Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


Mata Kuliah : Wawasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Dosen : Dr. Ir. I Wayan Adnyana, S.H., M.Kn
Hari/ Tanggal : Jumat, 5 Mei 2023
____________________________________________________________________________

Nama Mahasiswa : KRESNALIAN SEME


NIM : 012215008
Program Studi : DIII TRR
_____________________________________________________________________________

1. Mengapa filsafat dikatakan sebagai ibu dari ilmu pengetahuan? Jelaskan !


JAWAB :
Secara etimologis : Filsafat merupakan padanan kata “falsafah” (Arab) dan “Philosophy”
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” → Philos atau Philein yang
berarti “kekasih”, “sahabat”, “mencintai”, dan Sophia yang berarti “kebijaksanaan”,
“hikmat”, “kearifan”, “pengetahuan”.
Pemunculannya sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, filsafat telah menunjukkan
supremasinya dalam pentas pemikiran dan keilmuan dunia sebagai “ibu ilmu” (the
mother of sciences). Sebagai ibu, filsafat telah menunjukkan diri sebagai kekuatan yang
mengandung benih-benih pemikiran keilmuan, melahir dan menyusui bayi ilmu, dan
terus membina perkembangan ilmu menjadi cabang dan ranting-ranting keilmuan, serta
mendewasakan ilmu sebagai ilmu yang otonom dan mandiri.
Ibu dari ilmu pengetahuan arinya peneratas ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu
pengetahuan

2. Apa korelasi antara ilmu pengetahuan teknologi dan seni? Menurut anda apa peranan
ipteks dalam kehidupan manusia?
JAWAB :
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Iptek adalah salah satu faktor yang memberikan kontribusi
signifikan dalam peningkatan daya saing dan kualitas hidup suatu bangsa. Iptek berupaya
memecahkan persoalan kekinian dan mengantisipasi masalah masa depan.
Pengembangan Iptek juga berupaya untuk menyediakan alternatif teknologi melalui
penelitian, pengembangan, dan penerapan dalam dua bidang tersebut. Selain itu,
perhatian besar juga diarahkan pada pengembangan iptek bidang kesehatan dan obat-
obatan, pertahanan, transportasi, serta informasi dan telekomunikasi
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu , teknologi dan seni maka perlu jelas bagi
kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh pengujian dan cara
penggunaan ipteks pada saat penerapanya dengan pihak lain. Jadi pembatasan etis
tersebut tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu kebenaran ilmiah
3. Apa sebenarnya hakikat manusia? Uraikan secara lengkap! Berikan contohnya !
JAWAB :
Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu
pengetahuan. Konsep diri (manusia) dari Freud dikenal dengan nama “id”, “ego” dan
“super-ego”. “Id” adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan
biologis (hawa nafsu) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua instink : libido
(konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). “Ego” adalah penyelaras antara “id”
dan realitas dunia luar. “Super-ego” adalah polisi kepribadian yang mewakili ideal, hati
nurani.
Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja
hanya memfungsikan “id”-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan
mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif.
Misalnya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego kalah sementara super-ego
tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga nafsu angkara murka yang mengendalikan
tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah
nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah mungkin kehancuran. Kisah dua kali
perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon, adalah pilihan “id” dari
kepribadian manusia yang mengalahkan “ego” maupun “superego”-nya.
4. Manusia dan alam semesta saling tergantung dan saling membutuhkan. Menurut anda
apa yang harus dilakukan manusia sesuai dengan hakikatnya ?
JAWAB : memanfaatkan sebaik mungkin IPTEKS dengan optimal untuk kepentingan
Bersama

5. Bagaimana proses terbentuknya ilmu pengetahuan dan bagaimana pengklasifikasian ilmu


pengetahuan? Jelaskan !
JAWAB :
Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus
sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga
dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan
dasar dan asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis.

Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan biasanya melalui tahap-


tahap sebagai berikut: 1) Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin, 2) Merancang
hipotesis yang mendasar dan teruji, 3) Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-
pengandaian, 4) Merancang teknik mentes pengandaian-pengandaian, 5) Menguji teknik
itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan, 6) Tes itu sendiri dilaksanakan dan
hasil-hasilnya ditafsirkan, 7) Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh
pengandaian- pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi, 8) Menetapkan luas
bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan
baru

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan berbeda-


beda menurut para ahli, diantaranya adalah dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund
Popper, Thomas S Kuhn dan Habermas.

1) Auguste Comte.
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan sejalan dengan sejarah ilmu
pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu
pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul
dengan gejala-gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks
dan semakin konkret.
Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte sebagai
berikut :
1) Ilmu pasti (matematika).
2) Ilmu perbintangan (astronomi)
3) Ilmu alam (fisika)
4) Ilmu kimia
5) Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
6) Fisika sosial (sosiologi)
2) Karl Raimund Popper.
Mengemukakan bahwa sistem ilmu pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke
dalam tiga dunia (world), yaitu dunia 1, 2, dan 3. Popper menyatakan bahwa dunia 1
merupakan kenyataan fisis dunia, sedang dunia 2 adalah kejadian dan kenyataan
psikis dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu segala hipotesa, hukum, dan teori
ciptaan manusia dan hasil kerjasama antara dunia 1, dan dunia 2, serta seluruh bidang
kebudayaan, seni, metafisik, agama, dan lain sebagainya.
Menurut Popper dunia 3 itu hanya ada selama dihayati, yaitu dalam karya dan
penelitian ilmiah, dalam studi yang sedang berlangsung, membaca buku, dalam ilham
yang sedang mengalir dalam diri para seniman, dan penggemar seni yang
mengandaikan adanya suatu kerangka. Sesudah penghayatan itu, semuanya langsung
‘mengendap’ dalam bentuk fisik alat-alat ilmiah, buku-buku, karya seni, dan lain
sebagainya. Semua itu merupakan bagian dari dunia 1.
Dalam pergaulan manusia dengan sisa dunia 3 dalam dunia 1 itu, maka dunia 2 lah
yang membuat manusia bisa membangkitkan kembali dan mengembangkan dunia 3
tersebut. Menurut Popper dunia 3 itu mempunyai kedudukannya sendiri. Dunia 3
berdaulat, artinya tidak semata-mata begitu saja terikat pada dunia 1, tetapi sekaligus
tidak terikat juga pada subyek tertentu. Maksudnya dunia 3 tidak terikat pada dunia 2,
yaitu pada orang tertentu, pada suatu lingkungan masyarakat maupun pada periode
sejarah tertentu
3) Thomas S. Kuhn.
Berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan
kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama
menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh
prestasi atau praktek ilmiah konkret.
4) Jurgen Habermas.
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait
dengan sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan pandangan
Habermas tentang ada tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan
menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia, yaitu:
1) Kerja. Kerja dibimbing oleh kepentingan yang bersifat teknis.
2) Komunikasi. Interaksi dibimbing oleh kepentingan yang bersifat praktis.
3) Kekuasaan. Kekuasaan dibimbing oleh kepentingan yang bersifat
emansipatoris.
6. Adakah manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia? Uraikan secara jelas !
JAWAB :
Seperti yang sudah diketahui, menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap
orang. Dengan ilmu, seseorang mampu menemukan dan menciptakan berbagai macam
keperluan yang bermanfaat untuk sehari-hari. Bahkan, ilmu juga dipercaya menjadi salah
satu aspek penting bagi perkembangan di suatu negara. Tak hanya sekadar dipelajari,
ilmu pengetahuan juga harus senantiasa diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan adanya ilmu diharapkan mampu membuat seseorang lebih mengenal
tentang alam, kehidupan sosial, dan juga kemanusiaan.
a. Meraih Kesuksesan
Hampir dapat dipastikan keberhasilan atau kesuksesan seseorang selalu berkaitan dengan
ilmu yang dimiliki.
b. Bijaksana dalam Mengambil Keputusan
Manfaat ilmu untuk kehidupan sehari-hari berikutnya yaitu bisa membuat seseorang
bijaksana dalam mengambil keputusan.
c. Memudahkan dalam Beribadah
Tak bisa dimungkiri bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa ilmu. Hampir semua sendi
kehidupan membutuhkan ilmu, terutama dalam hal ibadah. Yang mana dengan ilmu,
manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
d. Dapat Membedakan Benar-Salah
Dengan memiliki ilmu pengetahuan, seseorang tidak akan terjebak dalam tindakan atau
perbuatan yang salah. Seseorang yang memiliki ilmu tidak akan mudah melakukan
tindakan salah yang disebabkan pengaruh orang lain.
e. Ilmu Bermanfaat Hingga Wafat
Hal-hal yang bersifat duniawi secara alami akan terputus saat seseorang sudah wafat. Hal
ini disebabkan karena pada dasarnya manusia akan meninggalkan semua bentuk urusan
yang terjalin semasa hidup saat sudah wafat.
f. Menaikkan Derajat Manusia
Tingkatan atau derajat manusia akan semakin terangkat dengan ilmu pengetahuan yang
dimiliki. Baik di mata Tuham maupun sesama, orang yang memiliki ilmu senantiasa
dihargai dan memperoleh penghormatan yang baik.

7. Dalam pengembangan pengetahuan perlu dikembangkan cara berpikir yang melahirkan


kreativitas dan inovasi! Uraikan dan jelaskan!
JAWAB : Berpikir melahirkan kreativitas, yang kemudian akan melahirkan inovasi
(Harvard Business Scholl, 2003).
Kecerdasan berkorelasi dengan kreativitas sampai tahap tertentu, selebihnya kecintaan
dan keiklasan pada pekerjaan akan lebih dapat melahirkan kreativitas.
Semangat inovasi tidak cukup dilahirkan oleh kreativitas, tetapi banyak syarat lain yang
mengawalnya, seperti :
1) Adalah pengetahuan baru yang dapat dikembangkan sampai menjadi produk jasa,
teknologi atau barang ?
2) Adakah unsur pemenuhan terhadap nilai prioritas bagi kebutuhan mitra pengguna
(pelanggan) ?
3) Adakah rekomendasi dari pengguna khusus terkait masalah kesenjangan jasa,
teknologi dan barang yang sedang dikeluhkan ?
4) Adakah unsur rancangan empatetik terhadap kebutuhan ikutan dari produk jasa,
teknologi dan barang yang sudah lebih dulu beredar di pasaran ?
5) Adakah industry manufaktur yang dapat mendukung ketersediaan teknologi dalam
memproduksinya ?
6) Adakah iklim pasar terbuka yang berkeadilan dalam rangka pengajuan hak paten,
perizinan, joint ventures, dan aliansi strategis ?
Faktor budaya merupakan masalah rumit terkait dengan semangat inovasi. Perubahan
budaya jauh lebih sulit, rumit dan memerlukan opportunity cost yang mahal. Patut
dikembangkan suatu inovasi ramah budaya (innovative friendly culture), yaitu suatu
inovasi yang tumbuh bersama perubahan budaya secara perlahan dari akar budaya dan
tradisi local yang sudah memiliki kandungan teknologi awal dan terdukung oleh
sumberdaya manusia yang handal

8. Apa sesungguhnya teknologi itu?


JAWAB : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi mengandung
arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dikutip dari Encyclopaedia Britannica
(2015), teknologi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis dalam
kehidupan manusia atau pada perubahan dan manipulasi lingkungan manusia.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia

Perkembangan teknologi sebaiknya diarahkan untuk kepentingan Bersama dan tujuan


damai, settta memenuhi tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu

1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress)


2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress)
3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress)

9. Menurut anda apa sesungguhnya peranan seni dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi?
JAWAB :
Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya ‘keahlian’ dan
logia artinya ‘pengetahuan’. Istilah teknologi pertama kali muncul dalam bahasa Inggris
pada abad ke-17. Di mana waktu itu dipakai untuk maksud diskusi tentang seni terapan
saja. Tapi lambat laun, seni menjadi obyek penunjukan. Pada abad ke-20, istilah tersebut
berkembang pesat dan mencakup berbagai cara, proses, dan ide selain mengenai
perkakas dan mesin. Pada abad pertengahan teknologi didefinisikan dengan frasa seperti
cara atau aktivitas yang digunakaan manusia untuk mengubah atau memanipulasi
lingkungan. Namun, definisi luas seperti itu telah dikritik oleh pengamat yang
menunjukkan semakin sulitnya membedakan antara penyelidikan ilmiah dan aktivitas
teknologi.
10. apa yang harus dilakukan agar pengembangan ipteks memberikan manfaat bagi manusia
dan alam semesta?
JAWAB :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan teknologi.
b. Menyediakan akses informasi yang memadai untuk seluruh masyarakat.
c. Membuat serta mengembangkan sistem yang bisa dijangkau dan digunakan
masyarakat.
d. Mengembangkan kemampuan masyarakat melalui berbagai pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai