan.
Kedatangan sekutu pada awalnya di anggap netral oleh pihak Indonesia. Namun, saat
diketahui sekutu membawa NICA (netherland indies civil administration) sikap masyarakat
indonesia berubah curiga, karen NICA adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda
untuk mengambil alih pemerintah Indonesia.
2. Kontak Fisik Inonesia Dengan Sekutu (Belanda) di Berbagai Daerah
Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadi konflik dan
pertempuran di berbagai daerah di Indonesia diantaranya:
8
Pihak sekutu mundur ke Semarang pada tanggal 15 Desember 1945. Pertempuran
Ambarawa memiliki arti penting karena letak Ambarawa yang setrategis, yang dapat
mengancam 3 kota utama yaitu, Surakarta, Yogyakarta, dan Magelang yang menjadi pusat
kedudukan markas tertinggi TKR.
Pada tanggal 1 Desember pihak sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Area, di pinggir kota medan. Sejak saat itu Medan Area menjadi terkenal, pada
10 Desember 1945 mereka berusaha menghancurkan konsentrasi TKR, aksi itu mendapat
perlawanan sengit dari pihak pemuda Medan. Pada tanggal 10 Agustus 1946 mereka
mengadakan pertemuan di Tebing Tinggi yang memutuskan dibentuknya Komando Resimen
Laskar Rakyat Medan Area, dibawah komando itu mereka meneruskan perjuangan.
9
Belanda-Indonesia di adakan perundingan pada tanggal 10 November 1945 di linggar Jati ,
yang berisi:
a) Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk Negara federasi bernama Negara
Indoneia Serikat (NIS)
b) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda, dengan wadah Uni
Indonesia-Belanda yang diketahui oleh Belanda.
c. Perjanjian Renvile
Diselenggarakan perundingan di atas galadak kapal milik angkatan laut AS, yang
bernama U.S.S. Renvillei pada tanggal 8 Desember 1947. KTN mengajukan usul politik yang
didasarkan persetujuan Lingggar Jati, yaitu:
a) Kemerdekaan bangsa Indonesia
b) Kerjasama Indonesia-Belanda
c) Suatu Negara yang berdaulat atas nama federasi
d) Uni antara Indonesia serikat dan bagian lain Kerajaan Belanda
Akhirnya pada tanggal 17 Januari 1948, kedua belah pihak menandatangani persetujuan
gencetan senjata dan perinsip-perinsip politik yang di saksikan oleh KTN.
e. Perundingan Reom-Royen
Pada tanggal 22 Juni 1949 Perundingan Reom-Royen antara RI, BFO, dan Belanda.
Perundingan itu di lakukan dibawah pengawasan UNCI, Critchli dari Australia. Hasil
perundingan itu ialah:
1. Pengambilan pemerintah RI ke Yogyakarta di laksanakan pada 24 Juni 1949
2. Mengenai penghentian permusuhan akan di bahas setelah pemerintah RI kembali ke
Yogyakarta, dan
3. KMB diusulkan akan di adakan di Den Haag
10
4) RIS mengembalikan hak milik belanda serta memberikan hak konsesi dan izin baru untuk
perusahaan-perusahaan Belanda
5) RIS harus membayar hutang-hutang Belanda yang di buat sejak tahun 1942
Kedudukan kabinet Sukiman semakin tidak stabil karena hubbungan dengan militer
yang kurang baik. Sebab itu DPR menggugat kebijakan kabinet Sukiman akibatnya kabinet
Sukiman mengalami kejatuhan dan mengembalikan mandatnya kepada presiden.
Masalah yang berat dihadapi oleh kabinet Wilopo adalah masalah Angkatan Darat
yang dikenal dengan Peristiwa 17 Oktober 1952, dan pada tanggal 16 Maret 1953 terjadilah
pentraktoran tanah di Tanjung Marowa. Hal ini membuat rakyat protes. Akibatnya kabinet
Wilopo mengembalikan mandatnya pada tanggal 2 juni 1953
11
- Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan pemilu
- Membahas Irian Barat secepatnya
- Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB
- Penyelesaian pertikaian politik
Kegagalan yang menyebabkan jatuhnya kabinet Ali adalah masa angkatan darat,
padatanggal 24 Juli 195 Ali Sastroamidjojo mengembalikan mandatnya kepada Wakil
Presiden. Dibalik kegagalan kabinet Ali, ia masih memiliki kekuasaan, diantaranya
menyiapkan pemilihan umun dan menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika.
12
B. Masa Demokrasi Terpimpin
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dengan dikeluarkannya dekrit presiden 15 Juli 1959, Indonesia memasuki masa
demokrasi terpimpin. Isi dekrit tersebut yaitu pembukaan konstituante, tidak berlakunya
UUDS 1950 dan berlaku kembali UUD 1945, serta MPRS dan DPAS.
Pemilu pada tanggal 15 Desember 1955 berhasil memiklih anggota DPR dan
konstituante (Dewan Pengusulan UUD). Tugas utama konstituante adalah merumuskan
UUD yang baru, pada tanggal 21 Februari 1957 presiden Soekarno mengajukan gagasan yang
dikenal sebagai konsepsi presiden yaitu:
Pada tanggal 3 Juni 1959 konstituante mengadakan reses (masa istirahat) untuk
mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Kegagalan melaksanakan tugasnya, akhirnya
demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoosrecht (Hukum keadaan bahaya bagi negara)
pada hari minggu 5 Juli 1959 pukul 17.00 diistana Negara Merdeka, Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya:
1. Pembubaran Konstituante,
2. Tidak berlakunya UUDS 1050 dan berlakunya kembli UUD 1945, serta
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka berakhirlah masa pemerintah
Demokrasi Liberal. Sejarah indonesia memasuki babak baru dengan dimulainya masa
pemerintahan demokrasi terpimpin.
13
BAB III
PERGANTIAN PEMERINTAHAN DARI DEMOKRASI
TERPIMPIN SAMPAI LAHIRNYA ORDE BARU
A. Proses Peralihan Kekuasaan Politik Setelah Peristiwa G30 S/PKI
Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI, merupakan moment
penting yang menandai tumbangnya rezim orde lama yang akan digantikan oleh orde baru.
Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI ini juga menimbulkan
kemarahan dan juga harapan. Kemarahan karena dianggap pemerintah orde lama tak bisa
mengatasi carut-marut kondisi keamanan politik dalam negeri yang direpresentasikan oleh
keadaan di Jakarta. Namun tetap mengandung harapan yakni akan adanya perubahan yang
menyeluruh setelah terjadinya Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S
PKI itu. Namun siapa yang mengira semuanya berlangsung di luar kendali. Pasca proses
peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI, menjadi semakin rumit dan sulit
untuk ditebak. Inilah kenapa yang membuat masyarakat Jakarta waktu itu dan umumnya
rakyat Indonesia semakin marah.
Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI, bagi bangsa Indonesia
sendiri seperti mengulang kepada kondisi pra kemerdekaan. Genting dan serba sulit. Namun
bagi militer, proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI momentum
untuk atas nama rakyat kemudian membangun citra baru, menjadi pihak yang secara
emosional sama-sama merasa disakiti dan dikhianati. Disinilah kealpaan Soekarno. Aksi-
aksi massa yang terjadi pasca proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI,
tidak dihadapi dengan cerdas melainkan dianggap sebagai musuh yang harus dihadapi secara
berhadap-hadapan. Secara emosional Soekarno membekukkan organisasi massa bahkan
membekukkan Universitas Indonesia, merupakan wujud bagaimana paniknya pemerintah
pasca roses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI itu terjadi.
Pasca Gerakan 30 September berhasil ditumpas dan telah diketahui bahwa PKI
diindikasikan terlibat dalam peristiwa tersebut, menimbulkan rasa marah dalam diri
masyarakat. Akhirnya, masyarakat kala itu menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI
dan menyeret para tokoh yang terlibat di balik peristiwa G30S tersebut. Ini yang kemudian
menimbulkan kondisi chaos di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia. Satu kejadian
penting bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia setelah terjadinya proses peralihan
kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI
Masyarakat dan partai-partai politik yang tidak sepaham dengan PKI, secara spontan,
mulai bersatu membentuk berbagai kelompok yang menuntut pertanggungjawaban PKI dan
para simpatisannya. Pada 8 Oktober 1965, massa mulai melakukan demonstrasi menuntut
pertanggungjawaban PKI. Namun ketidak tegasan Soekarno waktu itu dianggap sebagai
sikap mendua, sehingga setelah proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S
PKI itu terjadi, masyarakat berhadap-hadapan dengan Soekarno dengan penuh kemarahan.
Kondisi yang sangat tidak kondusif sebenarnya untuk memulihkan keadaan. Padahal
peristiwa G30S PKI itu sendiri masih menimbulkan berbagai persoalan.
Beberapa kelompok kesatuan aksi yang terbentuk waktu itu, antara lain Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi
Guru Indonesia (KAGI), dan lain-lain. Kesatuan aksi itu membentuk Front Pancasila yang
14
bekerja sama dengan organisasi yang menentang PKI. Mereka mengadakan rapat akbar pada
26 Oktober 1965 di lapangan Banteng Jakarta.
Menghadapi arus demonstrasi yang kian deras, Presiden Soekarno berjanji akan
mengadakan penyelesaian politik terhadap pemberontakan Gerakan 30 September. Akan
tetapi, janji tersebut belum ditepati. Hal ini menyebabkan para mahasiswa, pelajar, dan
kelompok lainnya yang didukung oleh masyarakat luas dan ABRI, mulai melakukan
tindakan yang langsung mengarah kepada PKI dan simpatisannya. Sementara itu, dengan
dasar pertimbangan kemelut kondisi politik Indonesia yang tidak menentu dan
membumbungnya harga-harga kebutuhan pokok rakyat, 10 Januari 1966, KAMI dan KAPPI
mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) di hadapan gedung DPRGR:
1. Bubarkan PKI.
2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 September.
3. Turunkan harga.
Rakyat sangat marah melihat penyelesaian politik yang dilakukan Presiden Soekarno
tidak sesuai dengan kehendak rakyat. Kemudian, terjadilah gelombang demonstrasi yang
semakin besar dan ditujukan langsung kepada Presiden Soekarno. Melihat demonstrasi
besar-besaran tersebut, Presiden Soekarno merasa tersinggung. Beliau segera membalas
dengan membubarkan KAMI pada 26 Februari 1966 dan menutup kampus Universitas
Indonesia pada 3 Maret 1966.
2) Supersemar
Singkat cerita, Letjen Soeharto memberikan izin kepada ketiga perwira TNI-AD, yaitu
Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud, untuk menemui
Presiden Soekarno di Istana Bogor. Ketiga perwira TNI-AD tersebut menyampaikan pesan
dari Letjen Soeharto bahwa beliau sanggup menyelesaikan kemelut politik dan memulihkan
keamanan dan ketertiban di ibukota. Inilah langkah strategis yang dilakukan Letjen
Soeharto pada situasi yang terjadi setelah proses peralihan kekuasaan politik setelah
15
peristiwa G30S PKI terjadi. Kecerdasan Soeharto yang terkenal sebagai ahli strategi itu
tidak terbantahkan di sini. Dan rupanya Soekarno juga lalai menghadapi strategi yang
sedang dikembangkan oleh prajurit yang pernah dimaki-maki dalam suatu kesempatan.
Dengan surat perintah itu, Letjen Soeharto memiliki kekuatan hukum untuk
memenuhi tuntutan rakyat. Oleh karena itu, Letjen Soeharto mengambil tindakan
membubarkan PKI pada 12 Maret 1966 dan mengamankan 15 menteri Kabinet Dwikora yang
Disempurnakan karena terdapat indikasi terlibat Gerakan 30 September. Langkah penting
bagi Letjen Soeharto untuk memuluskan jalan menggenggam kekuasaan. Dari sini pula
langkah itu dimulai, kemudian orde lama tumbang dan orde baru mulai tumbuh. Tapi siapa
yang akan mengira, dengan cara yang hampir sama pula sejarah negeri ini mencatat,
kekuasaan orde baru kelak berakhir. Selain itu, turunnya Supersemar merupakan jawaban
terhadap berbagai tuntutan mahasiswa dan rakyat yang menginginkan pembubaran PKI.
16
Berdasarkan Tap. MPRS No. XXII/MPRS/1966 yang diarahkan kepada pengendalian
inflasi dan usaha rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekonomi, dan
pencukupan kebutuhan sandang. Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan
apabila laju inflasi telah dapat terkendalikan dan suatu tingkat stabilitas tercapai, barulah
dapat diharapkan pulihnya kegiatan ekonomi yang wajar serta terbukanya kesempatan bagi
peningkatan Tugas pemerintah Orde Baru adalah menghentikan proses kemerosotan
ekonomi dan membina landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi ke arah yang wajar.
Berbagai prasarana penting direhabilitasi serta iklim usaha dan investasi dikembangkan.
Pembangunan sektor pertanian diberi prioritas yang sangat tinggi karena menjadi kunci bagi
pemenuhan kebutuhan pangan rakyat dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat.
Repelita I dapat dilaksanakan dan selesai dengan baik, bahkan berbagai kegiatan
pembangunan dipercepat sehingga dapat diikuti oleh Repelita selanjutnya.
Perhatian khusus pada sektor terbesar yang bermanfaat menghidupi rakyat, yaitu sektor
pertanian. Sektor pertanian harus dibangun lebih dahulu, sektor ini harus ditingkatkan
produktivitasnya. Bertumpu pada sektor pertanian yang makin tangguh itu kemudian
barulah dibangun sektorsektor lain. Demikianlah pada tahap-tahap awal pembangunan,
secara sadar bangsa Indonesia memberikan prioritas yang sangat tinggi pada bidang
pertanian.
Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia dikembalikan lagi pada politik
bebas aktif sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini merupakan pelaksanaan dari
Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966. Indonesia segera memulihkan hubungan dengan
Malaysia yang sejak 1964 terputus. Normalisasi hubungan IndonesiaMalaysia tersebut
berhasil dicapai dengan ditandatangani Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966.
1. Rakyat Sabah dan Serawak akan diberi kesempatan menegaskan lagi keputusan yang telah
diambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
2. Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan diplomatik.
3. Kedua pemerintah menghentikan segala bentuk permusuhan.
18
6) memajukan pelajaran-pelajaran (studies) tentang Asia Tenggara;
7) memajukan kerja sama yang erat dan bermanfaat, di tengah-tengah organisasi-organisasi
regional dan internasional lainnya dengan maksud dan tujuan yang sama dan menjajaki
semua bidang untuk kerja sama yang lebih erat di antara anggota.
Dengan menguatnya peran negara pada masa Orde Baru berdampak terhadap
kehidupan masyarakat. Dampaknya sebagai berikut.
1. Dampak dalam Bidang Politik
a. Adanya Pemerintahan yang Otoriter
Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam mengatur jalannya pemerintahan.
b. Dominasi Golkar
Golkar merupakan mesin politik Orde Baru yang paling diandalkan dalam menjadi satu-
satunya kekuatan politik di Indonesia yang paling dominan.
19
c. Pemerintahan yang Sentralistis
Menguatnya peran negara juga menyebabkan timbulnya gaya pemerintahan yang sentralistis
yang ditandai dengan adanya pemusatan penentuan kebijakan publik pada pemerintah
pusat. Pemerintah daerah hanya diberi peluang yyang sangat kecil untuk mengatur
pemerintahan dan mengelola anggaran daerahnya sendiri.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17
Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945
(yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy).
B. Saran
Sudah sepantasnya kita sebagai negara yang berdemokrasi bisa menghargai pendapat
orang lain. Kita sebagai warga Negara harus ikut menciptakan Negara yang
berdemokrasi.Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada
dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/proses-peralihan-kekuasaan-politik-setelah-peristiwa-g30s-
pki.htm
http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-xii/ciri-pokok-kebijakan-pemerintahan-
orde-baru/
http://sahabatrhysayku.blogspot.com/2011/12/dampak-menguatnya-peran-negara-pada.html
22