Menjelang tahun 2000 atau pasca pernag dingin sebenarnya telah dikaji mendalam oleh OECD (the
Organization for Economic Cooperation and Development) pada tahun 1980 yang menyatakan
bahwa perimbangan kekuatan global antara berbagai Negara dan kelompok akan berubah secara
mendasar menjelang tahun 2000. kini dengan berakhirnya perang dingin, dunia berada dalam masa
transisi. Hal itu membawa dampk bagi studi Hubungan Internasional. Salah satu metode yang
popular yang digunakan untuk menganalisis kecenderungan Hubungan Internasional kontemporer
adalah dengan melihat pola pola hubungan yang mengindikasikan adanya kesinambungan dan
perubahan dalam semua aspek hubugan internasional.
Hubungan Internasional saat ini semakin kompleks. Interaksi tidak hanya dilakukan antar Negara
saja melainkan juga actor actor lain yang juga mempunyai peranan berpengaruh dalam Hubungan
Internasional. Actor actor lain tersebut misalnya, organisasi internasional, multinational
corporations (MNCs), organisasi lingkuangan, kelompok kelompok teroris, yang semuanya
merupakan bagian dari politik dunia. Interaksi yang kompleks dan melintasi batas Negara itu
membuat batasan batasan politik tidak lagi menjadi penghalang efektif dalam Hubungan
Internasional.
Dinamika Hubungan Internasional pad satu dasawarsa terakhir ini menunjukkan berbagai
kecenderungan baru yang sangat berbeda dengan masa masa sebelumnya. Ada banyak contoh yang
dapatkita sebut untuk memperkuat pernyataan di atas. Seperti berakhirnya perang dingin,
mengemukanya isu isu baru yang secara signifikan telah mengubah wajah dunia seperti kelompok
etnis, munculnya terorisme internasional, mengemukanya globalisasi dengan segala aspeknya,
regionalisasi di berbagai penjuru dunia dan kecenderungan internasionalisasi isu isu local.
Signifikansi kerangka peubahan dalam Hubungan Internasional muncul karena adanya tuntutan
kepada para penempuh studi Hubungan Internasional untuk dapat menggambarkan, menjelaskan,
dan bahkan memprediksi bagaimana fenomena Hubungan Internasional. Namun, upaya ilmiah yang
selama ini dilakukan barulah sampai pada tahap menjelaskan dan menerangkan berbagai perubahan
yang terjadi dalam Hubungan Internasional.
Perubahan perubahan yang terjadi dalam Hubungan Internasional meliputi lima bagian utama, yaitu
actor (pelaku Hubungan Internasional); tujuan para actor; power;hirarki interaksi; dan system
internasional itu sendiri. Disamping terjadinya penambahan actor (Negara) terjadi pula penambahan
secara signifikan pada jumlah actor non Negara seperti MNCs, International Governmental
Organizations (IGOs) dan bahkan kelompok kelompok individu lintas batas Negara seperti
kelompok teroris internasioanl dll.
Tujuan setiap actor (Negara) adalah power. Dalam studi disiplin Hubungan Internasional, power
adalah salah satu konsep yang paling sering dgunakan sekaligus pula menjadi salah satu konsep
yang paling controversial dan sulit untuk didefenisikan. Menurut Arnold Schwarzenberger, power
merupakansalah satu factor utama dalam Hubungan Internasional. Menurutnya, kelompok
kelompok masyarakat (Negara) dalam suatu system internasional akan melakukan apa yang merka
kuasai lebih secara fisik daripada apa yang seharusnya mereka lakukan secara moral.
Para teoritisi Hubungan Internasional juga masih terus memperdebatkan pendekatan pendekatan
yang digunakan untuk menghasilkan suatu konseptualisasi peringkat analisis. Secara umum, para
teoritisi Hubungan Internasional yang membahas konsep ini terbagi ke dalam tiga aliran utama.
Aliran behavioral misalnya, menyatakan bahwa perkembangan Hubungan Internasional agak
terhambat karena kegagalan Hubungan Internasional dalam membangun sebuah pendekatan yang
sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis data mengenai aktivitas system internasional dan
Hubungan Internasional. Dilain pihak, aliran neorealist berpandangan bahwa kaum behavioralist
yang gagal menghargai karakteristik dari teori system. Sementara pihak constructivist menuduh
aliran neorealist lah yang gagal menarik suatu garis tegas antara struktur system dan struktur
komponen komponen dalam unit system dalam peringkat analisis.
Paradigma realis yaitu Negara adalah actor utama dalam Hubungan Internasional yang bersifat
rasional.
Paradigma idealis yaitu bersifat normative, apa yang seharusnya terjadi, pentingnya peran prinsip
prinsip, hokum dan organisasi internasional.
Paradigam pluralis yaitu memandang Hubungan Internasional tidak hanya terbatas pada hubungan
antar Negara saja tetapi jugamerupakan hubungan antara individu dan kelompok kepentingan
diaman Negara tidak selalu menjadi actor tunggal.
Paham liberalis, berpendapat bahwa Negara bukan satu satunya actor dalam Hubungan
Internasional. Selain ituterdapat juga actor non Negara yang berpengaruh.
Paradigma merkantilisme, memandang bahwa dalam Hubungan Internasional Negara Negara saling
bersaing u/memenuhi kepantingan ekonominya masing masing.