Anda di halaman 1dari 10

RESUME “INTERNATIONAL SYSTEM””

RATTU NAILAH NAHDIYAH


HI E-1 / 205120400111055
● Untuk realis dan radikal, konsep sistem internasional sangat penting untuk analisis mereka,
sedangkan untuk kaum liberal - yang lebih memfokuskan analisis mereka pada karakteristik
utama negara - sistem internasional kurang penting. Bagi para konstruktivis, konsep sistem
internasional terkait dengan pengertian identitas yang bersumber dari norma, gagasan, dan
wacana.
● sistem adalah kumpulan unit, objek, atau bagian yang disatukan oleh suatu bentuk interaksi
reguler. Konsep sistem ialah interaksi antar unit, sehingga perubahan dalam satu unit
menyebabkan perubahan unit yang lainnya. Dengan bagian bagian yang berinteraksi ini,
sistem membuat suatu pengaturan; tindakan mereka memiliki pola. Sebuah batasan yang
memisahkan satu sistem dengan yang lainnya, tetapi dapat terjadi pertukaran satu sama
lain. Suatu sistem bisa saja rusak jika terjadi perubahan yang signifikan, hal ini dapat
memunculkan suatu sistem baru.
Contending Perspectives on the International System
● The International System According to Realists
- Semua kaum realis dikenal memiliki karakteristik sistem internasional yang anarkis.
Fitur utamanya adalah bahwa semua negara berdaulat (artinya tidak ada negara lain
yang secara sah dapat campur tangan dalam urusan internal negara lain mana pun)
dan, dalam pengertian ini, setara.
- Kaum realis berpendapat bahwa negara harus mengumpulkan kekuatan, karena dalam
sistem yang anarkis, satu satunya yang bisa melindungi negara ialah negara itu sendiri
(self-help). Selain itu, kekuatan untuk saling menaklukkan adalah kekuatan yang paling
relevan. Dengan demikian, negara pasti tidak lepas dari konflik, entah itu dengan
tujuan pertahanan diri, atau untuk menaklukkan negara lain
- Untuk mengkarakterisasi kemungkinan perang dan perdamaian dalam sistem
internasional, realis memakai konsep polaritas. Polaritas sistem secara sederhana
menggambarkan distribusi kemampuan di antara negara-negara dalam sistem
internasional dengan menghitung jumlah "kutub" (negara bagian atau kelompok
negara) di mana kekuatan material terkonsentrasi (hegemon). Untuk neorealis
khususnya, kemungkinan perdamaian dalam sistem hanya bergantung pada jumlah
kutub: semakin sedikit kutub, semakin besar kemungkinan sistem untuk tetap stabil
dan damai (ketiadaan konflik bersenjata). Hanya ada tiga jenis polaritas sistem:
multipolarity, bipolarity, dan unipolarity.
1. Multipolar, distribusi kekuatannya ada di lebih dari 2 negara. Contohnya saat
Perang Dunia 1, ada 5 negara; Great Britain, Rusia, Perancis, dan Austria-Hungaria,
terdiri dari sistem multipolar yang berevolusi dara keseimbangan kekuasaan setelah
Perang Napoleon.

2. Bipolar, distribusi kekuatannya ada di 2 negara. Contohnya ketika Perang Dingin.


Dalam sistem ini, aliansi cenderung berjangka panjang, berdasarkan pada
kepentingan yang relatif permanen, dan tidak mudah goyah. Tidak seperti
multipolar, setiap blok memiliki kepastian arah dan besaran ancaman kekuatan.
Dalam sistem ini, organisasi internasional tidak berkembang atau tidak efektif,
seperti Perserikatan Bangsa Bangsa ketika puncak Perang Dingin.
3. Unipolar, kekuatan untuk menaklukkan semua negara bagian lain dalam gabungan
sistem berada dalam satu negara. Banyak realis yang masih tidak setuju terhadap
teori ini, karena secara nyata sistem ini masih belum pernah terjadi.

- Sistem bipolar dianggap paling stabil karena hanya ada 2 kekuatan, jadi bisa saling
memprediksi kekuatan dan arah pergerakan satu sama lain, sebagai dasar pembuatan
keputusan dan pertahanan.
- Menurut kaum realis, sistem multipolar bisa sangat stabil selama pelaku utama sistem
menginternalisasi norma persaingan dan kerja sama. Sementara itu kaum neorealis,
berpendapat keseimbangan kekuasaan lebih sulit diwujudkan dalam sistem multipolar
karena tidak bisa memprediksi di mana dan kapan ancaman mungkin muncul (termasuk
ancaman dari suatu negara yang mengabaikan keseimbangan dan norma-norma
kekuasaan). Karena alasan ini, para neorealis berpendapat bahwa sistem bipolar
cenderung lebih damai.
● Realists and International System Change
- Bagi para realis, perubahan dalam sistem dapat mengurangi pendistribusian perang dan
damai diantara kekuatan kekuatan besar. Ketika suatu struktur terkena dampak,
kemungkinan akan terjadi perubahan struktural yang akan menghasilkan pemahaman
tentang apa yang membuat perang atau perdamaian lebih mungkin terjadi.
- Menurut para realis, perang sering bertanggung jawab atas perubahan fundamental
dalam hubungan kekuasaan. Setelah Perang Dunia II sistem internasional secara
fundamental berubah dari multipolar menjadi bipolar.
- negara berkembang dengan tidak merata karena setiap negara berbeda dalam
menanggapi perkembangan politik, ekonomi, dan teknologi. ketidakmerataan tersebut
akhirnya mengarah pada redistribusi kekuasaan dan dengan demikian mengubah sistem
internasional.
- Sistem internasional bisa berubah, namun tidak bisa dipungkiri bahwa interpretasi
diantara para realis ialah kesinambungan. Alasannya adalah karena setiap negara
memiliki kepentingan untuk mencegah suatu perubahan struktural yang dapat
membatalkan kemungkinan perang dalam sistem: unipolarity. Semakin dekat ke istem di
mana satu aktor menjalankan semua kekuasaan untuk kepentingannya sendiri, semakin
besar keinginan aktor lain dalam sistem untuk mengimbangi aktor tersebut.
- Menurut para neoralis kita tidak akan pernah sepenuhnya berdamai dalam sistem
internasional maka dari itu kita harus selalu siap untuk mempertahankan diri.
● The International System According to Liberals
- Bagi kaum liberal, sistem internasional tidak terlalu penting dalam penjelasan level
analisis. Oleh karena itu, ada setidaknya tiga konsep sistem internasional yang berbeda
dalam pemikiran liberal
1. sistem internasional bukan sebagai struktur yang tidak dapat berubah, melainkan
sebagai sistem yang saling bergantung di mana berbagai interaksi dan kelancaran
interaksi terjadi di antara pihak-pihak yang berbeda dan berbagai aktor belajar dari
interaksi tersebut. Aktor dalam proses ini meliputi negara, organisasi pemerintahan
internasional (seperti PBB), organisasi bukan pemerintahan (seperti human right
watch), perusahaan multinasional, dan substate actor (seperti parlemen dan
birokrasi). Kepentingan nasional: keamanan, ekonomi, issu sosial penting tergantung
waktu dan keadaan.
2. melihat sistem internasional dalam kerangka tatanan internasional tertentu.
tatanan internasional liberal mengatur susunan di antara negara-negara melalui
aturan dan prinsip bersama, mirip dengan prinsip realis dalam berbagai kondisi
polaritas. Tetapi tidak seperti prinsip realis, tatanan ini adalah tatanan yang diakui;
bukan hanya perilaku berpola atau beberapa interkoneksi. Dalam tatanan ini,
institusi memainkan peran kunci. kekuatan dominan membatasi otonominya sendiri
dan setuju untuk membuat komitmen yang kredibel.
3. Pandangan liberal ketiga tentang sistem internasional dipegang oleh institusionalis
neoliberal. bagi neoliberal, institusi memiliki efek penting dan independen pada
interaksi antarnegara, baik dengan memberikan informasi maupun dengan
menyusun tindakan, tetapi mereka tidak serta merta memengaruhi motivasi yang
mendasari negara. Sistem internasional mungkin anarkis, tetapi kerjasama dapat
muncul melalui institusi.
● Liberals and International System Change
- Kaum liberal melihat peran negara, dan perdamaian sebagai fitur kritis dari sistem
internasional.
- Kaum liberak melihat perubahan dari berbagai sumber:
1. Pertama, perubahan dalam sistem internasional dapat terjadi sebagai akibat dari
perkembangan teknologi eksogen, yaitu kemajuan yang terjadi secara mandiri, di
luar kendali pelaku dalam sistem tersebut. Misalnya, perubahan dalam komunikasi
dan transportasi bertanggung jawab atas meningkatnya tingkat saling
ketergantungan antar negara dalam sistem internasional.
2. Kedua, perubahan dapat terjadi karena perubahan dalam kepentingan relatif dari
area isu yang berbeda. Meskipun realis mengutamakan masalah keamanan nasional,
kaum liberal mengidentifikasi kepentingan relatif dari bidang masalah lainnya.
Secara spesifik, dalam dekade terakhir abad ke-20, isu ekonomi menggantikan isu
keamanan nasional sebagai topik utama agenda internasional. Pada abad kedua
puluh satu, masalah transnasional seperti hak asasi manusia, lingkungan, dan
kesehatan telah mengambil peran yang jauh lebih menonjol.
3. Ketiga, perubahan dapat terjadi ketika aktor baru, termasuk perusahaan
multinasional, lembaga swadaya masyarakat, atau peserta lain dalam masyarakat
sipil global, menambah atau mengganti aktor negara. Berbagai aktor baru dapat
memasuki jenis hubungan baru dan dapat mengubah sistem internasional dan
perilaku negara individu. Jenis perubahan ini sesuai dengan pemikiran liberal dan
dibahas oleh penulis liberal. Dan, seperti rekan realis mereka, para pemikir liberal
juga mengakui bahwa perubahan dapat terjadi dalam keseluruhan struktur
kekuasaan di antara negara bagian.
- Dalam pandangan liberal, kepentingan ekonomi atau material suatu negara dapat
mengarah pada kerja sama, termasuk kerja sama lintas apa yang dulunya dianggap
sebagai masalah zero-sum. Misalnya, dalam pandangan liberal, kerjasama untuk
mengurangi hambatan tarif perdagangan, setelah beberapa saat, dapat mengarah pada
kerjasama dalam standar profesional, pengawasan imigrasi, dan bahkan, pada akhirnya,
kerjasama keamanan. Perubahan dalam sistem, dan kemungkinan perang dalam sistem,
kemudian terjadi setelah puluhan tahun, bahkan berabad-abad, yang melelahkan,
kadang-kadang terbalik, tetapi pada akhirnya kerja sama yang lebih komprehensif.
Singkatnya, sementara teori realis tetap pesimis tentang kemungkinan melampaui
perang abadi, teori liberal mengemukakan kemungkinan optimis dari evolusi menuju
perdamaian abadi.
● The International System According to Radicals
- Kaum radikal menggambarkan struktur sistem internasional dengan stratifikasi.
Stratifikasi mengacu pada pembagian sumber daya berharga yang tidak merata di antara
berbagai kelompok state/negara bagian.
- Sistem internasional di stratifikasikan menurut negara bagian yang memiliki sumber
daya yang berharga, seperti minyak, kekuatan militer, atau kekuatan ekonomi.
- Stratifikasi sejalan dengan penekanan Marxis pada kelas sosial di dalam negara: negara-
negara kapitalis industri maju, kaya, dan maju mewakili borjuis, dan negara-negara
agraris yang berkembang, miskin, mewakili proletariat.
- eksploitasi tenaga kerja, distribusi kekayaan ditetapkan dan didukung oleh kekuatan
kekerasan, stratifikasi dalam sistem internasional adalah kunci untuk memahami
gagasan radikal tentang sistem dan jalan untuk berubah.
- Stratifikasi sumber daya dan pengaruh kuat memiliki implikasi pada kemampuan sistem
untuk mengatur dirinya sendiri, serta untuk stabilitas sistem. Ketika kekuatan-kekuatan
dominan ditantang oleh negara-negara bagian di bawah mereka, sistem tersebut
mungkin menjadi sangat tidak stabil dalam hal akses ke sumber daya. Misalnya, upaya
Jerman dan Jepang untuk mendapatkan dan merebut kembali sumber daya selama
tahun 1930-an menyebabkan Perang Dunia II.

-
- Bagi kaum Marxis, serta kebanyakan kaum radikal lainnya, stratifikasi yang
melumpuhkan dalam sistem internasional disebabkan oleh kapitalisme. Kapitalisme
menyusun dan kemudian menetapkan hubungan antara yang diuntungkan dan yang
kurang beruntung, memberdayakan yang kaya dan menghilangkan hak mereka yang
lemah. Kaum Marxis menyatakan bahwa kapitalisme melahirkan instrumen dominasinya
sendiri. Ini termasuk lembaga-lembaga internasional yang aturannya struktur negara
kapitalis untuk memfasilitasi proses kapitalis, perusahaan multinasional yang markas
besarnya di negara-negara kapitalis tetapi lokus aktivitasnya berada di "daerah yang
bergantung," dan bahkan individu (seringnya adalah pemimpin) atau kelas (kelompok
borjuis) yang tinggal di negara-negara lemah yang terkooptasi untuk berpartisipasi dan
melanggengkan sistem ekonomi yang menempatkan massa dalam posisi bergantung
secara permanen.
- Pada intinya kaum radikal tidak setuju tentang kemungkinan bahwa sistem stratifikasi
yang mereka benci dapat lebih lagi.
● The International System According to Constructivists
- Para konstruktivis berpendapat bahwa seluruh konsep dari sistem internasional
merupakan gagasan Eropa, yang seiring waktu diterima sebagai fakta alamiah
(setidaknya di wilayah Eropa dan Amerika Utara). Mereka berpendapat bahwa kita tidak
dapat menjelaskan apapun hanya berdasarkan struktur material internasional saja. Hal
ini dikarenakan ada tatanan internasional yang berbeda dengan tujuan yang berubah,
pandangan yang berbeda tentang ancaman, dan ketergantungan pada cara yang
berbeda untuk menjaga ketertiban.
- four European international orders: an eighteenth-century balance order; a nineteenth--
century concert order; a sphere-of-influence system for much of the twentieth century;
and, since the end of the Cold War, an evolving new order whose purposes are the
promotion of liberal democracy, capitalism, and human rights.
- Konstruktivis percaya bahwa power memang penting dalam sistem internasional, tapi
yang dapat disebut sebagai “powe” dapat berubah seiring waktu.
- Konstruktivis tidak melihat struktur material dalam sistem internasional tapi lebih pada
sebuah proses pembangunan sosial.
- konstruktivis menolak gagasan bahwa sistem internasional ada secara obyektif atau
menimbulkan aturan obyektif atau prinsip. Norma-norma sosial dapat diubah baik
melalui tindakan kolektif maupun upaya individu karismatik.
- Maka, para konstruktivis tertarik untuk memahami perubahan besar dalam struktur
normatif: bagaimana penggunaan kekuatan telah berkembang dari waktu ke waktu,
bagaimana pandangan tentang siapa itu manusia telah berubah, bagaimana gagasan
tentang demokrasi dan hak asasi manusia telah diinternasionalkan, dan bagaimana
negara telah disosialisasikan — atau menolak disosialisasikan — secara bergilir.

Advantages and Disadvantages of the International System as a Level of Analysis


● Bagi penganut semua perspektif teoritis, menggunakan sistem internasional sebagai analisis
level memiliki keuntungan yang jelas. Bahasa sistem teori memungkinkan perbandingan dan
perbedaan antara sistem: kita dapat membandingkan sistem internasional pada satu titik
waktu dengan satu titik waktu lain; membandingkan sistem internasional dengan internal
negara; atau kontras sistem politik dengan sistem sosial atau bahkan biologis. Bagaimana
berbagai sistem ini berinteraksi adalah fokus dari ilmu sosial dan ilmu alam.
● Untuk kaum realis, generalisasi yang berasal dari sistem teori sebagai umpan untuk sebuah
prediksi, tujuan akhir dari semua ilmu perilaku. Bagi kaum liberal dan radikal, generalisasi ini
memiliki implikasi normatif yang pasti; dalam kasus pertama, mereka menegaskan
pergerakan ke arah sistem positif, dan, dalam kasus terakhir, mereka mengkonfirmasi
penilaian pesimistis tentang tempat negara dalam sistem internasional yang ditentukan
secara ekonomi.
● banyak teori realis yang secara sistematis tidak membedakan beberapa tingkat yang
berbeda di dalam sistem tetapi hanya satu konstruksi tingkat sistem internasional.
● Kaum liberal bekerja lebih baik, membedakan faktor-faktor di luar sistem dan bahkan
memasukkan faktor-faktor itu ke dalam gagasan mereka yang diperluas tentang sistem
internasional yang saling ketergantungan.
● konstruktivis berpendapat bahwa tidak ada perbedaan alami atau perlu antara sistem
internasional dan negara atau antara politik internasional dan politik domestik, dan tidak
ada perbedaan antara sumber perubahan endogen dan eksogen.
Pertanyaan:
- Jadi sudut pandang radikal tentang international system itu sebenarnya bersifat
stratifikasi atau malah lawan dari stratifikasi?

Anda mungkin juga menyukai