Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DALAM HUBUNGANNYA


DENGAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Diajukan sebagai salah satu syarat tugas kelompok untuk mengikuti mata kuliah
Pendidikan Pancasila pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

NURISA ZAKIYAH
RIKA DWI AFRIYANI
KAHELA MILIYA
LAKSONO PUTRO UTOMO
EGI SUNTORO
ATUR BAGUS

13101115
16101081
16101154
16101049
16101030
16101116

DOSEN PEMBIMBING : SUHERRY, M.Si

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI
TANJUNGPINANG 2015/2016
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

MASA KEJAYAAN NASIONAL (ABAD VII-XVI)

Kerajaan Sriwijaya Di Sumatera Selatan (Abad VII-XII)


Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa

Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dan huruf


pallawa adalah kerajaan Maritim yang mengandalkan jalur perhubungan laut.
Kekuasaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775).
Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, di mana pemerintah melalui pegawai
raja membentuk suatu badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat
sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam sistem
pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan,
rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya
dengan nilai-nilai Ketuhanan (Kaelan,1999:27).
Pada Zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang
sudah dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan ke India, banyak
guru-guru tamu yang mengajar di sini dari India, seperti Dharmakitri. Unsur-unsur
yang terdapat di dalam Pancasila yaitu : KeTuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Tata
pemerintahan atas dasar musyawarah dan Keadilan sosial telah terdapat sebagai asasasas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu
itu, hanya saja belum dirumuskan secara kongkrit. Dokumen tertulis yang
membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut ialah Prasasti-prasasti di Talaga Batu,
Kedukaan

Bukit,

Karang

Brahi,

Talang

Tuo,

dan

Kota

Darmodihardjo.1974:22-23).

Kerajaan Majapahit Di Jawa Timur (Abad XIII-XVI)

Kapur

(Dardji

Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa


Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga (abad ke
VII), Sanjaya (abad ke VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari kerajaan tersebut
adalah dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX)
dan Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke X). Di Jawa Timur muncul
pula kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke IX), Dharmawangsa (abad ke X),
Airlangga (abad ke XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama
Wisnu dan agama Syiwa telah hidup berdampingan secara damai.
Nilai-nilai kemanusiaan telah tercermin dalam kerajaan ini, terbukti
menurut prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dagang
dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa. Sebagai nilai-nilai sila
keempat telah terwujud yaitu dengan diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui
musyawarah

antara

pengikut

Airlangga

dengan

rakyat

dan

kaum

Brahmana.Sedangkan nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada saat Raja Airlangga


memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian
rakyat (Aziz Toyibin. 1997:28-29). Pada abad ke XIII berdiri kerajaan Singasari di
Kediri

Jawa

Timur

kerajaan Majapahit (1293).


raja Hayam

yang

ada

Jaman

Keemasan

Wurukdengan Mahapatih

hubungannya
Gajah

dengan

Majapahit

pada

Mada.

Wilayah

berdirinya
pemerintahan
kekuasaan

Majapahit semasa jayanya membentang dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian


Jaya.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwajaman Sriwijaya dan
Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai

cita-citanya.

Kesuburan

Indonesia dengan

hasil

buminya

yang

melimpah, terutama rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di


luar Indonesia, menyebabkan bangsa Asing masuk ke Indonesia. Bangsa Barat yang
membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis,
Spanyol, Inggris dan Belanda. Kemasukan bangsa Barat seiring dengan keruntuhan
Majapahit sebagai akibat perselisihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai

nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun abad ke XVI agama Islam berkembang


dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai dan
Demak, nampaknya tidak mampu membendung tekanan Barat memasuki Indonesia.
Unsur Nilai Pancasila
a. Prasasti Telaga Batu, Prasasti ini salah satu prasasti kutukan yang paling
lengkap memuat nama-nama pejabat pemerintahan.Beberapa sejarahwan
menganggap dengan keberadaan prasasti ini, diduga pusat Sriwijaya itu
berada di Palembang dan pejabat-pejabat yang disumpah itu tentunya
bertempat-tinggal di ibukota kerajaan.
b. Karang Brahi, adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan Sriwijaya yang
ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang
Merangin.
c. Talang Tuo, Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk
(Residen Palembang) padea tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit
Seguntang / Bukit Siguntang dan dikenal sebagai salah satu peninggalan
Kerajaan Sriwijaya.
d. Kota Kapur, adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di
pesisir barat Pulau Bangka, di sebuah dusun kecil yang bernama "Kota
kapur".Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan
menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen
tertulis tertua berbahasa Melayu.
PRASASTI KEDUKAN BUKIT
Teori Proto-Melayu yang didukung oleh Robert von Heine-Geldern, Johan
Hendrik Caspar Kern, JR. Foster, James Richardson Logan, Slamet Muljana dan
Asmah Haji Omar. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada
tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir,
Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi.

Ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini
sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN SISTEM PENJAJAH

Penjajahan Barat Dan Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia (Abad XVIIXX)


Pada abad ke XVII dan XVIII Perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh

pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa
(Banten, 1650), Hasanuddin Makasar 1660), Iskandar Muda (Aceh 1635) Untung
Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670), Ibnu Iskandar (Minangkabau 1680) dan
lain-lain.
Pada permulaan

abad

ke

XIX penjajah

Belanda

mengubah

sistem

kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang partikelir yang


bernamaVOC berganti dengan Badan Pemerintahan resmi yaitu Pemerintahan Hindia
Belanda. Semula pernah terjadi pergeseran Pemerintahan penjajahan dari Hindia
Belanda kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada
Belanda lagi. Dalam usaha memperkuat kolonialismenya Belanda menghadapi
perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di
Minangkabau (1822-1837), Diponegoro di Mataram (1825-1830), Badaruddin di
Palembang

(1817), Pangeran

Antasari di

Kalimantan

(1860) Jelantik di

Bali

(1850), Anak Agung Made di Lombok (1895) Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut
Nyak Dien di

Aceh

(1873-1904), Si

Singamangarajadi

Batak

(1900).

Pada

hakekatnya perlawanan terhadap Belanda itu terjadi hampir di setiap daerah di


Indonesia. Akan tetapi perlawanan-perlawanan secara fisik terjadi secarasendirisendiri di setiap daerah. Tidak adanya persatuan serta koordinasi dalam melakukan
perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis,
sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan betapa
pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.

Kebangkitan Nasional / Kesadaran Bangsa Indonesia (20 Mei 1908)


Pada permulaan abad ke XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam

melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan secara


fisik yang tidak adanya koordinasi pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin
Indonesia abad ke XX itu untuk merubah bentuk perlawanan yang lain. Bentuk
perlawanan itu ialah dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia akan
pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah mendirikan berbagai
macam organisasi politik di samping organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan sosial. Organisasi sebagai pelopor pertama adalah Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi itu memulai merintis
jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia., tokohnya yang
terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi
pergerakan lain, yaitu Sarikat Dagang Islam (1909), kemudian berubah bentuknya
menjadi pergerakan politik dengan menganti namamenjadi Sarikat Islam (1911) di
bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Berikutnya muncul pula Indische
Partij (1913) dengan pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara, namun karena terlalu radikal sehingga pemimpinnya dibuang ke luar
negeri (1913). Akan tetapi perjuangan tidak kendur karena kemudian berdiri Partai
Nasional Indonesia (1927) yang di pelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.

Sumpah Pemuda / Persatuan Bangsa Indonesia (28 Oktober 1928)


Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah

perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang


dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto dan lain-lain mengumandangkan
Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan akan adanya Bangsa, tanah air dan bahasa
satu yaitu Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan
oleh Bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa itu diperlukan adanya

persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak. Sebagai tali pengikat
persatuan itu adalah Bahasa Indonesia. Realisasi perjuangan bangsa pada tahun 1930
berdirilah Partai Indonesia yang disingkat dengan Partindo (1931) sebagai pengganti
PNI yang dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri dari Moh.
Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI Baru, dengan semboyan kemerdekaan
Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

Penjajahan Jepang (9 Maret 1942)


Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan dibomnya

Pearl Harbour oleh Jepang. Dalam waktu yang singkat Jepang dapat menduduki
daerah-daerah jajahan Sekutu di daerah Pasifik. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942
Jepang masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda, pada saat itu Jepang
mengetahui keinginan bangsa Indonesia, yaitu Kemerdekaan Bangsa dan tanah air
Indonesia. Peristiwa penyerahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di
Kalijati Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942. Jepang mempropagandakan
kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda.
Oleh sebab itu Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Akan tetapi hal itu merupakan tipu muslihat agar
rakyat Indonesia membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kenyataan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia bahwa sesungguhnya Jepang tidak kurang kejamnya
dengan penjajahan Belanda, bahkan pada jaman inibangsa Indonesia mengalami
penderitaan dan penindasan yang sampai kepada puncaknya. Kemerdekaan tanah air
dan bangsa Indonesia yang didambakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda
kedatangannya, bahkan terasa semakin menjauh

bersamaan dengan semakin

mengganasnya bala tentara Jepang.


Kekecewaan rakyat Indonesia akibat perlakuan Jepang itu menimbulkan
perlawanan-perlawanan terhadap Jepang baik secara illegal maupun secara legal,
seperti pemberontakan PETA di Blitar. Sejarah berjalan terus, di mana Perang Pasifik

menunjukan tanda-tanda akan berakhirnya dengan kekalahan Jepang di mana-mana.


Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang berusaha membujuk hati
bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian hari
apabila perang telah selesai. Kemudian janji yang kedua kemerdekaan diumumkan
lagi oleh Jepang berupa Kemerdekaan tanpa syarat yang disampaikan seminggu
sebelum

Jepang

menyerahkan

kepada

bangsa

Indonesia

memperjuangkan

kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara Indonesia


merdeka dihadapan musuh Jepang.

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (29 April 1945)


Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan, terjadi perdebatan sengit yang

disebabkan perbedaan pendapat. Karena apabila dilihat lebih jauh para anggota
BPUPKI terdiri dari elit Nasionalis netral agama, elit Nasionalis Muslim dan elit
Nasionalis Kristen. Elit Nasionalis Muslim di BPUPKI mengusulkan Islam sebagai
dasar Negara, namun dengan kesadaran yang dalam akhirnya terjadi kompromi
politik antara Nasionalis Netral Agama dengan Nasionalis Muslim untuk menyepakati
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)yang berisi tujuh kata yaitu dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa (Risalah Sidang BPUPKI, 1995; Anshari, 1981; Darmodihardjo,
1991).

Kesepakatan

peniadaan

tujuh

kata

itu

dilakukan

dengan

cepat

dan legowo demi kepentingan nasional oleh elit Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus
Hadikusumo, Teuku Moh. Hasan dan tokoh muslim lainnya.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (9 Agustus 1945)


PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan

Indonesia. PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.

Soekarno. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan Untuk Mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. PPKI beranggotakan 21 orang dan semuanya orang
indonesiayang berasal dari berbagai daerah.
PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

Jepang Menyerah Kalah Pada Sekutu (14 Agustus 1945)


Pada tanggal 14 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah kepada pasukan

sekutu, setelah dua kota industry di jepang, Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh
Amerika Serikat. Dengan menyerahnya jepang, maka perang dunia II pun berakhir.
Angkatan laut kekaisaran jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945,
sementara invasi sekutu ke jepang hanya tinggal waktu.

Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945)

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal istimewa bagi rakyat Indonesia, karena
pada tanggal tersebut RI mulai berdiri, Republik Indonesia mulai dikumandangkan
kemerdekaannya oleh sang proklamator soekarno dan M Hatta. Sebelum Indonesia
menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, banyak peristiwa yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut.

Pengesahan UUD 1945 (18 Agustus 1945)

Rapat pertama PPKI dilaksanakan di Pejambon, Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan


Hatta meminta Ki Bagus Hadi kusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr.Kasman
Singodimedjo,Mr. Teuku Mohammad Hassan, untuk mengkaji perihal rancangan
pembukaan UUD sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dibuat oleh
BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemelukpemeluknya. Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika
kalimat itu dimasukkan dalam UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang

dipimpin oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan dalam
rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Hatta Dalam membicarakan UUD ini rapat berlangsung lancar,yakni sekitar
dua jam rapat telah berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD
Negara Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang
dibuat oleh BPUPK. Dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD yang terdiri
atas Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan,
dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian,
Indonesia memiliki landasan hokum yang kuat dalam hidup bernegara dengan
menentukan arahnya sendiri.
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI KEMERDEKAAN

Masa Republik Indonesia I (1945-1959), Demokrasi Parlementer


Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan

kedudukan badan legislative lebih tinggi daripada badan eksekutif. Pada masa 19451959 merupakan awal dari berdirinya berbagai institusi perwakilan rakyat seperti
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan representasi atau perwakilan dari
rakyat. Sehingga Dpr sipandang perlu untuk menjadi fungsi legalitas terhadap
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pada masa Kabinet Parlementer ini Sutan
Sjahrir memiliki peran yaitu melakukan diplomasi dengan pihak belanda untuk
mengakui Indonesia sebagai Negara merdeka.
Pada periode ini terdapat banyak perjanjian antara Indonesia dan belanda
untuk pengakuan dari belanda terhadap Indonesia. Bahkan belanda melakukan agresi
ke Indonesia yang menyebabkan berbagai perang di beberapa wilayah.

Masa Republik Indonesia II (1959-1965), Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi di mana seluruh

keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden

Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh


Presiden

Soekarno

dalam

pembukaan

sidang konstituante pada

tanggal10

November 1956. Demokrasi Terpimpin berjalan berdasarkan Dekret Presiden


Soekarno 5 Juli 1959 dan Tap MPRS No. VIII/MPRS/1959. Paham demokrasi ini
berdasarkan paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan ( sila ke-4 dari Pancasila ).

Masa Republik Indonesia III (1965 Dan Seterusnya), Demokrasi


Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada

kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa
Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah
demokrasi Pancasila. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ideologinya terdapat
dalam Pancasila, oleh karena itu setiap sila yang terdapat dalam Pancasila harus
diaplikasikan dalam kehidupan setiap rakyatnya sehari-hari untuk menunjang
kemajuan negara kita. Pancasila sendiri dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang pada akhirnya hingga saat ini tanggal 1 Juni
ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna (Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas


Pancasila). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Syarbaini, Syahrial. 2012. Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai Karakter
Bangsa) di Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor.
Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : UNY Press.
Slamet Mulyana. 1986. Nasionalisme Sebagai Modal Perjuangan Bangsa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka.
Zulkarnain. 2009. Jurnal Istoria Vol.7.No.1.09.(2009),Yogyakarta: Pendidikan
Sejarah.

Anda mungkin juga menyukai