Anda di halaman 1dari 4

Rizki Amalia 071012046

Group Intel ( VI )

Rekonfigurasi Politik Global


Globalisasi yang terjadi dewasa ini telah memberikan banyak perubahan yang cenderung semakin mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya di dalam kancah dunia global atau aktivitas lintas batas. Seluruh negara bangsa di dunia telah mengalami dan menjadi bagian dari bentuk era transformasi global dan aliran global (Nierop, 1994). Perkembangan yang terjadi tentu pula mendorong terjadinya perubahan di berbagai bidang, tak terkecuali politik. Perubahan-perubahan mendasar yang terjadi tersebut turut pula mempengaruhi pola dan tatanan dunia yang telah terbentuk sehingga menyebabkan transformasi luas dalam hubungan antar Negara. Salah satu aspek perubahan sistem politik yang terjadi adalah adanya kemunculan Politik Global atau globalisasi politik. Politik Global dapat diartikan sebagai hubungan politik yang dapat melintasi jarak dan waktu yang merupakan perpanjangan dari kekuatan politik dan kegiatan politik yang melintasi batas negara bangsa. Kemunculan Politik Global tidak terjadi begitu saja, ada benang merah yang berkaitan dan berkesinambungan dengan bentuk-bentuk sistem politik yang ada pada masa lalu. Konfigurasi atau dinamika tersebut dapat dijelaskan sejak awal zaman medieval Europe, yaitu mulai abad ke-5 sampai ke ke-15. Pada mulanya sistem pemerintahan berbentuk kerajaan yang didominasi oleh imperialisme. Masyarakat yang terkenal pada waktu itu antara lain, masyarakat China, India, Jepang, dan Islam. Kehidupan ekonomi pada masa ini sangat bergantung pada bidng agrikultur. Pada abad ke-15 muncul struktur politik alternatif, contohnya, sistem city-states yang ada di Italia yang juga merupakan titik awal dikenalnya diplomasi. Berakhirnya medieval Europe, bergeser ke era negara modern. Runtuhnya medieval Europe disebabkan sistem politik pada akhir abad ke-15 sangatlah kompleks, hal tersebut dipicu oleh kondisi masyarakat Eropa itu sendiri yang juga kompleks, misalnya perlawanan para petani terhadap besarnya pajak, perjuangan kepemimpinan antara geraja dan negara, Renaissance, dll. Pada masa inilah pertama kali lahir sebuah istilah dan konsep Negara modern. Pada abad ke-15 sampai ke-18 ada dua sistem politik yang dominan, yakni sistem monarki absolut di Perancis, Spanyol, Austria, Russia, dan monarki konstitusional yang ditemukan di Inggris dan Belanda (Mann, 1986). Pengantar Globalisasi

Rizki Amalia

Group Intel ( VI )

071012046 Sistem monarki absolut memberikan peranan penting dalam pembentukan politik modern, interstate system, dan mengilhami adanya rasa identitas nasional. Interstate system merupakan sistem yang terinterseksi diantara kondisi dan proses yang terjadi di dalam ruang lingkup internasional dan nasional. Pada abad ke-17 masyarakat Eropa telah melebur menjadi masyarakat negara yang memegang prinsip kedaulatan dan teritorial sebagai yang paling utama serta negara menjadi pemegang otoritas tertinggi dan setiap permasalahan diselesaikan oleh negara itu sendiri. Kemunculan masyarakat Eropa itu sendiri merupakan dampak dari adanya Perjanjian Westphalia pada tahun 1648. Westphalia menginspirasi terjadinya penentuan nasib sendiri oleh negara-negara kecil terhadap negara-negara kuat. Sejak berakhirnya Perang Dunia Ke II, dekolonisasi mulai terjadi sehingga menyebabkan bentuk negara bangsa yang dominan dengan ideologi liberal demokrasinya menjadi prinsip politik yang dominan pula secara global, terutama pada masa-masa runtuhnya Uni Soviet, pertumbuhan negara bangsa meningkat pesat. Kemudian, negara-negara bangsa mengalami era transformasi global yang mendorong terjadinya pertumbuhan di dalam politik global. Dalam perubahan konfigurasinya, tentu pula diikuti oleh perubahan-perubahan dari berbagai aspek, varian-varian tersebut terutama mencakup, antara lain: aktor-aktor yang berperan, isu yang dikemukakan, serta varian lain yang turut mewarnai poltik global. Pertama, aktor yang berperan di dalam poltik global bukan hanya negara, melainkan ada aktor-aktor non negara lain yang juga memberikan kontribusi besar bagi terciptanya kebijakan-kebijakan yang ditetapkan di dalam dunia politik. Pembuatan kebijakankebijakan politik tersebut melibatkan banyak aktor di dalam arena global sehingga mengakibatkan terjadinya internationalization yang diiringi dengan meningktanya hubungan diplomatik. Internasionalisasi tersebut mendorong terjadinya transnasionalisasi, dimana terjadi ketergantungan di antara para aktor, terutama dalam hal ekonomi, komunitas masyrakat, dan paling sering dikaitkan dengan globalisasi ekonomi dan perkembangan produksi oleh MNC. Kedua, isu yang dikemukakan tidak lagi hanya membahas masalah geopolitik, keamanan, pertahanan, militer seperti pada masa kuno, melainkan telah mencakup isu-isu yang lebih luas seperti, ekonomi, sosial, lingkungan, kesehatan, terorisme, dan hak asasi manusia. Ketiga, varian lain yang berperan adalah adanya transformasi dari teknologi dan komunikasi. Sistem komunikasi yang baru membentuk pengalaman baru dan secara mandiri tiap individu dapat mengetahui isu-isu

Pengantar Globalisasi

Rizki Amalia

Group Intel ( VI )

071012046 tertentu secara langsung (Meyrowitz, 1985). Hal tersebut menjadi faktor pendukung dari munculnya isu-isu dunia. Yang dulunya merupakan isu internal tiap negara, namun kini orang-orang di negara lain dapat mengetahui apa yang terjadi pada saat itu juga. Misalnya, peristiwa 9/11 yang sempat menarik perhatian seluruh dunia dan mulai maraknya pengecaman terhadap aksi terorisme serta mulai waspadanya tiap negara dalam meningkatkan keamanan nasionalnya masing-masing. Perkembangan politik dunia tentu menjadi makin meluas, terutama karena adanya interdependensi antar negara. Adanya interdependensi tersebut terimplementasikan dengan munculnya berbagai forum dan organisasi yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama maupun kepentingan nasionaln masing-masing negara. Misalnya keikutsertaan negara-negara di dalam PBB, WTO, ASEAN, dll. Selain itu, politik dunia lebih cenderung fokus pada hal-hal dan isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Dalam hal hukum, politik global berkaitan pula dengan lahirnya sebuah bentuk baru dari hukum internasional yaitu cosmopolitan law. Dalam cosmopolitan law ini, negara tidak lagi dapat memperlakukan warganya semau mereka (Held, 2002). Warga suatu negara lebih bebas dalam bertindak, dan peran negara sedikit demi sedikit mulai berkurang. Selain itu proses pembuatan hukum lama-lama bergeser dari yang semula terpusat menjadi tersebar. Jadi, globalisasi telah mengubah politik dunia pada dewasa ini dengan berbagai konfigurasi dinamikanya, varian-varian yang berpengaruh dan mempengaruhinya, serta arah perkembangannya. Secara singkat, hal ini dipengaruhi oleh makin meningkatnya hubungan dan interdependensi antar negara serta makin beragamnya aktor-aktor yang ikut terlibat di dalam globalisasi dan berdampak pada politik global. Referensi : Held, David et al. 1999. The Territorial State and Global Politics dalam Global Transformation: Politics, Economics and Culture. Stanford: Stanford University Press. Pp 32-86

Pengantar Globalisasi

Rizki Amalia 071012046

Group Intel ( VI )

Pengantar Globalisasi

Anda mungkin juga menyukai