Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Tema :
HUKUM ADMINISTRASI WILAYAH DAN DAERAH

Dosen Pengampu :
Dr. Franciscus Xaverius Wartoyo

Disusun Oleh :
1. Myra Nathania William (01053220019)
2. Muhammad Naufal Sidqii Dhiya Ulhaq (01053220049)
3. Michael Colin (01053220030)
4. Maulana Dwi Putra (01053220029)

Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan
Kelas Karyawan Semester Ganjil 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nya lah maka Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Ada pun Makalah ini dibuat dengan tema pembahasan mengenai Hukum Administrasi Wilayah
dan Daerah. Makalah ini dibuat sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah Hukum
Administrasi Negara pada Program Studi Hukum Kelas Karyawan 2023. Penulis membuat
Makalah ini dengan mengambil referensi dari berbagai sumber. Baik dari buku, jurnal, maupun
sumber informasi lainnya di internet, serta Penulis berupaya membuat pengembangan dan
gagasan dari beberapa sumber yang ada. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan masukan dan saran yang
positif dalam rangka perbaikan pada masa yang akan datang, serta kiranya Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca.

Tangerang, 11 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hukum Administrasi
2.1.1. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah
2.2. Sejarah
2.3. Asas Asas
2.4
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu sendiri antara
lain diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil, dan bermakna. Artinya sasaran
dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau
kebermaknaan.

Dalam negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata
kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan. Penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara hujkum itu terdapat aturan-aturan hukum
yang tertuis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata
negara. Meskipun demikian, untuk menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat
teknis, hukum tata negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif.

Dengan kata lain, hukum tata negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat
teknis. Hukum tersebut adalah Hukum Administrasi Negara, yang adalah sebagai
perpanjangan dari hukum tata negara atau sebagai hukum sekunder yang berkenaan dengan
keanekaragaman lebih mendalam dari tatanan hukum publik sebagai akibat pelaksanaan
tugas oleh penguasa.

Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah adalah bidang hukum yang memiliki
relevansi yang sangat penting dalam konteks pemerintahan suatu negara. Ini mencakup
peraturan-peraturan yang mengatur organisasi, kewenangan, dan fungsi pemerintahan di
tingkat lokal dan regional. Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah berfokus pada
hubungan antara pemerintah pusat dan entitas-entitas pemerintahan yang lebih rendah,
seperti pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, kota, dan desa. Perkembangan ekonomi,
sosial, dan politik di suatu negara seringkali mencerminkan dinamika yang berlangsung di
tingkat wilayah dan daerah.
Oleh karena itu, pengaturan yang baik dalam hal administrasi wilayah dan daerah
menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, penyediaan layanan
publik yang efisien, serta perlindungan hak dan kewajiban warga negara. Pentingnya
Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah juga dapat dilihat dari berbagai isu yang muncul
dalam konteks otonomi daerah, desentralisasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. Isu-isu tersebut mencakup penentuan batas wilayah, alokasi sumber daya,
pengawasan dan akuntabilitas pemerintah daerah, serta penyelesaian sengketa antara
pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, dalam konteks globalisasi, pemahaman tentang
hukum administrasi wilayah dan daerah menjadi semakin relevan karena dampak
globalisasi terhadap pemerintahan lokal dan regional.
Dalam kaitannya dengan Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan banyak
keragaman budaya, etnis, dan geografis, Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah
memegang peran kunci dalam menjaga stabilitas politik, mempromosikan keadilan, serta
meningkatkan pelayanan publik di seluruh wilayah nusantara. Kehidupan sehari-hari warga
negara seringkali dipengaruhi oleh kebijakan dan tindakan pemerintah daerah, yang harus
sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan tata kelola yang baik. Dalam konteks global,
pemahaman tentang Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah juga diperlukan untuk
memahami bagaimana negara-negara mengatasi berbagai tantangan seperti urbanisasi,
perubahan iklim, dan krisis kesehatan global seperti pandemi COVID-19. Kebijakan dan
tindakan di tingkat wilayah dan daerah dapat memiliki dampak besar dalam mengatasi
masalah-masalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki lebih lanjut aspek-aspek
kunci dari Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah, termasuk prinsip-prinsip dasar,
perkembangan terkini, tantangan, dan peluang dalam konteks Indonesia dan dunia. Dengan
memahami dasar-dasar hukum ini, diharapkan kita dapat mengidentifikasi cara-cara untuk
meningkatkan tata kelola wilayah dan daerah, mempromosikan keadilan, serta mendukung
pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal dan regional.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas berikut kami merangkum beberapa rumusan masalah yang
akan kami bahas lebih lanjut dalam makalah ini.
1. Apa pengertian Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah ?
2. Bagaimana sistem Administrasi wilayah dan daerah di indonesia ?
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji dan memahami hukum administrasi
wilayah dan daerah sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di
tingkat daerah, mengeksplorasi prinsip-prinsip dasar seperti desentralisasi, dekonsentrasi,
dan tugas pembantuan, serta menganalisis dampak dan tantangan dalam penerapannya.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya
efisiensi, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah untuk
mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Administrasi


Di Indonesia istilah “administratief recht” dimaknai bermacam-macam, seperti hukum
administrasi, hukum tata usaha negara, atau hukum tata pemerintahan. Perbedaan ini
berakibat terjadinya penggunaan istilah yang kurang seragam. Sebelum membahas lebih
jauh tentang Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah, kita akan membahas lebih dulu
pengertian Hukum Administrasi Negara. Dalam negara hukum, eksistensi hukum
dijadikan sebagai instrumen dalam menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan
kemasyarakatan. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu
negara hukum itu terdapat aturan-aturan hukum yang tertuis dalam konstitusi atau
peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Meskipun demikian, untuk
menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat teknis, hukum tata negara ini tidak
sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain, hukum tata negara
membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat teknis. Hukum tersebut adalah Hukum
Administrasi Negara, yang adalah sebagai perpanjangan dari hukum tata negara atau
sebagai hukum sekunder yang berkenaan dengan keanekaragaman lebih mendalam dari
tatanan hukum publik sebagai akibat pelaksanaan tugas oleh penguasa. Hukum
Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi
negara menjalankan fungsinya, sekaligus juga melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi negara, dan melindungi administrasi negara itu sendiri.

2.1.1 Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah

1. Pengertian Administrasi Pemerintahan Daerah

Administrasi Pemerintahan Daerah terbentuk dari tiga kata yaitu administrasi,


pemerintahan dan daerah

a. Administrasi

Administrasi adalah suatu proses pengelolaan, koordinasi, dan pelaksanaan berbagai


kegiatan, tugas, dan fungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu
dalam suatu organisasi, pemerintahan, atau entitas. Administrasi melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian berbagai sumber daya, termasuk sumber
daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Pemerintah
Pemerintah adalah suatu entitas atau lembaga yang memiliki wewenang dan tanggung
jawab untuk mengatur, mengelola, dan memerintah suatu wilayah, negara, atau entitas
politik. Pemerintah bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan,
merancang kebijakan, membuat undang-undang, menjalankan program-program publik,
dan menjaga ketertiban serta keamanan dalam suatu yurisdiksi.

c. Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah menurut Pasal 1 huruf d UU Nomor 22 Tahun 1999 diartikan


sebagai penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas desentralisasi. Menurut UU nomor 32 tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2,
pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Berdasarkan UU
No 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
angka 2 UU RI No. 23 Tahun 2014. Pemerintahan daerah ini berfungsi untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam kerangka memberikan pelayanan,
kesejahteraan dan lain-lain kepada rakyat yang ada di daerah sesuai dengan asas otonomi
yang diberikan kepada daerah.

d. Administrasi Pemerintahan Daerah

Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi pemerintah daerah adalah suatu kegiatan
tata usaha dalam pelaksanaan sistem mengatur masyarakat di suatu daerah tertentu.
Administrasi Pemerintahan Daerah adalah kajian tentang bagaimana Pemerintah Daerah
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat Daerah. Dalam pengertian lain Administrasi Pemerintahan
Daerah adalah suatu kegiatan tata usaha dalam pelaksanaan sistem mengatur masyarakat
di suatu daerah tertentu.

UUD RI Tahun 1945, perumusan tentang Pemerintahan Daerah masuk dalam Pasal 18
ayat (1) : tiap-tiap propinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang. Dalam Pasal 18 ayat (2) UUD RI Tahun 1945 diatur tentang
hak otonomi dari pemerintah daerah, dimana dalam pasal tersebut dinyatakan
“Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.”

2.2 Sejarah
1. Periode UU No. 1 Th. 1945
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 menitik beratkan pada asas dekonsentrasi,
mengatur pembentukan KND (Komite Nasional Daerah) di keresidenan, kabupaten, kota
berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap perlu oleh mendagri. UU No.1 Tahun 1945
hanya mengatur hal-hal yang bersifat darurat dan segera saja. Dalam batang tubuhnya pun
hanya terdiri dari 6 pasal saja dan tidak memiliki penjelasan. Pembagian daerah terdiri dari
3 tingkatan :
• Provinsi
• Kota Besar
• Desa/ Kota kecil

2. Periode UU No. 22 Th. 1948


Peraturan kedua yang mengatur tentang otonomi daerah di Indonesia adalah UU Nomor
22 tahun 1948 yang ditetapkan dan mulai berlaku pada tanggal 10 Juli 1948. Daerah
Negara RI tersusun dari 3 tingkatan :
• Provinsi
• Kota Besar
• Desa/ Kota kecil
• Yang berhak mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri
3. Periode UU No. 1 Th. 1957
Menurut UU No. 1 Tahun 1957, daerah otonom diganti dengan istilah daerah swatantra.
UU ini menitik beratkan pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya sesuai Pasal 31 ayat
(1) UUDS 1950. Wilayah RI dibagi menjadi daerah besar dan kecil yang berhak mengurus
rumah tangga sendiri, dalam tiga tingkat, yaitu:
• Daerah Swatantra Tingkat I , termasuk Kota Praja Jakarta Raya
• Daerah Swatantra Tingkat II
• Daerah Swatantra Tingkat III

4. Periode UU No. 18 Th. 1965


Menurut UU ini wilayah Negara dibagi kedalam 3 Tingkatan Yakni :
• Provinsi ( Tingkat I)
• Kabupaten ( Tingkat II )
• Kecamatan ( Tingkat III)

Sebagai alat pemerintah pusat, kepala daerah bertugas memegang pimpinan


kebijaksanaan politik polisional di daerahnya, menyelenggarakan koordinasi antarjawatan
pemerintah pusat di daerah, melakukan pengawasasan, dan menjalankan tugas-tugas lain
yang diserahkan kepadanya oleh pemerintah pusat. Sebagai alat pemerintah daerah, kepala
daerah mempunyai tugas memimpin pelaksanaan kekuasaan eksekutif pemerintahan
daerah, menandatangani peraturan dan keputusan yang ditetapkan DPRD, dan mewakili
daerahnya di dalam dan di luar pengadilan.

5. Periode UU No. 5 Th. 1974


UU ini menyebutkan bahwa daerah berhak mengatur, dan mengatur rumah tangganya
berdasar asas desentralisasi. Titik berat otonomi daerah terletak pada daerah tingkat II
karena daerah tingkat II berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga lebih
mengerti dan memenuhi aspirasi masyarakat. Prinsip otonomi dalam UU ini adalah
otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Daerah dibagi dalam dua tingkatan daerah
yaitu daerah tingkat I dan Daerah tingkat II. Daerah negara dibagi-bagi menurut
tingkatannya menjadi :
• Provinsi / Ibu Kota Negara
• Kabupaten / Kota Madya
• Kecamatan
6. Periode UU No. 22 & 25 Th. 1999
Pada prinsipnya UU ini mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih
mengutamakan desentralisasi. Pokok pikiran dalam penyusunan UU No. 22 tahun 1999
adalah sebagai berikut:
• Sistem ketatanegaraan Indonesia wajib menjalankan prinsip pembagian kewenangan
berdasarkan asas desentralisasi dalam kerangka NKRI.
• Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi adalah daerah
provinsi sedangkan daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi adalah
daerah kabupaten dan daerah kota.
• Daerah di luar provinsi dibagi dalam daerah otonomi.
• Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten.

Secara umum, UU No. 22 tahun 1999 banyak membawa kemajuan bagi daerah dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi sesuai perkembangan keinginan
masyarakat daerah, ternyata UU ini juga dirasakan belum memenuhi rasa keadilan dan
kesejahteraan bagi masyarakat.

7. Periode UU No. 32 Th. 2004

Pada tanggal 15 Oktober disahkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah
yang dalam pasal 239 dengan tegas menyatakan bahwa dengan berlakunya UU ini, UU
No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. UU baru
ini memperjelas dan mempertegas hubungan hierarki antara kabupaten dan provinsi,
antara provinsi dan pemerintah pusat berdasarkan asas kesatuan administrasi dan kesatuan
wilayah. Pemerintah pusat berhak melakukan kordinasi, supervisi, dan evaluasi terhadap
pemerintahan di bawahnya, demikian juga provinsi terhadap kabupaten/kota. Di samping
itu, hubungan kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan DPRD semakin di pertegas
dan di perjelas.

2.3 Asas-Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


1. Desentralisasi (Otonomi)
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan daerah otonom sendiri ialah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dasar dari pelaksanaan otonomi daerah ditunjukkan dengan urusan pemerintahan
konkuren yang diserahkan ke daerah, pembagian urusan pemerintahan konkuren antara
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional.

2. Dekonsentrasi Pusat
Asas dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Asas dekonsentrasi berkaitan dengan pengalihan wewenang administratif dari pemerintah
pusat ke unit-unit administratif di bawah pemerintah pusat, seperti departemen atau
lembaga daerah. Ini tidak mengubah struktur pemerintahan secara signifikan tetapi lebih
kepada redistribusi tanggung jawab. Biasanya, asas dekonsentrasi digunakan untuk
memungkinkan pelaksanaan kebijakan nasional atau program-program pemerintah pusat
di tingkat yang lebih lokal, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program tersebut. Asas dekonsentrasi tidak memberikan otonomi sebanyak asas
desentralisasi, karena unit-unit administratif daerah ini masih berada di bawah kendali
pemerintah pusat.

3. Asas Tugas Pembantuan


Asas tugas pembantuan mengacu pada pengalihan wewenang dan tanggung jawab dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau unit administratif lainnya untuk
melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kebijakan nasional atau perintah pemerintah
pusat. Pemerintah daerah atau unit administratif yang menerima tugas pembantuan
bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan pedoman dan arahan
yang diberikan oleh pemerintah pusat. Asas ini sering digunakan ketika pemerintah pusat
ingin mengatasi tugas-tugas khusus yang memerlukan pemahaman lokal atau pelaksanaan
di tingkat daerah, tetapi mereka ingin tetap mengontrol kebijakan atau arah utamanya.
2.4 Pelaksanaan Administrasi Negara di Tingkat Wilayah
Pelaksanaan Administrasi negara di tingkat wilayah bergerak atas dasar asas
desentralisasi, yaitu dengan hak otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintahan
pusat. Pemerintahan di daerah diberikan kewenangan sendiri untuk mengatur
daerahnya masing-masing.

Setiap kepala daerah diberikan wewenang sebagai kepala pemerintahan


sekaligus kepala wilayahnya berdasarkan UU 23/2014. Kewenangan kepala daerah
daerah otonom juga meliputi pembentukan ketetapan kebijakan daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, seperti Perda,
Perkada, dan keputusan kepala daerah. Maka dari itu, kepala daerah sebagai pelaksana
yang diberi wewenang oleh undang-undang harus bisa menyelenggarakan
pemerintahan secara optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hukum administrasi wilayah dan daerah merupakan bidang hukum yang sangat penting
dalam mengatur tata kelola pemerintahan di tingkat daerah. Hukum ini mencakup prinsip-
prinsip desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, yang mendasari otonomi
daerah dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayah yang beragam.
Hukum administrasi wilayah dan daerah juga memberikan landasan hukum bagi
organisasi, fungsi, dan tugas pemerintah daerah dalam menyediakan layanan publik,
memelihara ketertiban, dan mengembangkan daerah. Dalam praktiknya, para pemerintah
daerah dan pejabat terkait perlu mengedepankan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan
pelaksanaan pemerintahan daerah.

3.2 Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut dalam konteks hukum administrasi wilayah dan
daerah adalah perlu terus memantau perkembangan peraturan dan praktik terbaru dalam
pemerintahan daerah, serta memahami dampaknya terhadap tata kelola pemerintahan yang
baik. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada analisis dampak
implementasi hukum administrasi wilayah dan daerah terhadap kesejahteraan masyarakat
setempat dan pembangunan daerah. Hal ini akan membantu memastikan bahwa otonomi
daerah benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan mendukung
pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, penting untuk terus memperbarui regulasi
yang relevan sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di tingkat lokal.
Dengan demikian, hukum administrasi wilayah dan daerah akan tetap relevan dan efektif
dalam mendukung pemerintahan yang baik dan berkelanjutan di tingkat daerah.
DAFTAR PUSTAKA
I Nyoman Gede Remaja. Hukum Administrasi Negara . (UNIPAS: 2017)
https://fkip.unipas.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/20180805052633_buku-hukum-
administrasi-negara-i-nyoman-gede-remaha-2017.pdf

Munaf Yusri. Hukum Administrasi Negara. (Marpoyan Tujuh 2016)


https://jdih.situbondokab.go.id/barang/buku/31.%20Hukum%20Administrasi%20Negara%20
by%20Dr.%20H.%20Yusri%20Munaf,%20SH.%20M.Hum.%20(z-lib.org).pdf

Anda mungkin juga menyukai