Anda di halaman 1dari 23

Sejarah Lahirnya Pancasila Setelah Masa Penjajahan

DOSEN PENGAMPU
Siti Nazhifah, M.Pd.
Disusun oleh :
Andreza Oktavia
Farras Dwi Meiga
Faiha Sabita Ulaya
Dinda Handini
Fitri Naluriah Lestari
Fitri Jayanto
Hamidah Tambunan
Citra Selly
Hafizatussaadah
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
USHULUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT bahwa dengan rahmat dan
ridhonya penulis dapat menyelesaikan makalah pancasila yang berjudul Sejarah
Lahirnya pancasila setelah masa penjajahan sebagai tugas mata kuliah pancasila.
Adapun isi makalah ini adalah sidang BPUPKI pertama dan kedua , proklamasi
kemerdekaan dan sidang PPKI, dinamika pancasila pada masa orde baru,
pancasila setelah masa proklamasi, dan pancasila pada masa reformasi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi
tugas yang diberikan serta dapat menjadi nilai bagi kami.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih

Pekanbaru, 06 Oktober 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...…1

BAB I : PENDAHULUAN ...........……………………………………………2

1. Latar Belakang ...........……………………………………………2

2. Permasalahan ...........……………………………………………3

3. Tujuan Pembahasan ....……......………………………………3

BAB II : PEMBAHASAN ..............................................……………………4

1. Sidang BPUPKI ...………………..................................……..…4

2. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI.……….................…7

3. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan.................................…..10

4. Dinamika Pancasila Pada Masa Orde Baru ..................................15

5. Masa Reformasi ............................................................................16

BAB III : PENUTUP …………………………………………...…......20

1. Kesimpulan …...........……………………………...………...20
2. Saran ..............................………………………....………….......20
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar Negara dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Sila-sila pancasila saling berkesinambungan
bagaikan simpul tali yang bulat dan kuat, baik dalam fungsi dan
kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup
bangsa.
Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila merupakan dasar
Negara maka pancasila juga berfungsi sebagai dasar dari hukum tertinggi
di Indonesia atau sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Untuk itu, sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung
jawab, sudah seharusnya masyarakat mengetahui sejarah pembentukan
pancasila karena seperti yang telah diketahui bahwa pancasila adalah dasar
dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
judul makalah kami adalah Sejarah Lahirnya Pancasila Setelah Masa
Penjajahan.
2. Permasalahan
1. Siapa saja yang merumuskan dasar negara pada masa sidang BPUPKI?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya Proklamasi Kemerdekaan?
3. Apa saja hasil sidang PPKI?
4. Apa saja yang terjadi pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan?
5. Apa saja sebab terjadinya Orde Baru?
6. Apa saja konflik-konflik sebelum terjadinya reformasi?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui orang-orang yang merumuskan dasar Negara pada
sidang BPUPKI
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Proklamasi
3. Untuk mengetahui hasil sidang PPKI

iv
4. Untuk mengetahui kejadian-kejadian setelah Proklamasi Kemerdekaan
5. Untuk mengetahui sebab terjadinya Orde baru
6. Untuk mengetahui konflik-konflik sebelum terjadinya reformasi

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sidang BPUPKI
1. Sidang BPUPKI Pertama
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari berturut-turut, yang
tampil untuk berpidato menyampaikan usulannya dalam sidang tersebut yaitu
tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin, lalu tanggal 31 Mei 1945, Prof. Soepomo,
dan tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno.
a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengusulkan calon
rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan ( Permusyawaratan, Perwakilan, Kebijaksanaan)
5) Peri Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
Selain usulan tersebut, pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan
naskah sebagai lampiran, yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan
UUD RI dan rancangan itu dimulai dengan Pembukaan yang berbunyi:
“Untuk membentuk pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup
kekeluargaan, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
kebangsaan, persatuan Indonesia, dan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

vi
b) Prof. Dr. Soetomo (31 Mei 1945)
Berbeda dengan usulan Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soetomo mengemukakan
teori-teori negara sebagai berikut:
a. Teori Negara perseorangan (individualis), sebagaimana diajarkan oleh
Thomas Hobbes (abad ke-17), Jean Jacques Rousseau (abad ke-18), Herbert
Spencer (abad ke-19), H.J. Laski (abad ke-20). Menurut paham ini, Negara adalah
masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara selera individu
(social contract). Paham negara ini banyak terdapat di Eropa dan Amerika.
b. Paham negara kelas (class theory) atau teori golongan. Teori ini
sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels, dan Lenin. Negara adalah alat dari
suatu golongan (suatu kelas) untuk menindas kelas lain. Negara kapitalis adalah
alat untuk kaum borjuis, karena itu kaum marxis menganjurkan untuk meraih
kekuasaan agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis.
c. Paham negara integralistik, yang diajarkan Spinoza, Adam Muller, dan
Hegel (abad ke-18 dan 19). Menurut paham ini, negara bukanlah untuk menjamin
perseorangan atau golongan, melainkan menjamin kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai suatu persatuan. Negara adalah susunan masyarakat yang
integral, segala golongan, bagian atau golongannya saling berhubungan erat satu
dengan lainnya dan merupakan kesatuan organis. Menurut paham ini, yang
terpenting dalam negara adalah penghidupan bangsa seluruhnya. Negara tidak
memihak kepada golongan yang kuat atau yang paling besar, tidak memandang
kepentingan seseorang sebagai pusat, tetapi negara menjamin keselamatan hidup
bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan.
c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Urusan dasar negara dalam sidang BPUPKI pertama berikutnya adalah pidato
dari Ir. Soekarno, yang disampaikan secara lisan tanpa teks. Beliau mengusulkan
dasar negara terdiri atas lima prinsip, yaitu: Nasionalisme (kebangsaan
Indonesia), Internasilisme (peri kemanusiaan), Mufakat (demokrasi),
Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.

vii
Lima prinsip dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno dinamai
“pancasila” atas dasar pendapat teman beliau yang merupakan seorang ahli
bahasa. Berikutnya, menurut Soekarno, kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
“Tri Sila” yang meliputi: Sosio nasionalisme yang merupakan sintesis dari
kebangsaan (nasiolisme) dengan Peri kemanusiaan (internasionalisme), Sosio
demokrasi yang merupakan sintesis dari mufakat (demokrasi), dengan
kesejahteraan sosial, serta Ketuhanan.
Berikutnya beliau juga mengusulkan bahwa “Tri Sila” dapat diperas menjadi
“Eka Sila” yang intinya adalah “gotong royong”. Beliau mengusulkan pancasila
merupakan dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia atau
theosophische grondslag, juga pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-
aliran besar dunia atau sebagai weltanschauung dan atas dasar itulah didirikan
negara Indonesia. Sangat menarik untuk dikaji bahwa usulan beliau ini selain
disampaikan secara lisan juga dalam uraiannya membandingkan dasar filsafat
negara ‘Pancasila’ dengan ideologi-ideologi basis dunia, seperti liberalisme,
komunisme, chauvinisme, dan kosmopolitisme serta ideologi besar dunia
lainnnya.
2. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, terjadi penambahan enam anggota
baru Badan Penyelidik yaitu Abdul Fatah Hasan, Asikin Natanegara, Soerjo
Hamidjojo, Muhammad Noor, Besari, dan Abdul Kaffar.
Selain itu, Ir. Soekarno yang merupakan Ketua Panitia Kecil melaporkan
hasil pertemuan yang dilakukan sejak 1 Juni yang telah lalu. Dalam laporan itu,
pada 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara Panitia Kecil dan
anggota Badan Penyelidik. Anggota yang hadir di dalam pertemuan itu berjumlah
38, yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota penyelidik yang
merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta.
Pertemuan ini diadakan di Gubernur Kantor Besar Jawa Hooko Kai (kantor
tempat Bung Karno sebagai Honbucool/Sekretaris Jendral Hooko Kai). Mereka
membentuk panitia kecil terdiri atas sembilan orang atau “Panitia Sembilan” yang
beranggotakan Ir. Soekarno, Wachid Hasyim, Mr. Muh. Yamin,

viii
Mr.A.A.Maramis, Drs. Muh. Hatta, Mr. Achmad Soebardjo, Kiai Abdul Kahar
Muzakar, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan H. Agus Salim.1
B. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Sidang PPKI
a) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Tanggal 7 Agustus 1945 jendral terautji mengeluarkan pernyataan bahwa
pemerintah jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu, pada tanggal 9 agustus 1945 ir. Soekarno, drs. Moh. Hatta dan
Radjiman di undang oleh marsal terautji untuk menerima petunjuk tentang
penyelenggaraan kemerdekan Indonesia. Pada tanggal yang sama BPUPKI
dibubarkan oleh jepang, dan dibentuk pula panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (ppki) atau dokuritzu junbi inkai, yang di susun oleh: Ir. Soekarno
( ketua) Drs. Mohammad hatta (wakil ketua) dan anggotanya ada 22 diantaranya,
Soepomo, Radjiman, Suroso dan lain-lain. Anggota tambahannya yaitu: Sajuti,
Kusuma Sumantri dan Subardjo.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 amerika serikat menjatuhkan bom atom di
herosima, dan tanggal 9 agustus 1945 di Nagasaki. Tanggal 14 Agustus 1945
jepang menyerah kepada sekutu. Pada tanggal 15 agustus 1945 Soekarno, Hatta,
dan Radjiman kembali ke Indonesia, Kedatangan mereka didesak para pemuda
agar kemerdekaan bangsa Indonesia proklamasikan secepatnya, karena para
pemuda sudah tahu bahwa jepang menyerah kepada sekutu sehingga jepang
tidak memiliki kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk
Indonesia.perubahan situasi ini menimbulkan kesalah pahaman antara golongan
muda dan golongan tua yaitu soekarno, sehingga terjadilah penculikan atas ir.
Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok.2
Pada tanggal 17 Agustus 1945, di Pegangsaan Timur 56 Jakarta sekitar pukul
10.00 wib, bung Karno yang di damping bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan ini digagas dan ditulis
oleh mereka berdua sehingga wajar mereka dinamakan dwitunggal. Selanjutnya

1 Dr. Asep Sulaiman, M.Pd. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Bandung, Arfino Raya: 2015) hlm 21-23

2 Dikretorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi( 2016 ) hlm, 55

ix
diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan telah di
persiapkan oleh BPUPKI dan diberi nama Piagam Jakarta.
Sebenarnya proklamasi Indonesia sudah memenuhi syarat sebagai suatu Negara,
disebabkan oleh :
1. Ada rakyat, yaitu bangsa Indonesia
2. Ada daerah, yaitu tanah air Indonesia, dulu dinamakan hindia belanda
3. Ada kedaulatan, yaitu diucapkan proklamasi kemerdekaan tanggal 17
agustus 1945
4. Ada pemerintah, yaitu PPKI3
Pada tanggal 18 Agustus 1945 , PPKI bersidang menentukan dan menegaskan
bahwa bangsa Indonesia yang sebelumnya bangsa terjajah menjadi bangsa yang
merdeka. PPKI yang awalnya merupakan organisasi pemerintah Jepang sekarang
mandiri sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah
6 orang lagi yaitu Wiranata Kusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman,
Sajoetimelik, Mr. Iwa Koesoema Soemantri, dan Mr. Soebardjo. Tujuan
ditambahnya anggota agar lebih mewakili seluruh kompenan bangsa Indonesia.4
b) Sidang-Sidang PPKI
1) Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
Pada tanggal 18 agustus 1945 PPKI melakukan sidang pertama yang dihadiri
27 peserta, dengan keputusan-keputusan yang dihasilkan sebagai berikut :
A) Menetapkan dan mensahkan pembukaan undang-undang dasar (1945), yang
bahannya diambil dari rancangan undang-undang dasar yang disusun oleh panitia
sembilan tanggal 22 juni 1945.
B) Menetapkan dan mensahkan undang-undang dasar (1945), yaitu batang tubuh
yang bahannya hampir seluruh diambil dari rancangan undang-undang dasar pada
16 juli 1945.
C) Memilih ketua PPKI Ir.Soekarno dan wakil ketua PPKI Drs. Moh. Hatta
masing-masing jadi presiden dan wakil presiden.
3 Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.pd.i Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (Antasari press : Banjarmasin) hlm, 44

4 Dikretorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi 2016 hlm, 55

x
D) Menetapkan berdirinya komite nasional Indonesia pusat sebabai badan
musyawarah darurat.5
Beberapa perubahan yang terjadi pada Piagam Jakarta dan undang-undang
dasar 1945:
1) Kata mukadimah berubah menjadi pembukaan.
2) Dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia dirubah menjadi dalam suatu
undang-undang dasar Negara Indonesia.
3) Dengan berdasarkan ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya dirubah menjadi dengan berdasarkan ketuhanan yang
maha esa.
4) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab berubah menjadi
kemanusiaan yang adil dan beradab.
5) Alinea kedua pintu gerbang Negara Indonesia berubah menjadi pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia.6
“Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-
Pemeluknya dirubah bunyinya menjadi Ketuhanan yang Maha Esa, perubahan itu
disebabkan adanya keberatan dari bangsa indonesia diwilayah bagian timur yang
beragama nasrani Rumusan pancasila dalam pembukaan UUD 1945 pada
tanggal 18 agustus 1945 adalah sebagai berikut;
1) Ketuhanan yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
4) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia7
Sementara perubahan yang terjadi dalam rancangan hukum dasar setelah
menjadi batang tubuh UUD 1945 adalah tentang dasar istilah, rancangan wakil

5 Drs, H. Kabul Budiyono, M.Si Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta : bumi medika) hlm, 32

6 Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.pd.i Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (antasari press : Banjarmasin) hlm, 46

7 Drs, H. Kabul Budiyono, M.Si Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta : bumi medika) hlm 32-33

xi
presiden, syarat menjadi presiden, dan dihapusnya kalimat selama pimpinan
perang di pegang oleh jepang dengan persetujuan Indonesia.
2) Sidang Kedua (19 agustus1945)
Dalam sidang kedua PPKI telah menghasilkan berbagai keputusan sebagai
berikut:
a. Pembagian dapartemen – departemen atau kementrian-kementrian
pemerintahan yang berjumlah 12 departmen yaitu departemen dalam negeri, luar
negeri, kehakiman, keuangan, kemakmuran, kesehatan, pengajaran pendidikan
kebudayaan, social, pertahanan, penerangan, perhubungan, dan departemen
pekerjaan umum
b. Tentang daerah provinsi Indonesia yaitu provinsi Sumatera, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan provinsi Sunda Kecil
3) Sidang Ketiga ( 20 Agustus 1945),
Sidang ketiga ini PPKI membahas agenda “badan penolong keluarga korban
perang”
4) Sidang Keempat (22 agustus 1945)
Pada sidang ini ppki membahas tentang pembentukan komite nasional, partai
nasional Indonesia, badan keamanan rakyat berikutnya setelah sidang terakhir
maka bubarlah PPKI secara tidak langsung dan anggotanya dilebur menjadi
anggota inti dari KNIP, yang anggotanya sebanyak 150 orang. Selanjutnya, Rabu
tanggal 29 Agustus 1945 digedung kebudayaan (gedung komidi pasar baru)
seluruh anggota tersebut dilantik secara resmi oleh presiden Soekarno.
C. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai
berikut:
a. Dari sudut ilmu hukum secara yuridis Proklamasi merupakan saat tidak
berlakunya tertib hukum kolonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum
nasional.
b. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk
menentukan nasib sendiri dalam suatu negara proklamasi republik Indonesia.

xii
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masih
menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya untuk menanamkan kembali
kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan
Nica (Netherlands indies Civil Administration). Selain itu Belanda secara licik
mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Indonesia R.I. Hadiah fasis
Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada internasional, maka pemerintah R.I.
mengeluarkan 3 buah maklumat:
1) Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikan kekuasaan luar biasa dari presiden sebelum masa waktunya
(seharusnya berlaku selama 6 bulan). Kemudian maklumat tersebut
memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh
Presiden kepada KNIP.
2) Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan
partai politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Sebagai akibat dari anggapan
pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai.
3) Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 maklumat ini mengubah
sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas
demokrasi liberal.
Berlakunya sistem demokrasi liberal adalah jelas-jelas penyimpangan secara
konstitusional terhadap UUD 1945. Serta secara ideologi terhadap Pancasila.8
1. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditandatangani suatu
persetujuan (Mantelresolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI
dikota Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949, maka hasil persetujuan KMB
lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain;
a. Konstitusi RIS menentukan negara serikat (federalis) yaitu 16 negara bagian
(pasal 1 dan 2).
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi
liberal dimana menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijakan pemerintah.

8 Prof. Dr. Kaflan.MS, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta,Paradigma:2010) hal 49

xiii
c. Mukadimah konstitusi RIS telah menghapuskan jiwa dan semangat maupun
isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah proklamasi
yang terinci.
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai
taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945, yaitu negara persatuan dan kesatuan
sebagai mana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintahan negara "yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah negara
Indonesia" yang berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan
unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu
dengan menggabungkan diri dengan negara proklamasi RI yang berpusat di
Yogyakarta.9
Berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950 maka
seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan konstitusi negara yang
berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 merupakan tonggak untuk menuju cita-cita proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi pada
pemerintah yang berasas demokrasi liberal sehingga isi maupun dan jiwanya
merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan sebagai berikut:
a. Sistem multi partai dan kabinet parlementer berakibat silih bergantinya
kabinet yang rata rata hanya berumur 6 atau 8 bulan.
b. Secara ideologi mukadimah konstitusi sementara 1950 tidak berhasil
mendekati perumusan otentik pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai
Declaration of independence bangsa Indonesia.
3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan
keinginan masyarakat, bahwa mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang politik,
ekonomi, sosial maupun hankam. Keadaan seperti itu disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
9 ibid., hal 50

xiv
a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.
b. Akibat silih bergantinya kabinet,maka pemerintah tidak mampu
menyalurkan dinamika masyarakat kearah pembangunan terutama pembangunan
bidang ekonomi.
c. Sistem liberal yang berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan kabinet jatuh
bangun, sehingga pemerintah tidak stabil.
d. Pemilu 1955 ternyata tidak mampu mencerminkan dalam DPRD suatu
pertimbangan kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat.
e. Faktor yang paling menentukan adanya dekrut presiden adalah karena
konstituante yang bertugas membentuk UUD yang tetap bagi negara RI, ternyata
gagal. Presiden akhirnya mengeluarkan atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959,
yang isinya:
I. Membubarkan konstituante.
II. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945, tidak berlaku kembali UUDS
tahun 1950.
III. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
4. Pengertian Dekrit
Dekrit adalah suatu putusan dari organ tertinggi (kepala negara atau organ lain)
yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak dekrit dilakukan
bilamana negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam
oleh bahaya landasan hukum dekrit adalah 'Hukum Darurat' yang dibedakan atas
dua macam yaitu :
a. Hukum Tatanegara Darurat Subjektif
Suatu hukum tatanegara dalam arti subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang
memberi wewenang kepada organ tertinggi untuk mengambil tindakan hukum
bahkan kalau perlu melanggar undang hak asasi rakyat bahkan kalau perlu
Undang Undang Dasar.
b. Hukum Tatanegara Darurat Objektif
Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang
memberikan wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-
tindakan hukum, namun tetap berlandaskan pada konsumen yang berlaku.

xv
Setelah dekrit presiden 5 juli 1959 keadaan tetanegara Indonesia sudah mulai
berangsur-angsur stabil. Kemudian terjadilah pemusatan kekuasaan di tengah
presiden sehingga presiden memiliki kekuasaan di bidang hukum misalnya :
• Presiden dengan penetapan presiden membekukan DPR hasil pemilu
1955,yang kemudian disusul dengan pembentukan DPR GR,yang anggotanya
ditunjuk oleh presiden sendiri.
• Dengan sebuah penpres dibentuklah MPRS sesuai dengan perintah dekrit
bahkan pembentukannya MPRS harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
• Pembentukan DPA oleh presiden berdasarkan penpres no 3/1959.
• Reorganisasi kabinet/integrasi badan-badan kenegaraan tertinggi secara
Piramida di dalam tubuh kabinet, yaitu dengan dibentuknya Menko (Menteri
Koordinator) dan presiden dapat mengendalikan langsung secara sentral dengan
melewati para menko, hal itu dilakukan dalam reorganisasi '100 menteri'.
Ideologi Pancasila pada saat itu dirancang oleh PKI, yaitu digantinya dengan
ideologi manipol usdek serta konsep nasakom, PKI pada saat itu berusaha untuk
mencengkeram kekuatannya dengan membangun komunis internasional terutama
dengan RRC. Peristiwa yang dicoba oleh komunis untuk menggantikan ideologi
Pancasila antara lain dibangkitkannya bangsa Indonesia untuk berkonfrontasi
dengan Malaysia peristiwa Kanigoro, Boyolali, Indramayu,bandar Betsy dan
sebagiannya.10
Puncak peristiwa tersebut yaitu meletusnya pemberontakan gestapu PKI atau
dikenal dengan G30S PKI pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut
kekuasaan yang sah negara RI yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945,
disertai dengan pembunuhan yang keji dari para jenderal yang tidak berdosa.
Pemberontakan PKI tersebut berupaya untuk mengganti secara paksa ideologi dan
dasar filsafat negara Pancasila dengan ideologi komunis marxis.
Atas dasar peristiwa tersebut maka 1 Oktober 1965 diperingati bangsa
Indonesia sebagai 'Hari Kesaktian Pancasila’.

10 ibid., hal 53

xvi
D. Dinamika Pancasila Pada Masa Orde Baru
Orde Baru adalah pada masa pemerintahan Soeharto antara tahun 1966-1988.
Pemerintahan Orde Baru ditandai pada saat Jenderal Soeharto diberi kewenangan
oleh presiden Soekarno diberi kewenangan waktu itu untuk mengendalikan
keadaan, memulihkan keamanan dan ketertiban dalam negara setelah terjadinya
pemberontakan BPUPKI yg didasarkan pada surat perintah 11 Maret 1966.
Orde Baru lahir dari konteks penyimpangan yg dilakukan oleh pemerintahan
sebelumnya. Peristiwa penting pada masa orde baru 1996-1998 adalah seruan
presiden Soeharto untuk memahami tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketika Soeharto berpidato selaku pejabat
presiden di hadapan sidang DPR GR tanggal 16 Agustus 1967.
“Mempertahankan, memurnikan wujud dan memurnikan pelaksanaan dan
Pancasila UUD 1945, itulah fungsi dan tujuan Orde Baru. Pancasila yang
merupakan keluruhan dan pandangan hidup bangsa itu mencerminkan nilai nilai
pokok pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia dan merupakan kepribadian
Indonesia....” (pranarka,1985:208-209)
Usaha usaha untuk memperkuat kedudukan Pancasila dilakukan diantara lain
melalui:
1. Simposium UI tahun 1966, dalam pembahasan bidang ideologi membuat
simpulan kembali ke rel pancasila sejati.
2. Sidang umum MPRS 1966, yang menghasilkan TAP MPRS NO XX/MPRS
1966 tentang sumber tertib hukum Indonesia dan tata urutan perundang undangan
RI.

3. Pada tahun 1968, presiden Soeharto mengeluarkan inpers no 12 tahun 1968


tentang penulisan dan pembacaan Pancasila sesuai yg tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.
4. Sidang umum MPR 1973, mengeluarkan peraturan terkait Pancasila misalnya
dengan ketetapan MPR NO.IV MPR/1973 tentang Garis Besar Haluan Negara
(GBHN)
5. Sidang umum MPR 1978 hasil sidang umum MPR tahun 1978 adalah

xvii
keluarnya ketetapan MPR NO.II/MPR/1978 tentang pedoman dan penghayatan
Pancasila atau Eka Prasetya pancakarsa.
6. Pada tahun 1985, ideologi Pancasila dikembangkan sebagai satu satunya dalam
organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan.
Tahun 1998, pemerintahan Orde Baru mengalami krisis legitimasi. Krisis ini
bermula dari krisis moneter dan ekonomi tahun 1997. Orde Baru telah dianggap
gagal dalam mengelola pemerintahan yg semakin sentralistis. Tepat tanggal 21
Mei 1998 presiden Soeharto meletakkan jabatan presiden dan menyerahkannya
kepada wakilnya yakni B.J.Habibie sejak saat masa reformasi.11

E. Masa Reformasi
Masa reformasi adalah suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang
atau menata kembali, hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format/bentuk semula, sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.
Halter sebut dilakukan karena setelah Orde Baru berkuasa sekian lama (sekitar 32
tahun), Bangsa Indonesia menghadapi bencana hebat, sebagai dampak krisis
ekonomi di Asia, terutama Asia Tenggera ketika itu. Kondisi tersebut berdampak
negatif terhadap negara Indonesia. Misalnya, stabilitas politik menjadi goyah dan
hancurnya tatanan ekonomi nasional.
Lebih parah lagi praktek-praktek pemerintahan Orde Baru ternyata hanya
membawa kesejahteraan yang bersifat semu. Ekonomi rakyat menjadi semakin
terpuruk, sistem ekonomi menjadi kapitalistik, dimana kekuasaan ekonomi di
Indonesia berada pada sebagian kecil penguasa dan konglomerat. Praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tumbuh dengan suburnya. Bahkan hampir
seluruh Instansi dan lembaga pemerintahan telah terjadi penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang yang dilakukan oleh para pejabat dan pelaksana
pemerintahan. Yang kesemuanya itu tentu saja membawa rakyat semakin jauh dari
kesejahteraan, sebagaimana dicita-citakan semula.
Para wakil rakyat yang seharusnya menjaga amanat rakyat pada prakreknya
tidak dapat berfungsi secara demokratis. DPR, MPR telah menjadi mandul, karena
11 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Pancasila, (Jakarta: PT Bumi Aksara Group, 2016) hal 38-41

xviii
sendi-sendi demokrasi telah terjangkit penyakit KKN. Sistem politik yang berlaku
adalah sistem “Birokratik Otoritarian” dan sistem “Korparatik”. Yang ditandai
dengan terjadinya konsentrasi kekuasaan dan partisipasi di dalam pembuatan
keputusan-keputusan nasional, yang hampir seluruhnyaberada di tangan penguasa
negara, pada kelompok meliter, pada kelompok cerdik pandai, dan pada kelompok
wiraswastawan yang bekerjasama dengan masyarakat bisnis internasional.
Kondisi yang demikian berakibat kondisi ekonomi rakyat menjadi semakin parah,
karena mereka tidak mendapat perhatian dari pemerintah sebagaimana mestinya.
Di sisi lain, rakyat banyak dikelabui dengan berbagai program yang
mengatasnamakan rakyat, namun dalam realitanya hanya akan menguntungkan
para elit ekonomi dan para pejabat semata. Oleh sebab itu hampir diseluruh tanah
air Indonesia banyak pejabat yang melakukan praktek-praktek KKN, yang
bertujuan untuk kepentingan pribadi semata. Sehingga Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber nilai dalam bernegara, sebagai dasar moral etik bagi elit
pelaksana negara, hanya digunakan sebagai alat legitimasi politik dan untuk
kepentingan pejabat dan kroni-kroninya. Bahkan tidak jarang, suatu kebijakan dan
tindakan yang dilakukan selalu mengatasnamakan pancasila, bahkan kebijaksanaan
dan tindakan yang bertentangan sekalipun, diistilahkan sebagai pelaksanaan
pancasila secara murni dan konsekuen. Dan puncak dari semua kejadian tersebut
timbullah berbagai gejolak dan gerakan moral politik, yang menuntut
dilakukannya reformasi di segala bidang, khususnya dibidang ekonomi, politik,
serta dibidang penegakkan hukum.

Akhirnya sebagai akibat dari kuatnya tuntutan reformasi tersebut, pada tanggal
21 Mei 1998 presiden Soeharto mengundurkan diri, dan Presiden kemudian
digantikan oleh wakil presiden Prof.Dr.B.J.Habibie, yang diikuti dengan
pembentukan “Kabinet Reformasi Pembangunan”.
Sejak pemerintahan B.J.Habibie inilah yang mengantarkan rakyat Indonesia
untuk melakukan reformasi secara menyeluruh, terutama dalam perubahan
terhadap 5 buah UU politik yang ditetapkan pada tahun 1985. Kemudian diikuti

xix
pula dengan reformasi dibidang ekonomi, terutama yang menyangkut perlindungan
hukum, sehingga perlu diwujudkan dalam bentuk:
a. UU Anti Monopoli,
b. UU Persaingan Sehat,
c. UU tentang Kepailitan,
d. UU tentang Usaha Kecil,
e. UU Banks enteral,
f. UU Perlindungan Buruh,dan lain sebagainya
Di samping reformasi di bidang tata kelola pemerintahan, yang diwujudkan
dalam berbagai perundang-undangan seperti tersebut diatas, diikuti pula dengan
reformasi hukum beserta aparatnya, serta reformasi dari berbagai instansi
pemerintahan. Bahkan terhadap lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara,
seperti DPR dan MPR. Dan untuk maksud tersebut dilakukanlah Pemilihan Umum
yang dipercepat yang diawali dengan melakukan perubahan terhadap berbagai UU
yang terkait denganitu. Sehingga benar-benar dapat mewujudkan iklim politik
yang demokratis, sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UUD 1945, yang menyatakan
bahwa kedaulatan adalah berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Adapun UU yang dimaksud antara lain
adalah:
a. UU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UU
No.16/1969 Jis. UU No.5/1975 dan UU No.2/1985).
b. UU tentang Partai Politik dan Golongan Karya (UU No.3/1975, Jo, UU.
No.3/1985).
c. UU tentang Pemilihan Umum (UU No.16/1969 Jis UU. No.4/1975,
UUNo.2/1980, dan UU. No.1/1985)
Masa reformasi dimulai setelah Soeharto memutuskan mundur dari kursi
jabatannya dan digantikan oleh BJ Habibie. Dalam pemerintahannya, BJ Habibie
berusaha memperbaiki sistem ekonomi, mereformasi bidang politik dan hukum,
mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan
Pendapat di Muka Umum, dan sebagainya. Mulai masa reformasi, penerapan
Pancasila sebagai ideologi negara juga terus dikembangkan sampai saat ini. Masa

xx
sebelumnya, penerapan Pancasila di era Orde Lama dan Orde Baru dianggap tidak
berhasil. Orde Lama dan Orde Baru dianggap gagal menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu penyebab kegagalan
tersebut adalah sistem ketatanegaraan Indonesia dipengaruhi oleh kepentingan
elite.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dasar negara yang dipilih bangsa Indonesia adalah pancasila. Pancasila
dijadikan pedoman pokok dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan
Negara yang mencakup bidang kehidupan bernegara.

xxi
Proses perumusan pancasila berawal pada sidang BPUPKI yang pertama,
dalam sidang tersebut, Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon
rumusan dasar Negara Indonesia, untuk kemudian memberikan nama
“pancasila” yang artinya lima dasar.
Proses perumusan dasar Negara dalam sidang BPUPKI kemudian
dilanjutkan oleh PPKI.
Nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa yakni
percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
adalah mewujudkan persamaan derajat.
Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia yaitu bangsa harus
tetap menjunjung tinggi azas Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan yaitu menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia adalah seluruh rakyat berhak mendapatkan perlakuan yang adil
dalam semua bidang.
2. Saran
Kami sadar bahwa makalah ini kurang dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mohon atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sekalian, terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.(Jakarta: PT Bumi Aksara
Group, 2016)
Prof. Dr. Kaflan.MS. Pendidikan Pancasila.(Yogyakarta,Paradigma:2010)
Budiyono , Drs, H. Kabul, M.Si. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta : bumi medika)

xxii
Kaderi, Drs. H.M. Alwi, M.pd.i Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi
(Antasari Press : Banjarmasin)

Sulaiman, Dr. Asep, M.Pd. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


(Bandung, Arfino Raya: 2015)

Dikretorat jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Pendidikan Pancasila


Untuk Perguruan Tinggi (2016)

xxiii

Anda mungkin juga menyukai