Anda di halaman 1dari 3

METODOLOGI PENELITIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Asumsi dari studi hubungan internasional adalah bahwa potensi bahaya itu bisa dikurangi dan
kemungkinan untuk menciptakan perdamaian bisa ditingkatkan, asalkan ummat manusia mau melakukan
sesuatu demi tujuan itu. Ketidak mampuan untuk berbuat sesuatu demi peningkatan kemungkinan
perdamaian, bisa berakibat fatal.

Ilmu Hubungan Internasional mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku aktor, negara maupun
non-negara, di dalam arena transaksi internasional. Perilaku itu bisa berujud perang, konflik, kerja sama,
pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dll.

Subtansi dari Studi Hubungan Internasional menurut Karl Deutsch:


1. Bangsa dan Dunia: How to survive, make a friend with another country
2. Proses transnasional dan interdependensi internasional: sejauh mana negara bisa menentukan
masa depan negaranya sendiri. Atau dengan kata lain sejauh mana negara tersebut mampu untuk
mandiri dalam artian tidak bergantung kepada negara lain.
3. Perang dan damai; apa yang menentukan terjadinya perang antara bangsa-bangsa? Kapan
bagaimana dan mengapa perang pecah. Tujuan? untuk apa?
4. Kekuatan dan kelemahan, bagaimana kekuataan atau kelemahaan suatu pemerintah atau suatu
bangsa dalam politik internasional.
5. Politik internasional dan masyarakat internasional apa yang bersifat politik dalam hubungan
internasional dan apa yang tidak. Bagaimana hubungan politik internasional dan masyarakat
bangsa bangsa
6. Masyarakat, pangan SDA dan lingkungan. Merupakan ancaman bagi keamanan nasional
7. Kemakmuran dan kemiskinan. Berapa besar ketimpangan antara satu bangsa dengan bangsa lain.
8. Kebebasan dan penindasan. Seberapa besar pilihan dalam melaksanakan kebebasan dalam suatu
negara.
9. Persepsi dan ilusi bagaimana para pemimpin dan warga suatu negara memandang bangsa mereka
sendiri dan bagaimana mereka memandang bangsa bangsa lain beserta perilaku mereka?
10. Aktivitas dan apati
11. Revolusi dan stabilitas.
PERAN GLOBAL FUND MELALUI YAMALI TB DALAM KONTEKS KEAMANAN MANUSIA DI
SULAWESI SELATAN
HIJAU: UNIT ANALISIS
BIRU: UNIT EKSPLANASI
Unit Analisa yaitu yang perilakunya hendak kita deskripsikan, jelaskan dan ramalkan (VARIABLE
DEPENDEN)
Unit Eksplanasi yaitu dampaknya terhadap unit Analisa hendak kita amati (VARIABLE
INDEPENDEN)
Kenneth Waltz mengidentifikasi tiga tingkat Analisa yaitu individu, negara dan sistem internasional.
J. David singer mengidentifikasi hanya 2 unit analisis yaitu analisis negara dan sistem internasional
sebagai yang paling efektif untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan fenomena
internasional.
John Spanier juga menegaskan tiga tingkat Analisa, yaitu tingkat sistematik, tingkat negara-bangsa dan
tingkat pembuat keputusan (individu)
1. Perilaku Individu : pada tingkat Analisa ini beranggapan bahwa fenomena hubungan
internasional pada akhirnya adalah akibat dari perilaku individu – individu yang saling
berinteraksi di dalamnya. Oleh sebab itu kita harus memahami sikap dan perilaku tokoh – tokoh
utama pembuat keputusan seperti kepala negara, Menteri, penasehat keamanan dan lain lain.
2. Perilaku Bangsa: Analisa yang menekankan pada perilaku unit negara – bangsa karena hubungan
internasional pada dasarnya didominasi oleh perilaku negara bangsa. Dalam hal ini perilaku –
perilaku dari setiap aktor akan diperhatikan sejauh perilaku mereka itu berkaitan dengan
Tindakan internasional. Dengan kata lain kita harus memperhatikan politik luar negeri suatu
negara.
3. Perilaku sistem internasional: pada tingkat ini beranggapan bahwa bangsa bangsa di dunia ini dan
interakasi di antara mereka merupapakan suatu sistem. Maka pada analisis ini menekankan
tingkat Analisa ini menganjurkan untuk mempelajari sistem itu dan membuat generalisasi tentang
sistem itu sebagai suatu keseluruhan pengetahian tentang dinamika sistem yang beranggotakan
berbagai negara negara bisa dipakai untuk menjelaskan perilaku aktor aktor hubungan
internasional yang terlibat didalamnya.
Paradigma: Paradigma merupakan pijakan dasar untuk menjelaskan fenomena-fenomena, masalah-
masalah dalam Hubungan antar negara melalui sebuah kriteria, standar-standar tertentu, prosedur dan
seleksi fakta permasalahan yang relevan.
Konsep: merupakan suatu gagasan atau ide untuk melambangkan suatu gagasan Adapun kegunaannya
yaitu untuk menyederhanakan sesuatu yang kompleks dengan mengkategorikan hal yang kita temui.
Teori: suatu bentuk pernyataan yang menjawab pertanyaan “Mengapa” maksudnya adalah upaya yang
memberi makna pada fenomena yang terjadi. Teori juga dapat diartikan sebagai pernyataan yang
menghubungkan konsep konsep secara logis.
TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL
Teori Konstruktivisme dalam Hub Internasional lahir dari paradigma positivism yang bersifat Object dalam
kritik kontrukvisme memberikan 3 bantahan terhadap kaum positifsme poin tersebut adalah :

• Relativisme dimana kontrukvisme ini membuka keterbukaan terhadaapn kontruksi baru yang
berasal dari kontruksi sosial yang menganggap bahwa Realtitas sosial tidak bersifat tunggal
melainkan prural atau relative dimana setiap orang memiliki sudat pandang berbeda terhadap
sesuatu.
• Subejktivisme dimana kontruktivisme dalam HI memiliki pemikiran bahwa realtitas sosial berada
dalam pikiran manusia yang berarti bisa bersifat subjectif dapat digunakan menjadi pisau analisis
tidak hanya menggunakan seperti data dll.
• Keterbukaan dimana kontruksivisme mengakuiy keberadaaan consensus dalam pembentukan
konsesnsu prosesnya melibatkan keterbukaan komunikasi dan interaksi
Konstruktivisme
Alexander Went membagi 4 teori sosial dalam sebuah quadrat
Materialis individualism: menekankan peran manusia dalam pembentukan kepentingan negara
Materialis Holisme yang menyatakan bahwa agen dapat dikontruksikan dalam level Internasional yang
berarti agen-agen yang kita kenal kayak individu, perusahaan bahkan negara dikontruksikan juga dalam
internasional level
Idelis individualism yang menyatakan bahwa kepetningan negara adalah suatu hasil tekanan dari project
domestic di mana project domestic seperti adanya partai dpr, mpr itu mampu untuk mempengaruhi
kepentingan negara
Idealisme holism yang menyatakan interaksi internasional mempengearuhi suatu kepentingan negara
Asumsi dari pandangan konstruktivisme terhadap negara dimana kontruktivisme tidak melihat bahwa
negara memiliki kepentingan bawaan seperti yang di anggap oleh realisme yang menyatakan bahwa negara
itu punya given interface sejak dahulu. Dalam kontrutivisme itu negara hidup dalam kondisi yang normative
dimana ada identititas ada kepentingan ataupun ada ide ide yang dapat mempengaruhi suatu kepentingan
negara bahkan kepentinganya juga dapat berubah sewaktu – waktu
Asumsi konstruktivisme terhadap hubungan internasional melihat bahwa hubungan antara negara tidak
bersifat anarkis yang sering dikatakan perspektif realisme atau bahkan tidak bersifat idealisme yang seperti
dikatakan perspektif liberalism. Dimana untuk pandangan konstruktifisme bersifat premisif yang berarti
hubungan internasional itu bersifat proaktif yang dimana ada aksi dan ada reaksi bahkan sewaktu waktu
dapat berubah menjadi konflik bahkan berubah menjadi kooperatif
Konstruktivis mempertanyakan ontologi rasionalisme individualis dan menekankan ontologi sosial.
Sebagai makhluk sosial yang fundamental, individu atau negara tidak dapat dipisahkan dari konteks makna
normatif yang membentuk siapa mereka dan kemungkinan yang tersedia bagi mereka. Memang, konsep
kedaulatan pertama-tama dan terutama merupakan kategori sosial dan konstitutif sejauh kondisi awal untuk
mengakui kedaulatan

Anda mungkin juga menyukai