Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA DAN UUD’45

Disusun oleh :

AYI MIFTAH HUZA 221061201189

Dosen Matkul : M. ARPAH, S.Pd., MM

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS IBNU SINA BATAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini saya susun karena merupakan salah satu tugas yang
diberikan pada mata kuliah Pendidikan Pancasila di Akademi kebidanan
BNM Pariaman pada Semester Ganjil tentang “Perumusan dan
Pengesahan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara 1945”. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan
khususnya bagi mahasiswa mahasiswi program studi Pendidikan ini.
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang sederhana ini.Karena
pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang masih dalam tahap
belajar dan masih harus banyak melakukan perbaikan.
Dan tak luput juga saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua
pihak yang membantu saya dalam menyusun makalah ini dan bagi semua
pembaca makalah ini.

Batam, 26 November 2020


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
....................................................................................... iii
PENDAHULUAN
............................................................................... iv
BAB I PEMBAHASAN
Perumusan Pancasila dan UUD 1945 ....................................... 1
Pengesahan Pancasila dan UUD 1945 ...................................... 12
BAB II PENUTUP
1. Kesimpulan ...............................................................................
17 2. Saran
......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila, UUD 1945, dan proklamasi merupakan hal terpenting dalam
pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri
Negara untuk menjadi dasar Negara Indonesia. Setiap bangsa perlu memiliki
ideologi bangsa dan Indonesia berbentuk pancasila. Undang-undang dasar
Negara adalah peraturan perundang-undangan Negara yang tertinggi
tingkatnya dalam Negara dan merupakan hukum dasar Negara yang
tertulis.Oleh karna itu penulis membahas masalah ini karna pentingnya
Perumusan dan Pengesahan Pancasila dan UUD’45 dalam Dasar Negara dan
Hukum Dasar Negara.
Rumusan Masalah
Bagaimana proses perumsan pancasila dan UUD’45 ?
Bagaimana pengesahan pancasila dan UUD’45 sebagai dasar negara dan
hukum dasar negara atau konstitusi ?
Tujuan
– untuk memahami proses perumusan pancasila dan UUD’45
– untuk memahami pengesahan pancasila dan UUD’45 sebagai dasar negara
dan hukum dasar negara
Iv

BAB I
PEMBAHASAN
Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Proses Perumusan Pancasila
Pada tanggal 17 september 1944, Perdana Menteri Jepang Koiso
mengemukakan akan memberi kemerdekaan kepada bangsa indonesia, maka
tanggal 1 maret 1945 pemerintah militer jepang mengumumkan dalam waktu
dekat akan dibentuk badan yang bertugas menyelidiki dan menyiapkan hal-hal
yang berhubungan dengan kemerdekaan tersebut. Pada tanggal 29 april 1945
dibentuklah suatu badan yang diberi nama Badan Penyelidik Usaha- Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zunbi Choosakai
dengan ketua Dr.K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, tanggal 28 mei 1945 BPUPKI
dilantik oleh Saiko Syikikan pemerintah militer jepang yang dihadiri Jenderal
Itagaki, Panglima Tentara VII bermarkas di Singapura, dan Letjen Nagaki,
Panglima XVI di jawa dan diadakan pula pengibaran bendera kebangsaan
jepang hinomaru oleh Mr.a.g.pringgodigdo dan bendera sang merah putih oleh
Toyohiku Masuda.
Dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara dilakukan melalui tahapan-
tahapan berikut, yakni:
Sidang I tanggal 29 mei sampai dengan 1 juni 1945.
Dengan tujuan mengumpulkan tentang segala pandangan sebagai dasar
negara. Adapun pandangannya :
pidato pertama oleh Mr. Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945.

1)
Menyampaikan usul rumusan konsep dasar Indonesia merdeka secara lisan
dan tulisan yaitu: Rumusan Pidato
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin
mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri ke-Tuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
Rumusan Tertulis
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis
mengenai rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada
BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan
sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2)
Tokoh-tokoh islam
seperti K.H.Wahid Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dll, tanggal 30 mei 1945
mengusulkan dasar Negara islam
Prof.Dr.Mr.R.Soepomo tanggal 31 mei 1945
yang isinya :
Negara harus berdasarkan Negara Kesatuan yang bersifat integralistis.
Tiap warga negara dianjurkan berKetuhanan.
Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk badan permusyawaratan
rakyat, agar kepala negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat.
Sistem ekonomi hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, sistem
tolong-menolong dan koperasi.
Negara Indonesia yang besar atas semangat kebudayaan indonesia yang asli,
dengan

sendirinya akan bersifat negara asia timur raya.


Disamping itu beliau mengusulkan dasar Negara, yaitu :
Persatuan
Kekeluargaan
Keseimbangan Lahir Dan Batin
Musyawarah
Keadilan Rakyat
Ir.Soekarno
Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar
negara, diantaranya adalah Ir Sukarno.
3)
Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir
Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah
usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila”
(secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli
bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu
rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
Rumusan Pancasila
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
Mufakat,-atau demokrasi
Kesejahteraan sosial
ke-Tuhanan yang berkebudayaan
Ke lima asas tersebut kemudian diberi nama Pancasila, kemudian diperas
menjadi tiga sila yang disebut Tri Sila, yaitu :
Socio-Nationalisme, Perasan Sila I&II
Socio-Democratis, Perasan Sila III&IV
Ketuhanan
Ketiga sila itu lalu diperas lagi menjadi satu sila dan disebut Ekasila yaitu :
gotong royong. Karena masing-masing usul setelah dibahas berkesimpulan
tidak sepakat maka dibentuklah panitia kecil penampung dan pemeriksa usul-
usul yang beranggotakan 8 orang dan disebut panitia 8 yaitu :

4)
Ir. Soekarno (ketua), Mr.A.A. Maramis, Ki Bagoes Hadikoesoemo, K.H. Wahid
Hasjim, M.Soetradjo Karthadikoesoemo, Rd. Otto Iskandardinata, Mr.Muh.
Yamin, Drs.Moh. Hatta. Sidang II Panitia Kecil 22 Juni 1945
Dalam sidang pertama BPUPKI disepakati bahwa untuk menindak lanjuti sidang
yang belum mencapai kesimpulan dibentuk Panitia Kecil. Panitia Kecil ini
bertugas merumuskan hasil sidang I dengan lebih jelas. Anggota Panitia Kecil
ada Sembilan orang sehingga sering disebut Panitia Sembilan. Kesembilan
tokoh tersebut ialah:
Ir. Soekarno (Ketua merangkap anggota)
Drs. Mu. Hatta (Wakil Ketua merangkap anggota)
A.A. Maramis, S.H. (anggota)
Abikusno Cokrosuyoso (anggota)
Abdul Kahar Muzakkir (anggota);
Haji Agus Salim (angota);
K.H. Wahid Hasyim (anggota);
Achmad Soebardjo, S.H. (anggota);
Mr. Muh. Yamin (anggota).
Sidang Panitia Sembilan ini dilaksanakan tanggal 22 Juni 1945 di Gedung Jawa
Hokokai Jakarta. Selain panitia sembilan, anggota BPUPKI lainnya juga hadir
dalam rapat tersebut, sehingga jumlah peserta rapat ada 38 orang.Dalam
sidang Panitia Kecil tanggal 22 Juni 1945 dihasilkan piagam Jakarta. Isi Piagam
Jakarta selengkapnya adalah sebagai berikut:

5)

“Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentausa menghan-tarkan rakyat.”
Indonesia kepada pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat,
adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah
Darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan, dengan berdasar kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.” Sidang III BPUPKI
Sidang II BPUPKI diselenggarakan pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945
6)
Dalam sidang ini dibicarakan mengenai penyusunan Rencana Pembukaan
Undang-undang Dasar dan rencana Undang-undang Dasar serta rencana lain
yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945 dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar dengan susunan sebagai berikut:
Ir. Sukarno;
R. Otto Iskandardinata;
B.P.H. Purbaya;
K.H. Agus Salim;
Mr. Achmad Subarjo;
Mr. R. Supomo;
Atas usul dari Husein Jayadiningrat dan Mr. Muh. Yamin, maka dalam Panitia
Perancang Undang-undang Dasar dibentuk Panitia Kecil dengan susunan
sebagai berikut:
Panitia Kecil Declaration of Rights, dengan susunan anggota Mr. Achmad
Subardjo (Ketua), Parada Harahap, dan dr. Sukirman Wiryosanjoyo.
Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar dengan susunan Mr. Soepomo
(Ketua), Mr. Achmad Soebardjo, K.P.R.T. Wongsonegoro, Mr. A.A. Maramis,
Mr. R.P. Singgih, K.H. Agus Salim, dr. Sukirman Wiryosanjoyo.
Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat nilai-nilai
juang yang digunakan para pejuang bangsa kita. Di antara nilai-nilai juang
tersebut adalah:
Nilai persatuan dan kesatuan mereka begitu menempatkan persatuan dan
kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Nilai keikhlasan. Para perumus dasar negara kita saat itu tidak terpikir untuk
mendapat imbalan. Mereka ikhlas demi bangsa dan negaranya.

7)
Berani menegakkan kebenaran dan keadilan. Demi keadilan, mereka berani
melakukan perjuangan di tengah-tengah bahaya.
Toleran terhadap perbedaan. Perumusan dasar negara diwarnai dengan sikap
menghargai perbedaan.
Nilai musyawarah mufakat. Mereka merumuskan dasar negara dengan asas
musyawarah untuk mencapai kata mufakat.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi
beberapa dokumen penetapannya ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945
Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh yang terdiri dari : Ir. Soekarno,
Wachid Hasyim, Mr
Muh. Yamin, Mr Maramis, Drs. Moh. Hatta, Mr. Soebardjo, Kyai Abdul Kahar
Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Haji Agus Salim yang juga tokoh
Dokuriti Zyunbi Tioosakay mengadakan pertemuan untuk membahs pidto serta
usul-usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik. Sembilan tokoh tersebut dikenal dengan “Panitia Sembilan” setelah
mengadakan siding berhasil menyusun sebuah naskah piagam yag dikenal
denga “Piagam Jakarta”.
Adapun rumusan pancasila yang termuat dalam Piagam Jakarta antara lain :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan

8)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar – tanggal 18 Agustus
1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal
27 Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal
15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama
(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
B. Proses Perumusan Undang-undang Dasar 1945
Rumusan UUD 1945 yang ada saat ini merupakan hasil rancangan BPUPKI.
Naskahnya dikerjakan mulai dari tanggal 29 Mei sampai 16 Juli. Jadi, hanya
memakan waktu selama 40 hari setelah dikurangi hari libur. Kemudian
rancangan itu diajukan ke PPKI dan diperiksa ulang. Dalam sidang pembahasan,
terlontar beberapa usulan penyempurnaan. Akhirnya, setelah melalui
perdebatan, maka dicapai persetujuan untuk diadakan beberapa perubahan
dan tambahan atas rancangan UUD yang diajukan BPUPKI.
Perubahan pertama pada kalimat Mukadimah. Rumusan kalimat yang diambil
dari Piagam Jakarta,” ...dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dihilangkan. Kemudian pada pasal 4. Semula hanya
terdiri dari satu ayat, ditambah satu ayat lagi yang berbunyi, “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD”. Dan,
juga dalam pasal ini semula tertulis,” wakil presiden ditetapkan dua orang”
diganti menjadi “satu Wakil Presiden”.
9)
Juga pada Pasal 6 ayat 1, kalimat yang semula mensyaratkan presiden harus
orang Islam dicoret. Diganti menjadi,” Presiden adalah orang Indonesia asli”.
Dan, kata “mengabdi” dalam pasal 9 diubah menjadi “berbakti”. Tampaknya,
BPUPKI, Panitia Perancang UUD dan juga Muh. Yamin lalai memasukkan materi
perubahan UUD sebagaimana terdapat dalam setiap konstitusi. Hingga sidang
terakhir pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI sama sekali tidak menyinggungnya.
Walaupun saat itu, sempat muncul lontaran dari anggota Kolopaking yang
mengatakan, ” Jikalau dalam praktek kemudian terbukti, bahwa ada
kekurangan.
Usulan mengenai materi perubahan UUD baru muncul justru muncul saat
menjelang berakhirnya sidang PPKI yang membahas pengesahan UUD. Di
tanggal 18 Agustus 1945 itu, Ketua Ir Soekarno mengingatkan masalah
tersebut. Kemudian forum sidang menyetujui untuk diatur dalam pasal
tersendiri dan materinya disusun oleh Soepomo. Tak kurang dari anggota
Dewantara, Ketua Soekarno serta anggota Soebarjo turut memberi tanggapan
atas rumusan Soepomo. Tepat pukul 13.45 waktu setempat, sidang menyetujui
teks UUD.
Dalam pidato pe-nutupan, Ketua Ir Soekarno menegaskan bahwa UUD ini
bersifat sementara dan, “Nanti kalau kita bernegara didalam suasana yang
lebih tenteram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat UUD yang lebih lengkap dan
lebih sempurna.” Dari pidato ini, implisit tugas yang diemban oleh UUD 1945
sebatas mengantar gagasan (konsepsi) Indonesia masuk dalam wilayah riel
bernegara. Setelah itu, akan disusun UUD baru yang lebih lengkap dan
sempurna.

10)
Namun,dalam perjalanan selanjutnya, eksperimen ketatanegaraan tak kunjung
berhasil menetapkan UUD baru. Upaya yang dilakukan sidang Dewan
Kontituante berakhir dengan kegagalan. Walhasil, hingga 1959 belum juga
mampu disusun satu UUD baru yang lebih lengkap dan sempurna. Solusinya,
UUD 1945 diberlakukan kembali. Kesejarahan konstitusi ini, jelas
mengakibatkan banyak dampak politis. Tulisan ini membatasi diri hanya pada
kajian sejarah. Utamanya yang berkait dengan watak asali dari UUD 1945.
Apakah dengan dekrit – yang melahirkan kesan inkonsistensi sikap Soekarno,
sifat kesemntaraan UUD 1945 berubah menjadi definitif atau tetap. Satu dari
dua kemungkinan yang jelas akan berakibat serius pada perjalanan
ketatanegaraan selanjutnya.
Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut:
Pembukaan (mukadimah) UUD 1945
Terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila
sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.
Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

11)
Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan,
dan 2 ayat aturan tambahan.
Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi
pasal.
1.http://poetra-buana.blogspot.com/2011/10/proses-perumusan-pancasila-
dan-uud-1945.html
2.http://jamarisonline.blogspot.com/2011/05/proses-perumusan-pancasila-
sebagai.html
3.(Http://2011/10/proses-perumusan-pancasila-dan-uud-1945.html)
4.http://pancasilasebagaidsarnegara.blogspot.com/2012/11/kronologis-
perumusan-dan- pengesahan.html

Pengesahan Undang-undang Dasar sebagai Hukum Dasar Negara atau


Konstitusi
Konstitusi negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk
pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonegia (PPKI)
pada tanggal l8 Agustus 1945. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan
3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut :
Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum Dasar
sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memilih Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden. Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membantu presiden.
12)
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia oleh PPKI dilakukan
dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
Pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terdiri
dari 4 alinea. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terdiri atas 16 bab,37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2
ayat aturan tambahan.
Jadi, pada waktu itu yang disahkan PPKI adalah UUD negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya.
Konstitusi RIS atau UUD RIS 1949 terdiri atas:
a. Mukadimah yang terdiri atas 4 alinea.
b. Bagian batang tubuh yang terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.
Beberapa ketentuan pokok dalam UUD RIS 1949 antara lain:
Bentuk negara adalah serikat, sedang bentuk pemerintahan adalah republik
Sistem pemerintahan adalah parlementer. Dalam Sistem Pemerintahan ini,
kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana menteri Perdana Menteri
RIS saat itu adalah Moh. Hatta

UUDS 1950 terdiri atas :


Mukadimah yang terdiri dari 4 alinea.
Batang Tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 146 pasal.
Isi pokok yang diatur dalam UUDS 1950 antara lain:

13)
a. Bentuk negam kesatuan dan bentuk pemerintahan republik;
b. Sistem pemerintahan adalah parlementer menurut UUDS 1950
c. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar
tetap sebagai pengganti dari UUDS 1950 Pendidikan Kewarganegaraan
pada tanggal 5 Juli 1959 presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang isinya
sebagai berikut:
a. Menetapkan pembubaran Konstituante;
b. Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
c. Pembentukan MPRS dan DPAS.
Proses Amandemen UUD 1945
Istilah perubahan konstitusi itu sendiri mencakup dua pengertian
(Taufiqurohman Syahuri,2004), yaitu
a. amandemen konstitusi (constitutional amendment);
b. pembaruan konstitusi (constitutional reform).
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbarui
konstitusi negara Indonesia agar sesuai dengan prinsip-prinsip negara
demokrasi. Mengapa UUD 1945 perlu diamandemen atau diubah? Secara
filosofis, konstitusi suatu negara dalam jangka waktu tertentu harus
diubah.tentang perubahan undang-undang dasar dinyatakan pada Pasal 37
UUD 1945 sebagai berikut :

14)
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan
dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawatalan Rakyat.
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah.
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyaw ar atan Rakyat.
(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan pertama kali oleh
MPR pada Sidang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19
Oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4
kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu
sebagai berikut.
Amandemen Pertama Terjadi pada Sidang Umum MPR Tahun 1999, Disahkan
19 Oktober 1999 Amandemen Kedua Terjadi pada Sidang Tahunan MPR,
Disahksn 18 Agustus 2000 Amandemen Ketiga Terjadi pada Sidang Tahunan
MPR Disahkan 10 November 2001 Amandemen Keempat Terjadi pada sidang
Tahunan MPR, Disahkan 10 Agustus 2002
15)
Isi Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945
UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan
dan bagian pasal-pasal. Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting
dalam konstitusi negara Indonesia. Pembukaan UUD 1945 berisi 4 alinea
sebagai pernyataan
luhur bangsa Indonesia. Selain berisi pernyataan kemerdekaan, ia juga berisi
cita-cita dan keinginan bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu mencapai
masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dengan tindakan pengesahan atas UUD NKRI oleh PPKI, maka terhitung sejak
saat ituPancasila sebagai Dasar Negara RI,telah berlaku resmi dan merupakan
rumusan yangfinal,

karena pengesahannya dilakukan oleh suatu Badan Nasional yang


merupkaanPembentuk Negara RI, dan menurut Hukum Tata Negara
mempunyai wewenang untuk meletakkan Pokok Kaidah Negara yang
fundamental.Perumusan-perumusan lain mengenai Pancasila yang pernah
berlaku di Negara RI pasca- proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, ialah
sebagaimana tercantum dalam :
Konstitusi RIS (1949) yang meliputi : Ketuhanan yang Maha Esa
Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kerakyatan
Keadailan sosial
b. UUDS (1950)
yang memuat perumusan yang sama.Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959
dinyatakan kembali kepada UUD 1945, yang berarti perumusan Pancasila
dalam UUD 1945 itulah yang berlaku secara sah danresmi hingga sekarang.
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN
Proses perumusan pancasila, UUD 1945, dan Pengesahan Pancasila sebagai
Dasar negara dan Undang – undang Dasar Negara sebagai Hukum Dasar
Negara atau Konstitusi. Perjuangan yang selama ini dilakukan bangsa Indonesia
telah berbuah hasil dengan adanya berdirinya Negara republik Indonesia.
Untuk mewujudkan suatu Negara diperlukan adanya dasar Negara dan hukum-
hukum yang dirumuskan para pendiri Negara yang berbentuk pancasila, UUD
1945. Proses yang dilakukan dengan kerja keras para pendiri Negara kita pada
sidang BPUPKI pertama, sidang BPUPKI ke-2 Piagam Jakarta dan sidang PPKI.
Sedangkan untuk mewujudkan suatu negara perlu adanya dasar Negara dan
Hukum-hukum yang disahkan para pendiri Negara yang berbentuk Pancasiala
dan UUD 1945,melalui beberapa proses.

SARAN
Kita harus menyadari pentingnya pancasila, UUD 1945 Pancasila yang
merupakan iddeologi bangsa harus kita jaga
DAFTAR PUSTAKA

http://plsbersinergi.blogspot.com/2012/12/proses-perumusan-dan-
pengesahan.html http://poetra-buana.blogspot.com/2011/10/pengesahan-
dan-pengertian-pancasila.html
^ http://asnic.utexas.edu/asnic/countries/indonesia/ConstIndonesia.html
Constitution of Indonesia http://poetra-buana.blogspot.com/2011/10/proses-
perumusan-pancasila-dan-uud-1945.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila
http://penjaskesrek.wordpress.com/2010/03/11/rumusan-pancasila-dan-uud-
45/ http://santiaji-pancasila.blogspot.com/2012/06/15-pengesahan-
pembukaan-dan-batang.html
http://pancasilasebagaidsarnegara.blogspot.com/2012/11/kronologis-
perumusan-dan- pengesahan.html
Pendidikan Pancasila Oleh Edisi Keempat
http://ujpunj2012.blogspot.com/2012/12/pengesahan-pancasila-dan-uud-
1945.html

Anda mungkin juga menyukai