Anda di halaman 1dari 2

Pada masa Orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi

sosial-budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama ini adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.
Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode
implementasi Pancasila yang berbeda

Dalam mengimplementasikan pancasila, presiden Soekarno melaksanakan pemahaman pancasila dengan


paradgma yang disebut dengan manipol/USDEK.

Apa itu Manipol USDEK?

Jadi, Manipol/USDEK merupakan akronim dari Manifesto politik / Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia yang oleh Soekarno
dijadikan sebagai haluan/tujuan negara Republik Indonesia, sehingga harus dijunjung tinggi, dipupuk, dan
dijalankan oleh semua bangsa Indonesia. Maka, Pancasila dan Manifesto Politik/USDEK pun merupakan
satu kesatuan yang sama.

Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu
kelompok terhadap masalah negara. 

Periode 1945-1950
dasar yang digunakan adalah pancasila dan uud 1945 yang presidensil, namun dalam prakteknya, sistem ini
tidak dapat diwujudkan setelah penjajah diusir, Padahal nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika
menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di Indonesia.

Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat
dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya
berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Sistem ini
menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan
adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system presidensiil tak
dapat diwujudkan.

Persatuan seluruh rakyat indonesia mulai menghadapi tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk
menggantikan pancasila sebagai dasar negara seperti pembrontakan PKI di madiun dan pemberontakan
DI/TII .

Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan komunis yang
terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. Pemberontakan ini dilakukan oleh "Front
Demokrasi Rakyat" (FDR), yang terdiri atas Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia
(PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI) Pemuda Rakyat dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia
(SOBSI).

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah
"Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk pembentukan negara Islam di
Indonesia. Ini dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim, dipimpin Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo Kelompok ini mengakui syariat islam sebagai sumber hukum yang valid. Gerakan ini telah
menghasilkan pecahan maupun cabang yang terbentang dari Jemaah Islamiyah ke kelompok agama non-
kekerasan. tujuan: Mengganti pancasila sebagai dasar negara dengan syari'at islam. Pada tanggal 4 juni
1962, kartosuwiryo bersama kelompoknya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Periode 1950-1959
Dasar negara tetap pancasila, namun dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal. Dapat
dilihat dari penerapan sila ke-4 yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting).
Muncul Pemberontakan-pemberontakan yang ingin melepaskan diri dari NKRI, yaitu Republik Maluku
Selatan (RML), Pemerintah Revolusionel Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta
(PERMESTA) yang ingin melepaskan diri dari NKRI.

Republik Maluku Selatan atau RMS adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku yang diproklamasikan
tanggal 25 April 1950. Pulau-pulau terbesarnya adalah Seram, Ambon, dan Buru. RMS di Ambon
dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, tetapi konflik di Seram masih berlanjut sampai
Desember 1963. Kekalahan di Ambon berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram, kemudian
mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.

Didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, menimbulkan respon dari masyarakat Maluku Selatan
saat itu. Seorang mantan jaksa agung Negara Indonesia Timur, Mr. Dr. Christian Robert Soumokil,
memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Hal ini merupakan
bentuk penolakan atas didirikannya NKRI, Soumokil tidak setuju dengan penggabungan daerah-daerah
Negara Indonesia Timur ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.

PRRI adalah gerakan pertentangan antara pemerintah pusat dan daerah. Gerakan menentang pemerintah
pusat ini terus meluas, dua hari setelah deklarasi, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menyatakan
dukungannya terhadap PRRI.

Ultimatum tersebut bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun pemberontakan, tetapi menginginkan
otonomi daerah.

Kondisi inilah yang memengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah karena berbagai ketimpangan
dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa. tanggal 15 Februari 1958
memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan perdana menteri
Syafruddin Prawiranegara.

Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958, dan pada tahun
1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk kembali Republik Indonesia.

Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap
paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang
diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini
adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yaitu:

a. pembubaran Konstituante;
b. berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
c. akan dibentuk MPRS dan DPAS..

Anda mungkin juga menyukai