Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL

Disusun oleh :

LISTIYAFATIN ZUHRO ( 858662511)

PG PAUD AKPMM

UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Artikel
dengan Tema “ PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL”.

Tanpa adanya pertolongan, mungkin penulis tidak bisa menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi Muhammad SAW.

Artikel ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang peran Pancasila sebagai
landasan ketahanan nasional. Akan di jelaskan bagaimana proses terbentuknya pancasila
sehingga dapat ditunjuk sebagai landasan Ketahanan Nasional Indonesia.
Penulis sadari dalam pembuatan Artikel ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis
mebutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Demikian Artikel ini penulis buat semoga bermanfaat.

Tuban, 13 Oktober 2020


Penulis,

Listiyafatin Zuhro

ii | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


2. Rumus Masalah ............................................................................................. 1
3. Tujuan Pembuatan Artikel ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

1. Pengertian Pancasila ...................................................................................... 2


2. Pengertian Ketahanan Nasional .................................................................... 6
3. Peran Pancasila Dalam Ketahanan Nasional ................................................. 8
4. Konsep Ketahanan Nasional dan Bela Negara .............................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12


1. Kesimpulan ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar negara yang di cetuskan oleh pendiri bangsa. Pancasila
merupakan suatu system kompleks yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat
Indonesia yang diambil dari budaya masyrakat Indonesia sendiri. Berdasarkan fungsinya,
pancasila memiliki peran penting sebagai ujung tombak pemersatu bangsa yang juga
berarti pilar ketahanan nasional baik dalam negri maupun dengan hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan ketahanan bilateral dan multilateralnya.
Pancasila telah melalui banyak persoalan zaman yang kian berganti, termasuk ketahan
nasional yang selalu diganggu dengan isu-isu pemecah bangsa seperti perang dan
terorisme. Pancasila merupakan peran sebagai penangkis semua isu –isu, Bahakan pada
realitas ancaman –ancaman yang sudah terjadi.

Atas dasar tersebut lah penulis mengambil judul “Pancasila Sebagai Landasan Ketahanan
nasional “. Artikel ini dibuat agar pembaca dapat lebih mengetahui apa peran dan fungsi
pancasila dalam ketahan nasioanal.

1. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian Pancasila ?


2) Apa pengertian ketahanan nasional ?
3) Apa peran Pancasila Dalam Ketahanan Nasional ?
4) Siapa saja yang terlibat dalam pertahanan nasional ?
5) Apa arti bela Negara menurut undang-undang No.3 Tahun 1945?

1. Tujuan Pembuatan Masalah

Untuk mengetahui peranan Pancasila dalam ketahanan nasional


Untuk mengetahui dasar dan landasan ketahanan nasional Indonesia
Untuk Mengetahui Arti perumusan Bela Negara menurut Undang-undang

1|Page
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama tersebut terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara untuk seluruh
rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerak yatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Meskipun terjadi perubahan kandungan dari urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun
1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pada bulan April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya dr. Radjiman antara lain mengajukan
pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, “Apa dasar Negara Indonesia yang akan
kita bentuk ini?”

Pancasila dirumuskan sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulanusulan-usulan


pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu:

Ada Lima Dasar yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada
tanggal 29 Mei 1945. Mohammad Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut:
a). Peri Kebangsaan
b). Peri Kemanusiaan
c). Peri Ketuhanan
d). Peri Kerakyatan
e). Dan Kesejahteraan Rakyat
Muhammad Yamin menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada
sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.
Pancasila yang dikemukakan oleh soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila“. Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Dasar perwakilan
- Dasar permusyawaratan
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan
Nama Pancasila yang diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1
Juni itu, katanya:
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya

2|Page
namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah
Pancasila. Sila berarti “Asas atau Dasar”, dan di atas kelima dasar itulah kita
mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Sebelum sidang pertama berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:

Merumuskan Pancasila kembali, sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang


diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka telah disetujui pada tanggal 22 Juni
1945. kemudian diberi nama “Piagam Jakarta”.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar – tanggal18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal
27 Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal
15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama
(merujukDekret Presiden 5 Juli 1959)

Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017

Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30


September (G30S). Insiden ini masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan
akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi
otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa
insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila sebagai ideologi
komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan
peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, 6 Jenderal dan 1 Kapten serta berberapa orang lainnya telah dibunuh
oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak
yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer
Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.

Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978

 Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup
3. Saling menghormati kebebasan dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.

3|Page
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui adanya persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
2. Saling mencintai dengan sesama manusia.
3. Mengembangkan adanya sikap tenggang rasa.
4. Tidak berlaku semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela adanya kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan
sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

 Persatuan Indonesia

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di


atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan

1. Mengutamakan adanya kepentingan negara dan masyarakat.


2. Tidak selalu memaksakan kehendak orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai kebenaran
dan keadilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1). Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2). Bersikap adil.
3). Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4). Menghormati hak orang lain.
5). Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6). Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7). Tidak bersifat boros.
8). Tidak bergaya hidup mewah.
9). Tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan kepentingan umum
10). Suka bekerja keras
11). Selalu berhasil menghargai orang lain
12). Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003

 Sila pertama

1. Bangsa Indonesia menyatakan adanya kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

4|Page
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

 Sila kedua

1. Mengakui serta memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap rasa saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

 Sila ketiga

1. Mampu menempatkan rasa persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

 Sila keempat

1. Sebagai warga negara bermasyarakat, masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,


dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang telah diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,dan nilai
kebenaran sehingga keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.

5|Page
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

 Sila kelima

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesame manusia.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
1. Pengertian ketahanan nasional

Semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah yang
ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh
suatu bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasionalnya. dalam
usaha mencapai tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun
ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu bangsa harus mempunyai kemampuan,
kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya inilah yang dinamakan ketahanan
nasional, yang dapat disebut sebagai ketahanan bangsa (Suhady dan Sinaga,
2006).

Pengertian Ketahanan Nasional Adalah Kondisi dinamika Atau suatu bangsa


yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan,
Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan
dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung
ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Ketahanan Nasional diperlukan dapat menjamin eksistensi bangsa dan negara


dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri.
Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang
perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.

1). Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional

Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional
sebagai berikut:

a. Tujuan Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional diperlukan untuk menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran
dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya
keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasi diri.
b. Fungsi Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional memiliki fungsi sebagai:

6|Page
- Memiliki Daya tangkal, dan kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,
ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi
bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
- Mengarah ke pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
- Mengarah untuk menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor,
antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja selanjutnya diterjemahkan dalam RJP
yang dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan
dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil
dan makmur.

2). Perwujudan Ketahanan Nasional

Perwujudan Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia meliputi


(Bahan Penataran, BP7 Pusat, 1996):

- Ketahanan ideology merupakan kondisi mental bangsa Indonesia yang


berdasarkan keyakinan dan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional
dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
- Ketahanan politik merupakan kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi Pancasila
dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang
sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas
aktif.
- Ketahanan ekonomi merupakan kondisi kehidupan perekonomian bangsa
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung
kemampuan menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta
kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang
tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan makmur.
- Ketahanan sosial budaya merupakan kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia yang menjiwai kepribadian nasional yang berdasarkan Pancasila serta
mengandung kemampuan dan membentuk untuk mengembangkan kehidupan
sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
- Ketahanan pertahanan keamanan merupakan kondisi daya tangkal bangsa
Indonesia yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasilnya serta kemampuan mempertahankan
kedaulatan Negara dan menangkal semua bentuk ancaman.

3). Ciri dan asas ketahanan nasional

Ketahanan Nasional dikembangkan bangsa Indonesia bertumpu pada budaya


yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga berbagai ciri ketahanan nasional
yang dikembangkan tidak dapat dilepaskan dari tata kehidupan bangsa Indonesia
(Suhady dan Sinaga, 2006)

a). Ciri Ketahanan Nasional

- Ketahanan nasional adalah prasyarat utama bagi bangsa yang sedang membangun menuju
bangsa yang maju dan mandiri dengan semangat tidak mengenal menyerah yang akan
memberikan dorongan dan rangsangan untuk berbuat dalam mengatasi tantangan,hambatan dan
gangguan yang timbul.

7|Page
- Menuju mempertahankan kelangsungan hidup. Bangsa Indonesia yang baru membangun
dirinya tidak lepas dari pencapaian tujuan yang dicita citakan.

- Ketahanan nasional dapat diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan dengan menjadikan ciri
mengembangkan ketahanan nasional berdasarkan rasa cinta tanah air, setia kepada perjuangan,
ulet dalam usaha yang didasarkan pada ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
keuletan dan ketangguhan sesuai dengan perubahan yang dihadapi sebagai akibat dinamika
perjuangan, baik dalam pergaulan antar bangsa maupun dalam rangka pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa.

b). Asas Ketahanan Nasional

Pengembangan ketahanan nasional bangsa Indonesia didasari pada asas asas sebagai berikut:

Kesejahteraan dan keamanan;


- Utuh menyeluruh terpadu
- Kekeluargaan;
- Mawas diri

c). Peran Pancasila dalam ketahanan Nasional

Landasan Ketahanan Nasional Indonesia

a). Landasan Ideal

Pancasila

Nilai-nilai Pancasila telah teruji dan diyakini kebenarannya sebagai pemersatu bangsa dalam
membangun serta menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dan berdaya saing.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, ketahanan nasional dapat di wujudkan
dengan pengamalan nilai-nilai pancasila secara mendalam .

b). Landasan Konstitusional

UUD 1945

Berkaitan dengan segala ketentuan dan aturan ketatanegaraan/ undang-undang dasar suatu
negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) Merpakan sumber
dari segala sumber hukum. UUD 1945 memberikan sebuah landasan serta arah dalam
pengembangan sistem serta penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara
yang terangkum dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 di antaranya ialah pandangan
bangsa Indonesia dalam melihat diri dan lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan
negara, serta keterlibatan warga negara. UUD 1945 mereaksikan sikap bangsa Indonesia yang
menentang segala bentuk penjajahan. Bangsa Indonesia akan senantiasa berjuang
untuk mencegah dan mengatasi usaha-usaha pihak tertentu yang mengarah pada penindasan dan
penjajahan. Penjajahan bagi bangsa Indonesia merupakan tindakan keji yang tidak
berperikemanusiaan serta bertentangan dengan nilai-nilai keadilan. Pertahanan negara tidak
dapat dipisahkan dari kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

c). Landasan Visional

Wawasan Nusantara

Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh.
Wawasan Nusantara merupakan geopolitik Indonesia di mana wilayah Indonesia tersusun dari
gugusan Kepulauan Nusantara beserta segenap isinya sebagai suatu kesatuan wadah serta sarana
untuk membangun dan menata dirinya menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi dalam
dinamika lingkungan strategis.

8|Page
d). Landasan Konsepsional

Ketahanan Nasional

Yang Berkaitan dengan segala ketentuan dan mengatur tentang struktur dari sistem pemerintahan
suatu negara, Indonesia = UUD 1945, UU Pokok lainnya (ex: UU Pokok Kejaksaan, UU Pokok
Kepegawaian, dll)

e). Landasan Opersional :

Dokumen Rencana Pembangunan (RPJMN/RPJMD)

Merupakan suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara menyeluruh dari kehidupan nasional
suatu Negara, Indonesia = GBHN.

KONSEP KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional ( National resilience ) merupakan Konsep tentang kemampuan bangsa untuk
mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi ancaman baik dari luar
maupun dari dalam serta mengusahakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup warga
negaranya. Ketahanan Nasional Adalah Kondisi dinamis suatu bangsa dalam mengembangkan
kekuatan nasional untuk menghadapi bebagai tantangan zaman, hambatan, serta gangguan demi
persatuan dan kelangsungan suatu bangsa menuju kejayaan bangsa bangsa dan Negara.

Ketahanan Nasional memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Namun pada intinya, gagasan
pokok ketahanan nasional merupakan suatu bangsa atau Negara hanya akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila Negara atau bangsa itu memiliki ketahanan
nasional. Di Indonesia istilah ketahanan nasionaln diperkealkan oleh Lembaga Pertahanan
Nasional Republik Indonesia ( Lemhanas RI) sekitar tahun 1960-an. Seorang ahli GPH
S.Suryomataraman mengutarakan beberapa rupa ketahanan nasional, Yakni :

1. Ketahanan Nasional Sebagai konsepsi atau doktrin.

2. Ketahanan Nasional sebagai Kondisi

3. Ketahanan Nasional Sebagai Strategi, cara atau pendekatan.

Pengertian yang Pertama, Ketahanan Nasional sebagai konsepsi ialah upaya


menganggulangi segala ancaman baik bersifat kultural maupun material, dari dalam
maupun dari luar.

Pengertian kedua, Ketahanan Nasional sebagai kondisi merupakan analisis keadan


nasional dari masa ke masa. Sebagai kondisi, ketahanan nasional bersifat dinamis yang
dapat meningkat maupun menurun dari tahun ke-tahun.

Pengertian Ketiga, Ketahanan Nasional sebagai strategi yaitu berkaitan dengan


pertanyaan tentang apa sebab dan bagaimana Indonesia bias terusbertahan dan
berkembang walupun menghadapi banyak ancaman dan bahaya. Dalam pengertian ini,
Ketahanan nasional merupakan cara atau aspek alamiah dan social untuk dibaca dalam
usaha menanggulangi ancaman yang ada.

Tiga Rupa ketahanan nasional ini, bikembangkan dan dirumuskan dalam dokumen
kenegaraan, ke dalam naskah Garis besar haluan Negara (GBHN). Rumusan ketahanan
nasional pada GBHN tahun 1998 yaitu :

1. Ketahanan mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional


bangsa secara utuh dan menyeluruh. Pembangunan nasional diselenggarakan
melalui pendekatan ketahanan nasional yang memungkinkannya menuju pada
tujuan yang ingin dicapai dan dapat secara efektif dielakkan dari hambatan,
tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari dalam.

9|Page
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. Intinya, Ketahanan Nasional merupakan
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan nasional yang tangguh
akan mendorong pembangunan nasional, sedangkan pembangunan nasional yang
sukses akan meningkatkan ketahanan nasional.

3. Ketahanan nasional didasari oleh Asta Gatra yang mencakup aspek material dan
social, antara lain ketahanan ideology, politik, ekonomi, dan social-budaya.

Ketahanan Ideologi berlandaskan Pancasila. Ideologi pancasila memiliki


kemampuan untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional.

Ketahanan Politik Merupakan kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia dengan


system demokrasi yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-undang Dasar
1945. Sistem politik tersebut mampu memelihara kondisi politik yang sehat dan
dinamis serta mampu menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif. Kehidupan
politik bias dibedakan menjadi 2 yaitu masyarakat dan pemerintah.Mayarakat
berperan dalam memberikan masukan, menyatakan keinginan dan tuntutan,
sedangkan pemerintah berfungsi menentukan kebijakan yang berupa keputusan
politik.

Kehidupan politik yang sehat adalah ketika partisipasi masyarakat kuat dan
peraturan yangdibuat pemerintah mampu mengakomodir keberagaman aspirasi
masyarakat. Sistem politik dibangun supaya mampu memenuhi lima fungsi yaitu
mempertahankan pola atau norma yang berlaku, pengaturan dan penyelesaian
ketegangan, penyesuaian keadaan, pencapaian tujuan, dan penyatuan system
social.

Ketahanan Ekonomi merupakan kondisi kehidupan perekonomian bangsa


Indonesia dengan membangun demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila.
Sistem ekonomi ini akn mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta mampu menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya
saing yang tinggi demi mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.

Ekonomi dalam konteks kenegaraan adalah seluruh kegiatan pemerintah dan


masyarakat dalam pengelolaan sumber produksi, meliputi bumi, sumber alam,
tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen produksi serta distribusi barang
dan jasa demi kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual.

Ekonomi juga turut memengaruhi ketahanan nasional terutama dalam hal


mengolah dan memproduksi bahan mentah sampai barang jadi didalam negeri.

Faktor-faktor yang memengaruhi geogtrategi nasional dalam hal ekonomi


antara lain :

- Sumber daya alam

- Modal

- Tenaga kerja (SDM)

- Teknologi

- Hubungan luar negeri

- Prasarana

- Dan Manajemen.

10 | P a g e
Dalam konteks Indonesia, system perekonomian Indonesia berdasarkan
kebersamaan dan kekeluargaan sebagaimana termasuk dalam pasal 33 UUD 1945
yatu :

1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

2). Cabang Produksi yang penting ukuasai oleh Negara

3). Kekayaan alam digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

BELA NEGARA

Bela Negara dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945
Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan Negara” Dalam buku “Pemasyarakatan UUD NRI
1945oleh MPR (2012) dijelakan bahwa pasal 27 ayat 3 ini dimaksudkan untuk
memperteguh konsep yang dianut bangsa dan Negara Indonesia dibidang
pembelaan Negara, yaitu upaya bela Negara bukan hanya monopoli TNI, tetapi
merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga Negara. Oleh karena itu, tidak
benar jika adaanggapan bela Negara berkaitan dengan milter atau militerisme dan
seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela Negara hanya terletak
paa tentara nasionl Indonesia. Berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945
tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan Negara merupakan hak dan
kewajiban setiap Negara Indonesia.

Dalam undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat
1 disebutkan “Seiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta alam upaya bela
Negara yang diwujukan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara “Dalam
bagian penjelasan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tersebut dinyatakan bahwa
upaya bela Negara adalah sikap dan prilaku warga Negara yang dijiwai oleh
kencintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan Negara. Upaya bela Negara selain sebagai kewajiban dasar manusia
jugamerupakan kehormatan bagi setiap warga Negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
Negara dan bangsa.

Ada dua macam bela Negara yaitu bela negarasecara fisik dan nonfisik. Bela
Negara secara fisik menurut undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, keikutsertaan warga dalam bela Negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatih Dasar
Kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggaran melalui program
Rakyat Terlatih (Ratih), Meskipun konsep Rakyat Terlatih adalah amanat dari
undang-undang No. 20 Tahun 1982.

Seangkan Bela Negara Nomfisik menurut undang-undang No. 3 Tahun 2002


tentang Pertahanan Negara, Keikutsertaan warga negara dalam bela Negara secara
nonfisik yang dapat diselenggarakan melalui melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan
Kwarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan
dan cintah tanah air. Pendidikan Kwarganegaraan dapat dilaksanakan melalui
jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi). Dan sedangkan jalur nonformal
(social kemasyarakatan). Berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga Negara
dalam bela Negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,
sepanjang masa dan dalam segala sesuatu.

11 | P a g e
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pancasila ialah dasar negara yang menjadi landasan bagi setiap system kehidupan bermasyarakat,
pancasila juga dapat menjadi tempat bagi setiap ancaman yang masuk kedalam negri. Jika
pancasila dapat diamalkan secara baik oleh masyarakat. Pancasila dapat menjadi tempat pertahan
nasional baik dari ancaman dalam negri maupun ancaman luar negeri.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://adhisuryaperdana.wordpreess.com/pertanian-ugm/ketahanan-nasional

https://www.academia.edu/19639555/PANCASILA_SEBAGAI_KETAHANAN_NASI
ONAL?auto=download

http://demorasiindonesiablogspot.com/2014/08/ketahanan-nasional-pengertian-
fungsi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/pancasila/

Hastangka, Reno. Wikandaru, Lasio. Pendidikan Kwarganegaraan. 2020. tanggerang:


universitas terbuka.perss.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai