Anda di halaman 1dari 9

Mohammad Ihza Fahirdan

165120400111033
MHI/B-4
Jenis-Jenis Penelitian Metodologi Hubungan Internasional

Dalam mempelajari Hubungan Internasional, tentunya seorang pelajar memerlukan


motivasi/alasan untuk mempelajari hal tersebut. Seperti yang dijelaskan pada buku Mohtar
Mas’oed yang berjudul “Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi” bab 2
bahwa selain karena adanya acara berita di TV tentang keadaan internasional, juga dapat
memberikan manfaat pengetahuan berupa hubugan antar manusia yang melewati batas
negara. Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleks dan memiliki
potensi untuk mencelakakan. Kompleks karena di dalamnya tidak hanya terdapat individu
individu namun juga negara negara yang berdaulat. Asumsi yang dibangun dalam keilmuan
ini adalah bahwa potensi yang mencelakakan tersebut dapat dikurangi dan kemungkinan
prdamaian dapat ditingkatkan, asal umat manusia mau melakukan sesuatu demi sampai
pada tujuan tersebut.
Dalam buku Ulber Silalahi bab 1, dijelaskan bahwa metode ilmiah adalah cara yang
sahih dan andal untuk mendapat pengetahuan ilmiah. Metode ilmiah bukan saja merupakan
cara sistematis dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif, melainkan juga memiliki
kesanggupan mengoreksi diri. Dengan keterampilan dalam metode penelitian, maka akan
didapatkan suatu hasil penelitian dengan infrmasi yang banyak dan detail serta dapat
dikatakan bermutu.
Metode ilmiah sebagai prosedur yang sistematis dan terstandar serta menggunakan
pembuktian-pembuktian yang objektif merupakan suatu proses yang sangat teratur yang
mengikuti empat tahap urutan.
1. Observing phenomenon : mengamati gejala atau perilaku yangmenajdi
perhatian untuk pengenalan masalah.
2. Formulating tentative explanation : mengembangkan satu atau lebih penjelasan
tentative yang tampak konsisten dengan sebuah observasi. Penejelasan atau
pernyataan tentative tersebut sering meliputi satu pernyataan tentang hubungan
antara dua atau lebih variabel. Pernyataan tentative ini disebut hipotesis. Dan
hipotesis yang kita kembangkan dapat diuji dengan penelitian empiris.
3. Further observing and experimenting : melakukan observasi atau eksperimen.
Dapat terbagi menjadi bentuk yang bervariasi. Terdapat correlational study,
quasi experimental study dan experiment.
4. Refining and retesting explanations : proses perbaikan kembali dan pengujian
kembali penjelasan berdasarkan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis. Akan
ditemukan bahwa tidak semua studi penelitian menghasilkan hasil setuju. Jadi
terkadang penelitian kita tidak memperkuat hipotesa kita.

Setelah memahami tentang penelitian, yang perlu dipahami adalah masalah itu
sendiri. Istilah mengimplikasikan adanya suatu teka teki yang harus dipecahkan. Masalah
merupakan suatu keadaan dimana kita merasa ragu dan sangsi akan suatu fenomena.
Isu isu penelitian biasanya sangatlah luas, umum dan samar-samar untuk diperiksa
dalam studi tunggal. Langkah langkah dalam pemilihan masalah adalah :
1. Mengenali bidang satu masalah umum yang ebrhubungan dengan bidang
keahlian masing masing dan tentunya menarik.
2. Membatasi bidang masalah umum menjadi spesifik, yakni menjadi masalah
yang dapat diteliti.
3. Konsptualisasi dan pemetaan variabel variabel ke dalam seperangkat nilai nilai

Hubungan Internsional merupakan suatu hubungan dan studi yang kompleks.


Dimana terdapat banyak sekali segi yang harus kita teliti dan pahami. Oleh karena itu
dalam memahami Hubungan Internasional, kita harus mengetahui 3 hal, yaitu : a. apa yang
terjadi dalam HI, b. bagaimana mempelajarinya dan c. bagaimana hasilnya sampai
sekarang.
Dalam mempelajari Hubungan Internasional, tentunya yang akan menjadi fokusan
adalah tentang perilaku internasional yang diwakili oleh negara (state) dan non negara (non
state) dengan bentuk perilaku seperti perang, konflik, kerja sama, aliansi dan interaksi
dalam organisasi internasional. Sebagai pelajar dan pengkaji Hubungan Internasional,
perilaku internasional yang paling mendapat sorotan adalah perilaku negara. Namun
sekarang, perilaku aktor non negara juga perlu diperhatikan karena bisa mempengaruhi
perilaku negara.
Maka dari itu, secara spesifik menurut Karl Deutsch, substansi studi HI dapat dipilih
ke dalam dua belas kelompok pertanyaan fundamental sebagai berikut1 :
1. Bangsa dan Dunia : bagaimana dan dalam bentuk apa hubungan antara satu bangsa
dengan bangsa lain dilakukan? Bagaimana negara menangani individu dan
kelompok kelompok kecil yang ada di dalam negara tersebut? Dan bagaimana
negara negara berhubungan dengan organisasi-organisasi internasional dan dengan
sistem politik internasional
2. Proses Trnasnasional dan Interdepedensi Internasional : seberapa besar
kemungkinan suatu bangsa untuk mempertahankan independensinya dan sejauh
mana tindakannya tergantung pada kondisi dan kejadian diluar batas wilayah
nasionalnya? Apakah negara negara di dunia sekarang sudah semakin berdaulat atau
masih tergantung satu sama lain? Atau masih saling bergantung tetapi dalam bidang
yang berbeda beda?
3. Perang dan Damai : apa yang menentukan perang dan perdamaian suatu bangsa?
Kapan, bagaimana dan mengapa perang pecah, berlangsung, berhenti dan
bagaimana proses perang itu berlangsung di masa lalu, skearang dan masa
mendatang?
4. Kekuatan dan Kelemahan : tentang bagaimana sifat kekuatan dan kelemahan
suatu negara atau bangsa? Serta apa saja sumber dan batasan kekuatan dan
kelemahan tersebut? Serta kapan kekuatan dan kelemahan tersebut bisa berubah?
5. Politik Internasional dan Masyarakat Internasional : apa yang bersifat politik
dalam HI? Dan bagaimana kaitan politik internasional dengan kehidupan
berbangsa?
6. Kependudukan versus Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan : apakah
pertumbuhan penduduk di dunia berbanding lurus dengan penyediaan bahan makan,
enerji dan SDA lainnya? Dan apakah ketidakseimbangannya akan menimbulkan

1
Karl W. Deutsch, The Analysis Of International Relations (Prentice Hall 1978), Bab 1.
ancaman nasional? Atau bahkan berdampak terhadap politik dunia (perang dan
damai)?
7. Kemakmuran dan Kemiskinan : berapa besar ketimpangan distribusi kekayaan
dan penghasilan di antara bangsa-bangsa di dunia? Dan bagaimana perbandingan
ketimpangan antar negara dan ketimpangan dalam negeri?
8. Kebebasan dan Penindasan : seberapa jauh kepedulian bangsa tentang kebebasan
dari bangsa lain dan kebebasan di dalam bangsa mereka sendiri? Dan solusi apa
yang dilakukan demi perbaikan masalah kebebasan tersebut?
9. Persepsi dan Ilusi : Bagaimana para prmimpin dan warga suatu negara memandang
bangsa mereka sendiri dan bagimana pandangan mereka terhadap bangsa lain?
Apakah persepsi tersebut berdasarkan kenyataan atau khayalan saja?
10. Aktivitas dan Apati : lapisan kelompok mana yang berminat aktif dalam politik
dan masalah internasional? Kondisi apa yang cenderung mempengaruhi keaktifan
dalam pasrtisipasi tersebut?
11. Revolusi dan Stabilitas : dalam kondisi apa suatu pemerintahan dapat digulingkan
dan dalam kondisi apa para elite penguasa kehilangan sebagian atau semua
kekuasaan dan posisinya?
12. Identitas dan Transformasi : dengan adanya perubahan, bagaimanakah bangsa
terseut dapat mempertahankan identitasnya? Unsur apakah yang membentuk
identitas tersebut?

Dari kedua belas yang ditujukan oleh Karl deutsch tersebut selama berabad abad telah
coba dijawab oleh para ilmuwan dan menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang
komprehensif. Kedua belas pertanyaan tersebut merupakan awalan untuk memahami
Hubungan Internasional. Dan setiap pertanyaan memiliki jawaban yang saling berkaitan.

Selanjutnya dalam bab 4, dijelaskan bahwa Menurut McGaw dan Watson, sains
adalah metode analisa yang obyektif, logis dan sistematis untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan fenomena yang bisa
diamati.2 Berdasarkan definisi tersebut, adapun ciri-ciri pokok sains,
yaitu:
1. Sains adalah metode analisa.
2. Tujuan akhir dari sains adalah, deskripsi, eksplanasi, dan prediksi.
a. Deskripsi adalah upaya untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, di
mana, kapan atau berapa.
b. Eksplanasi adalah upaya untuk menjawab pertanyaan mengapa
c. Prediksi adalah upaya untuk menjawab pertanyaan apa yang akan
terjadi
3. Fenomena yang bisa diamati adalah sasaran deskripsi, eksplanasi,
dan prediksi.
4. Sains bersifat obyektif, logis, dan sistematis
a. Obyektif berarti bahwa pernyataan saintifik harus bisa diuji secara
terbuka oleh ilmuwan lain
b. Logis berarti bahwa sains diatur oleh aturan penalaran tertentu
c. Sistematis berarti bahwa merupakan sekumpulan keajegan yang
secara logika terorganisir, saling bertaut dan utuh, dan yang
terbuka untuk diubah atau bahkan ditolak oleh bukti-bukti yang
baru

Untuk membantu berlangsungnya metode pencarian pengathuan,


maka dibutuhkanlah suatu asumsi. McGaw dan Watson
mengklasifikasikan 9 asumsi pokok atas postulat sains3 :
1. Semua perilaku sudah ditentukan secara ilmiah
2. Manusia adalah bagian dari dunia alamiah
3. Alam bersifat teratur dan ajeg
4. Alam berubah dengan lamban
5. Semua fenomena yang bisa diamati pada akhirnya akan bisa
diketahui
2
Dickinson McGaw dan George Watson, Political and Social Inquiry (John Wiley, 1976), hal. 10.
3
Ibid, hal 11-23
6. Tidak ada hal yang dengan sendirinya benar
7. Kebenaran adalah relatif
8. Kita memahami dunia melalui indera
9. Persepsi, ingatan dan penalaran bisa kita percaya

Selain terdapat asumsi untuk mendukung pendekatan saintifik,


terdapat perdebatan yang menanyakan apakah saintifik dapat
digunakan untuk mendiskripsikan, menjelaskan dan meramalkan
perilaku lembaga sosial? Terdapat 9 perdebatan menurut McGaw
dan Watson dalam buku Mohtar Mas’oed. Perdebatan tersebut
diantaranya adalah4 :
1. Eksperimentasi
2. Kuantifikasi
3. Generalisasi
4. Kompleksitas fenomena social
5. Kesulitan memperoleh data
6. Nilai dan pemilihan masasalah
7. Nilai dan proses pengumpulan serta analisis data
8. Perubahan fenomena social
9. Trivialitas
Dalam kesembilan perdebatan tersebut, kaum saintifik dapat
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Namun memang benar
bahwa tak ada yang pasti dari setiap jawaban karena perilaku sosial
adalah sesuatu yang dinamis tapi tetap dapat diteliti melalui pendekatan
saintifik.

4
Ibid, hal 24-28
Induksi adalah menjabarkan suatu fakta agar diketahuifaktor
faktor penyebab fakta tersebut. Sedangkan deduksi adalah
mengerecutkan suatu teori untuk menjadi hipotesa dan memungkinkan
agar penulis tidak banyak terfokus pada data.
Berkaitan dengan deduksi dan induksi, terdapat masalah
hubungan antara teori dan penelitian. Terdapat perdebatan apakah
harus teorisasi lalu penelitian (deduktif) atau penelitian dulu baru
membangun teori (induktif)
Tahap tahap dalam strategi “teori dahulu penelitian kemudian”
menurut David dan Chava Nachmias adalah :
1. Perumusan suatu teori atau model yang eksplisit
2. Pemilihan suatu proposisi yang muncul dari teori atau model
diteliti secara empiris
3. Pembuatan rancangan penelitian untuk menguji proposisi itu
4. Kalau proposisi yang dideduksi dari teori itu tidak didukung oleh
data empiris, maka teori atau penelitian harus diubah dan harus
kembali ke tahap ke 2.
Sedangkan tahap tahap dalam strategi “penelitian dahulu teori
kemudian” menurut David dan Chava Nachmias adalah :
1. Penelaahan suatu fenomena untuk menggambarkan atau
mengidentifikasikan sifat-sifat atau atribut-atributnya.
2. Pengukuran sufat-sifat itu dalam berbagai situasi.
3. Analisa terhadap data yang terkumpul untuk menentukan
apakah ada pola variasi yang sistematis di dalamnya.
4. Kalau dalam data itu ditemukan pola yang sistematis, maka
teori bisa dibentuk.

Dalam pelaksanaanya ada tokoh yang mendukung metode di atas.


Contohnya adalah J. David Singer yang mendukung metode penelitian
dahulu dan Kenneth Waltz yang mendukung teori dahulu.
Singer mengajukan argument bahwa untuk menghasilkan suatu
eksplanasi teoritis yangvalid dalam studi HI harus didahului dengan
pembentukan data yang diperoleh terutama dengan data kuantitatif. Ia
mengatakan bahwa “kita tidak akan bisa menjelaskan dan tidak akan
meramalkan sebelum kita bisa nmendeskripsikan dan dekripsi yang
memenuhi syarat memerlukan prosedur yang relative sistematik.
Sebaliknya, Kenneth Waltz beranggapan bahwa, tidak mungkin
melakukan peneitian dengan strategi induktif, karena tanpa suatu teori
kita tidak akan tahu dimana mau memulainya, data apa yang akan kita
cari, dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam bab 9 dijelaskan bahwa terdapat model model
eksplanasi alternatif. Dimana model ini merupakan penyederhana untuk
model nomologis dalam Ilmu Sosial.
Ada beberapa contoh dari model ini :
1. Eksplanasi Rasional
2. Eksplanasi Disposisional
3. Eksplanasi Makro
4. Eksplanasi Fungsional
5. Eksplanasi Genetik

Sumber :
Mas'oed Mohtar (MM). 1994. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin
dan Metodologi. Jakarta LP3ES Bab 2 (Subtopik 1 & 3); Bab 4 (Subtopik 2
& 3); Bab 9 (Subtopik 2)

Ulber Silalahi (US). 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung :


Unpar Press. Bab 1 (Subtopik 2 & 3); Bab 2 (Subtopik 1 & 3)

Anda mungkin juga menyukai