MAKALAH
Oleh:
NIM. 17380
NIM. 17380
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat..........................................4
B.. Arti dari Metode Ilmiah......................................................................................6
C. Klasifikasi Pengetahuan.....................................................................................7
D. Perbedaan Pengetahuan dan Pengentahuan Ilmiah.............................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini
merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia
sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa
keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan
bahwa ”Man is curious animals”. Keingintahuan tersebut yang mendorong
manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di
dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
Selain itu, ciri khas manusia yang selalu ingin tau tersebut tidaklah pernah
berhenti. Setelah puas mengetahui suatu pengetahuan manusia akan terus
mencari tau hal-hal yang baru dan tak akan berhenti. Hal ini juga yang
mendorong manusia mengembangkan berbagai cara/metode untuk menjawab
rasa keingintahuan mereka. Di dalam tulisan ini akan di paparkan berbagai
aspek yang di kembangkan manusia mengenai pengetahuan, pengetahuan
ilmiah, penelitian ilmiah, bahkan jenis-jenis penelitian.
Aristoteles memulai metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia
dari kodratnya ingin tahu”. Pernyataan ini tampak berbenturan dengan
generasi sebelumnya, Sokrates, yang menganggap “ia tahu bahwa ia tidak
tahu”, sehingga Delphi menginterpretasikan tidak ada manusia yang lebih
bijaksana dari pada Sokrates dengan pernyataan: “tidak ada manusia yang
mempunyai pengetahuan, tetapi sementara orang lain mengira bahwa
1
mereka mempunyai pengetahuan, Sokrates sendiri yang mengetahui bahwa
ia tidak tahu” 1
Pandangan Aristoteles tentang keingintahuan manusia dan pandangan
Sokrates yang menganggap bahwa ketidaktahuan merupakan kenyataan
kodrati manusia, sesungguhnya bukan merupakan pandangan yang secara
essensial harus dipertentangkan satu sama lain. Akan tetapi pada
prinsipnya dapat ditemukan relasi dari keduanya. Langkah pertama menuju
pengetahuan yang dibayangkan Aristoteles sejatinya merupakan kesadaran
Socratik bahwa manusia tahu bahwa ia tidak tahu, sehingga ada keinginan
untuk tahu dan keinginan tersebut dapat diwujudkan. Titik temu yang dapat
ditarik dari keduanya adalah eksistensi pengetahuan sebagai bagian penting
yang pasti ada pada diri manusia.
Dalam islam pendidikan itu sangat penting dan harus mengetahui secara
keseluruhan, karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang jika ia
menutut ilmu. Pada hakekatnya, yang mempunyai pengetahuan adalah
subjek. Sementara objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian
itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak
akan berubah hanya karena kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya.
Oleh karena itu, islam sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan.
Masyarakat indonesia khususnya yang beragama Islam sudah banyak yang
mengetahui dan mengerti bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan, tetapi
apakah mereka sudah tahu apakah ilmu dan pengetahuan itu? Dalam makalah
yang sederhana ini akan diulas apakah ilmu dan pengetahuan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat?
2. Apakah arti dari metode ilmiah?
1
Protasius Hardono Hadi, Kenneth T. Gallagher, Epistimologi : Filsafat Pengetahuan,
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 13.
2
3. Apakah klasifikasi pengetahuan itu?
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat.
Serta mengetahui metode ilmiah dan klaifikasi pengetahuan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan sesuai dengan sifat
pohon itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sains atau pengetahuan adalah sebuah
induk dari berbagai macam pengetahuan yang ada saat ini. Contoh adalah
ilmu kesehatan yang mempunyai cabang ilmu keperawatan, ilmu farmasi,
dan lain sebagainya.
Filsafat
Kata ‘filsafat’ berpadanan dengan kata philosophy dalam bahasa
Inggris, berpadanan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab. Kata
‘filsafat’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang
terdiri atas dua kata, yakni philein yang berarti ‘cinta’ dan kata ‘sophia’
yang berarti ‘bijaksana’. Jadi, kata philosophia bermakna ‘cinta
kebijaksanaan’. Orang yang senantiasa berfilsafat disebut filsuf. Seorang
pecinta kebijaksanaan atau seorang yang merupakan pencari
kebijaksanaan.4
Tanpa menambahkan pengertian lain tetntang filsafat, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cara atau bentuk berpikirnya seseorang,
proses berpikir, dan hasil berpikir manusia tentang Tuhan, alam, dan
manusia.
Suriasumantri (2003:20-25) mengemukakan tiga karakteristik berpikir
filsafat. Pertama, sifat menyeluruh. Karakteristik ini, dimaksudkan bahwa
berpikir dilakukan dengan menghubungkan anta berbagai unsur atau
bagian sebagai sebuah unsur yang aling berkaitan. Kedua, sifat mendasar.
Berpikir yang bercirikan mendasar adalah proses berpikir yang tidak serta
merta menerima sesuatu yang benar, melainkan harus berpikir suatu
masalah sampai pada masalahnya yang paling mendasar. Bertanya dan
terus bertanya tentang sesuatu yang dipikirkan. Ketiga, sifat spekulatif.
4
Dr. Aripin Banasuru, M.Pd., Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung
Jawab, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2
5
Dalam berpikir banyak kemungkinan-kemungkinan yang berpeluang
benar adanya. Namun, kita akan menetapkan sebuah pemikiran yang
memiliki kemungkinan yang lebih besar. Berkeputusan dengan
menyadarkan pemikiran pada kemungkinan yang lebih besar inilah yang
disebut berpikir spekulatif.5
Sebagai kesimpulan dari perbedaan antara arti pengetahuan, ilmu,
dan filsafat adalah bahwasannya pengetahuan itu berada pada tahap yang
pertama atau diawal. Yaitu, hanya sekedar mengetahui secara umum dan
tidak sampai mengakar sampai kedalam, sedangkan ilmu telah sampai
pada tahapan yang ke dua. Yaitu, pengenalan secara rasional. Artinya
adalah keberadaan manusia (manusia sebagai objek penelitian) dengan
segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak timbul
pertanyaan dan keragu-raguan. Kemudain filsafat adalah suatu pengenalan
yang mecari tahu sampai ke akarnya. Perbedaan ilmu, pengetahuan, dan
filsafat adalah: filsafat objeknya universal atau berifat umum mencakup
seluruh objek, sementara ilmu bersifat khusus atau hanya satu bidang saja.
Dr. Aripin Banasuru, M.Pd., Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari HAkikat Ke
5
6
ilmu adalah untuk memperoleh info atau pendekatan yang sistematis dari
fakta-fakta yang ada. Maka metode ilmiahlah yang digunakan untuk mencari
jawaban tentang fakta-fakta tersebut dan dengan menggunakan pendekatan
secara sistematis.
Metode ilmiah boleh juga disebut suatu pengajaran kepada kebenaran
yang diatur oleh petimbangan logis. Metode ilmiah pun bisa berarti sebagai
prosedur yang mencakup berbagai macam tindakan pikiran, kerja, tata
langkah, dan cara teknis untuk mendapatkan pengetahuan yang baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Secara singkat, metode ilmiah
adalah cara para ilmuwan untuk memecahan sebuah permasalahan yang
dihadapi melalui tahapan tertentu.7
Dengan adanya metode ilmiah ini, pertanyaan-pertanyaan yang mendasar
dalam mencari kebenaran seperti 5W+1H bagaimanakah yang dimaksud,
benarkah demikian, bagaimana bisa begini/begitu, seberapa jauh itu,
bagaimanakah hal tersebut terjadi dan lain sebagainya, akan dengan lebih
mudah dijawab.
C. Klasifikasi Pengetahuan
a. Ilmu Alam
Pada awalnya, pengetahuan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
ilmu dasar dan ilmu terapan. Kemudian, dikelompokkan lagi kedalam ilmu
alam, ilmu sosial, dan ilmu terapan.
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk menuju ke ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
atau teori-teori yang pasti dan umum, berlaku sampai kapanpun dan
dimanapun ilmu ini berada. Ilmu pengetahuan juga biasa disebut Sains
7
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 2
7
(science) yang diambil dari bahasa latin ‘scientia’ yang memiliki arti
pengetahuan.
Kuslan stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan
dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains
adalah produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para peneliti atau ilmuan dalam
melakukan penyelidikan dalam mencari penjelasan tentang gejala alam.8
Ilmu alam yaitu sebuah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fsik dan
nonfisik manusia tentang bumi, alam, dan sekitarnya. Ilmu alam memberi
landasan dasar kepada ilmu terapan lainnya. Seperti, ilmu sosial, seni, dan
lainnya. Ilmu alam mempunyai cabang cabang lagi, yaitu ilmu astronomi,
biologi, fisika, kimia, geografi, dan lain lain.
Dari pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa ilmu alam alam adalah
salah satu cabang ilmu dari berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang makhluk hidup dan benda benda disekitarnya. Seperti pohon, air,
sungai, dan lain sebagainya adalah lingkungan biotik. Sedangkan batu, pasir,
dan lain-lain adalah lingkungan abiotik.
b. Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari
hal-hal yang berhubungan langsung dengan sifat manusia dan lingkungan
sosial disekitarnya. Ilmu ini, sebelumnya dianggap kurang ilmiah
dibandingkan dengan ilmu alam. Namun, sekarang penelitian yang dipakai
dalam penelitian sosial terhadap perilaku sosial, faktor dan lingkungan yang
mempengaruhinya, dapat membuat para peneliti ilmu alam berminat pada
beberapa hal dalam metodologi ilmu sosial. Contoh beberapa cabang dalam
8
Lutfi Mey, Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah, dalam http://lutfi-
cilut.blogspot.com/2016/12/islam-sebagai-pengetahuan-ilmiah.html, diunggah pada tanggal 07
Desember 2016
8
ilmu sosial adalah sebagai berikut: antropologi, geografi, sejarah, hukum,
sosiologi, politik, dan lain lain.
c. Ilmu Terapan
Ilmu terapan adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan dari satu atau
beberapa bidang-bidang seperti matematika, fsika atau ilmu alam, ilmu kimia
atau ilmu biologi untuk permasalahan praktis yang secara langsung
berpengaruh ke kehidupan sehari-hari. Cabang-cabang dari ilmu terapan
antara lain arsitektur, bisnis dan industri, hokum,informatika, komunikasi,
otomotif, pendidikan, pertanian, dan teknik.
9
c. Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, pengetahuan ilmiah
menjadikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu
pengetahuan. Pengetahuan ilmiah berusaha untuk mencari, dan
mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk
mempertegas aturan-aturan. Dengan menunjukkan hubungan logis dari
proposisi yang satu dengan lainnya.
d. Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang
kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu diusik oleh pengujian kritis.
Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu dihadapkan pada pengujian
melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat
diperbaharui atau diganti.
e. Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk
memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common
sense biasanya mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang
ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus
dapat diverifikasi secara empirik.
f. Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur. Pengetahuan ilmiah
didasarkan pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains),
metoda yang dipergunakan adalah metoda pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga
menggunakan metode pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi,
dan verifikasi. Dalam common sense cara mendapatkan pengetahuan
hanya melalui pengamatan dengan panca indera.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ialah perbedaan antara pengetahuan, ilmu
dan filsafat adalah bahwa pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu
sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan
ilmu sudah sampai pada tahapan yang ke dua yaitu pengenalan secara rasio,
artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifat-
sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-
ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat objeknya universal atau
berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.
11
DAFTAR PUSTAKA
12