Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ENERGI DAN DAUR HARA KEHIDUPAN

OLEH
KELOMPOK 6:

1. FIRDAUS
2. MUHAMMAD NIJAM

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR ENGARAIAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kuliah dengan judul
Energi dan Daur Hara Kehidupan. Tujuan penulisan semata-mata untuk
memberikan arahan utama bagi pembaca khususnya mahasiswa yang ingin
mengenal pertanian sebagai suatu disiplin ilmu dan profesi. Terutama bagi
mahasiswa yang baru memasuki arena yang berkaitan dengan ilmu pertanian,
perlu mengenal secara luas cakrawala pertanian sebelum lebih jauh mendalami
ilmu pertanian sebagai suatu bidang studi.
Tugas ini dibuat berdasarkan kebutuhan belajar dan mengajar di Fakultas
Pertanian Universitas Pasir Pngaraian dan sebagai salah satu upaya untuk
memperkaya khasanah pengetahuan dan bahan bacaan bagi mahasiswa, baik yang
bersifat teoritis maupun yang mengarah kepada aplikatif. Penyusunan tugas ini
bersumber dari menggali dan menggabungkan beberapa referensi yang terkait dan
himpunan dari makalah-makalah yang telah diseminarkan.
Diharapkan bahwa modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Pertanian
dan bagi pencinta ilmu-ilmu pertanian, termasuk penulis sendiri. Tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan perbaikan
guna kemajuan kita bersama. Akhirnya, penulis mengucapkan selamat membaca
dan mempelajari semoga dengan rahmat Allah bisa dipahami dan ada manfaatnya.

Pasir pengaraian, 06 Oktober 2021

Tim Penulis

2i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. ENERGI ......................................................................................... 2
B. DAUR HARA KEHIDUPAN ....................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

ii3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah merenungkan bagaimana secara tidak sengaja manusia mendapatkan
pengetahuan dari pengalaman, kita dapat bertanya-tanya apakah pengetahuan itu
sama dengan ilmu. Kalau pengetahuan tidak sama dengan ilmu, kita pun dapat
bertanya-tanya bilamana pengetahuan itu berubah menjadi ilmu. Karena sering
juga kita mendengar orang berbicara mengenai sains, kita pun dapat bertanya-
tanya apa perbedaan antara ilmu dan sains.
Kata sains berasal dari kata Inggris science. Kata ini pun diturunkan dari kata
Yunani scire yang makna harfiahnya ialah mengetahui. Karena itu sains sebagai
suatu kegiatan dapat diartikan sebagai cara-cara untuk mengetahui. Selain itu
sains juga dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang telah
mengalami pemberian, penggolongan, dan pendefinisian untuk menemukan
berbagai keteraturan hubungan di antara berbagai butir pengetahuan di
dalamnya yang berlaku secara umum. Dalam makna seperti ini sains sudah
biasa kita sebut ilmu pengetahuan, walaupun makna asli ilmu di dalam bahasa
Arab sebenarnya sama saja dengan pengetahuan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana energi dalam kehidupan?
2. Bagaimana daur hara kehidupan ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui energi dalam kehidupan.
2. Untuk mengetahui daur hara kehidupan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ENERGI
Energi merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan
tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi
listrik dan mekanika) atau daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan. Sedangkan energi alam adalah sesuatu yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia
agar hidup lebih sejahtera. Energi alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam
tanah, air, permukaan tanah, udara dan lain sebagainya.
Dari rangkaian pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa energi
merupakan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup

1. Fotosintesis
Dalam peristiwa fotosintesis, klorofil dalam tumbuhan hijau mengikat
energi surya yang sebenarnya adalah energi elektromagnetik melalui
pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air. Karbohidrat ini menjadi
dasar pembentukan bahan organik lainnya, yang kemudian dapat dimanfaatkan
manusia. Akan tetapi juga bahan organik ini dapat berubah menjadi bahan
organik fosil dan tersimpan beribu-ribu tahun lamanya serta berubah menjadi
minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan organik fosil ini
dihasilkan tumbuhan hijau dan hewan yang hidup dari tumbuhan hijau itu secara
langsung atau tak langsung berjuta-juta tahun yang lalu dan sekarang juga menjadi
sumber energi yang diperebutkan oleh manusia di dunia ini (minyak bumi).
Energi kimia yang diikat tumbuhan hijau melalui fotosintesis dalam
bentuk karbohidrat itu adalah sumber energi kehidupan makhluk hidup seperti
manusia dan hewan. Akan tetapi energi kimia yang tersimpan sebagai hasil
fotosintesis dalam bentuk bahan bakar fosil sampai saat ini adalah penggerak
utama berbagai bentuk kerja yang dilakukan di bumi ini. Minyak bumi yang
diubah menjadi bensin, minyak tanah, dan solar misalnya digunakan sebagai
bahan bakar penggerak kendaraan bermotor di darat, laut, maupun udara. Solar
juga dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga listrik ini dapat

2
dijadikan penggerak mesin-mesin industri dan mesin-mesin peralatan perkantoran
dan rumah tangga. Semuanya ini tidak langsung berasal dari energi surya.

2. Energi Surya Sebagai Sumber Energi Mekanik


Matahari juga dapat menghasilkan energi untuk kepentingan manusia
melalui perubahan bentuk energi elektromagnetiknya menjadi energi fisik yang
bersifat mekanik. Hal itu dapat terjadi karena panas matahari dapat menggerakkan
massa udara dan air. Pergerakan massa udara terjadi dengan munculnya angin.
Angin muncul karena dipermukaan bumi terjadi perbedaan tekanan udara. Seperti
kita ketahui hal itu terjadi karena daratan pada siang hari menjadi lebih cepat
panas daripada perairan dan pada malam hari lebih cepat mendingi dari pada
perairan. Perbedaan suhu di atas dua macam permukaan bumi ini menimbulkan
perbedaan tekanan udara yang menimbulkan angin sebagai gerakan udara. Energi
kinetik angin ini dapat ditampung melalui baling-baling yang dihubungkan ke
suatu generator listrik untuk membangkitkan listrik. Dapat pula baling-baling itu
menimbulkan energi mekanik seperti misalnya pada kincir angin yang memompa
air atau menggiling gandum.
Hal yang sama juga dapat terjadi di lautan dan perpindahan massa air karena
perpindahan massa udara dipermukaannya menimbulkan gelombang yang
mengandung energi kinetik. Sekarang ini telah diciptakan turbin-turbin yang dapat
menyadap energi gelombang menjadi energi listrik. Dengan demikian energi
surya pun telah dapat disadap melalui perubahan menjadi energi kinetik berupa
arus gelombang laut.
Sinar matahari juga bekerja menguapkan air dari permukaan bumi yang
kemudian dikumpulkan menjadi awan. Awan ini dibawa angin naik menuju
puncak gunung dan dalam proses pengangkutan itu mengalami pendinginan dan
pengembunan. Terjadilah hujan. Dengan demikian sebagian air dari laut
dipindahkan ke pegunungan sehingga energi surya itu telah berubah menjadi
energi potensial melalui air yang mengalir kembali ke laut dan sebelum sampai di
laut ditampung dahulu di danau-danau buatan yang telah dilengkapi dengan turbin
penggerak air. Turbin ini kemudian membangkitkan energi listrik. Hal seperti itu
kita lihat misalnya di Jatiluhur, Asahan, Karang Kates, dan Cirata.

3
3. Energi Panas Matahari
Energi elektromagnetik matahari dapat pula diubah menjadi energi termal.
Hal itu misalnya terjadi dengan usaha-usaha pengeringan hasil panen langsung di
bawah sinar matahari atau di dalam kotak-kotak hitam yang disuruh menyerap
energi surya untuk membangkitkan panas. Energi panas yang dapat dibangkitkan
oleh matahari ini juga dapat memanaskan permukaan lautan sehingga lapisan air
laut di atas menjadi lebih panas daripada lapisan di bawahnya. Dengan kata lain,
ada suatu gradien termal antara lapisan air laut di permukaan dengan lapisan air di
bagian dalam laut. Lapisan air laut yang panas itu dapat dipakai untuk
menguapkan suatu cairan yang mudah menguap, misalnya amoniak. Sewaktu
menguap amoniak ini disalurkan melalui suatu turbin untuk menggerakkan turbin
itu. Setelah selesai menggerakkan turbin itu uap ammoniak itu dicairkan kembali
melalui pendinginan dengan air laut dingin yang dipompakan ke permukaan laut
dari bagian laut yang dalam turbin yang digerakkan oleh adanya gradien termal
antara lapisan air laut di permukaan dan di kedalaman menjadi perantara
mengubah energi surya yang telah disimpan sebagai gradien termal di dalam air
laut menjadi energi listrik. Karena pengubahan energi termal lautan memerlukan
perbedaan suhu kira-kira 20oC, penyadapan energi termal lautan ini hanya dapat
dilakukan di sekitar katulistiwa, termasuk di wilayah Nusantara ini.

4. Energi Geotermal atau Energi Panas Bumi


Selain melalui energi surya, kita dapat pula menyadap energi dari dalam bumi.
Energi geotermal ini membangkitkan panas yang memanaskan air dan batuan di
dalam tubuh bumi. Air yang panas ini kemudian dapat menimbulkan mata air
panas yang energinya dapat disadap melalui pembangkit listrik tenaga uap. Salah
satu negara yang banyak menggunakan energi termal seperti ini adalah Selandia
Baru. Kita pun sudah mulai merintis penggunaannya. Salah satu tempat yang
memberi harapan adalah daerah sekitar Gunung Salak.

5. Energi Gravitasi
Adanya dua massa yang besar akan menimbulkan saling tarik-menarik.
Energi gravitasi seperti ini menimbulkan peristiwa pasang-surut yang adalah
suatu gerakan massa air. Gerakan massa air ini adalah energi mekanik kinetik dan

4
potensial yang dapat diubah melalui suatu turbin menjadi energi listrik. Usaha
pertama mengubah energi gelombang pasang-surut ini telah dilakukan di Perancis
pada tahun-tahun enampuluhan. Pembangkit listrik tenaga gelombang pasang di
St. Malo, Perancis ini menghasilkan listrik 500 MW setahunnya. Tentu saja
muncul persoalan pelestarian lingkungan hidup, karena pembangkit listrik itu
dibangun di sekitar muara sungai tempat bertelur dan menetasnya berbagai jenis
makhluk hidup. Hal ini adalah suatu contoh masalah terganggunya kesetimbangan
lingkungan karena masuknya suatu teknologi baru.

6. Energi Nuklir
Bentuk energi lain yang dapat dimanfaatkan ialah energi nuklir atau energi
inti yang berasal dari energi yang terkandung dalam atom itu sendiri. Kita tahu
bahwa suatu atom tersusun atas suatu inti yang dikitari oleh elektron-elektron
bermuatan negatif. Inti itu terjadi atas perpaduan erat proton-proton bermuatan
positif dengan neutron-neutron yang tidak bermuatan. Muatan negatif elektron
suatu atom biasa diimbangi oleh muatan positif intinya sehingga atom itu
sendiri bersifat netral. Sewaktu inti terbentuk dari kedua jenis zarrah pembentuk
inti atau nukleon ini, haruslah sebagian kecil sekali dari massanya dihilangkan
yaitu di sekitar beberapa peroktiliun (10-27) gram, yang diubah menjadi energi.
Energi ini setara dengan jumlah energi yang diperlukan untuk mengikat
nukleon-nukleon itu menjadi satu dalam bentuk inti, dan disebut energi pengikat.
Energi pengikat nukleon ini terkecil untuk atom yang ringan dan meningkat
dengan bertambahnya ukuran inti. Besarnya energi pengikat ini meningkat sampai
mencapai ukuran inti besi yang mengandung 56 zarrah di dalam intinya.
Setelah itu energi pengikat itu menurun lagi perlahan-lahan untuk atom-
atom yang lebih berat. Demikianlah energi pengikat zarrah-zarrah di dalam inti
Uranium 235 lebih rendah daripada energi pengikat unsur-unsur lain yang lebih
ringan seperti besi dan timah. Kalau suatu nukleus berat seperti Uranium 235
dipisah, akan terjadi dua buah inti baru yang lebih kecil, akan tetapi yang masing-
masing mempunyai energi pengikat yang lebih besar daripada energi pengikat
atom uranium yang semula. Oleh karena itu harus terjadi pengubahan sedikit
massa menjadi energi. Energi yang dilepaskan inilah yang dimanfaatkan sebagai
energi nuklir. Usaha pertama menghasilkan energi nuklir melalui pemecahan atom

5
secara terkendali dilakukan oleh ahli fisika Italia bernama Enrico Fermi di
Universitas Chicago pada tanggal 2 Desember 1941.
Prinsip pembangkitan energi nuklir itu adalah melalui pemboman atom
Uranium 235 dengan neutron. Pemboman ini mengubah atom Uranium 235
menjadi Uranium 236 yang tidak stabil. Uranium 236 ini memecah diri menjadi
atom-atom yang intinya lebih kecil. Dalam proses ini dilepaskan pula neutron
yang tiba gilirannya membom atom Uranium 235 lainnya. Terjadilah reaksi
berantai dan muncullah sejumlah besar energi. Reaksi berantai inilah yang telah
berhasil dikendalikan oleh Enrico Fermi. Penemuannya inilah kemudian yang
menjadi dasar pembuatan reaktor nuklir. Salah satu kegunaan reaktor nuklir ini
adalah untuk membangkitkan tenaga listrik. Salah satu pembangkit listrik tenaga
nuklir yang terkenal ialah PLTN Three Miles Island di Harrisburg, Pennsylvania,
yang pada tahun 1979 menimbulkan musibah karena mengalami kebocoran
sehingga mencemarkan atmosfer dengan limbah radioaktif. Akan tetapi
bagaimana pun juga berbahayanya penggunaan tenaga nuklir ini, pada akhirnya
kalau manusia sesudah kekurangan sumber energi, ia akan menggunakan juga.
Yang diusahakannya sudah tentu ialah agar semua proses pembangkit tenaga
nuklir ini diperbaiki sehingga lebih aman.
Karena sebelum mencapai ukuran inti besi 56 energi pengikat suatu atom
meningkat dengan bertambah besarnya nukleus, maka selain dari pemecahan atom
juga dapat dihasilkan energi dari pemaduan dua atom menjadi satu atom. Hal itu
misalnya dapat dilakukan apabila dua atom Hidrogen dipadukan dan diubah
bentuknya menjadi inti Helium. Pemaduan atom- atom Deuterium atau atom
Deuterium dengan isotop hidrogen yang lebih berat lagi, yaitu Tritium, dapat pula
menghasilkan energi karena pembentukan inti yang lebih besar dengan energi
pengikat yang lebih besar daripada inti-inti penyusunnya.

7. Sumber Energi Utama Berubah dengan Tingkat Peradaban


Dalam peradaban manusia primitif hanya ada satu sumber energi yang
digunakannya untuk keperluan hidupnya, apakah itu sumber energi untuk makan,
untuk memasak, untuk bekerja, ataukah untuk bepergian. Untuk makan, sumber
energi yang dipakainya berupa karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan. Selain
itu ia juga memerlukan protein dalam susunan makanannya. Protein itu sebagian

6
besar dihasilkan oleh hewan, yang pada gilirannya memerlukan energi untuk
tumbuh dan berkembangbiak. Energi untuk keperluan ini diambil oleh hewan dari
tumbuhan atau hewan lain sebagai makanannya. Untuk bekerja di ladang
misalnya, manusia menggunakan tenaganya secara langsung. Kalau pun ia sudah
mendapat alat bantu seperti bajak, tenaga penarik bajak itu ialah hewan juga yang
mengambil energinya dari tumbuhan pula. Demikian pula halnya kalau manusia
bepergian. Kendaraan yang digunakannya ialah hewan tunggang atau kereta yang
ditarik hewan. Dengan meningkatnya peradaban manusia ia mampu menciptakan
alat bantu yang menggunakan sumber energi yang bukan berasal dari energi
matahari, misalnya kincir air, kincir angin, dan perahu layar. Makin meningkat
lagi peradabannya, energi dari sumber yang lain pula dapat digunakannya, dan
makin sedikit saja ia menggunakan energi matahari secara langsung untuk
keperluan kehidupannya selain untuk keperluan pangan. Hal itu memang
merupakan suatu keharusan, karena sementara itu populasi manusia yang
menghuni bumi ini meningkat dengan pesat, yang juga berarti bahwa keperluan
bahan makanan pun meningkat berlipat ganda.
Karena itulah telah diuraikan suatu ringkasan tentang berbagai sumber
energi yang dapat dimanfaatkan manusia. Sumber energi yang sangat penting bagi
manusia karena menyangkut sumber makanan ialah energi matahari yang melalui
fotosintesis menghasilkan energi kimia untuk sumber energi kehidupan manusia.
Oleh karena itu peristiwa fotosintesis ini akan kita telaah lebih lanjut, juga dalam
hubungannya dengan berbagai faktor alam yang dapat mempengaruhinya agar
dapat berlangsung dengan lebih efisien menghasilkan hasil pertanian yang tidak
dapat digantikan peranannya oleh produk-produk yang dibuat menggunakan
bentuk energi lainnya.
Namunpun demikian, banyak sekali bentuk energi lainnya itu yang
sifatnya tidak terbarukan dan pada suatu ketika akan habis. Ada pula bentuk
energi lainnya itu yang sifatnya mencemarkan lingkungan hidup, seperti misalnya
energi yang berasal dari minyak bumi dan energi nuklir. Karena itu persoalan
pemanfaatan berbagai jenis energi oleh manusia untuk keperluan menunjang
kehidupannya adalah masalah yang sangat penting dibahas berdasarkan berbagai
pandangan dan pertimbangan. Karena itulah apabila kita berbicara mengenai

7
pemanfaatan energi surya untuk kepentingan hidup manusia, kita tidak dapat
melepaskan diri dari permasalahan penggunaan bentuk energi lainnya sebagai
sumber energi pengganti maupun sebagai sumber energi yang dapat digantikan
oleh energi hasil panenan dari sinar surya, bergantung pada pilihan mana yang
lebih menguntungkan bagi manusia

B. DAUR ULANG KEHIDUPAN


1. Pelestarian Kehidupan Memerlukan Kesetimbangan
Keperluan makanan semua bentuk kehidupan ada dalam kesetimbangan.
Energi surya yang diresap oleh tumbuhan hijau yang berfotosintesis disalurkan ke
berbagai macam makhluk hidup lain. Penyalurannya ada yang melalui jalur yang
sederhana, ada pula melalui jalur yang rumit menelusuri berbagai macam
kehidupan dalam biosfer. Akan tetapi akhirnya semuanya akan diradiasikan
kembali ke ruang angkasa. Andaikata tidak demikian, suhu bumi akan meningkat.
Sejalan dengan itu zat-zat anorganik dari dalam tanah, air, dan udara diserap oleh
tumbuhan hijau yang berfotosintesis dan dijadikan bagian penyusun molekul
organik yang menjadi makanan manusia dan pakan hewan. Adakalanya juga zat
itu kemudian menjadi bahan penyusun molekul organik tumbuhan lain seperti
berbagai benalu, dan jasad renik. Sebagian dari zat-zat ini akan tersimpan dalam
bentuk molekul organik untuk waktu yang cukup lama dan menjadi tidak
bermanfaat bagi kehidupan lainnya. Zat-zat yang tersisihkan dalam waktu yang
cukup lama itu misalnya dapat berbentuk kayu pada batang pohon- pohonan, dan
minyak serta gas bumi yang tersimpan di dalam perut bumi. Akan tetapi kalau
sistem kehidupan itu mantap, semuanya akhirnya harus kembali lagi ke khazanah
zat-zat hara tumbuhan.

2. Tugas Pertanian Bagi Manusia


Karena adanya persyaratan kesetimbangan antara berbagai kegiatan
kehidupan itu agar kehidupan dapat berlangsung secara lestari di alam ini, sistem
biologi dalam keseluruhan ini dapat dianggap sebagai suatu aliran energi dan zat
hara yang kontinu melalui suatu jaring- jaring berbagai daur atau siklus yang
saling berkaitan. Tugas pertanian ialah untuk menyalurkan arus ini melalui jalur-
jalur yang menguntungkan bagi satu species tunggal, yaitu manusia. Berbagai

8
bentuk masyarakat tumbuhan diganti dengan varietas-varietas yang
dibudidayakan, yang disebut juga kultivar, yaitu akronim cultivated variety.
Kultivar ini telah dipilih manusia atas dasar keefisienannya menghasilkan bahan
pangan, papan, atau serat bagi kepentingan manusia. Hewan piaraan pun
dikembangkan manusia dengan alasan yang sama. Walaupun demikian masih ada
bahan pangan manusia yang masih ditangkap dari alam, seperti ikan laut.
Demikian juga sebagian besar bahan papan masih dikumpulkan sebagai hasil
hutan, seperti misalnya kayu dan rotan. Akan tetapi lambat laun pengumpulan
hasil alam ini akan berubah menjadi suatu proses budidaya. Sekarang saja sudah
tampak bahwa udang yang biasanya ditangkap dari laut mulai dibudidayakan di
dalam tambak, kayu jati adalah hasil hutan buatan, dan madu lebah walaupun
masih banyak yang dikumpulkan sebagai hasil hutan, sudah mulai banyak
diternakkan di dalam apiari.

3. Sasaran Teknologi Dalam Pertanian


Semua pemikiran manusia yang diterapkan untuk membentuk sesuatu
yang baru dapat dikatakan suatu teknologi dalam makna yang luas. Tujuan
berbagai teknologi pertanian ialah untuk menyalurkan arus zat hara yang lewat
melalui daur pangan untuk sebesar-besarnya kepentingan manusia. Ciri utama
pertanian modern ialah keberhasilan meningkatkan penyediaan bahan pangan
melalui percepatan arus zat hara melalui daur itu. Hal ini dicapai dengan berbagai
cara, tetapi salah satu cara yang terpenting ialah usaha mempercepat
pengembalian zat hara dari tumbuhan dan hewan ke dalam tanah, sehingga dapat
diresap kembali oleh tumbuhan baru. Karena itu agar seluruh umat manusia
mendapatkan makanan secukupnya, kita harus menjamin tersedianya zat hara bagi
beragam tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Usaha mempercepat daur-ulang zat
hara ini dari tumbuhan ke tanah dan dari tanah ke tumbuhan dapat dilakukan
dengan usaha-usaha pengolahan tanah, termasuk usaha pengawetan tanah,
pengairan lahan kering, dan pengeringan lahan terendam dan pasang-surut.
Semuanya ini tercakup dalam ilmu-ilmu tanah, pengolahan tanah, serta teknik
tanah dan air.

9
4. Zat Hara Bagi Tumbuhan dan Hewan
Keperluan hara tumbuhan dan hewan pada dasarnya sangat berbeda.
Keperluan hara tumbuhan dapat disusun sebagai suatu senarai unsur-unsur kimia,
sedangkan keperluan hara hewan berupa senyawa-senyawa organik dalam bentuk
molekul organik yang rumit bentuknya.
Tumbuhan memerlukan unsur makro nitrogen, kalsium, fosfor,
magnesium, kalium, dan belerang, serta unsur mikro seperti tembaga, besi,
mangan, seng, molibdenum, dan bor. Tumbuhan hijau sama sekali tidak
memerlukan asam amino dan vitamin untuk kehidupannya, karena zat-zat itu
dapat dibuatnya sendiri. Hewan memerlukan nitrogen dalam bentuk asam amino,
kecuali hewan pemamahbiak atau ruminansia, sedangkan dari unsur-unsur makro
lain yang diperlukannya ialah kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium, klor,
dan belerang. Hewan pemamahbiak dapat memanfaatkan jasad renik di dalam
rumennya sebagai penghasil asam amino dan vitamin untuk keperluan hidupnya.
Hewan bukan pemamahbiak memerlukan vitamin A, D, E, K, asam askorbat,
tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B-6, asam pantotenat, dan vitamin B-12. Unsur
mikro yang diperlukan hewan ialah tembaga, besi (dalam jumlah yang terbesar
dari semua unsur mikro karena diperlukan sebagai bahan pembentuk
hemoglobin), mangan, seng, dan selenium.
Selain zat-zat hara tersebut, baik tumbuhan maupun hewan seperti telah
dikatakan sebelumnya memerlukan karbon, hidrogen, dan oksigen dalam jumlah
yang besar. Kalau tumbuhan memerlukan ketiganya dalam bentuk gas
karbondioksida, oksigen, dan air, hewan memerlukan karbon dalam bentuk
polisakarida. Tumbuhan hijau menangkap energi surya dengan keefisienan yang
berkisar dari 15% hingga 22%. Hal ini melebihi keefisienan peralihan energi
dalam berbagai teknologi industri. Energi yang tersimpan dalam karbon yang
terikat disalurkan melalui rantai makanan sewaktu bahan nabati dimakan makhluk
hidup lain.

5. Apa yang Diperlukan Tumbuhan Untuk Pertumbuhannya?


Dibandingkan dengan persyaratan gizi manusia dan hewan yang sangat
rumit, apa yang diperlukan tumbuhan agar dapat tumbuh sangat lebih sederhana.
Tumbuhan hanya memerlukan zat hara untuk tumbuhnya dalam bentuk senyawa

10
anorganik. Jenisnya pun tidak terlalu bermacam-macam. Hal itu adalah pertanda
bahwa tumbuhan dapat membuat sendiri berbagai bahan organik yang diperlukan
dalam pertumbuhan dengan bermodalkan sejumlah terbatas zat-zat hara anorganik

Zat hara utama yang diperlukan tumbuhan ialah karbondioksida, oksigen, dan air.
Ketiga jenis zat hara ini diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang sangat banyak.
Karena itu dalam perhitungan perimbangan hara, ketiga zat hara ini sering
disendirikan dari zat hara lain yang juga diperlukan tumbuhan untuk hidupnya.
Karbondioksida dan air dapat diperoleh tumbuhan darat tanpa batas, dan
dalam keadaan biasa jarang sekali menjadi kendala pertumbuhan. Air juga
merupakan sumberdaya yang boleh dikatakan mudah diperoleh walaupun kadang-
kadang penyebarannya di muka bumi ini tidak merata. Kenyataan perlunya air
bagi tumbuhnya tumbuhan sudah diketahui jauh sebelum pertanian menjadi
budaya manusia. Air sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan untuk
mengatasinya manusia sering mengadakan usaha pengairan yang akhirnya
membantu meningkatkan hasil tanaman. Akhir-akhir ini manusia juga sudah
mulai mengadakan hujan buatan untuk menyalurkan uap air yang terdapat di
udara agar jatuh di daerah aliran sungai tertentu.
Unsur-unsur makro yang diperlukan tumbuhan harus diresap tumbuhan
dari tanah tempatnya tumbuh melalui sistem perakarannya. Karena itu
pertumbuhan tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah menyimpan dan
kemudian menyediakan unsur-unsur makro yang diperlukan dalam bentuk yang
dapat diserap oleh tanaman. Ada peristiwa- peristiwa tertentu di dalam tanah yang
membuat suatu unsur tertentu tidak dapat diresap tumbuhan dan harus diatasi
dengan cara-cara tertentu. Semua peristiwa penyerapan hara oleh tumbuhan
terjadi di dalam tanah sehingga dengan demikian tanah menempati peran yang
sangat penting dalam berbagai daur biologi.

6. Apakah Tanah Itu?


Tanah terbentuk dari pelapukan dan penghancuran batuan di permukaan
bumi. Dari hasil pelapukan dan penghancuran ini terbentuk mineral-mineral
dalam bentuk kristal dan amorf. Disamping itu sifat dan susunan tanah diubah

11
oleh kegiatan kehidupan di dalamnya. Proses pembentukan tanah berlangsung
secara terus menerus dan perlahan-lahan dibawah pengaruh lingkungan fisik dan
biologi. Kalau kita amati suatu irisan tegak tanah akan tampak bahwa tanah itu
menampilkan lapisan-lapisan datar. Lapisan-lapisan yang menyusun tanah itu
disebut horizon tanah. Lapisan teratas permukaan tanah mungkin terdiri atas
lapisan tipis sisa tumbuhan yang disebut serasah. Dibawah serasah ini ada lapisan
yang kaya akan bahan organik dan disebut pucuk tanah atau dalam bahasa
Inggrisnya topsoil. Di bawah pucuk tanah ini ada lapisan yang terdiri atas butir-
butir halus dan dinamakan tanah bawah atau subsolum. Di bawahnya lagi ada
lapisan batuan yang telah melapuk dalam bentuk serpihan batu yang besar. Di
bawah lapisan ini lagi terdapat batuan yang masih belum lapuk dan disebut
batuan induk. Lapisan-lapisan itu diberi lambang huruf A hingga dengan D
sebagai berikut:

Gambar 1. Horizon Tanah Gambar 2. Terminologi Deskriptif Bagi


Horizon Profil Tanah

Jadi dapat dikatakan bahwa tanah adalah sumber utama penyedia zat hara
bagi tumbuhan. Tanah juga adalah tapak utama terjadinya berbagai peralihan
bentuk zat di dalam daur makanan. Bagian tak organik tanah yang terbentuk dari
pelapukan dan penghancuran batuan, disusul pembentukan mineral berbentuk
kristal, digolongkan secara fisik berdasarkan nisbah butir-butirnya yang berukuran
tertentu. Butir-butir terhalus disebut fraksi liat, butir- butir yang lebih besar dari
liat disebut fraksi debu, dan fraksi yang lebih besar lagi fraksi pasir. Di atas

12
ukuran pasir ada ukuran kerikil. Bergantung pada nisbah liat, debu, dan pasir
tanah dapat digolongkan menjadi berbagai golongan, seperti misalnya tanah liat,
tanah liat berpasir, tanah lempung (nisbah liat, debu, dan pasir berimbang), tanah
lempung berpasir, dan sebagainya.
Komponen tanah yang penting lagi ialah jasad renik yang membuat tanah
itu hidup. Tanah yang subur dapat mengandung jasad renik hingga 6 ton untuk
lahan seluas 1 ha dan setebal 30 cm. Jasad renik ini dapat terdiri atas bakteri,
fungi, protozoa, algae, nematoda, cacing, dan serangga kecil. Makhluk hidup
seperti inilah yang bekerja di dalam tanah menguraikan kembali serasah dan
bahan organik lainnya menjadi mineral yang dapat diresap akar tumbuhan.
Jasad yang lebih besar seperti insekta dan cacing menghancurkan bahan
organik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Kotoran insekta dan cacing ini
kemudian di makan jasad renik yang lebih kecil dan sebagai hasilnya dilepas
mineral yang menjadi hara tumbuhan. Hewan tanah dan mikroorganisme juga
berperan memperbaiki struktur tanah. Hewan tanah mengaduk-aduk tanah itu
sehingga berongga-rongga, sedangkan jasad renik mengikat butir-butir yang
menyusun rongga itu dalam ikatan yang mantap melalui lendir yang
dikeluarkannya atau hifanya

7. Daur Karbon
Kita sudah tahu bahwa karbon diambil dari gas CO2 di udara oleh tumbuhan
untuk digunakan pada proses fotosintesis. Akan tetapi juga kita ketahui bahwa gas
yang sama dihasilkan tumbuhan dan hewan sebagai hasil pernapasan. Karena itu
daur karbon melibatkan dua proses yang bersaingan, yaitu fotosintesis dan
pernapasan.

Gambar 4. Bagan Daur Karbon

13
Sewaktu berfotosintesis tumbuhan mengubah karbondioksida dan air
menjadi karbohidrat dan oksigen bebas. Karbohidrat itu adalah suatu bentuk zat
yang menyimpan suatu persediaan energi yang tinggi. Energi ini digunakan dalam
pernapasan karena karbohidrat dan oksigen digabung kembali untuk
menghasilkan karbondioksida dan air sambil melepas energi. Setiap makhluk
hidup yang hidup dalam lingkungan beroksigen selalu melakukan proses
pernapasan dan karena itu berperan dalam menyediakan kembali karbondioksida
di dalam atmosfer. Sebagian karbon yang dihasilkan dalam fotosintesis tidak
langsung dikembalikan ke udara melalui pernapasan melainkan terikat dalam
mineral seperti batu bara, intan, dan minyak bumi. Akan tetapi semuanya akan
kembali ke udara apabila mengalami pembakaran.
Hal ini pula yang menyebabkan bahwa walaupun persediaan energi untuk
manusia yang dapat diproduksi oleh sinar surya melalui fotosintesis jauh
berlebih, pengembalian karbon dari bentuk terikat dalam minyak dan gas bumi
menjadi gas karbondioksida di udara oleh manusia dapat berlangsung terlalu cepat
dan merusak mutu keterhunian bumi apabila banyaknya manusia di bumi menjadi
lebih banyak lagi dari sekarang.

8. Daur Nitrogen

Gambar 5. Daur Nitrogen (Repro.: Book of Nature, Simon and Schuster).

Pada umumnya nitrogen adalah zat hara yang selalu menjadi unsur
pembatas dalam model tahang Justus von Liebig. Karena nitrogen menjadi
penyusun utama protein dan beberapa molekul biologik lainnya, nitrogen
diperlukan baik oleh tumbuhan maupun hewan dalam jumlah yang besar. Lagi

14
pula sejumlah besar nitrogen hilang dari dalam tanah karena tanah mengalami
proses pembasuhan oleh gerak aliran air dan oleh kegiatan jasad renik. Banyaknya
nitrogen yang tersedia langsung bagi tumbuhan sangat sedikit.
Di dalam alam pembentukan nitrogen dalam bentuk terikat, yang juga
disebut fiksasi nitrogen terjadi di dalam tanah, terutama oleh bakteri. Jenis bakteri
pengikat nitrogen yang terefisien bersifat simbiotik. Bakteri simbiotik ini hanya
dapat mengikat nitrogen kalau bekerjasama dengan akar tumbuhan polong dan
beberapa rumput tropik. Di dalam tanah nitrogen terutama terdapat di dalam
bahan organik tanah dalam berbagai tahap pembusukan, akan tetapi nitrogen
yang terkandung di dalamnya tetap belum dapat dimanfaatkan tumbuhan sebelum
berubah bentuknya menjadi ion amonium (NH4+) atau ion nitrat (NO3-). Jalur
melingkar nitrogen dari bentuk unsur menjadi asam amino kemudian menjadi
protein dan kembali lagi ke dalam bentuk unsur adalah daur hara yang telah
dipelajari dengan sangat mendalam. Sebagian besar permasalahan gizi tumbuhan
dan hewan berputar di sekitar ketersediaan senyawa-senyawa yang mengandung
nitrogen.
Penguraian lebih lanjut asam amino menjadi senyawa nitrogen tak organik
dicapai dalam beberapa tahap. Setiap tahap berlangsung dengan bantuan spesies
bakteri tertentu. Mula-mula dari asam amino dibebaskan ion ammonium yang
kemudian diubah menjadi ion nitrit (NO2-). Ion ini yang adalah suatu racun bagi
kehidupan tumbuhan hijau dengan segera diubah menjadi ion nitrat (NO3-).
Bakteri-bakteri yang menghasilkan ion nitrit dan nitrat seperti telah kita bahas
bersifat ototrof dan aerob, dengan kata lain tidak memerlukan hara organik akan
tetapi memerlukan oksigen. Karena itu kehidupan kedua jenis bakteri ini sangat
dipengaruhi oleh aerasi tanah dan juga oleh suhu tanah dan kandungan airnya.
Perubahan nitrogen dari suatu bentuk yang tak dapat dimanfaatkan
tumbuhan menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan tumbuhan telah dilihat
sebagian besar adalah suatu proses biologi. Demikian juga halnya dengan proses
pengambilan nitrogen dari tanah. Sebagian besar pengambilan nitrogen dari tanah
dilakukan oleh tumbuhan. Apabila tumbuhan itu kemudian dipanen, kehilangan
nitrogen dari tanah yang disebabkan pengambilan oleh tumbuhan itu menjadi
suatu kehilangan yang tetap. Nitrogen terikat juga hilang dari khazanah zat hara di

15
dalam tanah oleh bakteri-bakteri tanah tertentu yang mengubah nitrat kembali
menjadi nitrogen atmosfer. Proses ini bersifat anaerob, yaitu hanya berlangsung
dalam keadaan tidak tersedianya oksigen di dalam tanah. Jadi, dalam keadaan
tanah yang kurang mendapatkan aerasi akan terjadi kehilangan nitrogen-tersedia
di dalam tanah. Lagipula nitrat itu sangat mudah terlarut di dalam tanah
seningga kalau tidak dengan segera dimanfaatkan tumbuhan hijau atau jasad
renik, akan dengan mudah hilang karena pembasuhan. Dengan demikian taraf
ketersediaan nitrogen-tersedia di dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan
organik yang tersedia di dalam tanah, populasi jasad renik yang ada di dalam
tanah, dan tingkat pembasuhan di dalam tanah.
Dalam keadaan alami akan terjadi suatu kesetimbangan antara laju
pertumbuhan tumbuhan dan gaya-gaya yang menentukan penyediaan nitrogen di
dalam tanah. Akan tetapi dalam berbagai sistem pertanian kesetimbangan ini
menjadi terganggu. Pemanenan suatu pertanaman cenderung akan menguras
nitrogen tanah bukan saja karena pengambilan bahan organik hasil panen tanpa
pengembalian ke dalam tanah, melainkan juga karena erosi dan penurunan kadar
bahan organik tanah. Atas dasar alasan inilah pertanian intensif sangat tergantung
pada tambahan pupuk nitrogen.
Pada mulanya pupuk nitrogen berasal dari sumber-sumber organik,
terutama dari bahan sisa hewan seperti guano, yaitu kumpulan kotoran burung.
Kemudian pupuk nitrogen mencakup natrium nitrat yang ditambang di Cili,
sesudah itu juga sulfat amonium yang menjadi hasil sampingan tanur kokas.
Sekarang ini pupuk nitrogen yang terbanyak dibuat menurut proses Haber-Bosch
yang mereaksikan nitrogen udara dengan hidrogen sehingga terbentuk ammoniak.
Ammoniak ini dapat dipupukkan secara langsung atau dapat juga dijadikan bahan
baku pembuatan pupuk buatan urea, nitrat, dan senyawa nitrogen lainnya. Di
Indonesia pupuk buatan nitrogen terutama dibuat dalam bentuk senyawa urea.
Hidrogen yang diperlukan pada proses Haber-Bosch itu biasanya diambil dari
gas alam, dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan bakar itu
menentukan sebagian besar biaya produksi pupuk buatan itu. Pembuatan satu ton
ammoniak memerlukan kira-kira 800 m3 gas alam sebagai bahan baku. Karena itu
melalui pengikatan nitrogen melalui proses industri kimia bahan bakar fosil

16
masuk ke dalam daur nitrogen. Biaya mahal yang diperlukan untuk membuat
pupuk nitrogen ini tertutupi oleh nilai tambah yang diperoleh melalui daya hasil
tanaman yang meningkat.
Sebagai kesimpulan mengenai daur ulang nitrogen dapat dikemukakan
bahwa nitrogen sering sekali muncul sebagai unsur hara yang menjadi kendala
dalam pertumbuhan tumbuhan. Nitrogen dari atmosfer tidak ada manfaatnya bagi
tumbuhan. Unsur itu harus disediakan dalam bentuk terikat atau terkombinasi
dengan unsur lain, misalnya dalam bentuk ion ammonium atau nitrat. Ada
sejumlah kecil nitrogen menjadi terikat oleh kegiatan kilat di dalam atmosfer.
Peranan yang lebih penting dijalani oleh bakteri, terutama yang hidup dalam
simbiosis di dalam bintil akar tumbuhan polongan. Namun pun demikian
persediaan nitrogen- tersedia di dalam tanah tetap rendah. Unsur itu hilang
melalui pembasuhan dan oleh kegiatan bakteri denitrifikasi yang
mengembalikannya ke udara. Nitrogen juga hilang dari tanah melalui
pemanenan tumbuhan yang tumbuh di tanah itu. Untuk mengatasi kehilangan-
kehilangan semacam ini pada proses-proses budidaya tanaman, nitrogen diikat
secara industri menjadi pupuk buatan yang kemudian digunakan menyuburkan
tanah pertanian. Pengikatan nitrogen melalui industri dengan demikian menjadi
mata rantai penting dalam daur nitrogen. Sekaligus juga dapat disimpulkan bahwa
pertanian intensif selain mulai menggunakan energi fosil untuk keperluan
mekanisasi sebagai pengganti energi fisik yang dihasilkan manusia, juga
menggunakan energi fosil untuk mengadakan unsur hara tambahan dalam bentuk
pupuk. Hal ini terutama berlaku untuk unsur hara nitrogen karena secara alami
bagian tak organik tanah sama sekali tidak mengandung garam-garam nitrogen.
Kalaupun tanah mengandung nitrogen yang dapat diserap akar tumbuhan, maka
asalnya kalau bukan dari air hujan ialah dari hasil pengikatan nitrogen udara oleh
berbagai jasad renik secara mandiri atau melalui simbiosis dengan tumbuhan
polongan.

9. Unsur Hara Lainnya


Unsur hara lainnya tidak begitu menimbulkan permasalahan kekurangan
hara. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa unsur-unsur lain itu kurang penting
peranannya dalam fisiologi tumbuhan. Kadang-kadang jumlah yang diperlukan

17
sangat rendah, akan tetapi merupakan persyaratan mutlak agar tumbuhan dapat
berkembang. Pada umumnya unsur-unsur hara lainnya kecuali senyawa nitrogen
itu ada di dalam tanah berbentuk mineral yang melapuk dari batuan. Pengayaan
alami tanah dengan mineral semacam ini dapat terjadi secara berkala melalui
kegiatan vulkanik. Letusan Gunung Galunggung beberapa tahun yang lalu pada
mulanya merupakan malapetaka, akan tetapi dipandang dari segi lain debu
vulkanik yang bertebaran kemana-mana itu dapat dianggap sebagai suatu
pemupukan alami unsur hara yang menyebar sejauh debu gunung api itu dapat
diterbangkan angin. Kemudian pula, kalau pada mulanya lereng Galunggung
dianggap sebagai daerah bencana alam yang tidak dapat lagi menghasilkan apa-
apa karena sudah tertutup pasir, pada waktu ini daerah itu sudah kembali lagi
berubah menjadi lahan yang subur berkat pelapukan bagian atas lapisan pasir
menjadi tanah yang kaya akan unsur hara tumbuhan. Unsur hara tumbuhan yang
terpenting sesudah nitrogen ialah fosfor dan kalium.
Fosfor terdapat dalam asam nukleat dan di dalam berbagai molekul yang
berperan mengangkut energi, akan tetapi diperlukan dalam jumlah yang kecil.
Bahan kering tumbuhan rata-rata mengandung nitrogen 2% tetapi hanya
mengandung fosfor kira-kira 0,2%. Namun pun demikian kebanyakan tanah
tidak mampu menyediakan fosfor dalam jumlah yang cukup guna mendukung
pertumbuhan maksimum. Berlainan halnya dengan nitrogen, di dalam tanah
kedudukan fosfor lebih mantap dan pembasuhan oleh air dapat diabaikan
jumlahnya. Akan tetapi ketersediaan fosfor sangat tergantung pada pH tanah.
Pupuk fosfat sering digunakan, terutama dalam bentuk ”superfosfat” yang
diperoleh dari perendaman batuan fosfat di dalam asam sulfat atau asam fosfat.
Kalium diperlukan dalam jumlah yang agak banyak, walaupun peranannya yang
tepat di dalam fisiologi tumbuhan belum dipahami dengan jelas. Kalium tersedia
sebagai ion-dapat- tukar teresap pada permukaan kolid tanah. Tanah-tanah yang
mengandung humus sedikit saja biasanya kaya akan kalium, akan tetapi dalam
bentuk yang tak dapat larut, dan dengan demikian tidak tersedia bagi tumbuhan.
Karena itu juga tanah-tanah organik biasanya menderita kekurangan kalium,
sehingga pemupukan dengan kalium sering sekali harus dilakukan. Pupuk Kalium
yang terpenting ada dalam bentuk Kalium Khloride.

18
Setelah nitrogen, fosfor, dan kalium, kalsium memegang peranan
terpenting keempat. Kadar kalsium di dalam tumbuhan bervariasi menurut
spesies. Di dalam polongan kadarnya tinggi sedangkan dalam rumputan rendah.
Akan tetapi kalsium jarang muncul sebagai zat hara pembatas. Pengaruh
sampingan kalsium dengan adanya di dalam tanah sangat penting dan beragam,
sehingga kadar kalsium di dalam tanah sering ditambah melalui pemupukan.
Unsur kalsium berpengaruh terhadap kegiatan jasad renik, pH tanah dan derajat
ketersediaan unsur lain bagi tumbuhan. Kalsium tersedia di dalam tanah dalam
bentuk ion larut-air dan dapat- tukar, dalam kombinasi dengan senyawa organik,
dan dalam bentuk mineral tak larut seperti hornblende dan kalsit.
Magnesium ialah salah satu penyusun molekul klorofil. Tumbuhan mengambilnya
dari dalam tanah dalam bentuk ion yang diserap akar. Di dalam tanah magnesium
terdapat dalam bentuk kation dapat-tukar. Kekurangan akan Mg jarang terjadi,
akan tetapi sekarang ini dengan kebiasaan memupuk berat, tampaknya mulai
muncul disekitar kita. Kekurangan magnesium di dalam tumbuhan menampakkan
diri sebagai klorosis pada daun. Di halaman rumah pada daun tanaman hias hal ini
sering dapat diamati.
Belerang adalah bahan penyusun dua buah asam amino, yaitu sistin dan
metionin, serta vitamin biotin dan tiamin. Kadarnya di dalam tanah tidak tinggi.
Belerang di dalam tanah terus-menerus terbasuh akan tetapi selalu ada
penggantian karena hancurnya mineral yang mengandung belerang, seperti pirit.
Di sekitar daerah industri belerang juga ditambahkan ke dalam tanah melalui
hujan karena air hujan meresap sulfurdioksida dari pencemaran industri. Akhir-
akhir ini ada kekurangan belerang pada ”berbagai pertanaman padi sawah.
Mangan, bor, besi, seng, tembaga, molibden, dan klor diperlukan
tumbuhan dalam jumlah yang sangat kecil. Kekurangan akan unsur mikro seperti
ini dapat menghambat produktivitas tumbuhan. Kekurangan akan molibden
diperkirakan merupakan penyebab rendahnya fiksasi nitrogen oleh jasad renik
tanah di daerah-daerah pertanian tertentu

10. Hewan Sebagai Pemangsa


Untuk dapat hidup hewan harus makan bahan organik yang kemudian
sebagian dicernakan di dalam saluran pencernaan dengan bantuan enzim

19
pencernaan. Setelah dicernakan ini zat hara yang terkandung di dalam bahan
organik itu dapat diserap oleh hewan. Hewan yang satu dengan hewan yang
lainnya mungkin saja berbeda sumber makanannya. Pada hewan bertulang
belakang dalam garis besarnya ada hewan yang memerlukan makanan dalam
bentuk selulose dan ada pula dalam bentuk karbohidrat yang lain.
Pembedaan ini sangat penting dalam kaitannya dengan daur hara di alam
ini. Sebagian besar energi yang diubah oleh tumbuhan dari energi surya menjadi
energi kimia disimpan dalam bentuk selulose, sehingga selulose adalah bagian
utama tumbuhan. Hal itu juga berarti bahwa sumber energi utama dalam bentuk
bahan organik ialah selulose. Apabila mamalia makan bahan organik berupa
selulose, penguraian selulose menjadi molekul-molekul glukose tidak dilakukan
oleh enzim-enzim yang dibuat oleh hewan itu sendiri. Yang membuat enzim
pengurai selulose menjadi glukose itu ialah bakteri yang terdapat dalam saluran
pencernaan hewan itu. Bakteria di dalam saluran pencernaan itu menguraikan
selulose melalui proses pengkhamiran atau fermentasi dan memanfaatkan
sebagian kecil energi yang dilepaskan untuk keperluan kehidupannya sendiri.
Penguraian selanjutnya dilakukan oleh hewan inang yang menguraikan glukose
itu secara lengkap menjadi karbondioksida dan air. Energi yang dilepaskan
dimanfaatkan hewan itu untuk kehidupannya. Selain itu bakteri yang mati di
dalam saluran pencernaan juga menjadi makanan bagi hewan inangnya.

11. Keefisienan Ternak


Hewan yang diternakkan sebagian besar memanfaatkan rerumputan dan
biji-bijian sebagai makanannya. Akan tetapi disamping itu juga berbagai hasil
sampingan yang diperoleh dari pengolahan pasca panen dapat dijadikan sumber
pakan ternak, seperti tepung kedelai, ampas tahu, ampas kelapa, ampas kacang,
yang diperoleh sewaktu menghasilkan minyak kacang kedelai, minyak kacang,
minyak kelapa dan yang sejenis. Demikian pula sekam padi dan gandum serta
tetes sisa pembuatan gula dari tebu adalah sumber pakan tambahan bagi ternak.
Sisa-sisa dari rumah potong hewan seperti darah, tepung tulang, dan bahkan juga
kotoran hewan dapat dijadikan lagi makanan bagi hewan lain. Kita misalnya dapat
mengamati di beberapa tempat orang memelihara ayam di dalam kandang yang di

20
bawahnya dibuatkan kolam ikan. Ayam diberi makanan yang sebagian terdiri atas
sekam dan tepung ikan dan ikan di bawah kandang mendapatkan kotoran ayam
sebagai pakan.

Tabel 1. Tingkat Keefisienan Pengubahan Pada Ternak


No Jenis Ternak Keefisienan Pengubahan (%)
Protein Energi
1 Unggas petelur 26 18
2 Sapi perah 24.5 17
3 Unggas pedaging 22.5 11
4 Babi 14 14
5 Sapi pedaging 4 3
6 Domba 4 2.25

Ternak yang tingkat keefisienannya tertinggi ialah unggas petelur dan sapi
perah. Kita sekarang dapat memahami mengapa perkembangan peternakan di
Indonesia, terutama di Pulan Jawa yang tinggi kepadatan penduduknya terjadi
pada peternakan unggas petelur, sapi perah dan unggas pedaging. Sapi pedaging
dan domba pedaging keefisienannya rendah, akan tetapi di tempat-tempat yang
menghasilkan bahan organik yang tidak dapat dimanfaatkan manusia secara
langsung karena kadar selulosanya yang tinggi, pemeliharaannya dapat membawa
manfaat bagi manusia karena dapat mengubah bahan organik yang tidak bergizi
menjadi daging yang tinggi kadar gizinya. Hal itu misalnya dapat terjadi di
daerah-daerah kering yang vegetasi utamanya adalah padang rumput seperti di
Nusa Tenggara Timur, Aceh Selatan, Padang Lawas, Sulawesi Tengah, dan
sebagian Sulawesi Selatan.

12. Pemintakadan Ekosistem


Dalam suatu ekosistem yang tidak diganggu akan ada kesetimbangan
antara sumberdaya yang terdapat di dalam tanah, kehidupan tumbuhan, dan
semua makhluk yang makan dari tumbuhan itu. Biomassa atau keseluruhan
kehidupan yang dapat ditunjang ditentukan oleh kombinasi berbagai faktor
lingkungan. Faktor terpenting ialah iklim.

21
Dalam sistem-sistem pertanian yang masih sederhana usaha pertanian
terjadi dengan mengganti begitu saja flora dan fauna alami dengan tanaman dan
hewan piaraan tanpa mengadakan usaha-usaha pemeliharaan tambahan. Biomassa
yang dapat ditunjang oleh lingkungan tidak banyak mengalami perubahan karena
keseluruhan kehidupan yang dapat ditunjang tetap ditentukan oleh kemampuan
tanaman di lingkungan yang sama itu untuk menyediakan energi bagi seluruh
kehidupan yang ada disitu. Perubahan yang terjadi untuk keuntungan manusia
hanyalah berupa bertambah banyaknya bahan organik nabati dan hewani yang
dapat dimanfaatkan manusia karena kebanyakan flora dan fauna yang ada sebagai
bagian biomassa telah dipilih sesuai dengan keperluan manusia.

13. Pemintakadan dan Teknologi Pascapanen


Karena adanya pemintakadan ini hasil produksi sering sekali menjadi
berjauhan dengan konsumen. Oleh karena itu hasil produksi harus dapat diubah
ke dalam bentuk yang lebih tahan lama apabila disimpan. Sebagai akibatnya,
pemintakadan itu dengan demikian memintakan suatu kemajuan penguasaan
teknologi pascapanen. Pengangkutan berbaga produk pertanian tanpa penguasaan
pascapanen akan dapat berakibat penyusutan hasil, misalnya karena tercecer
sewaktu dijemur atau busuk sewaktu disimpan. Lagipula pengangkutan hasil
pertanian dalam bentuk bahan mentah menyebabkan terjadinya pengangkutan
bagian-bagian produk pertanian itu ke daerah konsumen yang setelah bahannya
diolah tercecer menjadi limbah di daerah konsumen.
Limbah ini akhirnya akan menimbulkan masalah pencemaran. Kalau
bahan pertanian sebelum sampai ke tangan konsumen sempat diolah terlebih
dahulu menjadi bahan niaga setengah jadi atau menjadi bahan jadi, bahan limbah
dapat terkumpul dengan banyak dan kemudian dimanfaatkan sebagai hasil
sampingan. Misalnya saja, batok kelapa yang terkumpul dapat diubah menjadi
arang bakar atau karbon-aktif yang dapat digunakan sebagai obat atau bahan
penyaring air dan udara. Sabut kelapa yang terkumpul secara teratur disuatu
tempat dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan tali dan karpet. Dengan cara
ini daerah pedesaan masih dapat memperoleh keuntungan tambahan dari produk
pertanian yang dihasilkannya sehingga membuka lapangan pekerjaan baru
dipedesaan.

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Energi merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan
tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi
listrik dan mekanika) atau daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan. Sedangkan energi alam adalah sesuatu yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia
agar hidup lebih sejahtera. Energi alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam
tanah, air, permukaan tanah, udara dan lain sebagainya. Dari rangkaian pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa energi merupakan kebutuhan manusia untuk
bertahan hidup. Macam-macam energi yaitu:
1. Fotosintesis
2. Energi Surya Sebagai Sumber Energi Mekanik
3. Energi Panas Matahari
4. Energi Geotermal atau Energi Panas Bumi
5. Energi Gravitasi
6. Energi Nuklir
7. Sumber Energi Utama Berubah dengan Tingkat Peradaban

Dalam biologi, organisme menjalani daur hidup (life cycle), suatu proses
yang menandai perkembangan suatu organisme sejak memulai hidupnya
di bumi sampai bereproduksi untuk mempertahankan keberadaan jenisnya. Proses
tersebut merupakan suatu perputaran (daur atau siklus) karena akan kembali pada
titik awal mulanya. Dalam daur hidup terlihat perubahan bentuk luar (morfologi)
yang menandai fase perkembangan suatu individu. Daur hidup berbagai hewan
parasit dapat menjadi contohnya. Metamorfosis pada serangga merupakan daur
hidup yang menunjukkan perubahan bentuk luar dan lingkungan hidup. Pergiliran
keturunan pada tumbuhan, alga, dan cendawan merupakan daur hidup yang
disertai dengan perubahan morfologi, bilangan genom, dan (kadang-kadan)
lingkungan hidup.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/energi-dan-daur-hara-kehidupan-energi-bagi-kehidupan-di-
bumi.html (Diakses 06 Oktober 2021)
https://docplayer.info/38429824-Energi-dan-daur-hara-kehidupan-energi-bagi-
kehidupan-di-bumi-o1-menyebutkan-sumber-sumbe-dalam-mengalirkan-
n-energi-idan-materi.html (Diakses 06 Oktober 2021)
https://id.wikipedia.org/wiki/Daur_hidup_organisme (Diakses 06 Oktober 2021)
https://rp2u.unsyiah.ac.id/uploads/Lukman_buku2.pdf (Diakses 06 Oktober 2021)
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-pengertian-energi-menurut-para-ahli-
berikut-jenis-dan-fungsinya-kln.html (Diakses 06 Oktober 2021)

24

Anda mungkin juga menyukai