Anda di halaman 1dari 135

BAB 1 MATA KULIAH PANCASILA

PANCASILA
1

DALAM KAJIAN
SEJARAH
DOSEN :
YORDAN M. BATARA-GOA, ST., M.Si.
2 Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
• Presiden Soekarno pernah mengatakan “JANGAN
SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAH”.
• Cicero (106-43 SM) mengungkapkan “HISTORIA VITAE
MAGISTRA”, yang bermakna, “sejarah memberikan
kearifan”. Pengertian yang lebih umum yaitu “sejarah
merupakan guru kehidupan”.
3 Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
• Materi terdiri dari 5 bagian :
1. Pancasila Pra Kemerdekaan
2. Pancasila Era Kemerdekaan
3. Pancasila Era Orde Lama
4. Pancasila Era Orde Baru
5. Pancasila Era Reformasi
PESAN PRESIDEN SUKARNO (1958)
Kejadian – kejadian akhir-akhir ini, Saudara-saudara, membuktikan
dengan sejelas-jelasnya bahwa jikalau tidak di atas dasar Pancasila,
kita terpecah belah, membuktikan dengan jelas bahwa HANYA
PANCASILA LAH YANG DAPAT MENGUTUHKAN NEGARA KITA.

Oleh karena itu, saya harap Saudara – saudara nanti kalau saya
sudah menguraikan Pancasila ini, selalu ingat background yang
pada malam hari ini saya berikan kepada Saudara-saudara, bahwa
kita membutuhkan persatuan dan bahwa PANCASILA, adalah
kecuali suatu weltanschaaung, ADALAH ALAT PEMERSATU DARI
RAKYAT INDONESIA YANG ANEKA WARNA INI.

(Bung Karno, dalam Pendahuluan Kursus Pancasila, di Istana Negara, 26 Mei 1958) 4
5 Bagian 1 :

Pancasila
Pra-Kemerdekaan
6 Pancasila Pra Kemerdekaan
Nilai-nilai Pancasila yang Hidup dalam Sejarah Bangsa

• Kerajaan Kutai menampilkan nilai sosial politik, dan


KETUHANAN dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah
kepada para Brahmana.
Pancasila Pra Kemerdekaan
7 Nilai-nilai Pancasila yang Hidup dalam Sejarah Bangsa

• Perkembangan kerajaan Sriwijaya oleh M. Yamin disebut sbg Negara


Indonesia Pertama dgn dasar kedatuan (kedaton), itu dapat ditemukan
nilai-nilai Pancasila material yg berkaitan satu sama lain, seperti
• Nilai PERSATUAN yg tidak terpisahkan dengan nilai KETUHANAN
yang tampak pada raja sbg pusat kekuasaan dgn kekuatan religius.
• Nilai INTERNASIONAL-ISME dalam bentuk hubungan dagang yang
terentang dari pedalaman sampai ke negeri-negeri seberang lautan
pelabuhan kerajaan dan selat malaka yang diamankan oleh para
nomad laut yang menjadi bagian dari birokrasi pemerintahan
sriwijaya
Pancasila Pra Kemerdekaan
8 Nilai-nilai Pancasila yang Hidup dalam Sejarah Bangsa

• Pada masa kerajaan Majapahit, di bawah raja Prabhu Hayam Wuruk


dan Mahapatih Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan
Nusantara.
• Faktor-faktor yang dimanfaatkan untuk menciptakan wawasan
nusantara itu adalah: kekuatan religio magis yang berpusat pada Sang
Prabhu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan-kerajaan
daerah di Jawa dengan Sang Prabhu dalam lembaga Pahom Narandra
9 Pancasila Pra Kemerdekaan
Nilai-nilai Pancasila yang Hidup dalam Sejarah Bangsa

• Istilah Pancasila terdapat dalam buku NAGARAKERTAGAMA


karangan Prapanca dan buku SUTASOMA karangan Empu Tantular.
• Dalam buku tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai arti
• “BERBATU SENDI YANG LIMA” (dalam bahasa Sansekerta),
• Juga mempunyai arti “kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama)
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
10 Pancasila Pra Kemerdekaan
Nilai-nilai Pancasila yang Hidup dalam Sejarah Bangsa

• Nilai-nilai Pancasila termanifestasi dalam SUMPAH PEMUDA


pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi,
“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah
yang satu, tanah air Indonesia; Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Pancasila Pra Kemerdekaan
11
Sidang BPUPKI

BPUPKI dibentuk (28 April 1945)


a. Anggota awalnya 63 (1 ketua, 2 wakil, 60 anggota)
b. Ketua dr. Radjiman W, Wakil: RP Suroso
c. Terdiri 5 golongan; pergerakan, Islam, birokrat, wakil
kerajaan, pangreh praja, peranakan
d. Tanpa wakil komunis (status ilegal & non kooperasi)
e. Ada 2 perempuan
12
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI

• Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat


• Ketua Muda : Itjibangase Yosio
• Ketua Muda : Raden Panji Soeroso

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945)
1. A.R. Baswedan 9. Dr. Samsi Sastrawidagda
2. Abdoel Kadir 10.Dr. Soekiman Wirjosandjojo
3. A. Kahar Moezzakir 11.Drs. K.R.M. Ario Sosrodiningrat
4. Abikoesno Tjokrosoejoso 12.Drs. Mohammad Hatta
5. Agus Muhsin Dasaad 13.K.H. Abdoel Wachid Hasyim
6. Bendoro Pangeran Hario 14.H. Agus Salim
Poeroebojo 15.Ir. Ashar Sutedjo Moenandar
7. Bendoro Pangeran Hario Bintoro
8. R. Boentaran Martoatmodjo

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945
16.Ir.R.M.Pandji Soerachman 24.Ki Hadjar Dewantara
Tjokroadisoerjo 25.Lim Koen Hian
17.Ir. Soekarno 26.Mas Aris
18.K.H. Abdoel Halim 27.Mas Soetardjo
19.K.H. Ahmad Sanoesi Kartohadiekoesoemo
20.K.H. Mas Mansoer 28.Mr. A.A. Maramis
21.K.H. Masjkoer 29.Mpt. Dr. R. Koesomaatmadja
22.K.R.M.T. Hario Woerjaningrat 30.Mr. J. Latuharhary
23.Ki Bagoes Hadikoesoemo

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945

31.Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro 40.Mr. Soesanto Tirtoprojo


32.Mr. Mohammad Yamin 41.Mr. Tan Eng Hoa
33.Mr. R. Ahmad Soebardjo 42.Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso
34.Mr. R. Hindromartono 43.Ny. R. Soekaptinah S.
35.Mr. R. Mas Sartono Mangoenpoespito
36.Mr. R. Pandji Singgih 44.Oei Tiang Tjoei
37.Mr. R. Samsoedin 45.Oei Tjong Hauw
38.Mr. R. Sastromoeljono
39.Mr. R. Soewandi

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945
46.P.F. Dahler 53.R.A.A. Wiranatakoesoemah
47.Parada Harahap 54.R. Abdoelrahim Pratalykrama
48.Prof. Dr. Mr. R. Soepomo 55.R.M. Margono
49.Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djojohadikoesoemo
Djajadiningrat 56.R.M.T. Ario Soerjo
50.Prof. Dr. R. Asikin 57.R. Otto Iskandardinata
Widjajakoesoema 58.R. Roeslan Wongsokoesoemo
51.Prof. Ir. R. Rooseno 59.R. Soedirman
52.R.A.A Soemitro Kolopaking 60.R. Soekardjo Wirjopranoto
Poerbonegoro
Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota Tambahan
Masa Sidang II (10-17 Juli 1945)
61.Abdul Kaffar
62.B.K.P.A Soerjo Hamidjoyo
63.Pengeram Mohammad Noor
64.K.H. Abdul Fatah Hasan
65.Mr. Mas Besar Martokoesoemo
66.R. Asikin Natanegara

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota Istimewa

1. Ide Teitiro
2. Itagaki Masamitu
3. Masuda Toyohiko
4. Matuura Mitikiyo
5. Miyano Syoozoo
6. Tanaka Minoru
7. Tokonomi Tokuzi

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal. 61-62
19 Pancasila Pra Kemerdekaan
Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
• Sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1
Juni 1945 (setelah pelantikan tanggal 28 Mei 1945)
• Pada tanggal 29 Mei 1945 Radjiman Wediodiningrat Ketua BPUPKI
meminta sidang mengemukakan DASAR INDONESIA MERDEKA.
• Hal ini mendorong figur-figur negarawan menemukan jati diri
bangsa Indonesia
20 JUMLAH PEMBICARA PADA
SIDANG KE-1 BPUPKI tgl 29 MEI – 1 JUNI 1945

Sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 : 12 Pembicara


Sidang BPUPKI tanggal 30 Mei 1945 : 9 Pembicara
Sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 : 13 Pembicara
Sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 : 6 Pembicara
Pancasila Pra Kemerdekaan
21 Sidang BPUPKI
• Ada dua golongan dalam sidang BPUPKI, golongan nasionalis dan
golongan Islam. Namun golongan Nasionalis (Moh. Yamin, Soepomo,
Sukarno, dll) lebih dominan
• Pidato Soepomo, 31 Mei 1945: “Memang di sini terlihat ada dua
faham, ialah: paham dari anggota-anggota ahli agama, yang
menganjurkan supaya Indonesia didirikan NEGARA ISLAM, dan
anjuran lain, sebagai telah dianjurkan oleh Tuan Moh. Hatta, ialah
NEGARA PERSATUAN NASIONAL yang memisahkan urusan negara
dan urusan Islam, dengan lain perkataan : bukan negara Islam”
22 Pancasila Pra Kemerdekaan
Sidang BPUPKI
• Pidato KI BAGUS HADIKUSUMO (golongan Islam), 31 Mei 1945:
“Agama Islam membentuk potensi kebangsaan lahir dan batin,
serta menabur semangat kemerdekaan yang menyala-nyala.
Jadikan Islam sebagai asas dan sendi negara! … Mudah-
mudahan negara Indonesia baru yang akan datang itu,
BERDASARKAN AGAMA ISLAM dan akan menjadi negara yang
tegak dan teguh, serta kuat dan kokoh. Amien!”
Pancasila Pra Kemerdekaan
23
Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)

• Pidato IR. SOEKARNO, golongan nasionalis (tgl 1 Juni 1945) :


Maaf, beribu maaf! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato
mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan
Paduka Tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia
Merdeka. Menurut anggapan saya yang diminta oleh Paduka Tuan
Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda: “Philosofische grond-
slag” daripada Indonesia Merdeka. Philosofische grond-slag itulah
pundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat,
yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia
yang kekal dan abadi”
Pancasila Pra Kemerdekaan
24
Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Pidato IR. SOEKARNO, golongan nasionalis (tgl 1 Juni 1945)
• Pancasila:
a. Nasionalisme/ Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme / peri kemanusiaan
c. Mufakat / demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
• Trisila:
Sosio nasionalisme [a+b] ; Sosio demokrasi [c+d] ;
Ketuhanan [e]
• Ekasila: gotong royong [a+b+c+d+e]
PIDATO SOEKARNO, LAHIRNYA PANCASILA 1 JUNI 1945

PANCASILA TRISILA EKASILA

Kebangsaan
Indonesia Sosio
Internasionalisme / Nasionalisme
Perikemanusiaan
Mufakat / GOTONG
Demokrasi Sosio ROYONG
Kesejahteraan Demokrasi
Sosial
Ketuhanan yang Ketuhanan
Berkebudayaan
25
(Sumber: Buku Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI , 2015, hal 30-33)
26 Pancasila Pra Kemerdekaan
Pidato Ir. Soekarno – 1 Juni 1945
“Kenapa diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung-
agungkan, padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa saya bukan
pencipta Pancasila. Saya sekedar PENGGALI PANCASILA DARIPADA
BUMI TANAH AIR INDONESIA INI, yang kemudian lima mutiara yang
saya gali itu, saya persembahkan kembali kepada bangsa Indonesia.
Malah pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau lebih tegas
penggalian daripada Pancasila ini saudara-saudara, adalah pemberian
Tuhan kepada saya.” (Soekarno dalam Latif, 2011: 21).
27 Pancasila Pra Kemerdekaan
Pidato Ir. Soekarno – 1 Juni 1945
Pada Masa Orde Baru, timbul upaya de-Sukarnosisasi, yaitu melarang
seluruh ajaran Bung Karno dan bahkan menolak mengakui bahwa
Bung Karno adalah penggali Pancasila serta menolak 1 Juni 1945
sebagai hari lahir Pancasila
Upaya ini telah diluruskan oleh Orde Reformasi yang berupaya
meluruskan kembali dan pada akhirnya menetapkan 1 Juni sebagai
hari lahir Pancasila. Pelurustusan kembali ini berdasarkan berbagai
testimoni maupun bukti sejarah
TESTIMONI PELAKU SEJARAH
TERKAIT LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945
Pemerintah Orde baru, tahun 1974, membentuk Panitia Lima atas
anjuran Presiden Soeharto untuk merumuskan tafsir Pancasila, yang
beranggotakan 5 orang para pendiri RI yang saat itu masih hidup
yaitu :
1. M. Hatta,
2. Ahmad Subardjo,
3. A.A. Maramis,
4. Mr. Sunario,
5. Mr. AG Pringgodigdo.

(Panitia Lima, Uraian Pancasila, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1980, hlm. 25 dan 60). 28
TESTIMONI PELAKU SEJARAH
TERKAIT LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945

Pada sidang I Panitia Lima, 10 Januari 1975, Anggota Panitia Lima, Mr.
Sunario mengatakan “Pidato Bung Karno diterima dengan aklamasi
dgn dibarengi oleh tepuk tangan riuh”
Pada sidang I Panitia Lima tanggal 10 Januari 1975, Bung Hatta
menyatakan: “Bung Karno satu-satunya yg tegas mengusulkan
filosofische grondslag untuk negara yg akan dibentuk; yaitu lima sila
disebut Pancasila…dan sebelum sidang berakhir dibentuk panitia kecil
untuk merumuskan Pancasila sbg dasar negara berdasarkan Pidato yg
diucapkan Bung Karno pada 1 Juni 1945”.
(Panitia Lima, Uraian Pancasila, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1980, hlm. 25 dan 60). 29
TESTIMONI PELAKU SEJARAH TERKAIT
LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945
Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantarnya di buku Pidato Bung Karno “Lahirnya
Pancasila” mengatakan : “Lahirnya Pancasila” ini adalah
buah “steno-grafisch verslag” dari pidato Bung Karno yang
diucapkan dengan tidak tertulis dahulu (voor de vuist)
dalam sidang yang pertama pada tanggal 1 Juni 1945 ketika
sidang membicarakan “Dasar (beginsel) Negara kita”.
Mudah-mudahan Lahirnya Pancasila ini dapat dijadikan
pegangan, dijadikan pedoman oleh Nusa dan Bangsa kita
seluruhnya, dalam usaha mempertahankan dan
menyempurnakan Kemerdekaan Negara.
30 30
31 TESTIMONI PELAKU SEJARAH TERKAIT
LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945

Wasiat Bung Hatta Kepada Guntur Sukarno Putra tanggal 16


Juni 1970 yang di dalamnya mengatakan : “Pada akhir bulan
Mei 1945, dr. Radjiman (ketua BPUPKI) bertanya kepada
rapat tentang Dasar Negara Indonesia Merdeka yang akan
dibangun, dan yang menjawab pertanyaan itu adalah Bung
Karno, dengan menyampaikan pidatonya pada tanggal 1
Juni 1945, yang berjudul Pancasila, lima sila, yang lamanya
kira-kira satu jam”.
PIJAKAN YURIDIS & HISTORIS LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945

BPUPKI merupakan sebuah lembaga resmi yang pada sidang pertama


tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 agenda sidangnya khusus membahas dasar
negara Indonesia merdeka.*
Bung Karno adalah Anggota Resmi Sidang BPUPKI yang pada 1 Juni 1945
menyampaikan Pidato tentang Pancasila dalam sidang resmi BPUPKI
untuk menjawab apa Dasar Negara Indonesia merdeka secara runtut,
solid dan koheren. *
Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tersebut diterima secara aklamasi oleh
seluruh peserta Sidang BPUPKI. **
Sumber :
* Lihat Yudi Latief, Negara Paripurna, 2011, hal. 9 dan 40. 32
** Penerimaan Pidato Bung Karno 1 Juni secara aklamasi dapat dilihat dalam Setneg RI, Risalah Sidang BPUPKI, 1998 hal.
xxxix dan dalam Panitia Lima, Uraian Pancasila, Jakarta: Penerbit Mutiara, 1980, hal.60 dan 83.
PIJAKAN AKADEMIS LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945

Pengakuan terhadap Pancasila dikemukakan oleh Prof. Mr. Drs


Notonagoro pada Pidato promosi pemberian Doktor Honoris Causa
dalam ilmu hukum kepada Bung Karno oleh Senat Universitas Gadjah
Mada tanggal 19 September 1951 yang berjudul Pancasila Dasar
Filsafat Negara Republik Indonesia. Notonagoro mengatakan :
Bahwa pengakuan Pancasila 1 Juni 1945 bukan terletak pada
bentuk formal yang urut-urutan sila-silanya berbeda dengan
sila-sila Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945,
tetapi terletak dalam ASAS DAN PENGERTIANNYA YANG TETAP
SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA.
Sumber : Prof.Mr.Drs Notonagoro, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta : PT.Bina Aksara,1988, hal.8
33
33
PIJAKAN AKADEMIS LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945
34
“Dapat disimpulkan bahwa kesaksian Bung Hatta,
dr. Radjiman, Mr. M. Yamin dan sejumlah anggota
BPUPK serta didukung oleh notulen yang otentik
menyatakan bahwa :
IR. SOEKARNO ADALAH PENCETUS PERTAMA
PANCASILA DASAR NEGARA”
(AB.Kusuma,
Lahirnya Undang-Undang Dasar, 2009, hal. 16)
PIJAKAN AKADEMIS LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945
35 Yudi Latif : “Dalam merespon
permintaan Radjiman mengenai
dasar Negara Indonesia, sebelum
pidato Soekarno 1 Juni, anggota-
anggota BPUPK lainnya telah
mengemukakan pandangannya.
Namun masih bersifat serabutan,
belum sistematis dan holistik
sebagai suatu dasar negara”

Yudi Latief, Negara Paripurna, 2011, hal. 10-12 dan 40


PIJAKAN AKADEMIS LAHIRNYA PANCASILA PADA 1 JUNI 1945
36 Yudi Latif: “Dalam pidatonya yang monumental 1 Juni 1945,
Soekarno menjawab permintaan Radjiman Wediodiningrat
akan dasar Negara Indonesia dalam kerangka “dasar falsafah”
(philosofische grondslag) atau “pandangan dunia”
(weltanschauung) dengan penjelasan runtut, solid dan
koheren.”

Yudi Latif : “Dalam lintasan panjang proses koseptualisasi


Pancasila, dapat dikatakan bahwa 1 Juni merupakan hari
kelahiran Pancasila.”

Yudi Latief, Negara Paripurna, 2011, hal. 10-12 dan 40


PANCASILA
( Perbandingan Pancasila 1 Juni 1945 dgn Pancasila 18 Agustus 1945)

DALAM PIDATO BUNG DALAM ALENIA KE EMPAT


KARNO 1 JUNI 1945 PEMBUKAAN UUD NRI 1945
1. Kebangsaan Indonesia 1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Internasionalisme atau 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Perikemanusiaan 3. Persatuan Indonesia.
3. Mufakat atau 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Demokrasi Hikmat Kebijaksanaan Dalam
4. Kesejahteraan Sosial Permusyawaratan / Perwakilan.
5. Ketuhanan yg 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Berkebudayaan Indonesia
37
38 Pancasila Pra Kemerdekaan
Sidang I BPUPKI
• Sukarno yang menegaskan tentang dasar negara, menyusun
sistematika dan memberi nama PANCASILA.
• Pada akhir sidang, dibentuk PANITIA KECIL (8 ORANG) untuk
mengumpulkan usul para anggota untuk masa sidang
berikutnya, yang dipimpin oleh Soekarno
• Panitia 8 terdiri dari 6 orang golongan nasionalis dan 2 orang
golongan Islam
PANITIA DELAPAN
R. Otto Iskandardinata
Ir. Soekarno (Ketua) (Kebangsaan)

Drs. Moh. Hatta Mas Sutardjo


(Kebangsaan) Kartohadikoesoemoe
(Kebangsaan)
Mr. Moh. Yamin Ki Bagoes Hadikoesoemoe
(Kebangsaan) (Islam)
Mr. Alexander Andries K.H Wachid Hasjim
Maramis (Kebangsaan) (Islam)
(Sumber: Buku Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI , 2015, hal 35)

39
Pancasila Pra Kemerdekaan
40 Masa Reses Sidang BPUPKI
a. Panitia 8 memanfaatkan masa sidang lembaga Chuo Sangi In di
Jakarta (18-21 Juni 1945) untuk mengumpulkan usul-usul, yang
dihadiri oleh 38 anggota BPUPKI
b. Panitia 8 berhasil menyusun 9 kategorisasi usul-usul, termasuk
tentang dasar negara.
c. Di akhir pertemuan, DIBENTUK PANITIA 9 untuk menyusun
rancangan Pembukaan UUD termasuk Dasar Negara. Panitia 9
terdiri 5 gol. Nasionalis (termasuk Sukarno & AA Maramis, -
Achmad Subarjo) + 4 gol. Islam (+ Kahar Muzakir, + Agus Salim, +
Abikusno Tjokrosuyoso, - Ki Bagus Hadikusumo)
PANITIA SEMBILAN
Mr. Ahmad Soebardjo
Ir. Soekarno (Ketua) (Kebangsaan)

Drs. Moh. Hatta K.H Wachid Hasjim (Islam)


(Kebangsaan)
H. Agus Salim (Islam)
Mr. Moh. Yamin
(Kebangsaan) K.H. Kahar Moezakkir (Islam)
Mr. Alexander Andries
Maramis (Kebangsaan) R. Abikoesno Tjokrosoejoso
(Islam)
(Sumber: Buku Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI , 2015, hal 36)

41
42 Pancasila Pra Kemerdekaan
Masa Reses Sidang BPUPKI

Panitia 9 menghasilkan “Piagam Jakarta”.


Bentuk KOMPROMI antara golongan nasionalis dan golongan
Islam pada piagam Jakarta ada di
- Alinea 3 piagam (Atas berkat rahmat Allah …. + didorong
oleh keinginan luhur berkehidupan kebangsaan …)
- Posisi urutan sila pertama (semula urutan ke-5)
- Bunyi sila pertama yang ada tambahan “7 kata”.
Pancasila Pra Kemerdekaan
43 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)

a. Tgl 10 Juli, Sukarno melaporkan hasil berupa “Piagam Jakarta”


b. Tgl 11 Juli, Latuharhary memprotes “7 kata” pada kalimat
Ketuhanan.
• Bisa diredam oleh Bung Karno yg menekankan ini adalah hasil
kompromi
• Wachid Hasyim menambahkan bahwa bagi golongan Islam seperti
Sanoesi, kalimat ini pun sebenarnya kurang tajam. Dan ini adalah
hasil kompromi yang didapat.
Pancasila Pra Kemerdekaan
44 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)
c. Tgl 13 Juli, KH Wachid Hasyim usul “Presiden ialah orang Indonesia
asli yang beragama Islam” dan “agama negara ialah agama Islam”.
• Ditolak oleh Agus Salim karena tidak melindungi agama lain
• Didukung oleh Soekiman karena akan memuaskan rakyat
• Ditolak Djajadiningrat karena prakteknya pasti agama Islam
• Ditolak Wongsonegoro karena ini mementahkan kompromi
• Ditolak Otto Iskandardinata dan usul Negara berdasarkan
Ketuhanan sesuai preambule
• Wongsonegoro menambahkan kata “dan Kepercayaannya”
• Keputusan : Syarat agama dihapus, usul Otto & Wongsonegoro
disetujui
Pancasila Pra Kemerdekaan
45 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)

d. Tgl 14 Juli Ki Bagus Hadikusumo 2x usul menghapus “bagi


pemeluk- pemeluknya” pada “7 kata” karena menunjukkan
perpecahan
• Sukarno menolak karena merupakan hasil kompromis. Golongan
nasionalis inginnya hanya berdasarkan “Ketuhanan” saja
• Abikusno menolak karena buah kompromi. “Untuk mengadakan
persatuan, janganlah terlihat ada perbedaan faham soal ini”.
• Keputusan : Kata “bagi para pemeluk-pemeluknya tetap ada
Pancasila Pra Kemerdekaan
46 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) : 15 Juli 1945

e. Tgl 15 Juli terjadi perdebatan panjang


1. Abdulrachim Pratalykrama usul “Presiden beragama Islam” (plus
usia minimal 40 tahun dan orang Indonesia asli)
• Soepomo menolak karena selain sudah ada kompromi Jakarta
Charter, nanti merambah ke syarat agama Menteri, dll
• Keputusan : tidak ada syarat agama untuk Presiden
Pancasila Pra Kemerdekaan
47 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) : 15 Juli 1945

2. KH Masjkoer usul syariat Islam diganti “Agama resmi ialah Agama


Islam” karena Presiden bersumpah sesuai agamanya (tidak harus
Islam) padahal harus menjalankan syariat Islam
• Soekarno menolak karena yakin bahwa rakyat akan bijaksana
dalam memilih pemimpin dan menawarkan untuk menghapus
kata “menurut agamanya” dalam sumpah Presiden. Namun
tawaran tersebut belum diterima KH Masjkoer
Pancasila Pra Kemerdekaan
48 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) ; 15 Juli 1945

3. Moezakkir menyampaikan usul atas nama golongan Islam untuk


menghapus semua yang menyebut nama Allah atau Islam baik di
preambule maupun pasal-pasal (sambil memukul meja)
4. Sukarjo Wirjopranoto tetap menolak usul Masjkoer karena “segala
warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan Agama Islam juga harus mempertahankan
keadilan (yaitu non Islam juga berhak menjadi Presiden)
Pancasila Pra Kemerdekaan
49 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) ; 15 Juli 1945

5. Ketua Sidang (Radjiman) menolak usul Moezakir, namun Muzakkir


tetap mengusulkan penghapusan tersebut agar jelas bahwa
Indonesia netral agama
6. Masjkoer mengusulkan juga perubahan terkait persamaan
warganegara jik hendak di stem
7. Radjiman akan melakukan stem namun ditolak oleh Sanusi yang
berpendapat perkara agam tidak bisa di stem, harus bulat,
musyawarah dengan hati tenang
Pancasila Pra Kemerdekaan
50 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) ; 15 Juli 1945

5. Ketua Sidang (Radjiman) menolak usul Moezakir, namun Muzakkir


tetap mengusulkan penghapusan tersebut agar jelas bahwa
Indonesia netral agama
6. Masjkoer mengusulkan juga perubahan terkait persamaan
warganegara jik hendak di stem
7. Radjiman akan melakukan stem namun ditolak oleh Sanusi yang
berpendapat perkara agam tidak bisa di stem, harus bulat,
musyawarah dengan hati tenang
Pancasila Pra Kemerdekaan
51 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) ; 15 Juli 1945

8. Ki Bagus Hadikusumo menegaskan bahwa harus memilih antara


usulan Masjkoer atau usulan Moezakkir agar ada ketegasan
apakah negara berdasar agama Islam atau tidak
9. Sanoesi meminta agar keputusan tidak diambil hari tersebut agar
dapat dicapai cara musyawarah
10.Sidang ditunda esok hari untuk mengambil keputusan
11.Para pemuka golongan kebangsaan dan pemuka golongan Islam
melakukan perundingan setelah sidang ditutup
Pancasila Pra Kemerdekaan
52 Masa Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)
f. Tgl 16 Juli, Sukarno berbicara pertama, yang intinya meminta agar
golongan kebangsaan mau berkorban dengan menyetujui
• Presiden harus orang Indonesia asli yang beragama Islam
• Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan dg kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya
• Negara menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk
agama lain dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya masing-masing
g. Usulan diterima melalui stem (Namun ada 3 orang yg tidak setuju)
53 Pancasila Pra Kemerdekaan
Pembentukan PPKI

1. Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan PPKI


dibentuk
2. Tanggal 12 Agustus 1945 PPKI diresmikan secara
simbolis di Dalas, Vietnam (Soekarno, Hatta dan
Radjiman dipanggil ke sana)
Pancasila Pra Kemerdekaan
54
Pembentukan PPKI

3. Keanggotaan PPKI
a. Merupakan wakil-wakil daerah (bukan perwakilan golongan)
b. Terdiri 21 orang
• 12 orang dari Jawa,
• 3 orang dari Sumatra,
• 2 orang dari Sulawesi,
• 1 orang dari Kalimantan,
• 1 orang dari Nusa Tenggara,
• 1 orang dari Maluku,
• 1 orang dari golongan Tionghoa).
PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)

Ketua : Ir. Soekarno


Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta
Anggota

1. Dr. KRT Radjiman 7. Mas Soetardjo 14. Dr. GSSJ Sam Ratulangi
Wediodiningrat Kartohadikoesoemo 15. Andi Pangerang
2. Raden Pandji Soeroso 8. Prof. Dr. Mr. Soepomo Pettarani
3. Abdoel Kadir 9. R. Otto Iskandardinata 16. Dr. Mohammad Amir
4. Bandoro Pangeran Hario 10. BKPA Soerjo Hamidjojo 17. Mr. Abdoel Abbas Siregar
Poeroebojo 11. Anang Abdul Hamidhan 18. Mr. Teuku Mohammad
5. KH. Abdul Wachid Hasjim12. Mr. Johannes Hassan
6. Ki Bagoes Latuharhary 19. Yap Tjwan Bing
Hadikoesoemo 13. I Gusti Ketut Pudja
55
56 Bagian 2 :

Pancasila
Era Kemerdekaan
Pancasila Era Kemerdekaan
57 Proklamasi Kemerdekaan – 17 Agustus 1945

• Pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa Rengasdengklok,


Soekarno Hatta dibawa para pemuda (Chaerul Saleh, Sukarni,
Wikana, dkk) ke Rengasdengklok sehingga rapat PPKI yang
rencananya dilaksanakan hari itu untuk membicarakan
kemerdekaan Indonesia pun gagal.
Pancasila Era Kemerdekaan
58 Proklamasi Kemerdekaan – 17 Agustus 1945
• Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, terjadi perundingan antara
golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
proklamasi, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari.
• Konsepnya ditulis oleh Ir. Soekarno.
• Chairul Saleh menolak jika proklamasi dilakukan oleh PPKI atau
atas nama PPKI.
• Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas
nama bangsa Indonesia.
• Pukul 10.00 dilaksanakan proklamasi kemerdekaan
Pancasila Era Kemerdekaan
59 Penambahan Anggota PPKI

1. Setelah merdeka, PPKI ditambah 6 orang sehingga menjadi 27 orang.


a. A.Wiranatakoesoemah
b. Ki Hadjar Dewantara
c. Mr. Kasman Singodimedjo
d. Sajuti Melik
e. Mr. Iwa Koesoema Soemantri
f. Mr. R. Achmad Soebardjo
2. Dari 27 orang tsb, ada 4 orang yang termasuk golongan Islam di PPKI
yaitu, KH. Abdul Wachid Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kasman
Singodimedjo & Teuku M Hasan.
60 Pancasila Era Kemerdekaan
Penambahan Anggota PPKI

3. Alasan penambahan anggota PPKI yaitu untuk menunjukkan


bahwa PPKI sudah sepenuhnya milik Indonesia, meski awalnya
dibentuk oleh Jepang
4. Seharusnya anggota PPKI bertambah 9 orang, namun 3 orang
yang adalah kelompok pemuda menolak, yaitu Sukarni, Chairul
Saleh, Adam Malik, karena tetap menganggap PPKI sebagai
buatan Jepang
Pancasila Era Kemerdekaan
61 Menjelang Sidang ke-1 PPKI

Tgl 18 Agustus 1945 pagi


a. Moh Hatta bertemu dengan gol. Islam meminta “7 kata”
dihapus sesuai keberatan orang-orang Kristen/Katolik di
Indonesia bagian Timur yang datang sore sebelumnya
b. Wachid Hasyim posisi masih di Surabaya *
Pancasila Era Kemerdekaan
62 Menjelang Sidang ke-1 PPKI

Tgl 18 Agustus 1945 pagi


c. Ki Bagus Hadikusumo mulanya menolak menghapus “7 kata”,
d. Akhirnya Ki Bagus Hadikusumo bersedia atas dorongan Teuku M
Hasan dan Kasman Singodimedjo yang berargumen bahwa
• Suasana sangat genting,
• Persatuan indonesia harus didahulukan
• Masih ada kemungkinan perubahan UUD di masa depan.
Pancasila Era Kemerdekaan
Menjelang Sidang ke-1 PPKI

Tgl 18 Agustus 1945 pagi


• Kasman Singodimedjo berusaha membujuk dan meyakinkan Ki Bagus
Hadikusumo agar luluh menerima perubahan Piagam Jakarta dengan
menggunakan bahasa Jawa kromo inggil :
“Kyai, tidak kah bijaksana, jikalau kita sekarang sebagai umat Islam
yang mayoritas ini, sementara mengalah, yakni MENGHAPUS TUJUH
KATA termaksud demi kemenangan cita-cita kita bersama, yakni
tercapainya Indonesia Merdeka sebagai negara yang berdaulat, adil,
makmur, tenang tenteram, diridhoi Allah SWT,” …
“Sekali lagi bukan Ketuhanan sembarang Ketuhanan, tetapi yang
dikenal Pancasila adalah KETUHANAN YANG MAHA ESA,”

Sumber : “Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 75 Tahun” 63


Pancasila Era Kemerdekaan
64 Kesepakatan Sidang ke-1 PPKI (18 Agustus 1945)

• Kesepakatan PENIADAAN TUJUH KATA itu dilakukan


dengan cepat dan legowo demi kepentingan nasional
oleh elit Muslim:
• Jadi elit Muslim sendiri tidak ingin republik yang
dibentuk ini merupakan negara berbasis agama
tertentu (Eleson dalam Surono dan Endah (ed.), 2010: 37)
65 Pancasila Era Kemerdekaan
Kesepakatan Sidang ke-1 PPKI
• Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 mengesahkan
Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD 1945, setelah
terlebih dahulu MENGHAPUS 7 (TUJUH) KATA dari kalimat
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya”. Kalimat tersebut diubah
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945 (Disahkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI)

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan


oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

66
PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945 (Disahkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI)
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
67
Pancasila Era Kemerdekaan
Kesepakatan Sidang ke-1 PPKI
Kesepahaman antara golongan NASIONALIS dan golongan ISLAM
1. Posisi sila Ketuhanan → dari yang kelima (Pidato 1 Juni 1945)
menjadi yang pertama (Piagam Jakarta) dan tetap yang pertama
(Pembukaan UUD 45)
2. Bunyi sila pertama → dari Ketuhanan YME / berkebudayaan (Pidato
1 Juni 1945) menjadi dengan tambahan 7 kata (Piagam Jakarta), lalu
7 kata tersebut dihapus dan mjd Ketuhanan YME (Pembukaan UUD
1945)

68
Pancasila Era Kemerdekaan
Kesepakatan Sidang ke-1 PPKI
Kesepahaman antara golongan NASIONALIS dan golongan ISLAM
3. Syarat menjadi Presiden (pasal 6 ayat 1 UUD 1945) → Mulanya
harus beragama Islam (Sidang II BPUPKI, mengikuti tambahan “7
kata” di sila 1) → lalu kemudian dihapus (saat sidang PPKI 18/8)
4. Bunyi awal alinea 3 Pembukaan UUD 45 → Atas berkat rahmat Allah
.. + Didorong oleh keinginan luhur … (→ cerminan golongan Islam
dan golongan nasionalis)

69
Proses Sejarah Perumusan Pancasila
70
Pancasila Pancasila Pancasila
1 Juni 1945 22 Juni 1945 18 Agustus 1945
Secara historis, ada tiga rumusan dasar negara tentang sila-sila
Pancasila, yaitu:
1) Rumusan konsep Ir. Soekarno yang disampaikan pada pidato tanggal
1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI
2) Rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945
3) Rumusan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945
71 Rumusan Pancasila sejak BPUPKI hingga PPKI
SIDANG KE-1 BPUPKI PANITIA SEMBILAN SIDANG PPKI
(Ir. SOEKARNO) (DALAM PIAGAM JAKARTA) (PEMBUKAAN UUD 45)
1 JUNI 1945 22 JUNI 1945 18 AGUSTUS 1945

DASAR NEGARA / PIAGAM JAKARTA PANCASILA


PANCASILA 1.Ketuhanan dengan 1.Ketuhanan Yang
1.Nasionalisme Kewajiban Menjalankan Maha Esa
(Kebangsaan Syariat Islam bagi Pemeluk- 2.Kemanusiaan Yang
Indonesia) Pemeluknya Adil Dan Beradab
2.Internasionalisme 2.Kemanusiaan Yang Adil 3.Persatuan Indonesia
Atau Peri- Dan Beradab 4.Kerakyatan Yang
kemanusiaan 3.Persatuan Indonesia Dipimpin Oleh Hikmat
3.Mufakat Atau 4.Kerakyatan Yang Dipimpin Kebijaksanaan Dalam
Demokrasi Oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan /
4.Kesejahteraan Sosial Dalam Permusyawaratan / Perwakilan
5.Ketuhanan yang Perwakilan 5.Keadilan Sosial Bagi
Berkebudayaan / 5.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Yang Maha Esa Seluruh Rakyat Indonesia Indonesia
72
PERJALANAN RUMUSAN PANCASILA

Bahwa rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang


dipidatokan Ir. Soekarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal
22 Juni 1945 hingga RUMUSAN FINAL TANGGAL 18
AGUSTUS 1945 adalah merupakan SATU KESATUAN PROSES
LAHIRNYA PANCASILA sebagai dasar negara oleh para
pendiri bangsa.

Sumber : Buku Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, 2015, hal. 41
PERJALANAN RUMUSAN PANCASILA
Tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno
menyampaikan pidatonya tentang Pancasila sebagai dasar negara
di depan sidang BPUPKI. Pada hari itulah, lima prinsip dasar negara
dikemukakan dengan diberi nama Pancasila, dan SEJAK ITU
JUMLAHNYA TIDAK PERNAH BERUBAH.
Meskipun demikian, untuk diterima sebagai dasar negara,
pancasila mendapatkan persetujuan kolektif melalui perumusan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) dan akhirnya mengalami perumusan
final lewat proses PENGESAHAN KONSTITUSIONAL PADA TANGGAL
18 AGUSTUS 1945.

Sumber : Buku Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, 2015, hal. 41 73
74 Bagian 3 :

Pancasila
Era Orde Lama
75 Pancasila Era Orde Lama
Awal 1950-an

• Awal dekade 1950 muncul perbedaan perspektif tentang


Pancasila:
• Pandangan pertama: Pancasila adalah filsafat sosial.
• Pandangan kedua : Pancasila adalah kompromi politik.
76 Pancasila Era Orde Lama
Awal 1950-an
• Pandangan pertama: Pancasila adalah filsafat sosial.
• Terinspirasi oleh pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 yang menafsirkan
Pancasila dalam posisi yang sangat mendasar.
• Pancasila adalah kepribadian dan jati diri bangsa yang orisinil digali
dari bumi Indonesia.
• Pancasila merupakan satu-satunya alat pemersatu dan jawaban
terhadap berbagai persoalan meletakkan Pancasila (ideologi yang
konklusif)
77 Pancasila Era Orde Lama
Awal 1950-an
• Pandangan kedua: Pancasila adalah kompromi politik
• Pancasila merupakan kompromi politik mengenai dasar
negara antara golongan nasionalis netral agama (Sidik
Djojosukarto dan Sutan takdir Alisyahbana dkk) dan
nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai
Muhammad Natsir dkk)
78 Pancasila Era Orde Lama
1950-1955
• Selama periode 1950-1955 kekecewaan pencoretan 7 kata
itu mereda
• M. Natsir (Partai Masyumi) pada 1952 di depan Pakistan
Institute of World Affair dan tahun 1954 saat peringatan
Nazuul Quran membela Pancasila sebagai yg selaras
dengan prinsip Islam. Sesuai dengan prinsip Tauhid.
79 Pancasila Era Orde Lama
Sidang Konstituante
• Sebagai hasil dari pemilu pertama tahun 1955
dibentuklah Konstituante yang diberi tugas menyusun
undang-undang sebagai pengganti UUDS 1950.
Pancasila Era Orde Lama
80 Sidang Konstituante

Ketegangan merebak di Dewan Konstituante tentang “7 kata”.


a. PKI: meskipun usul “Kemerdekaan beragama dan berkeyakinan
hidup”, namun bisa menerima Pancasila utk menghormati lainnya.
b. Masyumi menuntut kembali ke Piagam Jakarta sebagai bentuk
melawan PKI. Diikuti oleh NU.
c. Di dalam Konstituante terdapat pertentangan antara dua pihak
dominan, yaitu yang ingin kembali ke UUD 1945 dengan Piagam
Jakarta sebagai bagian dari Pembukaan, pihak kedua ingin kembali
ke UUD 1945 sama seperti yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945.
Pancasila Era Orde Lama
81 Sidang Konstituante

• Anggota Konstituante terbelah menjadi 2 blok besar & 1 blok kecil.


• “Blok Pancasila” yang memiliki 274 anggota, termasuk PNI, PKI,
PSI, dua partai Kristen, dan IPKI.
• “Blok Islam” yang mempunyai 230 anggota, di dalamnya Masjumi,
PNU, PSII, dan Perti.
• “Blok Sosial Ekonomi”, dengan 10 anggota, termasuk Partai Buruh
dan Murba.
• Berlarut-larutnya perseteruan Blok Pancasila-Blok Islam tentang dasar
negara, maka Soekarno pada 25 April 1959 mengajukan usul kepada
Konstituante untuk kembali kepada UUD 1945.
Pancasila Era Orde Lama
82 Sidang Konstituante

• Karena musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka dilakukanlah


voting untuk “setuju” atau “tidak”.
• Hasil pemungutan suara sebanyak tiga kali selama 1959:
• 269 setuju vs 199 tidak (30 Mei) → suara minimal utk menang 316
→ tidak kuorum
• 264 vs 204 (1 Juni); suara minimal utk menang 313 → tidak
kuorum
• 263 vs 203 (2 Juni), suara minimal utk menang 312 → tidak
kuorum
Pancasila Era Orde Lama
83 Sidang Konstituante

• Tiga kali pemungutan suara dalam Konstituante tidak


menghasilkan keputusan karena tidak mencapai kuorum.
• Sebagian anggota Konstituante menyatakan tidak akan
mengikuti sidang setelah masa reses 3 Juli 1959.
84 Pancasila Era Orde Lama
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
• Karena kondisi semakin gawat, Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
• Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
1. Pembubaran Konstituante;
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku; dan
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
85 Pancasila Era Orde Lama
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
1. Pancasila sebagai instrumen untuk persatuan bangsa yaitu Nasakom
(persatuan golongan nasionalis, agama & komunis) untuk melawan
imperialisme dan neo-kolonialisme bangsa Barat.
2. Politik sebagai panglima :
a. Menekankan demokrasi terpimpin : demokrasi yang tersentral di
Pusat dan pada Pimpinan tertinggi.
b. Menekankan idealisme politik TRISAKTI : berdaulat di bidang
politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam
kebudayaan
86 Pancasila Era Orde Lama
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
3. Soekarno menawarkan Pancasila sebagai ideologi dunia pada
tanggal 30 September 1960 di sidang umum PBB (Pidato berjudul
To Buid The World A New / Membangun Dunia Kembali)
PERBANDINGAN RUMUSAN PANCASILA
(PEMBUKAAN UUD 1945, MUKADIMAH KONSTITUSI RIS 1949
DAN MUKADIMAH UUDS 1950)
Mukadimah Mukadimah UUDS
Pembukaan UUD 1945
Konstitusi RIS 1949 1950
Alinea keempat: Alinea ketiga: Alinea keempat:
1. Ketuhanan Yang Maha 1. Ketuhanan Yang 1. Ketuhanan Yang
Esa, Maha Esa, Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan 2. Peri kemanusiaan, 2. Peri kemanusiaan,
beradab, 3. Kebangsaan, 3. Kebangsaan,
3. Persatuan Indonesia, dan 4. Kerakyatan, 4. Kerakyatan,
4. Kerakyatan yang dipimpin 5. Keadilan sosial 5. Keadilan sosial
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
88 Bagian 4 :

Pancasila
Era Orde Baru
89 Pancasila Era Orde Baru
Pancasila sebagai Legitimasi Politik
• Pancasila dijadikan sebagai political force di samping sebagai
kekuatan ritual.
• Begitu kuatnya Pancasila digunakan sebagai dasar negara, maka
pada 1 Juni 1968 Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila
sebagai pegangan hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia
tidak loyo, bahkan jika ada pihak-pihak tertentu mau mengganti,
merubah Pancasila dan menyimpang dari Pancasila, pasti akan
digagalkan.
90 Pancasila Era Orde Baru
Pancasila sebagai Legitimasi Politik
• Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan ketetapan (disingkat TAP) MPR
tentang P4 atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa).
• Pasal 4 nya menjelaskan, “P4 merupakan penuntun dan pegangan
hidup dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi
setiap WNI, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik Pusat maupun di
Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan utuh”.
91 Pancasila Era Orde Baru
Pancasila sebagai Legitimasi Politik
• P4 menekankan pada etiket / cara berperilaku tiap-tiap orang yang
sesuai dengan Pancasila (sedikit menyentuh aspek kebijakan
Pemerintah)
• Salah satu implementasi P4 yaitu dengan mewajibkan siswa sekolah
menghafalkan 36 butir-butir pengamalan Pancasila.
• Kemudian pada tahun 1994 ditambahkan kembali oleh BP-7 Pusat
menjadi 45 butir.
92 Pancasila Era Orde Baru
Pancasila sebagai Legitimasi Politik
• Bulan Agustus 1982 Pemerintahan Orde Baru menjalankan “Azas
Tunggal” yaitu pengakuan terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal,
bahwa setiap ormas dan partai politik harus mengakui posisi
Pancasila sebagai dasar organisasi. Yang tidak mau, akan
dibubarkan.
• Kebijakan ini membuat semua pihak harus menerima Pancasila
secara formal. Bukan dengan kesadaran dan keyakinan.
93 Pancasila Era Orde Baru
Penyelewengan Pancasila
• Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara
dan aparat pelaksana Negara, dalam kenyataannya digunakan hanya
sebagai ALAT LEGITIMASI POLITIK (siapa yang mengkritik Pemerintah
dianggap anti Pancasila) dengan memakai militer yaitu TNI/POLRI
untuk represif / menakut-nakuti rakyat (MILITERISME)
• Akibatnya, Pemerintah tidak bisa dikontrol oleh masyarakat.
• Pancasila menjadi instrumen politik untuk memperkuat
OTORITARIANISME (tidak bisa ditentang / represif) dan
KORPORATISME NEGARA (organisasi masyarakat sipil dikelola seperti
anak perusahaan sehingga tidak boleh ada yang menentang)
94 Pancasila Era Orde Baru
Pancasila sebagai Legitimasi Politik
Menggunakan Pancasila untuk sebagai pembenaran untuk fokus pada
pertumbuhan ekonomi (baru kemudian pemerataan ekonomi):
a. Menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang terbuka pada
modal asing dan kapitalisme Barat agar pertumbuhan ekonomi
cepat terjadi
b. Ekonomi sentralistik dan terpusat di pulau Jawa, khususnya
Jakarta agar mudah memacu pertumbuhan ekonomi
c. Mulai bergantung pada pinjaman luar negeri setelah berakhirnya
era oil boom untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi
95 Pancasila Era Orde Baru
Penyelewengan Pancasila
• Upaya memacu pertumbuhan ekonomi yang tidak diimbangi oleh
kontrol masyarakat (karena model pemerintahan yang otoriter dan
korporatis) menyebabkan munculnya berbagai masalah
• Muncul lah KKN (korupsi, kolusi, nepotisme)
• Penegakan hukum yang amburadul,
• Makin tajamnya kesenjangan sosial dan
• Makin banyaknya hutang luar negeri,
• Akhirnya berujung pada hancurnya ekonomi nasional saat terjadi
krisis ekonomi global tahun 1997
96 Pancasila Era Orde Baru
Penyelewengan Pancasila
• Timbullah berbagai GERAKAN MASYARAKAT yang
dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang
MENUNTUT ADANYA “REFORMASI” di segala bidang
politik, ekonomi dan hukum.
97 Bagian 5 :

Pancasila
Era Reformasi
Pancasila Era Reformasi
98 Fobia terhadap Pancasila

• Saat Orde Baru tumbang:


• MUNCUL FOBIA TERHADAP PANCASILA.
• Dasar Negara (Pancasila) seolah dilupakan karena hampir selalu
identik dengan rezim Orde Baru.
• Saat orde baru: Dasar negara (Pancasila) berubah menjadi ideologi
tunggal dan satu-satunya sumber nilai serta kebenaran. Negara
menjadi maha tahu mana yang benar dan mana yang salah. Nilai-
nilai itu selalu ditanam ke benak masyarakat melalui indoktrinasi
99 Pancasila Era Reformasi
Fobia terhadap Pancasila
• Akibat Pancasila seolah “dikesampingkan”:
• Dalam kehidupan sosial, terjadi KONFLIK-KONFLIK HORISONTAL dan
vertikal secara masif dan pada akhirnya melemahkan persatuan dan
kesatuan Indonesia.
• Dalam bidang ekonomi, terjadi KETIMPANGAN-KETIMPANGAN di
berbagai sektor diperparah lagi dengan CENGKERAMAN MODAL
ASING dalam perekonomian Indonesia.
100 Pancasila Era Reformasi
Fobia terhadap Pancasila
• Dalam bidang politik, terjadi disorientasi politik
kebangsaan,
• Seluruh aktivitas politik seolah-olah hanya tertuju
pada kepentingan kelompok dan golongan.
• Lebih dari itu, aktivitas politik hanya sekedar
merupakan HASRAT UNTUK BERKUASA,
101 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
• Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 Pasal 1:
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah DASAR NEGARA DARI NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
102 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
• Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3):
SUMBER HUKUM DASAR NASIONAL adalah Pancasila
sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945
Pancasila Era Reformasi
103 Tantangan di awal Era Reformasi

• Proses amandemen UUD 1945 sempat MEMUNCULKAN GAGASAN


MENGHIDUPKAN KEMBALI PIAGAM JAKARTA (Ali, 2009: 51).
• Piagam Jakarta kembali diangkat dalam Sidang Tahunan MPR
1999-2003, meski tuntutan itu bukan lagi pada masalah dasar
negara. .
• Fraksi PPP, PBB, dan Fraksi PDU, mengusulkan penambahan “tujuh
kata” Piagam Jakarta sebagai alternatif bagi perubahan Pasal 29
UUD 1945.
• Pilihan sikap politik itu menciptakan ketegangan baru dalam relasi
Islam dan negara.
Pancasila Era Reformasi
104 Tantangan di awal Era Reformasi

• Terjadi TERORISME YANG MENGATASNAMAKAN AGAMA.


• Bom malam Natal, 24 Des 2000, di beberapa kota, 16 tewas, 96
luka-luka
• Bom Bali 1, 12 Okt 2002. Tiga ledakan. 202 tewas & 300 luka-luka.
• Bom JW Marriott, 5 Agustus 2003. 11 tewas, dan 152 luka-luka.
• Bom Kedubes Australia, 9 Sept 2004. 5 tewas dan ratusan luka-luka.
• Bom Bali 2, 1 Oktober 2005. 22 orang tewas dan 102 luka-luka.
• Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Di JW Marriott dan Ritz-Carlton, 9 tewas,
50 luka-luka
Pancasila Era Reformasi
105 Tantangan di awal Era Reformasi
• Terjadi fenomena maraknya PERDA SYARIAH *.
• Ada 7 kategori: (i) Moralitas (miras, prostitusi, perjudian,dll); (ii)
Zakat, infaq, & shadaqah; (iii) pendidikan (Madin, baca tulis Al-
Quran, dll); (iv) Ekonomi (BMT, BPRS); (v) Iman (Ahmadiyah, sekte
sesat); (vi) Busana (jilbab, dll); (vii) lain-lain (Masjid Agung, Haji,
Ramadhan, dll)
• Pada tahun 1999, jumlah perda syariah hanya ada 4, di 4 kab/kota.
• Pada tahun 2013, jumlah perda syariah lebih dari 422 buah. Terdiri
dari 358 “Perda” dan 64 non-Perda (Perbup/Perwali, Instruksi Kada,
atau SE Kada) di 174 kab/kota di 29 provinsi.
* Deni Muhtada, Desember 2014. Perda Syariah di Indonesia:Penyebaran, Problem, dan Tantangannya
106 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
• Karena itu ada beberapa gagasan/inisiatif dari masyarakat untuk
REJUVENASI PANCASILA (pembaruan Pancasila) sbg faktor
integratif dan identitas nasional:
• Gagasan Azyumardi Azra tahun 2004
• Simposium Peringatan Hari Lahir Pancasila FISIP UI 2006.
• Tim Pengkajian Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Dirjen
Dikti tahun 2009.
Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
• MPR-RI melakukan kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang disebut
“Empat Pilar Kebangsaan”, yang terdiri dari:
1. Pancasila sebagai dasar negara
2. Undang-Undang Dasar tahun 1945 sebagai konstitusi negara
3. NKRI sebagai bentuk negara
4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara
• Karena penjabarannya seringkali disingkat (hanya Pancasila, UUD 45,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) maka penyebutaan 4 pilar sempat
menjadi polemik karena memang bobot keempat pilar itu berbeda
(lain dengan “pilar”/tiang gedung yg umumnya setara)
107
108 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
• UU Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan menyebutkan dalam penjelasan Pasal 2:
• Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat.
• Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dan dasar filosofis
negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA SUMBER HUKUM
Pasal 2 UU No.12 / 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan : “Pancasila merupakan sumber segala
sumber hukum Negara”.

Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum merupakan


konsekuensi dari posisi Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm
(norma fundamental negara).

Untuk itu semua dokumen hukum negara mulai UUD 1945, TAP
MPR, UU/PERPU, PP, Perpres, Perda, substansinya harus
mendasarkan & tidak boleh bertentangan dgn nilai-nilai Pancasila
109
110 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
1. Pancasila tidak berubah meski 4 kali amandemen UUD (1999-2002),
karena ada kesepakatan dasar di MPR untuk tidak merubah
Pembukaan UUD 1945.
2. Adanya Mahkamah Konstitusi (MK) utk mencegah adanya UU yg
bertentangan dg UUD 1945 sbg penjabaran Pancasila
• Sejak 2003 hingga 2017, ada 3.480 norma yang diuji dan hasilnya
sebanyak 574 norma yang diubah/dicabut pada total 234 UU
yang dimohonkan pengujian
111 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
3. Tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahirnya Pancasila
melalui Keputusan Presiden No: 24 / 2016 tanggal 1 Juni 2016
tentang Hari Lahir Pancasila . Selain Hari Kemerdekaan, inilah satu-
satunya hari besar Nasional yang diliburkan.
112
113
114 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
4. Pembentukan Unit Kerja Presiden – Pembinaan Ideologi
Pancasila (UKP-PIP) pada 19 Mei 2017 sebagai pengganti
BP7
5. Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi
Kemasyaratan untuk membubarkan Ormas yang anti
Pancasila → yang sudah dibubarkan: HTI
115 Pancasila Era Reformasi
Revitalisasi Pancasila
6. UKP PIP disempurnakan dan direvitalisasi organisasi, tugas dan
fungsinya, pada 28 Februari 2018 melalui Perpres No. 7 / 2018
tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
BPIP mempunyai tugas membantu Presiden dalam :
• Merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila,
• Melaksanakan koordinasi pembinaan ideologi Pancasila,
• Melaksanakan standardisasi pendidikan dan pelatihan Pancasila
• Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Pancasila
• Memberi rekomendasi kebijakan yang bertentangan dg Pancasila
116 Pancasila Era Reformasi
Tantangan Utama Pancasila
KESENJANGAN EKONOMI :
• Ketidakadilan struktur ekonomi dunia dan di masyarakat, sehingga
kemiskinan dan pengangguran tidak dapat teratasi, kesenjangan
antar kaya-miskin dan antar wilayah juga makin tinggi.
• Ujungnya dapat berakibat pada keinginan mengganti pemerintahan
(kudeta), memisahkan diri dari NKRI (separatisme) atau
memunculkan Radikalisme Agama.
• Solusi : Kebijakan ekonomi yang berkeadilan sosial, pro-poor, dan
awas terhadap kebijakan pasar bebas / liberalisasi ekonomi
117 Pancasila Era Reformasi
Tantangan Utama Pancasila
RADIKALISME AGAMA :
• Merupakan akibat pemahaman teks dan nilai agama yang keliru
• Seringkali juga muncul akibat kesenjangan ekonomi
• Dimulai dari sikap intoleransi dalam beribadah dan bermasyarakat
• Dilandasi keinginan mengganti Pancasila dengan ideologi agama
• Diikuti dengan kekerasan dan terorisme atas nama agama
• Solusi :
• De-radikalisasi (meluruskan pemahaman melalui tokoh agama dan
eks combatan serta kesejahteraan keluarga)
• Pengawasan ajaran agama di sekolah dan tempat ibadah
• Implementasi keadilan sosial
118

Himpunan
Pertanyaan/Tugas
119
1. Carilah informasi detail g. Ny. R.Soekaptinah S.
mengenai (i) foto, (ii) kontribusi Mangoenpoespito
pemikirannya dalam h. PF Dahler
BPUPKI/PPKI, serta (iii) sejarah i. AA Maramis
perjuangannya bagi Indonesia j. Johannis Latuharhary
yaitu: k. I Gusti Ketut Pudja
a. Liem Koen Hian l. GSSJ Ratulangi
b. Tan Eng Hoa m. AR Baswedan
c. Oey Tiang Tjoe n. R. Otto Iskandardinata
d. Oey Tjong Hauw o. Parada Harahap
e. Yap Tjwan Bing
f. Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso
2. Apa perbedaan/persamaan antara rumusan sila-sila pada (i) Pidato
Lahirnya Pancasila, (ii) Piagam Jakarta, dan (iii) Pembukaan UUD
1945, ditinjau dari
a) Urutannya
b) Redaksional bunyi sila-silanya
c) Substansi isinya
d) Perumus/pencetus/penyusunnya
e) Tanggal penyampaian/pengesahannya
3. Mengapa terjadi perubahan urutan/redaksional sila-sila dari Pidato
Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, lalu piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan
kemudian pada Pembukaan UUD 1945 18 Agustus 1945?
4. Jelaskan (i) Golongan mana saja yang terlibat, (ii) siapa tokohnya
serta (iii) apa pendapat masing-masing golongan, dan (iv)
bagaimana akhirnya dalam pembicaraan mengenai dasar Negara
pada:
a. Sidang BPUPKI (29-31 Juni dan 10-17 Juli 1945)
b. Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
c. Sidang Konstituante (1956-1959)
5. Apa saja permasalahan penting yang terjadi terkait keberadaan
Pancasila sebagai Dasar Negara pada
a. Era Orde Lama (pada masa demokrasi terpimpin)
b. Era Orde Baru
c. Era Reformasi
6. Bagaimana SIKAP Anda terhadap cara berpikir kelompok tertentu di
Indonesia yang:
a) Berkehendak agar Indonesia kembali ke Piagam Jakarta
b) Berkehendak mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya
c) Masa bodoh dan tidak peduli dengan Pancasila
7. Jika ternyata kawan baik Anda melakukan hal-hal sebagaimana
tersebut pada soal nomor 6 point (a), (b), dan (c), apa TINDAKAN
yang akan Anda lakukan pada masing-masing point tersebut?
8. Apa saja teladan yang dapat kita ambil dari perdebatan panjang
golongan nasionalis dan golongan Islam di BPUPKI dan PPKI yang
pada akhirnya menetapkan Pancasila sebagaimana ada di Pembukaan
UUD 1945 sebagai dasar negara?
9. Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda menjadi Presiden
Sukarno untuk menghadapi krisis Konstituante tahun 1959?
Jelaskan alasan Anda dan seberapa jauh peluang bahwa tindakan
Anda itu akan berhasil.
10.Apa kesimpulan Anda dari sejarah keberadaan Pancasila dari masa
ke masa? Apakah menurut Anda Pancasila benar-benar telah
sanggup menyatukan bangsa ini? Atau seolah-olah saja menyatu
namun masih seperti api dalam sekam yang sewaktu waktu dapat
terbakar dan tercerai-berai? Jelaskan jawaban Anda!
11.Apa saja tantangan terbesar bagi keberlanjutan persatuan negara
Indonesia di masa depan? Apakah Pancasila dapat mengatasinya?
Dengan cara bagaimana? Jelaskan jawaban Anda.
12.Mengapa Bung Karno menekankan bahwa hanya Pancasila lah yang
dapat mengutuhkan negara Indonesia?
13.Apa saja nilai-nilai Pancasila yang sudah muncul pada masa
Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit? Jelaskan!
14.Pada buku Buku apa pada jaman kerajaan, istilah Pancasila muncul
dan apa artinya?
15.Nilai apa dari Pancasila yang muncul pada Sumpah Pemuda?
16.Mengapa tidak ada wakil golongan komunis di BPUPKI?
17.Siapa wakil perempuan di BPUPKI ?
18.Siapa Ketua BPUPKI?
19.Siapa orang peranakan Arab, Tionghoa dan Eropa di BPUPKI?
20.Siapa orang Kristen di BPUPKI?
21.Kapan Sidang I BPUPKI?
22.Apa yg diminta Ketua BPUPKI saat awal sidang?
23.Berapa jumlah yang berbicara saat Sidang BPUPKI tgl 1 Juni 1945 ?-
24.Siapa golongan yang bertentangan dalam Sidang BPUPKI dan siapa
tokoh-tokohnya masing-masing?
25.Apa kesamaan antara prinsip-prinsip yang diajukan oleh mereka
yang berasal dari golongan Nasionalis?
26.Apa tuntutan dari golongan Islam di BPUPKI?
27.Apa yang dimaksud trisila dan ekasila dalam pidato Bung Karno?
28.Mengapa Bung Karno katakan bahwa dirinya itu penggali, bukan
penemu Pancasila?
29.Siapa saja orang yang dimasa Orde Baru ditunjuk untuk
merumuskan tafsir Pancasila namun justru memperkuat argumen
bahwa Bung Karno penggali Pancasila?
30.Mengapa masa Orba terjadi pengaburan siapa penggali Pancasila?
31.Bagaimana perpindahan sila-sila dari Pancasila 1 Juni 1945 ke
Pancasila di Pembukaan UUD 1945?
32.Apa beda panitia 8 dan panitia 9? Siapa yang resmi dibentuk
BPUPKI? Apa perbedaan tugasnya? Apa beda masa kerjanya? Apa
perbedaan komposisi anggotanya? Siapa anggota yang tetap sama?
33.Apa isi dari Piagam Jakarta? Siapa yang menyusun?
34.Apa bentuk kompromi antara golongan kebangsaan dan golongan
nasionalis yang ada di piagam Jakarta?
35.Kapan Sidang ke-2 BPUPKI?
36.Siapa yang mula-mula menolak kalimat Ketuhanan pada sidang ke-
2 BPUPKI? Apa alasannya? Bagaimana akhirnya ?
37.Apa usulan KH Wachid Hasim terkait agama Negara saat sidang ke-2
BPUPKI? Bagaimana akhir keputusannya?
38.Apa usulan Hadikusumo terkait hal Ketuhanan saat sidang ke-2
BPUPKI? Bagaimana akhir keputusannya?
39.Apa usulan Pratalykrama terkait agama Negara saat sidang ke-2
BPUPKI? Bagaimana jawaban Sidang?
40.Apa usulan Muzakkir terkait hal ke-Islaman saat sidang ke-2
BPUPKI? Bagaimana jawaban Sidang?
41.Bagaimana tawaran akhir Sukarno selaku Ketua Panitia Kecil pada
sidang BPUPKI terkait permintaan golongan Islam?
42.Bagaimana hasil pengambilan keputusan BPUPKI terkait permintan
golongan Islam ?
43.Kapan PPKI diresmikan? Berapa orang anggotanya? Siapa Ketua dan
Wakilnya?
44.Siapa perwakilan PPKI dari Sumatra, Sulawesi, Kaliantan, Nusa
Tenggara, Maluku dan Tionghoa?
45.Apa tujuan peristiwa Rengasdengklok?
46.Siapa yang menandatangani Proklamasi?
47.Siapa golongan Islam di PPKI pasca Penambahan anggota?
48.Mengapa ada yang menolak masuk PPKI?
49.Mengapa Bung Hatta melobby golongan Islam terkait untuk
menghapus 7 kata di Ketuhanan?
50.Mengapa Ki Bagus Hadikusumo akhirnya mau menghapus 7 kata?
51.Bagaimana pada akhirnya kesepahaman antara golongan
NASIONALIS dan golongan ISLAM di UUD 1945 ?
52.Apa perbedaan bunyi sila pertama antara rumusan Pancasila di
Pidato 1 Juni 1945, Piagam Jakarta dan Pembukaan UUD 1945?
53.Apa perbedaan bunyi sila yang terkait perihal Ketuhanan antara
rumusan Pancasila di Pidato 1 Juni 1945, Piagam Jakarta dan
Pembukaan UUD 1945?
54.Apa perbedaan bunyi sila yang terkait perihal Kerakyatan antara
rumusan Pancasila di Pidato 1 Juni 1945, Piagam Jakarta dan
Pembukaan UUD 1945?
55.Rumusan Pancasila yang mana yang disahkan sebagai konstitusi
negara?
56.Apakah antara rumusan Pancasila di Pidato 1 Juni 1945, Piagam
Jakarta dan Pembukaan UUD 1945 itu merupakan satu kesatuan
proses ataukah proses yang jalurnya sangat berbeda?
57.Sebutkan dua perspektif tentang Pancasila pada awal dekade 1950
dan jelaskan apa perbedaan diantara kedua perspektif tersebut!
58.Tunjukkan bukti sejarah bahwa golongan Islam pada awal tahun
1950-an tidak lagi kecewa terhadap pencoretan 7 kata di sila
pertama Pancasila!
59.Mengapa usulan PKI terkait sila pertama di Konstituante
menimbulkan ketegangan baru?
60.Apa yang diusulkan Masyumi dan juga NU sebagai bentuk melawan
PKI?
61.Apa pertentangan yang muncul antara 2 pihak dominan di
Konstituante?
62.Partai apa yg masuk Blok Pancasila di Konstituante?
63.Partai apa yg masuk Blok Islam di Konstituante?
64.Partai apa yg masuk Blok Sosial Ekonomi di Konstituante?
65.Apa usulan Bung Karno untuk menengahi perdebatan di
Konstituante?
66.Tunjukkan bukti-bukti bahwa Konstituante tidak mampu
mengambil keputusan atas usulan BK dan terancam deadlock !
67.Apa isi Dekrit Presden 5 Juli 1959?
68.Kapan masa Demokrasi Terpimpin dan apa yang dimaksud dengan
demokrasi terpimpin?
69.Apa pentingnya Pancasila sebagai instrumen untuk persatuan
bangsa saat Demokrasi terpimpin?
70.Apa yang dimaksud idealisme politik TRISAKTI ?
71.Siapa yang menawarkan Pancasila menjadi ideologi dunia dan
dalam forum apa?
72.Apa perbedaan bunyi sila pertama antara Pembukaan UUD 45,
Mukadimah Konstitusi RIS 1949 dan Mukadimah UUDS 1950?
73.Apa kesimpulan yang bisa diambil dari jawaban soal no. 72 di atas?
74.Apa perbedaan bunyi sila kelima antara Pembukaan UUD 45,
Mukadimah Konstitusi RIS 1949 dan Mukadimah UUDS 1950?
75.Apa kelemahan model implementasi Pancasila melalui P4 ?
76.Apa kelemahan model implementasi Pancasila sebagai azas
tunggal?
77.Apa kelemahan model penggunaan Pancasila sebagai alat legitimasi
politik saat Orde Baru dalam model demokrasi politik?
78.Apa hal positif dari model implementasi Pancasila di era Orde Baru?
79.Bagaimana keterkaitan Pancasila dengan model ekonomi di masa
Orde Baru ?
80.Mengapa timbul berbagai masalah pada akhir era Orde Baru?
81.Mengapa muncul fobia terhadap Pancasila di era Orde Reformasi?
82.Sebutkan beberapa indikasi bahwa Pancasila seolah
dikesampingkan saat awal Reformasi !
83.Bagaimana implementasi revitalisasi Pancasila di awal masa Orde
Reformasi?
84.Jelaskan bagaimana muncul gagasan piagam Jakarta saat awal
Reformasi
85.Sebutkan beberapa teror atas nama agama yang muncul pasca
reformasi
86.Bagaimana perkembangan Perda Syariah saat Reformasi?
87.Mengapa istilah 4 Pilar yang disosialisasikan MPR justru sempat
menjadi polemik?
88.Apa konsekuensi bagi semua dokumen negara terkait keberadaan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum?
89.Mengapa Pancasila tidak berubah meski ada 4x amandemen UUD?
90.Apa tujuan adanya MK?
91.Menurut Anda, apakah MK berhasil dalam menjalankan tugas
utamanya?
92.Apa pentingnya ditetapkannya 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila ?
93.Apa pentingnya memperingati lahir Pancasila?
94.Apa pentingnya hari lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur
nasional?
95.Apa pentingnya pembentukan UKP-PIP ?
96.Apa pentingnya UKP-PIP diubah menjadi BPIP?
97.Apa pentingnya penerbitan Perpu No. 2 / 2017 ?
98.Jelaskan mengapa kesenjangan ekonomi menjadi tantangan utama
Pancasila!
99.Jelaskan mengapa radikalisme agama menjadi tantangan utama
Pancasila!
100.Menurut Anda, mana yang harus terlebih dahulu diperbaiki?
Kesenjangan ekonomi atau radikalisme agama? Lalu bagaimana
caranya?

Anda mungkin juga menyukai