Anda di halaman 1dari 21

“SEJARAH TERBENTUKNYA PANCA SILA”

Oleh : Suay Anabella Wattimena

NIM. 2017-83-066

FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS PATTIMURA

Ambon, 1 Oktober 2017


BAB. I PENDAHULUAN

Dalam pembentukan sebuah negara, maka syarat utama adalah adanya tanah, rakyat dan
pemerintah. Tanah adalah syarat utama bagi berdirinya sebuah negara, sebab dengan memiliki
tanah maka dapatlah ditentukan batas-batas sebuah negara dimaksud. Diketahui bahwa manusia
tidaklah mungkin dapat hidup di tengah lautan selama bertahun-tahun, ataupun hidup melayang-
layang di udara. Rakyat adalah syarat kedua yang harus dipenuhi dalam pembentukan sebuah
negara, karena rakyat adalah unsur manusia yang tentunya dapat mendiami dan mengelola sebuah
negara atau daratan dan lautan yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karena apalah artinya
sebuah daratan dan lautan jika tidak ada manusia sebagai penghuninya ? Syarat ketiga yang ha rus
dipenuhi dalam pembentukan sebuah negara adalah pemerintah, karena hanya dengan
terbentuknya pemerintah maka sebuah negara dalam hal ini masyarakatnya / rakyat negara tersebut
dapat diatur oleh yang memerintah. Pemerintah sendiri berasal / dipilih dari antara rakyat itu
sendiri, dan dipilih oleh rakyat negara itu sendiri, serta bekerja untuk kemakmuran rakyat yang
memilih pemerintah itu sendiri.

Namun selain syarat di atas, sebuah negara sangatlah memerlukan suatu pedoman atau
pokok-pokok kenegaraan yang dapat dijadikan sebagai pemersatu dan sekaligus pengarah
kehidupan bernegara. Pedoman atau pokok-pokok kenegaraan itulah yang disebut sebagai Dasar
Negara. Sebuah negara yang satu tentunya berbeda dasar negaranya dengan negara lain, sesuai
dengan karakteristik penduduk negara masing-masing. Karakteristik dimaksud adalah pola
kehidupan sosial budaya, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, dan letak negara tersebut apakah
berada di belahan bumi utara, timur, barat, ataukah selatan.

Negara Republik Indonesia sendiri, dalam pembentukannya atau berdirinya memiliki riwayat
yang sangat kompleks dan penuh heroitisme, karena Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh tiga
bangsa asing yaitu Belanda, Portugis dan Jepang. Penjahahan terhadap bangsa Indonesia oleh
bangsa Belanda adalah yang terlama yaitu selama 350 tahun. Kemudian setelah bangsa Belanda
keluar sebentar ( karena kemudian ada agresi militer Belanda yang ke-2), masuklah bangsa Portugal
atau yang lebih kita kenal sebagai Portugis. Penjajahan yang dilakukan bangsa Portugis terhadap
bangsa Indonesia tidaklah berlangsung lama yakni sekitar 5 tahun. Dan bangsa ketiga yang menjajah
Indonesia dan merupakan penjajahan terpendek / tersingkat, adalah bangsa Jepang.

Walau demikian, sekalipun hanya singkat dalam melakukan penjajahan, namun menurut
sebaghagian besar rakyat Indonesia, ternyata penjajah yang sangat kejam dan membuat rakyat
Indonesia sangat menderita adalah bangsa Jepang. Dan pada masa penjajahan Jepang jualah Bangsa
Indonesia memperoleh Kemerdekaan dari Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan yang sangat
heroik dari rakyat Indonesia yang bersatu, dan pantang menyerah sekalipun banyak nyawa harus
dikorbankan. Dan dalam masa penjajahan Jepang pulalah bangsa Indonesia mencatat sejarah sangat
penting yaitu lahirnya Panca Sila sebagai Dasar Negara yang mempersatukan seluruh tumpah darah
Indonesia yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

BABA II PEMBAHASAN

II. 1. PROSES LAHIRNYA PANCA SILA

II. 1. A. Pidato Sukarno yang Sangat Heroik

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa selain tiga syarat utama untuk dapat
berdirinya atau terbentuknya sebuah negarai yakni adanya Tanah, Rakyat, dan Pemerintah. Namun
tidak kalah pentingnya adalah adanya Dasar Negara yang merupakan jiwa, semangat, pemersatu dan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahwa sejak lama setelah bangsa Belanda
meninggalkan Indonesia, telah terbersit dalam hati para pejuang kemerdekaan kita untuk menyusun
suatu dasar negara yang bagus sebagai pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dalam mengayomi masyarakat jika suatu hari kelak Indonesia merdeka. Dan pada masa
penjajahan Jepang lah bangsa Indonesia melalui pemikiran yang brilian dari Ir. Sukarno (Bung Karno)
- yang kemudian menjadi Presiden RI pertama - dengan semangat yang bergelora dalam
memperjuangkan kemerdekaan, menyuarakan / mengusulkan dasar negara republik Indonesia yang
kemudian dikenal denga nama Panca Sila.

Pada tahun 1945, dimulailah sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dalam
bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyiunbi Tyoosakai. Bahwa dalam sidang dimaksud, dibahas
dengan sangat saksama dasar negara bagi Republik Indonesia sebelum mengumumkan
kemerdekaannya sebagai sebuah bangsa yang mandiri. Bila kita pelajari dengan saksama, ternyata
bahwa “ Lahirnya Panca Sila ” ( awalnya “ Pantja Sila “ ) ini adalah buah pemikiran dari pidato Bung
Karno yang diucapkan dengan tidak tertulis pada waktu sidang yang pertama pada tanggal 1 Juni
1945. Dan tanpa disadari bahwa ternyata Panca Sila dikemudian hari menjadi dasar demokrasi,
yang merupakan dasar negara, yang menjadi idiologi negara. Dan merupakan dasar yang telah
meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno dan yang keluar dari jiwanya secara spontan
meskipun sidang ada dibawah penilikan / pengawasan yang ketat dari Pemerintah Balatentara
Jepang. Memang bangsa Jepang selaku penjajah sengaja memperlambat atau dapat dikatakan
menghambat kemerdekaan Republik Indonesia dengan mempersulit pembuatan dasar negara, yaitu
dengan mensyaratkan harus adanya dasar negara yang sedetail-detailnya. Namun karena jiwa
Bung Karno dipenuhi dengan hasrat merdeka, maka tak mungkin dapat dikekang oleh bangsa
Jepang.

Inilah sebahagian pidatao Bung Karno yang heroik di dalam sidang Dokuritsu Zyiunbi
Tyoosakai yang berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945. Pidato
Bung Karno ini tepat pada hari ketiga masa sidang tersbut yakni tanggal 1 Juni 1945, yang kemuadian
ditetapkan sebagai hari lahirnya Panca Sila.

“ Paduka tuan Ketua jang mulia !

Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyiunbi Tyoosakai


mengeluarkan pendapat-pandapatnja, maka sekarang saja mendapat kehormatan dari Paduka tuan
Ketua jang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saja. Apakah permintaan Paduka tuan jang
mulia ? Paduka tuan jang mulia minta kepada sidang dokuritsu Zyiunbi Tyoosakai untuk
mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saja kemukakan didalam pidato
saja ini.

Maaf beribu maaf ! banjak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu
diutarakan hal-haljang sebenarnja bukan permintaan Paduka tuan Ketua jang mulia, jaitu bukan
dasarnja Indonesia merdeka. Menurut anggapan saja, jang diminta oleh Paduka tuan Ketua jang
mulia ialah, dalam bahasa Belanda : “ Philosofische grondslag “ dari pada Indonesia Mereka.
Philosofi grondslag itulah Pundamen, Filsafat, pikiran-pikiran seddalam-dalamnja, djiwa, hasjrat jang
sedalam-dalamnja untuk diatasnja didirikan gedung Indonesia Merdeka jang kekal dan abadi. Hal ini
nanti akan saja kemudkakan, Paduka tuan Ketua jang mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah saja
membitjarakan, memberitahukan kepada tuan-tuan sekalian, apakah jang saja artikan dengan
perkataan “ merdeka “.

Merdeka buat saja ialah : “ political independence “ , Politieke onafhankelijkheid. Tuan-


tuan yang terhomat ! lihatlah didalam sedjarah dunia, lihatlah kepada perdjalanan dunia itu. Banjak
sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu
sama lain ! Samakah isinja, samakah deradjatnya negara-negara jang merdeka itu ? Djermania
merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika
merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanja semuanja merdeka, tetapi
bandingkanlah isinja ! Alangkah berdebedanja isi itu ! Djikalau kita berkata : sebelum Negara
mereka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai, sampai djelimet !, maka saja
bertanja kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80 % dari rakjatnja terdiri
dari kaum Badui, jang sama sekali tidak mengerti hal ini dan itu.

Batjalah buku Amstrong jang mentjeritakan tentang Ibnu Saud ! Disitu ternjata, bahwa
tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakjat Arabia sebagian besar belum
mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan
gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu ! Toch Saudi Arabia merdeka !

Lihatlah pula – djikalau tuan-tuan kehendaki tjontoh jang lebih hebat – Sovjet Rusia ! Pada
masa Lenin mendirikan negara Sovjet, adakah rakjat Sovjet sudah tjerdas ? Seratus lima puluh
miljun rakjat Sovjet, adalah rakjat Musjik jang lebih dari pada 80 % tidak dapat membatja dan
menulis; bahkan dari buku-buku jang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, tuan-tuan
mengetahui betapa keadaan rakjat Sovjet Rusia pada waktu lenin mendirikan negara Sovjet itu. Dan
kita sekarang disini mau mendirikan negara Indonesia Merdeka. Terlalu banjak matjam-matjam soal
kita kemukakan ! . Kalau benar semua hal itu harus diselesaikan lebih dahulu, sampai djelimet, maka
saja tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita
semuanja tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, sampai dilobang kubur ! (tepuk tangan riuhdari
hadirin).

Saudara-saudara ! Apakah jang dinamakan merdeka ? Didalam tahun “33 saja telah
menulis satu risalah. Risalah jang bernama “ Mencapai Indonesia Merdeka “. Maka didalam risalah
tahun ’33 itu, telah saja katakan, bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political
independence, ta’lain dan ta’bukan, ialah satu djembatan, satu djembatan emas. Saja katakan
didalam kitab itu, bahwa diseberangnja djembatan itulah kita sempurnakan kita punya masjarakat.
Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu lenin mendirikan Sovjet Rusia Merdkea telah dapat
membatja dan menulis ? Tidak, tuan-tuan jang terhormat ! Diseberang djembatan emas jang
diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan radio-station, baru mengafakan sekolahan, baru
mengadkan Creche, baru mengadakan Djnepprostoff ! Maka oleh katena itu saja minta kepada
tuan-tuan sekalian, djanganlah tuan-tuan gentar didalam hati, djanganlah mengingat bahwa ini dan
itulebih dahulu harus selesai denga djelimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka.
Alangkah berlainannja ntuan-tusn punja semangat, - djikalau tuan-tuan demikian – dengan
semangat pemuda-pemuda kita jang 2 miljun, banjaknja. Dua miljun pemuda ini menjampaikan
seruan pada saja, 2 miljun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang ! (tepuk
tangan riuh).

Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakjat, jang mengetahui sedjarah, mendjadi
zwaarwichtig, mendjadi gentar, padahal sembojan Indonesia Merdeka bukan sekarang sadja kita
siarkan ? Berpuluh-puluh tahun jang lalu , kita telah menjiarkan sembojan Indonesia Merdeka,
bahkan sedjak tahun 1932 dengan njata-njata kita mempunjai sembojan “ IINDONESIA MERDEKA
SEKARANG “. Bahkan 3 kali sekarang, jaitu Indonesia Merdeka sekarang, sekarang, sekarang !
(tepuk tangan riuh).

Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menjusun Indonesia Merdeka, - kok lantas
kita zwaarwichtig dan gentar hati ! Saudara-saudara, saja peringatkan sekali lagi, Indonesia
Merdeka political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu
djembatan! Djangan gentar ! Djikalau umpamanja kita pada saat sekarang ini diberikan
kesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang
jang bernama Tjondro Asmoro, atau Soomubutyoo diganti dengan orang jang bernama Abdul Halim.
Saudara-saudara, pemuda-pemuda jang 2 miljun, semuanya bersembojan : Indonesia Merdeka,
sekarang ! Djikalau umpamanja Balatentara Dai Nippon sekarang menjerahkan urusan negara
kepada saudara-saudara, apakah saudara-saudara akan menolak, serta berkata : mangje rumijin,
tunggu dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan negara Indonesia
Merdeka ? (seruan : Tidak ! Tidak ! ).

Saudara-saudara, kalau umpamanja pada saat sekarang ini Balatentara Dai Nippon
menjerahkan urusan negara kepada kita, maka satu menitpun kita tidak akan menolak, s e k a r a n g
p u n kita menerima urusan itu, s e k a r a n g p u n kita mulai dengan negara Indonesia jang Merdeka
! (tepuk tangan menggemparkan ). ...

Saudara-saudara ! Sesudah saja bitjarakan tentang hal “ merdeka “ , maka sekarang saja
bitjarakan tentang hal “ dasar “. Kita melihat dalam dunia ini banjak diantara negeri-negeri jang
merdeka itu berdiri diatas suatu “ Weltanschauung “. Hitler mendirikan Djermania diatas “
Nasional-Sozialistische Weltanschauung “ . Lenin mendirikan negara Sovjet diatas satu
“Weltanschauung” yaitu “ Maristische “. Nippon mendirikan negara Dai Nippon diatas satu
“Weltanschauung” yang dinamakan “ Tennoo Koodoo Seishin “. Kita hendak mendirikan negara
Indonesi Mereka diatas “ Weltanschauung “ apa ?
Pertama-tama, saudara-saudara saja bertanja : Apakah kita hendak mendirikan Indonesia
Merdeka untu sesuatu orang, untuk sesuatu golongan ? Mendirikan negara Indonesia Merdeka,
tetapi sebenarnja hanja untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu
golongan jang kaja, untuk memberi kekuasaan untuk satu golongan bangsawan ? Apakah maksud
kita begitu ? Sudah tentu tidak ! Baik saudara-saudara jang bernama kaum kebangsaan jang disini,
maupun saudara-saudara jang bernama kaum kebangsaan jang disini, maupun saudara-saudara jang
dinamakan kaum Islam, semuanja telah mufakat, bahwa bukan negara jang demikian itulah kita
punja tudjuan. Kita hendak mendirikan suatu negara “ semua untuk semua “. Bukan buat satu
orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan jang kaya, - tetapi “
semua buat semua “. Maka, jang selalu mendengung didalam saja punja djiwa, buka sadja didalam
beberapa hari didalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sedjak tahun 1918, 25
tahun lebih, ialah Dasar Pertama, jang baik didjadikan dasar buat negara Indonesia, ialah “ dasar
kebangsaan “. Kita mendirikan satu negara kebangssan Indonesia. Saja minta, saudara Ki Bagoes
Hadikoesoemo dan saudara-saudara Islam lain : maafkanlah saja memakai perkataan “ kebangsaan “
ini ! sajapun orang Islam. Tetapi saja minta kepada saudara-saudara, djanganlah saudara-saudara
salah faham djikalau saja katakan bahwa dasar pertam buat Indonesis ialah dasar kebangsaan. Satu
Nationale Staat Indonesia bukan berarti staat jang sempit, tetapi sebagimana saudara Ki Bagoes
Hadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan aalah orang bangsa Indonesia, bapak tuanpun orang
indonesia, nenek tuanpun orang Indonesia, datuk-datuk tuan, nenek mojang tuanpun bangsa
Indonesia. Diatas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti jang dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes
Hadikoesoemo itulah kita dasarkan negara Indonesia. Bahkan kemarin djuga sempat disinggung
oleh tuan Moenandar tentang “ perstuan antara orang dan tempat “. Saja katakan bahwa tidak
dapat dipisahkan rakjat dari bumi jang ada di bawah kakinja.

Maka manakah jang dinamakan tanah tumpah-darah kita, tanah air kita ? Menurut
geopolitik maka Indonesialah tanah tumpah-darah kita, tanah-air kita. Indonesia jang bulat, bukan
Djawa sadja, bukan Sumatera sadja, atau Borneo sadja, atau Selebes sadja, atau Ambon sadja, atau
Maluku sadja, tetapi segenap kepulauan jang ditundjuk oleh allah s.w.t. mendjadi suatu kesatuan
antara dua benua dan dua samudera, itulah tanah-air kita ! Pendek kata, bangsa Indonesia, Natie
Indonesia, bukanlah sekedar satu golongan orang jang hidup di atas daerah jang kecil seperti
Minangkabau, atau Madura, atau Jogja, atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia ialah
seluruh manusia-manusia jang menurut geopolitik jang telah ditentukan oleh Allah s.w.t., tinggal
dikesatuannja semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatera sampai ke Irian !
Saudara-saudara, tetapi memang prinsip kebangssan ini ada bahajanja ! Bahajanja ialah
mungkin orang meruntjingkan nasionalisme menjadi chauvinisme (menyendiri), sehingga berfaham “
Indonesia Uber Alles “ (Indonesia hanya milik kita). Kita tjinta tanah-air jang satu, merasa berbangsa
jang satu, mempunjai bahasa jang satu. Tetapi tanah-air kita Indonesia hanja satu bahagian ketjil
sadja dari pada dunia ! Ingatlah akan hal ini . Kita bbukan sadja harus mendirikan negara Indonesia
Merdeka tetapi kita harus menudju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Dan djustru itulah
dasar kedua jang saja usulkan, jang dianamakan “ internasionalisme “. Tetapi djikalau saja katakan
internasionalisme, bukanlah saja bermaksud kosmopolitisme, jang tidak mau adanja kebangsaan,
jang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada
Amerika dan lain-lainnja. Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam
bauminja nasionalisme. Sebaliknja, Nasionalime tidak dapat hidup suburm, kalau tidak hidup dalam
taman-sarinja internasionalisme.

Kemudian, apakah dasar jang ketiga ? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan,
dasar permusjawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara
untuk satu golongan, walaupun golongan kaja. Tetapi kita mendirikan negara “ semua buat semua “
, “ satu buat semua, semua buat satu “. Saja jakin bahwa sjarat jang mutlak untuk kuatnja negara
Indonesia ialah permusjawaratan, perwakilan. Untuk pihak Islam, inilah tempat jang terbaik untuk
memelihara agama. Kita, sajapun adalah orang Islam., - maaf beribu-ribu maaf, keislaman saja jauh
belum sempurna – tetapi kalau saudara-saudara membuka saja punya dada, dan melihat saja punja
hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hati Islam. Dengan tjara mufakat, kita perbaiki
segala hal, djuga keselamatan agama, jaitu dengan djalan pembitjaraan atau permusjawaratan
didalam Badan Perwakilan Rakyat. Apa-apa jang belum memuaskan, kita bitjarakan didalam
permusjawaratan. Badan perwakilan inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan
Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakjat, apa-apa jang kita rasa perlu bagi
perbaikan. Tidak ada satu staat (negara ) jang hidup betul-betul hidup, djikalau didalam badan
perwakilannja tidak seakan-akan bergolak mendidih kawahTjandradimuka kalau tidak ada
perjoangan faham didalamnja. Baik didalam staat Islam, maupun didalam staat Kristen, perdjoangan
selamanja ada. Terimalah prinsip / dasar nomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakjat !
Djikalau memang kita rakjat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnja, agar supaja sebagiann
jang terbesar dari pada kursi-kursi badan perwakilan rakjatt jang kita adakan diduduki oleh utusan-
utusan Islam. Didalam perwakilan rakjat saudara-sudara Islam dan saudara-saudara Kristen
bekerdjalah nsehebat-hebatnja. Kalau misalnja norang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter didalam
peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Indjil, bekerdjalah mati-matian, agar supaya
sebagian besar dari pada utusan-utusan yang masuk perwakilan Indonesia ialah orang Kristen. Itu
adil, - fair play !

Prinsip atau dasar keempat sekarang saja usulkan !

Saja didalam tiga hari ini(selama sidang), belum mendengarkan prinsip itu jaitu prinsip
kesedjahteraan, tidak akan ada kemiskinan didalam Indonesia Merdeka. Apakah kita mau Indonesia
Merdeka, yang kaum kapitalisnja meradjalela, ataukah jang semua rakjatnja sedjahtera, jang semua
orang tjukup makan, tjukup pakaian, hidup dalam kesedjahteraan, merasa dipangku Ibu Pertiwi jang
tjukup memberi sandang-pangan kepadanja ? Saudara-saudara, saja usulkan : kalau kita mentjari
demokrasi hendaknya bukan demokrasi Barat yang bersifat kapitalis, tetapi permusjawaratan jang
memberi hidup, yakni demokrasi politik economi jang mampu mendatangkan kesedjahteraan sosial
bagi rakjat Indonesia. Kita akan bitjarakan hal-hal ini bersama-sama, djuga dalam hal kepala negara.
Terus terang saja tidak akan nmemilih sistem monarchie, oleh karena monarchie bersifat turun-
temurun. Saja seorang Islam jadi saja demokrat, saja menghendaki mufakat maka saja minta supaja
tiap-tiap kepala negara pun dipilih. Tidakkah agama Islam mengatakan bahwa kepala-kepala negara,
baik kalif, maupun Amirul mu’minin, harus dipilih oleh rakjat ? Djikalau pada suatu hari Ki Bagoes
Hadikoesoemo misalnja menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, djangan
anaknja yang dengan sendirinja, dengan otomatis menjadi kepala negara. Maka oleh karena itu saja
tidak mufakat kepada prinsip monarchie itu. Saudara-saudara, saja telah mengemukakan 4 dasar /
prinsip :

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internationalisme atau Perikemanusiaan.

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesedjahteraan sosial

Prinsip atau dasar kelima hendaknja : Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa
kepada Tuhan Jang Maha Esa.

Prinsip Ketuhanan ! Bukan sadja bangsa Indonesia ber- Tuhan, tetapi masing-masing orang
Indonesia hendaknja bertuhan Tuhan-nja sendiri. Jang Kristen menjembah Tuhan menurut petunjuk
Isa Al’ Masih, jang Islam bertuhan menurut petundjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Budha
mendjalankan ibadatnja menurut kitab-kitab jang ada padanja. Handaknja negara Indonesia ialah
negara jang tiap-tiap orangnja dapat menjembah Tuhan-nja dengan tjara jang leluasa. Marilah kita
amalkan, djalankan agama, baik Islam maupun Kristen denga tjara jang berkeadaban, yakni saling
hormat-menghormati satu sama lain. Disinilah, dalam pengakuan azas jang kelima inilah, saudara-
saudara segenap agama jang ada di Indonesia sekarang ini, akan menadapat tempat jang sebaik-
baiknja. Saudara-saudara ! “ Dasar-dasar Negara “ telah saja usulkan, lima bilangannja. Inikah
Pantja Dharma ? Nama Pantja Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewadjiban, sedang kita
membicarakan dasar. Saja senang kepada simbolik, simbolik angka pula. Rukun Islam lima
jumlahnja, djari kita lima setangan, kita mempunjai pantja indera, apalagi jang lima jumlahnja ?
(seorang jang hadir mendjawab : Pendawa lima ).

Namanja bukan Pantja Dharma, tetapi saja namakan ini dengan petundjuk teman kita ahli
bahasa – namanja ialah Pantja Sila. Sila artinja Azas, atau Dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita
mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi (tepuk tangan riuh para hadirin). Selain itu kita
mendirikan Negara Indonesia jang kita semua harus mendukungnja. Bukan Kristen buat Indonesia,
bukan Islam buat Indinesia, bukan Van Eek buat Indonesia, bukan Nitisemito jang kaja buat
Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia. Djikalau saja peras jang lima menjadi tiga, dan jang tiga
mendjadi satu, maka dapatlah saja satu perkataan Indonesia jang tulen jaitu perkataan “ Gotong-
Rojong “. Gotong-rojong adalah faham jang dianmis, elbih dinamis dari “ kekeluargaan “ .
Kekeluargaan adalah satu faham jang statis, tetapi gotong-rojong menggambarkan suatu usaha, satu
amal, satu pekerdjaan jang dinamakan anggota jang terhormat Soekardjo satu kardjo, satu gawe.
Marilah kita menjelesaikan nkardjo, gawe, pekerdjaan, amal ini, bersama-sama !

II. 1. B. Beberapa Rumusan Panca Sila yang Pernah dikemukakan sebelum Indonesia Merdeka

Menjelang akhir tahun 1944, bala tentara Jepang secara terus menerus menderita kekalahan
perang dari bala tentara sekutu. Hal ini kemudian memberi perubahan baru bagi pemerintah Jepang
di Tokyo dengan janji kemerdekaan yang diumumkan Perdana Menteri Koiso tanggal 7 September
1944 dalam sidang istimewah Parlemen Jepang ( Teikoku Gikai) yang ke-85. Janji tersebut kemudian
diumumkan oleh Jenderal Kumakhici Harada tanggal 1 Maret 1945 yang merencanakan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ).

Sebagai realisasi janji tersebut maka pada tanggal 29 April 1945, kepala pemerintahan
Jepang untuk wilayah Jawa, Gunseikan membentuk NBPUPKI dengan anggota sebanyak 60 orang
yang merupakan wakil-wakil yang mencerminkan suku / golongan yang tersebar di wilayah
Indonesia, sedangkan yang mewakili pemerintahan Jepang ialah tuan Hachibangase. Dalam
melaksanakan tugasnya dibentuk beberapa panitia kecil, antara lain panitia sembilan dan panitia
perancang UUD. Inilah langkah awal dalam sejarah perumusan Panca Sila sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Secara ringkas, proses perumusan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mr. Muhammad Yamin ; Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan
asas dan dasar negara sebagai berikut :
a. Peri Kebangsaan.
b. Peri Kemanusiaan.
c. Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e. Kesejahteraan Rakyat.

Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usul tertulis naskah
rancangan Undang-Undang Dasar. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu, tertulis rumusan lima
asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kebangsaan
Persatuan Indonesia. 3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 4. Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

2. Mr. Soepomo ; Pada tanggal 31 Mei1945 antara lain dalam pidatonya meyampaikan usulan
lima dasar negara, yaitu sebagai berikut :
a. Paham Negara Kesatuan.
b. Perhubungan Negara dengan Agama.
c. Sistem Badan Permusywaratan.
d. Sosialisasi Negara.
e. Hubungan Antar Bangsa.

Mr. Soepomo dalam pidatonya selain memberikan pemikiran tentang Panca Sila, juga memberikan
pemikiran tentang paham integralistik Indonesia. Yaitu jika kita ingin mendirikan negara Indonesia
yang sesuai dengan keistimewahan sifat dn corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus
berdasar atas aliran pikiran (staatside) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh
rakyatnya. Negara yang mengatasi seluruh golongan dalam lapangan apa pun.

3. Ir. Soekarno ; Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan rumusan dasar negara
sebagai berikut :
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalime atau Perikemanusiaan.
c. Mufakat atau Demokrasi.
d. Kesejahteraan Sosial.
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
4. Panitia kecil pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 22 Juni
1945.

Panitia kecil mempunyai tugas untuk menggolongkan dan memeriksa catatan-catatan tertulis selama
sidang. Beranggotakan Ir. Soekarno sebagai ketua dan anggotanya antara lain K.H.A. Wachid
Hasjim, Mr. Muhammad Yamin, Mr. A. A. Maramis, M. Soetardjo Kartohadikoesomo, R. Otto
Iskandar Dinata, Drs. Mohammad Hatta, K. Bagoes H. Hadikoesoemo. Panitia ini merupakan ikhtiar
untuk memepertemukan pandangan anatara dua golongan yaitu golongan Islam dan golongan
Kebangsaan. Panitia ini berhasil merumuskan “ Rancangan Pembukaan Hukum Dasar “ yang
kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter sebagai sebutan yang diberikan oleh
Muhammad Yamin, sedangkan Soekiman menyebutnya sebagai General Agreement. Didalam
Piagam Jakarta dimuat perumusan dasar negara sebagai berikut :

a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.


b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

II. 2. Rumusan akhir penetapan Panca Sila menjadi dasar negara.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang dan mengambil keputusan pneting, antara
lain sebagai berikut :

a. Mengesahkan Pembukaan UUD 1945 (yang didalamnya berisi naskah Panca sila).
b. Mengesahkan UUD 1945.
c. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.
d. Menetapkan bahwa untuk sementara waktu Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.

Diantara kesepakatan mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan terdapat satu perubahan


yang sangat penting, yaitu mengenai rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta. Yakni anak kalimat :
dengan kewajiban mejalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, disepakati untuk dihilangkan
sehingga sila pertama menjadi “ Ketuhanan Yang Maha Esa “, ini atas usul dari Ki Bagoes
Hadikoesoemo.

Dengan demikian, rumusan Dasar Negara yang otentik (asli dan sah) bukanlah rumusan
individual yang dikemukakan oleh Muh. Yamin, Soepomo, Ir. Soekarno, maupun rumusan bersama
dalam Piagam Jakarta. Panca Sila sebagai dasar negara yang otentik adalah hasil rumusan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 yang kemudian menyatakan diri sebagai Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNPI). Rumusan otentik itu berbunyi :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan /
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB. III PENUTUP

Demikianlah sekelumit sejarah mengenai lahirnya Panca Sila, yang sangat heroik dalam
pembahasan dan perumusannya. Rumusan inilah kemudian dijadikan Dasar Negara hingga
sekarang, bahkan sampai akhir perjalanan bangsa Indonesia. Walaupun rumusan akhir Panca Sila
disepakati pada masa sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, namun bangsa Indonesia telah
menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Panca Sila.

Rumusan Panca Sila tersebut dapat kita lihat sampai sekarang dalam Pembukaan UUD 1945
baik itu pada naskah asli maupun pada hasil amandemen keempat. Bangsa Indonesia telah
bertekad bahwa Panca Sila sebagai dasar negara, tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh
MPR hasil pemilu. Jika merubah dasar negara Panca Sila, berarti membubarkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia hasil proklamasi.

Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi kita semua generasi bangsa dalam menjaga
dan mempertahankan keutuhan NKRI. Akhir kata, semoga Tuhan YME memberkati kita sekalian,
amin !
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Esa karena atas penyertaanNya
maka makalah yang berjudul “ Lahirnya Panca Sila “ ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimping...............(tulis nama lengkap dan gelarnya)

Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam hal ini.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat dalam mengikuti Mata Kuliah
......(tulis nama mata kuliahnya)

Semoga makalah ini dapat berguna bagi setiap pembaca, dan menjadi referensi dalam
penulisan-penulisan lainnya, terutama bagi kita semua selaku mahasiswa yang masih dalam prose
belajar. Penulis sadar bahwa tidak ada gading yang tak retak, olehnya jika ada kekurangan ataupun
kekhilafan dalam penulisan ini, sudilah kiranya dimaafkan. Karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat peulis harapkan dari semua pihak.

Ambon, 1 Oktober 2017

Penulis,

Suay Anabella Wattimena


KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER PASIEN

1. Tanya apa yang dikhawatirkan ;


Maksud dari kalimat ini adalah ketahuilah semua yang dikhawatirkan oleh pasien tentang
dirinya. Yaitu sebagai dokter, kita harus mengetahui semua keluhan pasien tentang apa saja
yang sedang dirasakan oleh pasien, dan bagaimana perasaannya, apakah dia berada dalam
keadaan baik-baik saja walau sedang menderita sesuatu penyakit atau dia merasa begitu
tertekan / khawatir tentang kesehatannya. Semua ini dimaksudkan agar kita dapat
mengetahui semua gejala-gejala yang saat ini dirasakan oleh pasien, dan dapat dibandingkan
dengan tanda-tanda yang terdapat pada tubuh pasien, sehingga akhirnya kita dapat
membuat suatu kesimpulan atau setidak-tidaknya dugaan tentang apa yang sedang dialami
atau diderita oleh pasien tersebut. Bahkan nama pasien, tempat dan tanggal lahir, agama,
dan juga identitas lain dari pasien mestilah ditanyakan oleh dokter seperti apakah masih
sekolah ataukah sudah bekerja, dan lainnya apakah sudah menikah, apakah sedang
mengandung, dan lainnya yang dianggap perlu bagi dokter dalam mengambil suatu
kesimpulan atau yang lebih dikenal sebagai diagnose (penetapan suatu penyakit yang
diderita pasien). (ambon; kalimat ini akang pung arti yaitu dokter musti tau smua
kegelisahan pasien kanapa sampe pasien datang for priksa di dokter. Karna itu dokter musti
tanya bae-bae smua yang pasien keluhkan for dokter tentang apa yang pasien ada rasa
skarang, kanapa sampe dia merasa tertekan deng kuatir tentang di pung kesehatan. Smua
itu ada guna supaya bisa biking kesimpulan atau biking diagnose tentang penyakit yang
pasien derita).
Sebagai contoh, ada pasien perempuan berusia 20 tahun datang periksa.
Maka pada saat pasien datang, entah sendiri ataukah ditemani oleh orang tuanya, dan
setelah duduk , dokter harus mulai bertanya (proses anamnese) : bagaimana perasaan anda
? apakah saudara merasa panas, dingin, pusing, mual atau bahkan muntah ? apakah saudara
merasa sakit / paada bagian mana saudara mersa sakit ? (setelah pasien mengatakan bagian
mana yang sakit) dilanjutkan : Sudah berapa lama saudara merasa sakit, panas, pusing, atau
sudah berapa kali muntah ? apakah saudara masih kuliah ataukah sudah menikah ? (kalo
sudah menikah, ditanya juga apakah saudara sedang hamil ?). Apakah selama ini nafsu
makan saudara tetap baik ataukah berkurang ? Selama merasakan sakit dan pusing-pusing
ini apakah ada obat yang saudara minum dan darimana saudara memperoleh obat-obatan
tersebut ? Apakah ada obat tertentu yang setelah diminum membuat saudara merasa
alergi, antara alain saudara merasa panas berlebih, gatal-gatal pada tubuh, merasa muka
saudara membengkak, ataukah merasa sesak napas ?
(ambon ; conto saja e : ada pasien parampuang umur 20 taong datang priksa. Maka pas
waktu pasien datang sandiri ka atau dia pung mama denga papa antar, trus kalo dorng su
dudu, lalu dokter mulai tanya sudah (ini akang pung nama anamnese) : ade nona ada rasa
bagumana ? ada rasa badang panas ka, dinging ka, pusing ka, mual, atau ada munta kaseng
? ade nona ada rasa saki dibagiang mana ? (kalo dia su tunju tampa yang saki) tanya trus :
sabla mana yang saki ? subarapa lama panas deng rasa pusing-pusing ? su brapa kalki
munta-munta ? Ade nona masi skola ka su kaweng ? (kalo su kaweng, tanya lai : skarang lagi
hamil ka seng ?). Slama brapa hari ini nafsu makang bagus ka seng ? Slama rasa saki deng
pusing-pusing ini ada minong obat ka seng ? Sapa yang kasi obat ? Waktu minong obat apa
ada yang seng cocok dan biking alergi ? sperti ada rasa badang panas, bagatal-bagatal, rasa
muka bangka ? Atau ada rasa napas sasa ?

2. Pake bahasa yang pasien gampang mangarti ( pasien gampang tau).


Kalimat ini pung maksud yaitu dokter kalo bicara for pasien, seng bole pake kata-kata atau
kalimat yang susa dimangarti oleh pasien. Jadi dokter cukup pake kalimat yang
gampanggampang sa, supaya pasien bisa capat paham deng mangarti maksud yang dokter
bilang. Deng bagitu maka apa yang dokter bilang pasti gampang pasien lakukan pas sesuai
deng yang dokter mau.
Conto kasus di atas ; umpama pasien ade nona di atas setelah abis priksa, dokter biking
diagnone saki Tuberculosis (TBC), maka kalo kasitau penyakitnya jang bilang o ade nona saki
tuberculosis, tapi cukup bilang saja kata o o ade nona saki TBC atau saki paru-paru. Trus
dalam membri penjelasan tentang cara minong obat, jang dokter bilang : obat ini diminong
3x1 kalo su abis makang, tapi cukup bilang : ade nona obat ini minong 1 pagi setelah abis
makang 1 siang setelah abis makang, deng 1 malam setelah abis makang dan inga bae-bae,
musti minong iko akang pung aturan sampe abis. Jadi ini obat musti abis dalam waktu anam
bulang e e e. Bagitu juga kalo kasi saran ka nasihat ka jang bilang kata ade nona harus
berjemur dicahaya matahari pagi supaya sinar ultra violetnya matahari akan membunuh
bakteri-bakteri penyebab sakit Tuberculosis yang sedang diderita dengan cara membuat sel-
sel tubuh memproduksi zat-zat tertentu yang mampu membunuh bakteri tersebut. Tapi
dokter cukuo bilang : ade nona, janglupa kio kalo pagi-pagi antara jam 9 sampe jam 11 bisa
jumur badang barang stenga jam jua karna sinar matahari pagi bisa kasi mati kuman-kuman
TBC lalu ade nona capat bae.

3. Labe bae jang pake istilah kedokteran yang susa, mar kalo ada maka dokter musti kas tau
akang pung arti dari istilah itu.
Ini akang maksud supaya dokter jang pake istila-istilah kedokteran yang susa dimangarti ole
pasien. Karna kalo dokter pake istila umum maka pasien capat mangarti penyakit apa yang
dia derita deng capat mangarti apasaja yang musti pasien biking supaya dia bisa capat bae
dari penyakitnya.
Conto kasus di atas; kalo dokter bilang for pasien bahwa dia menderita penyakit
Tuberculosis, maka pasien seng mangarti apa itu penyakit tuberculosis. Tapi dokter musti
bilang oh ade nina kana penyakit TBC, orang ilang saki paru-paru. Trus kalo dokter kasitau
cara minong obat jang bilang kata : ini obat diminum “ secara oral” tapi cukup dokter bilang
ini obat nanti diminong ee, sesuai aturan supaya capat bae. Bagitu juga kalo misalnya
pasien menderita saki poro (perut) yaitu maag, jang dokter bilang kata oh ade nona saki “
Gastritis “ tapi cukuip bilang : 0h ade nona saki maag atau orang bilang usus ada luka sadiki.
Kanapa ? Sebab kalo istilah “maag “ samua orang su tau dari zaman Belanda.
Atau umpamanya ada pasien yang saki manis atau saki gula (Diabetes Melitus / DM), maka
kalo dokter ajar pasien atau kelurganya yang lakukan penyuntikan obat insulin, maka dokter
jang bilang kata ade nona, kalo mau suntik obat ini nona suntik secra “ subcutis”, tapi dokter
labe bae bilang : nona suntik pas di bawa kulit ee.

4. Jang capat-capat kasi penjelasan atau kasi conto for pasien deng keluiarga, tapi kasi tau
plang-plang saja supaya pasien gampang pahami lalu lakukan deng batul apa yang dokter
bilang.
Disini kalo dokter brikan penjelasn for paien, seng bole tergesa-gesa alias capat-capat alias
paparipi. Contoh, kalo dokter kasitau cara menyuntik obat insulin untuk pasien saki gula,
maka musti plang-plang (agak lambat) kasi lia cara ambel cairan obat dari botol obat,
bagumana cara menarik pompa spoit (disposible syringe) agar supaya udara seng masuk
banya-banya ka dalam spoit. Dokter juga musti plang-plang kasi lia cara kasi kaluar
gelembung udara yang ada dalang spoit, supaya waktu pasien suntik obat insulin, seng ada
udara yang masuk dalam badan pasien karna bisa biking rasa saki deng biking bengkak.

5. Kalo ada brita yang kurang bae, jang langsung kasitau secara to the point, tapi bicara laeng
dolo baru kasitau bae-bae supaya pasieng seng kaget dan jantong tapukul (syok).
Conto kasus, misalnya ada pasien tanta-tanta umur 60 taong yang dokter diagnose saki
tumor pada susu (payu dara), maka dokter jang langsung kasitau bahwa ini tumor di susu,
tapi bicara bae-bae deng jelaskan dolo bahwa ada teraba sebuah benjolan kacil saja. Nanti
katong priksa akag lai bae-bae juga pake priksa di laboratorium supaya bisa parsis akang
pung diagnose, lalu katong kasi obat supaya akang capat bae. Jadi tanta seng usa taku,
karna deng minong obat jua akang bisa tamba kacil, deng kadang bisa hilang seluruhnya.
Tapi kalo blong ilang-ilang lai, maka katong bisa oprasi akang benjolan, sambil minong obat
lai supaya batul-batul bae. Tanta jang khawatir, karna akang punya tahap nih baru awal-
awal saja, jadi sombayang jua for Tetemanis la Antua kasi bae akang eee.

6. Inga, jang pake kata-kata yang biking taku orang (mengancam)’


Artinya dokter kalo kasi penjelasan for pasien deng keuarga, jang pake kata-kata yang biking
pasien deng kekuarga jadi penakut. Misalnya saja pada kasus nomor 5, dokter seng boleh
bilang : kalo tanta seng baraobat, beta seng tau lai, karna bisa bahaya. Atau kalo tanta seng
capat barobat, bisa-bisa capat mati. Tapi dokter musti bicara bae-bae, deng pake kalimat
yang biking sajo pasien deng kekuarga pung hati. Misalnya bilang : beta harap tanta bisa
capat ambel keputusan, lalu katong bisa capat oprasi deng kasi obat supaya akang penyaki
tu biusa capat bae. Cuma kalo tanta lama-lama ambel keputusan maka tentunya penyaki ini
bisa tambah parah, jadi katong para dokter musti karja labe brat supaya tanta bisa bae dari
itu penyakit.

7. Pake kata-kata yang bisa biking pasien dan keuarganya tambah smangat.
Dengan dokter pake kata-kata yang bae-bae deng meyakinkan, maka sudah barang tentu
pasien pung smangat tambah bagus, sehingga pikirannya jadi positif yang pasti biking tubuh
pasien berespon tambah bagus dalam mengalahkan bibit-bibit penyakit. Conto pada kasus
nomor 5, dokter bisa bilang : tanta jang taku sebab dengan adanya obat-obatan yang baru,
juga ditamba peralatan kedokteran yang tamba bagus/canggih, dan deng kemampuan
dokter yang bagus-bagus, maka deng oprasi yang akan dilakukan pasti berhasil deng bae,
asalkan tanta juga tenang dalam menjalani pengobatan deng oprasi yang akang dilakukan.
Apalagi tanta banya-banya sombayang for Tetemanis, maka Antua pasti dengar doa itu dan
kasi tanta kesembuhan deng segra !

8. Jang lupa kasi tau ulang-ulang hal-hal yang penting.


Dokter musti kasi tau ulang-ulang pesan atau hal-hal yang penting skali for pasien deng
keluarga pasien, supaya mereka bisa slalu inga apa-apa yang penting yang musti dilakukan
supaya pasien bisa capat bae.
Conto pad kasus pasien TBC, dokter musti kasi inga ulang-ulang betapa pentingnya obat
diminum secara teratur dan seng bole ada yang terlupa atau terlambat diminum. Demikian
pula pada kasus pasien tumor payu dara, dokter musti slalu kasi inga ulang-ulang betapa
pentingnya pengobatan yang dilakukan secara dini deng ditambah lai deng oprasi, maka
tumor payu dara bisa sembuh dengan bae.

9. Inga dokter musti yakin bahwa pasien deng keluarganya su mangarti deng bae apa yang
dokter bilang.
Disini dokter musti yakin kalo yang dia bilang, pasien deng kekuarga bisa lakukan deng bae
dan tepat/benar. Misalnya pada kasus pasien saki gula, dokter musti yakin bahw pasien su
mangarti yang dokter inginkan/printahkan. Misalnya dokter tes bertanya buat pasien :
insulin nanti disuntik seblum atau sesudah makan ? jika pasien jawab slah, maka dokter
musti terangkan ulang deng secara plang-plang (lambat) supaya pasien bisa mangarti deng
inga bae-bae, supaya seng salah lai kalo suntik obat insulin pada dirinya sandiri.

10. Handel deng bae pasien pung masalah psikologis.


Disini dokter musti bisa handel / tangani pasien pung masalah psikologis / kejiwaan yang
muncul setelah pasien tau bahwa dia saki apa deng bagaumana perkiraan kesembuhannya.
Jika dokter lia bahwa setelah pasien tau sakinya, maka dokter musti bersikap dan bertindak
capat untuk mengatasi masalah itu. Conto pada kasus pasien menderita tumor payu dara
maka dokter bisa bilang bahwa tantaseng usa taku, karna skarang ini oprasi yang dilakukan
Cuma makang waktu stenga jam. Kalo dimasa yang lalu oprasi bisa sampe 3 jam. Deng
bagitu pasien akan marasa tenang deng bisa bangkit smangatnya.

11. Dokter musti biking kesimpulan tentang apa-apa saja yang dokter su bilang for pasien deng
keuarganya.
Disini dokter harus bisa simpulkan semua yang dia su bilang / su jelaskan for pasien deng
keuarganya tentang penyakit yang diserita pasien, deng juga musti ringkaskan cara-cara
penanganan yang musti dilakukan pasien atau keluarganya. Conto pada kasus tumor payu
dara, dokter simpulkan : pertama, tanta musti priksa ka laboratorium benjolan itu. Trus
tanta minong obat antibiotika deng vitamin supaya bisa kuat daya tahan tubuh. Trus tanta
bisa biking persiapan for oprasi, lalu abis oprasi, tanta musti siap for dilakukan kemo terapi
supaya sel-sel tumor bisa mati samua supaya seng bisa muncul lai.

12. Kasi waktu for pasien atau keluarganya mau tanya sadiki ka, jang potong dong pung bicara
atau jang bantah dolo sampe dong selesai tanya.
Dokter musti inga bahwa selain dapa penjelasan dari dokter sebaga kewajiba pasien, pasien
juga punya hak untuk bertanya par dokter tentang keadaan tubuhnya serta penyakit yang
sedang dialaminya. Disini dojter bisa bilang for pasien deng keluarganya : apakah ade nona /
tanta su mangarti samua yang beta bilang ? Trus apakah ada yang mau ditanya ? Karna
deng adanya pertanyaan dari pasien atau keluarganya, maka dokter bisa am bel kesimpulan
bahwa pasien dan keluarganya su mangarti tentang keadaan sakitnya, dan hal-hal tentang
pengobatan dan atau oprasi yang akan pasien jalani. Disamping itu, deng dokter
kasikesempatan for pasien atau kekuarganya bertanya maka ada kemungkinan muncul
jawaban atau jalan keluar yang juga bae bagi kesembuhan pasien. Dokter juga bisa tau
bagumana keadaan psikologis / kejiwaan pasien dalam menjalani pemeriksaan, pengobatan
dan bahkan mungkin oporasi yang akan dilakukan terhadap pasien. Pada waktu pasien atau
keluarganya bertanya, bagus kalo dojter jang potong dorang pung bicara supaya doter bisa
tangkap deng benar maksud pertanyaan itu, sehingga dokter dapa mengambil langkah yang
tepat bagi kesembuhan deng keslamatan pasien.

13. Dokter seng bole lupa kasi nomor telpon yang gampang dokter dihubungi.
Saat ini paradigma / pemikiran masyarakat su berubah, yakni kalo dolo-dolo dokter susah
dihubungi atau pasien taku hubungi dokter. Tapi skarang deng adanya Undang-Undang
Paraktik Kedokteran tahun 2004, yang “seolah-olah” lebih mengutamakan keselamatan
pasien, maka pasien pung hak for bisa hubungi dojter kapan saja, kalompasien merasa
kurang nyaman atau kurang sehat, apalagi selama pasien dalam penanganan dokter
tersebut. Karna itu dokter musti pung nomor HP yang gampang dihubungi supaya bisa
memberi instruksi kepada paramedis (perawat) bagumana cara atau apa yang musti capat
dilakukan agar pasien merasa nyaman atau capat bae. Deng kalo pasien memang ingun
dengar nasehat dokter langsung, atau ada hal penting yang perlu pasien bilang for dokter
maka dokter bisa langsung bicara denga pasien, demi kesembuhan dan keslamatan pasien,
yang oada akhirnya demik keamanan dokter jua.
Karna itu dokter bisa bilang ka pasien deng keluarganya : ini beta pung nomor yang bisa
dihubungi, kalo ada apapa yang penting deng nendesak, telpon saja beta e e, biar beta bisa
bantu segra, Tuhan memberkati.
Promotif pencegahan penyakit DBD (demam berdarah dengue)

Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul hampir setiap tahun adalah penyakit Demam
Berdarah, yang dalam istilah medis disebut Dengue Haemoragic Fever ( Demam Berdarah Dengue
atau yang disingkat DBD). Demam berdarah dengue ( DBD ) adalah salah satu penyakit menular
yang perlu untuk dicegah, karena penyakit ini tidak jarang mengakibatkan kematian dan berpotensi
menjadi Kejadian Luar Biasa / KLB, yang tentu saja membutuhkan tenaga dan biaya yang cukup besar
dalam proses pengobatan dan pemulihan.

Penyakit DBD ini selalu terjadi pada daerah-daerah yang beriklim tropis dan subtropis, dan
Propinsi Maluku adalah salah satu yang beriklim tropis. Oleh karenanya, untuk mengurangi insiden
yang mengejutkan oleh kejadian luar biasa penyakit DBD ini maka perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan dengan cara promotif. Walau demikian, sebelumnya kita perlu mengetahui dengan
baik penyebab dan bagaimana penularan, penyebaran, serta juga gejala dan tanda dari penyakit
DBD ini agar pada waktu dilaksanakannya langkah-langkah promotif, bisa tercapai dengan baik.

Sebagaimana ditulis diberbagai makalah ilmiah medik, penyakit DBD ini sering salah didiagnosis
dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang
menyebabkan DBD dapat bersifat asimptomatik ( tidak jelas gejalanya ). Dari data yang diperoleh
dari berbagai RS yang merawat penyakit DBD, bahwa pasien sering menunjukkan gejala-gejala
batuk, pilek, mual, muntah, maupun diare. Dan yang membuat rumit dalam mendiagnosis secara
cepat adalah jika infeksi virus dengue ini bersamaan masuk ke dalam tubuh pasien dengan infeksi flu
atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi
virus dengue, bagaimana patofisiologinya, dan yang penting juga adalah kemampuan pengamatan
dan analisis dari dokter. Bahwa dalam hal gejala klinis kurang meyakinkan maka diperlukan
pemeriksaan klinis yang mumpuni dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium.

Dalam program pemberantasan kasus DBD ini, sebnarnya Departemen Kesehatan RI telah
mengupayakan berbagai strategi antara lain memberantas nyamuk dewasa yang membawa virus
dengue yaitu nyamuk Aedes Aegypty, dengan cara pengasapan, kemudian diperluas dengan dengan
menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat-temoat penampungan air yang sulit dibersihkan
dengan baik, akan tetapi kedua metode tersebut sampai saat ini belum memperlihatkan hasil yang
memuaskan.

Pencegahan penyakit DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya yaitu nyamuk Aedes
Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang tepat yaitu :

1. Pengendalian lingkungan, yaitu dengan memberantas sarang nyamuk aedes aegypti,


pengelolaan sampah padat, memperbaiki disain tempat penampungan air agar mudah
dibersihkan dan dikuras airnya hingga habis. Caranya adalah menguras bak mandi atau
tempat penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu. Mengganti air dalam vas
bunga atau tempat air minum burung peliharaan seminggu sekali, menutup rapat tempat
penampungan air, serta mengubur kaleng atau wadah kecil yang dapat tertampung air
disitu.
2. Pengendalian biologis, yaitu mencegah perkembang-biakan yang cepat dari nyamuk aedes
aegypti dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk dalam tempat
penampungan air yang besar yang agak sulit dibersihkan dalam seminggu sekali. Ikan yang
biasa digunakan adalah ikan cupang dan ikan adu.
3. Pengendalian secara kimiawai, yaitu dengan cara pengasapan ( fogging ) yakni
menggunakan zat Malathion dan Fenthion, yang berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan alam eaktu tertentu. Juga dengan cara memberikan bubuk Abate ( zat Temephos)
ke dalam tempat-tempt penampungan air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah secara Promotif, yaitu dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yakni yang disebut 3M plus : Menutup, Menguras,
Menimbun. Selain itu juga melakukan sejumlah plus seperti memelihara ikan pemakan jentik dalam
bak penampung air, manabur larvasida ke dalam penampung air, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi pintu dan jendela, menggunakan obat
nyamuk semprot yang mengandung insektisida, menggunakan obat nyamuk bakar, memeriksa jentik
secara berkala dan mengguras air dari bak penampunan air seminggu sekali.

Anda mungkin juga menyukai