A. Pendahuluan
mati, pengalaman cinta dan kebencian, harapan dan putus asa, penderitaan
ialah dunia objektif, universal, rasional, sedangkan life world adalah dunia
Lebih dari itu, yang mau ditunjukkan adalah bahwa kita memang
hidup dalam dua dunia ini : dunia ilmu pengetahuan dan dunia praktis. Ilmu
menjadi prinsip rasional dari ilmu pengetahuan. Sementara itu kita juga tidak
bisa melepaskan diri dari dunia sehari-hari dan tradisi dengan segala macam
1
Kita dapat menegaskan kembali bahwa tujuan sains ialah menemukan
memintanya untuk tidak melakukan hal itu karena tanggung jawabnya ialah
pedoman kerja yang disepakati harus diikuti oleh seorang ilmuwan yang
dahulu.
2
landasn moral memilih untuk membuktikan bahwa generasi muda kita
sadar atau tidak. Penyimpangan dalam hal ini merupakan pelanggaran moral
yang sangat dikutuk masyarakat ilmuwan. Kenetralan dalam hal di atas itulah
ilmiah.
B. Tujuan Penulisan
Istilah filsafat mulai dikenal pada zaman Yunani kuno, berasal dari
kata philo yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran. Jadi orang
3
sesuatu tersebut menurut dirinya sendiri, meskipun apa yang dianggapnya
berkembang dewasa ini, pada mulanya adalah filsafat. Ilmu fisika berasal dari
filsafat alam (natural philosophy) dan ilmu ekonomi pada mulanya bernama
diandalkan.
abstraksi, intuisi, dan juga pertanyaan mengenai “dari mana asalnya dan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
4
dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang
4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentris.
filsafat.
bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu
maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari
ilmu, seperti :
5
1. Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari
(Landasan aksiologis).
Walaupun ada anggapan bahwa ilmu harus bebas nilai, yaitu dalam setiap
kegiatan ilmiah selalu didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Anggapan itu
menyatakan bahwa ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak
secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri, yaitu ilmu harus bebas dari
6
pengandaian, pengaruh campur tangan politis, ideologi, agama dan budaya,
Pada kenyataannya, ilmu bebas nilai dan harus menjadi nilai yang
dibuatnya.
mempelajari ilmu seperti halnya filsafat, ada tiga pendekatan yang berkaitan
1. Pendekatan Ontologis
7
objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup
pengalaman manusia.
2. Pendekatan Epistemologi
3. Pendekatan Aksiologi
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan. Pada dasarnya ilmu harus
8
Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam
martabat manusia, dan kelestarian atau keseimbangan alam. Untuk itu ilmu
berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi ras, ideologi, atau agama.
1) Etika Keilmuan
Ilmu merupakan suatu cara berpikir tentang sesuatu objek yang khas
berupa pengetahuan ilmiah. Ilmiah dalam arti sistem dan struktur ilmu dapat
objektif, dan terbuka. Disamping itu, pengetahuan yang sudah dibangun harus
memiliki visi moral, yang dalam filsafat ilmu disebut sebagai sikap ilmiah,
yaitu suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang
9
bersifat objektif, yang bebas dari prasangka pribadi, dapat
Adapun sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh para ilmuwan sedikitnya
pamrih.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan
5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa ilmuwan harus selalu tidak puas
untuk riset. Dan riset atau penelitian merupakan aktifitas yang menonjol
dalam hidupnya
manusia
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik dan
10
buruk. Yang dapat dinilai baik dan buruk adalah sikap manusia yang
etika ada yang disebut etika normatif, yaitu suatu pandangan yang
memberikan penilaian baik dan buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak.
dapat mengubah suatu aturan alam maupun manusia. Hal ini menuntut
tanggung jawab etika untuk selalu menjaga agar yang diwujudkan tersebut
merupakan hasil yang terbaik bagi perkembangan ilmu dan juga eksistensi
dan teknologi secara tepat dalam kehidupan manusia. Tetapi harus menyadari
11
memperkokoh kedudukan serta martabat manusia yang seharusnya, baik
tanggung jawab terhadap hal-hal yang akan dan telah diakibatkan ilmu
terbukti ada yang dapat mengubah suatu aturan, baik alam maupun manusia.
Hal ini tentu saja menuntut tanggung jawab agar selalu menjaga apa yang
12
dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif dapat
dimungkinkan.
E. Kesimpulan
1. Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa seorang ilmuan terikat pada
etika dan tanggung jawab dalam menetapkan suatu ilmu baru. Peran
itu sendiri.
universal.
13
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Keraf, A.Sony dan M. Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis.
Bab IX Ilmu Pengetahuan dan Life-World (hal. 133-140) dan Bab XI
Masalah Bebas Nilai dalam Ilmu Pengetahuan (hal. 149-158). Penerbit
Kanisius: Yogyakarta .
14