Anda di halaman 1dari 19

RESENSI BUKU KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pengantar Ilmu Politik

Dosen : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

Disusun oleh :
Arie Ramdhani Muchtar

6212161012

HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2016

IDENTITAS BUKU
Judul buku

: Kapita Selekta Hubungan Internasional

Penulis

: Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

Penerbit

: ALFABETA cv
Telp. (022) 200 8822 Fax. (022) 2020 373
Email : alfabetabdg@yahoo.co.id
Website : www.cvalfabeta.co

Kota penerbit

: Bandung

Tahun terbit

: 2015

Cetakan

: Pertama, Juli 2015

Jumlah Halaman

: xvi, 204

ISBN

: 978-602-289-166-6

Dimensi Buku

: 14,5 20,5 cm

Page | 1

GAMBAR COVER BUKU


KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Page | 2

BAB I
PENDAHULUAN
Jurusan Hubungan Internasional merupakan cabang dari ilmu sosial yang
relatif baru terutama di Indonesia, walaupun sebetulnya ilmu Hubungan
Internasional ini sudah ada sejak April tahun 1919 di Inggris (Anglo Saxon).
Sehingga wajar saja jika masih banyak masyarakat khususnya bagi orang awam
yang tidak mengetahui keberadaan jurusan Hubungan Internasional ini di
perguruan tinggi. Mereka juga tidak mengetahui apa yang dipelajari dalam
Hubungan Internasional ini.
Sedikitnya literatur-literatur yang berbentuk buku dalam bahasa Indonesia
mengenai

Hubungan

Internasional

menyebabkan

masyarakat

khususnya

mahasiswa yang ingin mendalami ilmu Hubungan Internasional kesulitan untuk


mempelajari lebih jauh mengenai Hubungan Internasional ini. Literatur yang
tersedia biasanya berbahasa Inggris atau merupakan hasil terjemahan dari
pendapat para ilmuwan Barat. Dengan adanya buku yang berjudul Kapita Selekta
Hubungan Internasional yang ditulis oleh seorang dosen tetap di salah satu
perguruan tinggi swasta di Indonesia ini sangat membantu masyarakat khususnya
mahasiswa yang sedang menimba ilmu di jurusan Hubungan Internasional untuk
membuka wawasan mengenai Hubungan Internasional lebih luas lagi.
Peningkatan minat studi hubungan internasional di era reformasi saat ini di
dorong pula oleh adanya arus globalisasi, pasar bebas, perdagangan bebas,
perkembangan teknologi informasi, dan semakin meningkatnya mobilitas
manusia, barang, dan jasa antar negara sehingga banyak masyarakat yang
terdorong untuk memahami konteks global dan regional dari setiap permasalahan
nasional dan okal.
Buku ini berisi tentang berbagai perkembangan hubungan internasional
yang menjadi isyu dominan pada masa setelah berakhirnya Perang Dingin dan

Page | 3

awal abad 21. Penggambaran isyu-isyu yang berkembang dalam hubungan


internasional ini hanya bersifat deskriptif dan hanya awal dari sebuah perkenalan
dan pengantar.
Secara sistematika, buku ini terdiri dari dua belas bab. Bab pertama berisi
pendahuluan. Bab kedua menguraikan tentang pengertian dan teorisasi demokrasi.
Bab ketiga memaparkan tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam perspektif
Hubungan Internasional, dikenal dua Perspective.
Bab keempat

menjelaskan

tentang

good governance, baik dari

pengertiannya, unsur-unsurnya, sampai dengan karakteristik dan perbedaan antara


governance dan goverment. Sedangkan bab kelima berupaya membedah hakikat
terorisme, pengertian terorisme, tipologi terorisme sampai dengan upaya
pencegahannya.
Bab keenam berusaha menampilkan sebuah gambaran tentang fenomena
globalisasi. Definisi globalisasi, kerangka state centris dan transnsional
dalam studi hubungan internasional untuk memahami globalisasi, dampak negatif
dan positif globalisasi, sampai dengan gerakan anti globalisasi sebagai efek dai
mewabahnya virus globalisasi.
Bab ketujuh memperkenalkan perspektif gender dalam kajian hubungan
internasional. Dimulai dari pengertian gender, perbedaan dengan sex, perhatian
dunia terhadap masalah gender, faktor yang melatarbelakangi munculnya gender,
sampai dengan penelusuran berbagai aliran dalam gender dan formulasi
pembangunan yang berwawasan gender.
Bab kedelapan menampilkan risalah tentang lingkungan hidup dalam
konteks kajian hubungan internasional. Bab ini menunjukan permasalahan
lingkungan hidup sangat erat kaitannya dengan studi hubungan internasional. Bab
kesembilan mengusung tema pariwisata dalam tinjauan studi hubungan
internasional. Bab ini menunjukan kegiatan dibalik pariwisata, tersimpan sebuah
pola dan interksi berbagai aktor dalam hubungan internasional.

Page | 4

Bab

kesepuluh

mengemukakan

tentang

NGO

dalam

hubungan

internasional. Sebagai aktor dalam hubungan internasional. NGO merupakan


salah satu pemain yang sangat menentukan dalam dinamika politik internasional.
Bab kesebelas mencoba untuk membedah tentang hakikat ancaman dalam
perspektif hubungan internasional. Dalam bab ini akan diperkenalkan konsep
yang berkaitan dengan keamanan (security), yakni konsep National Security dan
Human Security.
Bab kedua belas atau terakhir berupaya memperkenalkan konsepsi
Perang

Modern

dalam

perspektif

Hubungan

Internasional.

Penulis

menginginkan bahwa khalayak publik menyadari bahwa saat ini kita berada dalam
kondisi perang. Melainkan perang dalam artian fisik, tetapi perang yang
berdimensi luas dan kompleks.

Page | 5

BAB II
SUBSTANSI BUKU

Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional ini terdiri dari 12 bab yang
dilengkapi dengan pengantar penulis, daftar isi, daftar pustaka, dan biodata
penulis. Duabelas bab yang telah disebutkan diatas yaitu :
1. BAB I Pendahuluan;
2. BAB II Demokrasi Dalam Hubungan Internasional;
3. BAB III HAM Dalam Hubungan Internasional;
4. BAB IV Good Governance Dalam Hubungan Internasional;
5. BAB V Terorisme Dalam Hubungan Internasional;
6. BAB VI Globalisasi Dalam Hubungan Internasional;
7. BAB VII Gender Dalam Hubungan Internasional;
8. BAB VIII Lingkungan Hidup Dalam Hubungan Internasional;
9. BAB IX Pariwisata Dalam Hubungan Internasional;
10. BAB X NGO Dalam Hubungan Internasional;
11. BAB XI Hakikat Ancaman Dalam Perspektif Hubungan Internasional;
12. BAB XII Perang Modern Dalam Perspektif Hubungan Internasional.
Dalam resensi buku ini akan akan dipaparkan pokok-pokok pembicaraan dari
setiap bab, kekuatan dan kelemahan buku, dan kontribusi buku terhadap studi
Hubungan Internasional.
1. BAB I Pendahuluan
Dimulai dari BAB I dengan judul bab Pendahuluan berisi tentang
sejarah dan perkembangan hubungan internasional yang dapat ditelusuri
sampai dengan beberapa abad sebelum Masehi. Untuk memudahkan dalam
mempelajarinya, biasanya para penstudi politik internasional membagi
secara konologis sejarah perkembangan politik internasional menjadi
enam bagian penting. Enam bagian penting yang disebutkan dalam buku
ini adalah sebagai berikut :
a. Masa dinasti Chou (1122-221 SM);
b. Masa Yunani Kuno (800-322 SM);
c. Sebelum Perang Dunia I (1914);
d. Setelah Perang Dunia II (1945);
e. Pasca Perang Dingin (1990-2001);
Page | 6

f. Pasca Tragedi WTC dan Pentagon (11 September 2001).


Kemudian dalam bab ini juga membicarakan tentang inti isi buku
secara keseluruhan dan pokok pembahasan setiap bab. Diakhir bab
terdapat harapan dari penulis terhadap buku ini agar dapat memberikan
gambaran kepada penstudi hubungan internasional bahwa ruang lingkup
kajian hubungan internasional itu sangat luas.
2. BAB II Demokrasi Dalam Hubungan Internasional
Dalam bab kedua ini menguraikan tentang pengertian dan teorisasi
demokrasi. Berbagai pendekatan terhadap demokrasi dan kaitan demokrasi
dengan politik luar negeri dibahas secara lugas dalam bab ini.
Salah satu topik yang memperoleh tempat utama dalam agenda
kajian Ilmu Politik dan Ilmu Hubungan Internasional dalam satu
dasawarsa terakhir adalah proses transisi dari otoritarianisme menuju
demokrasi yang terjadi paling tidak sejak pertengahan dasawarsa 1970-an.
Dalam bab ini dikatakan bahwa demokrasi dipandang sebagai sistem
pemerintahan yang paling baik dibanding dengan sistem pemerintahan
lainnya. Meskipun upaya pelaksanaan sistem demokrasi tidak sedikit
memakan biaya sosial, namun sistem ini terlepas dari kelebihan dan
kekurangannya, merupakan pilihan terbaik diantara yang terjelek.
Dalam dinamika politik internasional, demokrasi adalah persoalan
tersendiri yang mendapat perhatian serius, khususnya setelah Perang
Dunia II dan Perang Dingin.
Dalam bab ini terdapat lima sub bab yaitu sebagai berikut :
a. Mengkerangkai Demokrasi;
b. Hubungan Antara Demokrasi dan Pemilu;
c. Pendekatan-pendekatan dalam Demokrasi;
d. Sebab-sebab Munculnya Demokrasi :
1) Struktur Sosial dan Demokrasi;
2) Kapital dan Demokrasi;
3) Elit Politik dan Demokrasi;
4) Budaya Politik dan Demokrasi;
5) Transisi dan Demokrasi;

Page | 7

e. Demokrasi dan Politik Luar Negeri.


3. BAB III Hak Asasi Manusia dalam Hubungan Internasional
Dalam bab ini memaparkan tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam perspektif Hubungan Internasional, dikenal dua perspektif tentang
HAM, yakni Autonomy of State dan Cosmopolitan Perspective. Bab ini
juga menelusiri sejarah perkembangan HAM dari jaman Yunani Kuno
sampai dengan jaman modern seperti sekarang ini.
Bab ini terdiri dari delapan sub bab yaitu sebagai berikut :
a. Pengertian HAM,
b. Sejarah Perkembangan HAM;
c. Tiga Konsepsi tentang HAM;
d. Empat Sudut Pandang tentang HAM;
e. HAM dalam Perspektif Hubungan Internasional;
f. Kritik Terhadap Autonomy of States dan Cosmopolitan Perspective :
1) Kritik terhadap Autonomy of States;
2) Kritik terhadap Cosmopolitan Perspective.
g. Kasus Pelanggaran HAM di Dunia;
h. Perkembangan HAM di Indonesia :
1) Produk Hukum Nasional tentang HAM;
2) Pembentukan Komnas HAM;
3) Pengadilan HAM;
4) Ratifikasi Konvensi Internasional;
5) Statuta Roma.
4. BAB IV Good Governance dalam Hubungan Internasional
Bab ini menjelaskan tentang good governance, baik dari
pengertiannya,

unsur-unsurnya,

sampai

dengan

karakteristik

dan

perbedaan antara governance dan government.


Dalam kajian hubungan internasional, konsep good governance
merupakan sebuah konsep yang relatif baru. Konsep ini pertama kali
dicetuskan oleh sebuah badan di dunia yang bernaung di bawah struktur
organisasi

Perserikatan

Bangsa-Bangsa

yakni

United

Nations

Development Programme. Sebagai konsep yang berasal dari Barat,


tentunya konsep good governance tidak bebas nilai dan konsep ini terkait
dengan nilai-nilai liberal Barat.
Dalam bab ini terdapat beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut :

Page | 8

a. Pengertian Good Governance;


b. Karakteristik Good Governance;
c. Perbedaan Government dan Governance.
5. BAB V Terorisme dalam Hubungan Internasional
Bab ke-5 berupaya membedah hakikat terorisme, pengertian
terorisme, tipologi terorisme sampai dengan upaya pencegahannya.
Dampak global dan regional dari munculya tragedi WTC dan Pentagon
juga dibahas dalam bab ini.
Awal abad ke-21 ini, dunia masih terus menyaksikan rentetan
perubahan cepat dan mendasar yang pada gilirannya mempengaruhi proses
transformasi pada konfigurasi politik dan ekonomi global. Bersamaan
dengan dinamika perubahan global ini, telah lahir pula isu lama tetapi
menjadi baru dan hangat lagi, yang sangat besar pengaruhnya terhadap
tatanan politik ekonomi global saat ini. Konsekuensi dari mencuatnya isu
terorisme ke permukaan ini adalah lahirnya teroris sebagai aktor yang
sangat diperhitungkan di atas pentas internasional.
Dalam bab ini terdapat tujuh sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Definisi Terorisme;
b. Tipologi Terorisme;
c. Karakteristik Terorisme;
d. Tujuan Terorisme;
e. Sekilas tentang Sejarah Munculnya Terorisme;
f. Dampak Global & Regional Terorisme : Kasus WTC & Pentagon;
g. Upaya mencegah Praktik Terorisme.
6. BAB VI Globalisasi dalam Hubungan Internasional
Bab ke-6 berusaha menampilkan sebuah gambaran tentang
fenomena globalisasi. Dimulai dari definisi globalisasi, kerangka state
centrist dan transnasional dalam studi hubungan internasional untuk
memahami globalisasi, dampak negatif dan positif globalisasi, sampai
dengan gerakan anti globalisasi sebagai efek dari mewabahnya virus
globalisasi.
Dalam kajian Hubungan Internasional, konsepsi globalisasi adalah
sebuah konsep yang paling banyak mengandung diskusi dan perdebatan.

Page | 9

Pada intinya perdebatan itu berkisar tentang hal-hal seputar konsekuensi


globalisasi terhadap eksistensi negara dan transnasionalisme sebagai
wacana penggerak akselerasi globalisasi.
Dalam bab ini terdapat tujuh sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Model Interaksi State Centrist;
b. Model Interaksi Transnasional;
c. Globalisasi;
d. Beberapa Konseptualisasi Tentang Globalisasi;
e. Faktor-faktor Pendorong Munculnya Globalisasi :
1) Faktor Ekonomi;
2) Faktor Politik;
f. Dua Pandangan tentang Globalisasi;
1) Pandangan Positif;
2) Pandangan Kritis;
g. Implikasi Globalisasi.
7. BAB VII Gender dalam Hubungan Internasional
Dalam bab ke-7 ini ingin mencoba memeperkenalkan perspektif
gender dalam kajian hubungan internasional. Dimulai dari pengertian
tentang gender, perbedaannya dengan sex, perhatian dunia terhadap
masalah gender, faktor yang melatarbelakangi munculnya gender, sampai
dengan penelusuran berbagai aliran pemikiran dalam gender dan formulasi
kebijakan pembangunan yang berwawasan gender.
Dalam sejarah kehidupan manusia, eksistensi kamum perempuan kurang
mendapat perhatian dalam proses-proses politik maupun ekonomi.
Dominasi laki-laki terhadap perempuan (budaya Patriarki) yang berupa
subordinasi,

double

burden,

marginalisasi,

stereotyping,

dan

domestifikasi. Kondisi yang demikian tentunya sangat bertentangan


dengan nilai demokrasi dan HAM yang menjunjung tinggi kesetaraan,
keserasian, dan keseimbangan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Bab ini juga terdiri dari sembilan sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Pengertian Gender;
b. Perbedaan Sex dan Gender;
c. Akar Kultural-Historis dari Keterbelakangan Perempuan;
d. Perhatian Internasional terhadap Kedudukan, Status, dan Peranan
Perempuan;

Page | 10

e.
f.
g.
h.
i.

Sebab-sebab Munculnya Gender;


Aliran-aliran Pemikiran dalam Gender;
Globalisasi dan Gerakan Feminisme;
Kebijakan Pembangunan yang Berwawasan Gender;
Manfaat Pembangunan yang Berwawasan Gender.

8. BAB VIII Lingkungan Hidup dalam Hubungan Internasional


Bab ke-8 ini menampilkan risalah tentang lingkungan hidup dalam
konteks kajian hubungan internasional. Dalam bab ini ditunjukkan bahwa
permasalahan lingkungan hidup sangat erat kaitannya dengan studi
hubungan internasional senantiasa harus mempelajari seluk beluk tentang
lingkungan hidup, ecology, green politics, dan lain sebagainya.
Dalam studi Hubungan Internasional, isu lingkungan hidup mulai muncul
dan menguat ke permukaan pada dekade tahun 1970-an. Degradasi
lingkungan hidup yang mengarah pada krisis lingkungan hidup ini telah
memalingkan perhatian masyarakat internasional untuk mencari sebabsebab terjadinya krisis lingkungan hidup dan upaya mencari jalan
keluarnya. Rangkaian pertemuan tingkat dunia digelar oleh berbagai
negara untuk membahas tentang permasalahan lingkungan hidup. Berbagai
aksi dan gerakan lingkungan hidup juga digelar oleh berbagai aktifitas
NGO berskala internasional.
Dalam bab ini terdiri dari enam sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Cakupan dan Signifikansi Lingkungan Hidup;
b. Perhatian Dunia terhadap Masalah Lingkungan Hidup;
c. Degradasi Lingkungan Hidup;
d. Penyebab Degradasi Lingkungan Hidup;
e. Perbedaan
Pembangunan
Berkelanjutan
dan
Pembangunan
Konvensional;
f. Aliran Pemikiran dalam Lingkungan Hidup.
9. BAB IX Pariwisata dalam Hubungan Internasional
Mengusung tema pariwisata dalam tinjauan studi hubungan
internasional. Bab ini menunjukkan bahwa di balik kegiatan pariwisata,
tersimpan sebuah pola dan interaksi berbagai aktor dalam hubungan
internasional, seperti individu dan perusahaan multinasional yang bergerak
di sektor pariwisata. Hal ini tentunya akan terjadi sebuah persentuhan
Page | 11

antara budaya yang satu dan dfengan budaya yang lain. Atau bisa
dikatakan populer culture dengan rest culture. Fenomena pariwisata ini
sangat menarik bila dikaji dari studi hubungan internasional.
Fenomena yang sangat menarik dalam hubungan internasional ini
pada paruh kedua abad ini adalah arus perjalanan manusia di seluruh dunia
yang meningkat luar biasa sebagai akibat dari peningkatan perjalanan antar
negara untuk keperluan bisnis, pariwisata, belajar ke luar negeri, maupun
perpindahan pengungsi yang menghindari kekacauan politik di negerinya
sendiri. Akibatnya, manusia modern abad 20 ini mau tidak mau menjadi
partisipan dalam jaringan sosial yang jumlahnya jauh lebih banyak dan
yang kegiatannya jauh lebih meluas di banding generasi manapun di abadabad lalu. Para penstudi Hubungan Internasional perlu memahami sektor
pariwisata dengan alasan bahwa pariwisata merupakan sektor yang sangat
strategis dan melintas batas negara bangsa.
Bab ini terdiri dari lima sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Pengertian Pariwisata;
b. John Naisbit dan Proyeksi Pariwisata;
c. Pariwisata Ditinjau dari Perspektif Hubungan Internasional;
d. Dampak dari Industri Pariwisata;
e. Tinjauan Organisasi Pariwisata Dunia : PATA.
10. BAB X NGO dalam Hubungan Internasional
Bab ke-10 mengemukakan tentang NGO dalam hubungan
internasional. Sebagai aktor dalam hubungan internasional, NGO
merupakan salah satu pemain yang sangat menentukan dalam dinamika
politik internasional, sehingga keberadaan NGO dikupas dalam buku ini.
Dimulai dari pembahasan tentang sejarah kemunculan Ngo dan ideologi
developmentalisme, NGO di masa Perang Dingin, NGO dan relasinya
dengan Orde Baru, dan masa depan NGO di era globalisasi sekarang ini.
Dalam bab ini terdari dari empat sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. NGO dan Ideologi Developmentalisme;
b. NGO di Indonesia;
c. Relasi NGO dan Orde Baru;
d. NGO Pasca Perang Dingin.

Page | 12

11. BAB XI Hakikat Ancaman dalam Perspektif Hubungan Internasional


Bab ke-11 mencoba untuk membedah tentang hakikat ancaman
dalam

perspektif

hubungan

internasional.

Dalam

bab

ini

akan

diperkenalkan konsep yang berkaitan dengan keamanan (security), yakni


konsep National Security dan Human Security. Ada perkembangan baru
dari konsep keamanan. Keamanan tidak hanya dimaknai dan diukur dari
kemanan militer yang bersifat teritorial-fisik, melainkan telah berkembang
menjadi lebih luas, meliputi keamanan psikis yang lebih bersifat individunon fisik. Persepktif ancaman nasional bangsa pasca Perang Dingin telah
bergeser dari national security menjadi human security,

yang pada

perkembangan selanjutnya kedua konsep ini saling melengkapi.


Pada era Perang Dingin, hakikat ancaman, baik ancaman nasional
maupun internasional, lebih didasarkan pada ancaman yang bersifat militer
dan berasal dari eksternal. Bagi Blok Barat, hakikat ancaman adalah
negara-negara yang berideologikan sosialis-komunis dan yang menginduk
pada Uni Soviet dalam koalisi Blok Timur. Namun demikian, berakhirnya
Perang Dingin telah membawa konsekuensi pada perubahan hakikat
ancaman atas keamanan internasional.
Dalam bab ini terdiri dari enam sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Pengantar;
b. Tipologi Ancaman;
c. Dari National Security menjadi Human Security
d. Ancaman Kemanan Manusia;
e. Apa Solusi Penangkalnya?;
f. Catatan Penutup.
Dari pembahanan bab ini terdapat beberapa catatan penting yang
harus diperhatikan dalam memahami hakikat ancaman nasional, khususnya
pergeseran dari konsep national menjadi human security.
Pertama, tipologi ancaman nasional setiap negara sangat bervariasi,
mulai dari ancaman militer-eksternal, militer-internal, sampai dengan non
militer-eksternal, non militer-internal. Secara konseptual, keempat tipe

Page | 13

ancaman nasional tersebut dapat disebut sebagai ancaman keamanan


tradisional dan ancaman keamanan non tradisional.
Kedua, human security merupakan sebuah konsep yang dapat
dijadikan kerangka analisis untuk memahami perubahan hakikat ancaman
nasional yang terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin. Konsep human
security telah menggeser konsep national security yang telah dianur oleh
negara-negara di dunia selama masa Perang Dingin.
Ketiga, ancaman nasional yang harus mendapatkan prioritas
penanganan bagi bangsa Indonesia adalah ancaman non militer-internal
dan non militer-eksternal. Kedua ancaman ini secara langsung dapat
membahayakan eksistensi kemanan manusia yang saat ini telah menjadi
tren global.
Keempat, solusi untuk menangkal ancaman nasional bangsa
Indonesia, khususnya ancaman keamanan manusia adalah dengan : (1)
memperkuat state building, nation building, dan character building; (2)
program capacity building untuk demokrasi.
12. BAB XII Perang Modern Dalam Perspektif Hubungan Internasional
Bab terakhir dalam bab ini berupaya memperkenalkan konsepsi
Perang Modern dalam perspektif Hubungan Internasional. Saat ini kita
berada dalam kondisi perang, namun perang yang terjadi adalah bukan
perang dalam artian fisik, memakai senjata api dan peralatan militer
lainnya, melainkan perang yang bersifat halus atau soft, yakni perang yang
berdimensi luas dan kompleks. Mulai dari perang ideologi, perang
pemikiran, perang ekonomi, perang cyber (perang dunia maya, cyber
warfare), dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlu pengenalan terhadap
konsep ini secara lebih seksama dan komprehensif.
Sejarah manusia adalah sejarah konflik dan perang, karena sejarah
perang adalah setua sejarah umat manusia. Sejak tahun 1861 sampai
sekarang, dunia mengalami lagi ratusan bahkan ribuan perang dalam
Page | 14

bentuk-bentuk kekerasan bersenjata lainnya. Melihat realitas hubungan


internasional tersebut, dapat dikatakan bahwa Perang dan Damai adalah
ibarat dua sisi dari satu keping mata uang yang sama. Dari situlah
muncul beberapa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat filosofis seperti,
apakah manusia memang suka berperang dan tidak suka perdamaian?
Apakah manusia hanya mengejar kekuasaan dan hal-hal yang bersifat
materi-duniawi? Apakah manusia tidak suka dengan hal-hal yang bersifat
non materi-khirati?
Dalam bab ini terdapat ... sub bab, yaitu sebagai berikut :
a. Ancaman Perang Modern;
b. Logika Munculnya Perang Modern;
c. Definisi Perang Modern;
d. Spektrum Perang Modern;
e. Tahapan Perang Modern :
1) Tahap I Penjajahan Paradigmatis;
2) Tahap II Eksploitasi;
3) Tahap III Menciptakan Sel-Sel Perlawanan di Negara Sasaran;
4) Tahap IV Perang Urat Syaraf;
5) Tahap V Invasi Militer;
f. Teori-teori Pendukung Sebagai Instrumen Analisis :
1) Teori Ketergantungan (Dependency Theory);
2) Teori Hegemoni (Hegemony Theory);
3) Teori Stabilitas Hegemonik (Hegemony Stability Theory);
4) Teori Struktural Imperialisme (Imperialism Structure Theory);
5) Teori Agresi Manusia (Theory of Man Aggression);
6) Konsep National Security dan Human Security;
7) Teori kecerdasan Manusia.
g. Dampak Perang Modern terhadap Menurunnya Nasionalisme;
1) Gatra Ideologi;
2) Gatra Politik;
3) Gatra Ekonomi;
4) Gatra Sosial Budaya;
5) Gatra Pertahanan dan Keamanan;
h. Solusi Menghadapi Perang Modern.
BAB III
KEKUATAN DAN KELEMAHAN

Page | 15

1. Kekuatan Buku
a. Buku ini sangat membantu masyarakat khususnya penstudi Hubungan
Internasional dalam memperluas wawasannya yang berkaitan dengan
fenomena Hubungan Internasional.
b. Buku ini menawarkan berbagai wacana yang berkembang dalam studi
Hubungan Internasional pasca Perang Dingin.
c. Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang filosofis disertai
dengan solusinya, walaupun bukan merupakan rekomendasi dari
langkah kebijakan yang harus diambil.
2. Kelemahan Buku
a. Buku ini hanya sedikit mengulas tentang ekonomi yang berhubungan
dengan studi Hubungan Internasional.
b. Buku ini sulit ditemui karena tidak dijual dan dipublikasikan di semua
toko buku, hanya kalangan tertentu saja yang dapat menikmati buku
ini (lingkungan internal).
c. Secara fisik kualitas pencetakan buku ini sangat minim sekali, dapat
dibuktikan dengan lem perekat yang kurang kuat sehingga jika di baca
berulang-ulang dapat mengakibatkan lembaran kertasnya terlepas dari
bagian buku.
d. Buku ini tidak dilengkapi dengan indeks, sehingga pembaca sedikit
kesulitan saat menemukan istilah penting seperti nama organisasi.
e. Buku ini juga tidak dilengkapi dengan glosarium, sehingga pembaca
sedikit kesulitan untuk mengetahui makna atau arti kata yang sulit
dalam bacaan.

BAB IV
KONTRIBUSI BUKU TERHADAP STUDI
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Seperti yang sudah dijelaskan di bab-bab sebelumnya, buku ini sangat


membantu para penstudi Hubungan Internasional khususunya untuk menambah
Page | 16

literatur berupa buku, membuka wawasan lebih jauh mengenai Hubungan


Internasional. Karena buku ini memaparkan segala hal yang berkaitan dengan
Hubungan Internasional. Mulai dari sejarah Hubungan Internasional yang dapat
ditelusuri sampai dengan beberapa abad sebelum Masehi; kronologis sejarah
perkembangan politik internasional; perkembangan Hubungan Internasional yang
menjadi isyu dominan pada masa setelah berakhirnya Perang Dingin; pengertian
dan teorisasi demokrasi; HAM dalam perspektif Hubungan Internasional;
terorisme menjadi aktor yang dipertimbangkan dalam Hubungan Internasional;
good governance; fenomena globalisasi; perspektif gender dalam kajian
Hubungan Internasional; lingkungan hidup Hubungan Internasional; pariwisata
dalam

tinjauan

studi

hubungan

internasional;

NGO

dalam

Hubungan

Internasional; hakikat ancaman dalam perspektif Hubungan Internasional; dan


yang terakhir adalah konsepsi Perang Modern dalam perspektif Hubungan
Internasional.
Dengan kelemahan yang dimiliki buku ini, tetapi tidak mengurangi isi atau
pokok pembahasan dari buku ini yang lebih menekankan pada penjelasan cakupan
studi Hubungan Internasional berjangkauan luas, multiwacana, multidisiplin, dan
multidimensi. Karena studi Hubungan Internasional tidak bersifat ekslusif dan
cenderung dianggap stagnan (diam) dalam aspek isu dan metodologi, melainkan
sangat inklusif, dinamis, dan responsif.
Hanya saja buku ini tidak membahas banyak mengenai bidang ekonomi
dalam cakupan Hubungan Internasional. Walaupun buku ini ditulis oleh seorang
yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, tetapi penulisan buku ini
menggunakan bahasa yang mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak
mendalami studi Hubungan Internasional.
Buku ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang
berbagai multipolaritas wacana yang mewarnai perjalanan studi Hubungan
Internasional memasuki abad 21. Harapan penulis dengan diterbitakannya buku
ini adalah dapat mengisi kelangkaan literatur terkstual Hubungan Internasional di

Page | 17

Indonesia. Sasaran pembaca dari penulis adalah para dosen, mahasiswa,


pengamat, peminat, dan penstudi masalah-masalah Hubungan Internasional.

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai