Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tania Frisila Tofana Dewi

NIM : 2110851029
Mata Kuliah : Politik Internasional

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Jelaskan bagaimana perubahan (change) dan keberlanjutan (continuity) terjadi dalam


transformasi politik internasional terjadi, serta jelaskan bagaimana transformasi tersebut
membentuk tatanan dunia (world order) dalam beberapa jangka waktu tertentu?
Jawaban:
Konsep perubahan (change) dan keberlanjutan (continuity) menjadikan peristiwa masa
lampau sebagai landasan dalam membuatu sebuah keputusan. Perubahan (change) dalam
politik internasional adalah proses struktur politik global yang bertransformasi dan
memberikan dampak yang signifikan pada aktor-aktor hubungan internasional. Implikasi dari
perubahan (change) dapat dilihat dari perombakan suatu kebijakan seperti amandemen dan
modifikati perjanjian internasional. Selanjutnya keberlanjutan (continuity) yaitu transformasi
struktur politik global masih menerapkan nilai-nilai yang berasal dari peristiwa masa lampau
dan terus diterapkan dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dari implementasi keberlanjutan
(continuity) adalah munculnya berbagai kebijakan pada tatanan peraturan politik global
seperti penggunaan landasan kontinen yang merupakan bagian dari Konvensi Hukum Laut
Internasional tahun 1982 yang masih digunakan sampai sekarang dan peraturan tersebut
disetujui oleh banyak negara sehingga apabila dilanggar maka negara tersebut akan
mendapatkan sanksi dari negara lainnya.

2. Jelaskan bagaimana terbentuknya Konstitusi Politik Internasional melalui the Westphalian


Treaty! Serta jelaskan bagaimana transformasi global (paska Perang Dingin) mempengaruhi
perubahan atas konsepsi negara bangsa (Westphalia Treaty)?
Jawaban :
Perjanjian Westphalia menjadi pertanda dalam sistem hukum internasional. Perjanjian
Westphalia tidak hanya menghasilkan konsep negara bangsa atau mengakhiri berbagai
perperangan yang terjadi di antara negara-negara di Eropa, melainkan westphalian treaty juga
menjadi landasan-landasan hukum yang mengatur sikap suatu negara seperti peraturan terkait
perbatasan wilayah atau territorial dan batasan terkait kedaulatan yang dimiliki oleh suatu
negara. Berdasarkan teori Samuel P. Huntington dalam bukunya The Clash of Civilizations
and the Remaking of World Order dapat disimpulkan bahwa negara barat cendrung
mempromosikan segala agenda terkait HAM, security, serta konsep nation-state (konsep yang
dihasilkan pada perjanjian Westphalia) sehingga konsep tersebut mengalami perkembangan
signifikan setelah perang dingin karna Amerika sebagai pemenang membantu menyebarkan
konsep tersebut ke berbagai negara.

3. Jelaskan perdebatan mendasar dari tiga perspektif utama berikut: realisme, liberalisme, dan
konstruktivisme!
Jawaban:
 Realisme mendasarkan kajian dari satu konsep tentang kondisi dunia yang anarki
yaitu tidak adanyya pemimpin dunia sehingga tiada tatanan praturan yang dapat
mengatur perilaku suatu negara. Aktor dalam realisme adalah negara atau state yang
berfokus pada power untuk mendapatkan kekuasaan melalui konflik atau
perperangan. Realis memandang kondisi dunia yang anarkis mencerminkan sifat
manusia yang tidak luput dari konflik dan egoism, selain itu power merupakan konsep
terpenting, sehingga negara bersifat self-help dan self-determination (negara
menentukan nasibnya sendiri).
 Liberalisme mendasarkan kajian dengan konsep corperative yaitu manusia bisa diajak
bekerjasama sehingga liberalis menganggap bahwa dengan kerjasama bisa memenuhi
kepentingan masing-masing negara. Aktor utama dalam Liberalisme adalah sistem
yang pluralis yaitu negara, aktor perusahaan/MNC, Organisasi Internasional, individu,
dan bahkan kelompiok. Liberalisme memiliki instrumen seperti institusi internasional
dan rezim, contohnya adalah demokrasi. Selain itu, liberalisme juga berfokus pada
kebebasan individu atau kelompok dalam perekonomian.
 Konstruktivis melihat dunia sebagai hasil konstruksi social yaitu perilaku atau
kepentingan suatu negara dibentuk oleh ide, identitas, dan norma yang dianut. Seperti
Amerika yang melihat dirinya sebagai negara dengan great power sehingga Amerika
bersikap seolah ia pemimpin dunia dan terus berusaha menunjukan powernya dengan
ikut campur dalam konflik di Timur Tengah. Aktor utama dari konstruktivis cendrung
pada social forces sepeerti TANs, Epistemic Community, dan International
Organization. Bagi konstruktivis, social forces dapat memberikan pnekanan terhadap
pemerintah atau state dalam mengambil keputusan terkait suatu kebijakan.

4. Jelaskan bagaimana persaingan kekuatan-kekuatan besar (great power rivalry) memicu


terbentuknya pola dari tatanan politik global (world order)?
Jawaban:
persaingan kekuatan-kekuatan besar dapat memicu terbentuknya pola dari tatanan politik
global melalui kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki oleh negara-negara itu tersendiri.
Pola yang terbentuk adalah unipolar (kekuasaan oleh satu negara) dan bilapor ( kekuasaan
yang dipegang oleh 2 negara). Kekuatan yang dimiliki suatu negara dinilai dari berkontribusi
terhadap permasalahan politik global dan kohesi internal mempengaruhi bagaimana negara
bertindak atau mengambil keputusan terkait suatu kebijakan, dan kekuatan para aspek militer
dan perekonomian. Kekuataan dunia saat ini tercermin dalam pola Bipolar yaitu Tiongkok
dan Amerika Serikat. Persaingan antara dua negara tersebut dalam memicu tananan politik
global juga dapat dilihat pada aspek perekonomian masing-masing negara pada kondisi nilai
ekspornnya. Sebagai contoh, Tiongkok memiliki nilai ekspor dan kontribusi perekonomian
luar negeri yang jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika serta banyak negara yang memiliki
hutang luar negeri kepada Tiongkok sehingga memiliki pengaruh terhadap pengambilan
kebijakan terhadap suatu negara seperti ekspor Tiongkok-Korea Utara, pembangunan kereta
cepat terhadap negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, dll. Maka, semakin besar
pengaruhnya terhadap negara lain maka semakin besar pula power yang dimiliki oleh
Tiongkok dalam mempengaruhi tatanan politik internasional. (bisa jadi ada kemungkinan
posisi urutan US sebagai negara great power nomor satu menjadi nomor dua)

5. Jelaskan beberapa pandangan (perspektif) terkait fenomena globalisasi, dan jelaskan


pandangan anda ada di posisi seperti apa dan mengapa?
Jawaban:
Manfred B. Steger melihat globalisasi sebagai rangkaian proses multidimensi dalam
menciptakan, membentuk, serta membangun interaksi antara yang dekat dan yang jauh.
Sedangkan Liberalis melihat globalisasi sebagai suatu proses penghapusan pemerintah dan
menciptakan arena komunikasi yang terbuka antar sesama. Kemudian internasonalis
memandang globalisasi adalah alat berkomunikasi lintas batas yang memunculkan
dependensi (ketergantungan) antar negara. Menurut saya ketiga perspektif ini sudah mewakili
semua fenomena globalisasi yang terjadi saat ini yang mana kita dapat merasakan perbedaan
signifikat untuk memperoleh berbagai hal seperti kemudahana dalam mengakses informasi
dan saya juga setuju dengan internasionalis bahwa globalisasi menimbulkan ketergantungan
karna banyaknya negara yang menjadi bergantungan dengan negara great power semenjak
era globalisasi seperti Indonesia sendiri karna kemudahan akses dalam mendapat pinjaman
luar negeri sehingga menjadi bergantung dengan hutang luar negeri untuk melakukan
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai