Tema :
HUKUM ADMINISTRASI WILAYAH DAN DAERAH
Dosen Pengampu :
Dr. Franciscus Xaverius Wartoyo
Disusun Oleh :
1. Myra Nathania William (01053220019)
2. Muhammad Naufal Sidqii Dhiya Ulhaq (01053220049)
3. Michael Colin (01053220030)
4. Maulana Dwi Putra (01053220029)
Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan
Kelas Karyawan Semester Ganjil 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nya lah maka Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Ada pun Makalah ini dibuat dengan tema pembahasan mengenai Hukum Administrasi Wilayah
dan Daerah. Makalah ini dibuat sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah Hukum
Administrasi Negara pada Program Studi Hukum Kelas Karyawan 2023. Penulis membuat
Makalah ini dengan mengambil referensi dari berbagai sumber. Baik dari buku, jurnal, maupun
sumber informasi lainnya di internet, serta Penulis berupaya membuat pengembangan dan
gagasan dari beberapa sumber yang ada. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan masukan dan saran yang
positif dalam rangka perbaikan pada masa yang akan datang, serta kiranya Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hukum Administrasi
2.1.1. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah
2.2. Sejarah
2.3. Asas Asas
2.4
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu sendiri antara
lain diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil, dan bermakna. Artinya sasaran
dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau
kebermaknaan.
Dalam negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata
kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan. Penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara hujkum itu terdapat aturan-aturan hukum
yang tertuis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata
negara. Meskipun demikian, untuk menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat
teknis, hukum tata negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif.
Dengan kata lain, hukum tata negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat
teknis. Hukum tersebut adalah Hukum Administrasi Negara, yang adalah sebagai
perpanjangan dari hukum tata negara atau sebagai hukum sekunder yang berkenaan dengan
keanekaragaman lebih mendalam dari tatanan hukum publik sebagai akibat pelaksanaan
tugas oleh penguasa.
Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah adalah bidang hukum yang memiliki
relevansi yang sangat penting dalam konteks pemerintahan suatu negara. Ini mencakup
peraturan-peraturan yang mengatur organisasi, kewenangan, dan fungsi pemerintahan di
tingkat lokal dan regional. Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah berfokus pada
hubungan antara pemerintah pusat dan entitas-entitas pemerintahan yang lebih rendah,
seperti pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, kota, dan desa. Perkembangan ekonomi,
sosial, dan politik di suatu negara seringkali mencerminkan dinamika yang berlangsung di
tingkat wilayah dan daerah.
Oleh karena itu, pengaturan yang baik dalam hal administrasi wilayah dan daerah
menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, penyediaan layanan
publik yang efisien, serta perlindungan hak dan kewajiban warga negara. Pentingnya
Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah juga dapat dilihat dari berbagai isu yang muncul
dalam konteks otonomi daerah, desentralisasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. Isu-isu tersebut mencakup penentuan batas wilayah, alokasi sumber daya,
pengawasan dan akuntabilitas pemerintah daerah, serta penyelesaian sengketa antara
pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, dalam konteks globalisasi, pemahaman tentang
hukum administrasi wilayah dan daerah menjadi semakin relevan karena dampak
globalisasi terhadap pemerintahan lokal dan regional.
Dalam kaitannya dengan Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan banyak
keragaman budaya, etnis, dan geografis, Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah
memegang peran kunci dalam menjaga stabilitas politik, mempromosikan keadilan, serta
meningkatkan pelayanan publik di seluruh wilayah nusantara. Kehidupan sehari-hari warga
negara seringkali dipengaruhi oleh kebijakan dan tindakan pemerintah daerah, yang harus
sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan tata kelola yang baik. Dalam konteks global,
pemahaman tentang Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah juga diperlukan untuk
memahami bagaimana negara-negara mengatasi berbagai tantangan seperti urbanisasi,
perubahan iklim, dan krisis kesehatan global seperti pandemi COVID-19. Kebijakan dan
tindakan di tingkat wilayah dan daerah dapat memiliki dampak besar dalam mengatasi
masalah-masalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki lebih lanjut aspek-aspek
kunci dari Hukum Administrasi Wilayah dan Daerah, termasuk prinsip-prinsip dasar,
perkembangan terkini, tantangan, dan peluang dalam konteks Indonesia dan dunia. Dengan
memahami dasar-dasar hukum ini, diharapkan kita dapat mengidentifikasi cara-cara untuk
meningkatkan tata kelola wilayah dan daerah, mempromosikan keadilan, serta mendukung
pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal dan regional.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji dan memahami hukum administrasi
wilayah dan daerah sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di
tingkat daerah, mengeksplorasi prinsip-prinsip dasar seperti desentralisasi, dekonsentrasi,
dan tugas pembantuan, serta menganalisis dampak dan tantangan dalam penerapannya.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya
efisiensi, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah untuk
mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Administrasi
b. Pemerintah
Pemerintah adalah suatu entitas atau lembaga yang memiliki wewenang dan tanggung
jawab untuk mengatur, mengelola, dan memerintah suatu wilayah, negara, atau entitas
politik. Pemerintah bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan,
merancang kebijakan, membuat undang-undang, menjalankan program-program publik,
dan menjaga ketertiban serta keamanan dalam suatu yurisdiksi.
c. Pemerintahan Daerah
Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi pemerintah daerah adalah suatu kegiatan
tata usaha dalam pelaksanaan sistem mengatur masyarakat di suatu daerah tertentu.
Administrasi Pemerintahan Daerah adalah kajian tentang bagaimana Pemerintah Daerah
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat Daerah. Dalam pengertian lain Administrasi Pemerintahan
Daerah adalah suatu kegiatan tata usaha dalam pelaksanaan sistem mengatur masyarakat
di suatu daerah tertentu.
UUD RI Tahun 1945, perumusan tentang Pemerintahan Daerah masuk dalam Pasal 18
ayat (1) : tiap-tiap propinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang. Dalam Pasal 18 ayat (2) UUD RI Tahun 1945 diatur tentang
hak otonomi dari pemerintah daerah, dimana dalam pasal tersebut dinyatakan
“Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.”
2.2 Sejarah
1. Periode UU No. 1 Th. 1945
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 menitik beratkan pada asas dekonsentrasi,
mengatur pembentukan KND (Komite Nasional Daerah) di keresidenan, kabupaten, kota
berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap perlu oleh mendagri. UU No.1 Tahun 1945
hanya mengatur hal-hal yang bersifat darurat dan segera saja. Dalam batang tubuhnya pun
hanya terdiri dari 6 pasal saja dan tidak memiliki penjelasan. Pembagian daerah terdiri dari
3 tingkatan :
• Provinsi
• Kota Besar
• Desa/ Kota kecil
Secara umum, UU No. 22 tahun 1999 banyak membawa kemajuan bagi daerah dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi sesuai perkembangan keinginan
masyarakat daerah, ternyata UU ini juga dirasakan belum memenuhi rasa keadilan dan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Pada tanggal 15 Oktober disahkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah
yang dalam pasal 239 dengan tegas menyatakan bahwa dengan berlakunya UU ini, UU
No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. UU baru
ini memperjelas dan mempertegas hubungan hierarki antara kabupaten dan provinsi,
antara provinsi dan pemerintah pusat berdasarkan asas kesatuan administrasi dan kesatuan
wilayah. Pemerintah pusat berhak melakukan kordinasi, supervisi, dan evaluasi terhadap
pemerintahan di bawahnya, demikian juga provinsi terhadap kabupaten/kota. Di samping
itu, hubungan kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan DPRD semakin di pertegas
dan di perjelas.
2. Dekonsentrasi Pusat
Asas dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Asas dekonsentrasi berkaitan dengan pengalihan wewenang administratif dari pemerintah
pusat ke unit-unit administratif di bawah pemerintah pusat, seperti departemen atau
lembaga daerah. Ini tidak mengubah struktur pemerintahan secara signifikan tetapi lebih
kepada redistribusi tanggung jawab. Biasanya, asas dekonsentrasi digunakan untuk
memungkinkan pelaksanaan kebijakan nasional atau program-program pemerintah pusat
di tingkat yang lebih lokal, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program tersebut. Asas dekonsentrasi tidak memberikan otonomi sebanyak asas
desentralisasi, karena unit-unit administratif daerah ini masih berada di bawah kendali
pemerintah pusat.
Hukum administrasi wilayah dan daerah merupakan bidang hukum yang sangat penting
dalam mengatur tata kelola pemerintahan di tingkat daerah. Hukum ini mencakup prinsip-
prinsip desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, yang mendasari otonomi
daerah dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayah yang beragam.
Hukum administrasi wilayah dan daerah juga memberikan landasan hukum bagi
organisasi, fungsi, dan tugas pemerintah daerah dalam menyediakan layanan publik,
memelihara ketertiban, dan mengembangkan daerah. Dalam praktiknya, para pemerintah
daerah dan pejabat terkait perlu mengedepankan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan
pelaksanaan pemerintahan daerah.
3.2 Saran
Saran untuk penelitian lebih lanjut dalam konteks hukum administrasi wilayah dan
daerah adalah perlu terus memantau perkembangan peraturan dan praktik terbaru dalam
pemerintahan daerah, serta memahami dampaknya terhadap tata kelola pemerintahan yang
baik. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada analisis dampak
implementasi hukum administrasi wilayah dan daerah terhadap kesejahteraan masyarakat
setempat dan pembangunan daerah. Hal ini akan membantu memastikan bahwa otonomi
daerah benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan mendukung
pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, penting untuk terus memperbarui regulasi
yang relevan sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di tingkat lokal.
Dengan demikian, hukum administrasi wilayah dan daerah akan tetap relevan dan efektif
dalam mendukung pemerintahan yang baik dan berkelanjutan di tingkat daerah.
DAFTAR PUSTAKA
I Nyoman Gede Remaja. Hukum Administrasi Negara . (UNIPAS: 2017)
https://fkip.unipas.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/20180805052633_buku-hukum-
administrasi-negara-i-nyoman-gede-remaha-2017.pdf