Disusun Oleh :
Putri Amelia
Nim : 2024052
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb…
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan materi KONSEP LIKUIDITAS. Materi kami ini bersumber dari berbagai
sumber bacaan yang Insya Allah tersusun dengan ringkas dan mudah untuk difahami
dan dimengerti.
Dan dengan segala kerendahan hati, kami juga menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami khususnya
Wassalamualaikum Wr.Wb…
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
analisis kinerja perusahaan tersebut. Demikian pula halnya dengan bank melakukan
analisis untuk mengetahui kondisi usaha saat ini dan sekaligus untuk memudahkan
dalam menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang akan datang. Analisis
kinerja ini dilakukan meliputi seluruh aspek, baik operasional maupun non
operasional bank tersebut. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengetahui
kinerja suatu bank, salah satunya dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian
kesehatan bank ini mencakup financial aspect serta non financial aspect.
Berkaitan dengan hal tersebut, bank tentu harus dapat memperlihatkan tingkat
perbankan secara normal sekaligus dapat memenuhi semua kewajiban secara baik
sesuai peraturan yang berlaku sehingga bank tetap dapat bertahan dan terus
B. Rumusan Masalah
Yang akan dibahas pada makalah ini, yang mengacu pada judul adalah :
1. Definisi Likuiditas
2. Rasio Likuiditas
C. Tujuna
PEMBAHASAN
A. Definisi Likuiditas
yang mampu memenuhi segala kewajiban keuangan jangka pendeknya tepat waktu
sebagai berikut :
”The liquidity of a firm is measured by its ability to satisfy its short-term obligations
berikut :
B. Rasio Likuiditas
dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi
liabilitas tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan
mengenai kompetnsi keuangan perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo.” Sedangkan mengacu pada
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas
1
James C. Van Horner dkk, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta : Salemba Empat, 2009,
hal. 167
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek nya yang akan jatuh tempo. Dan untuk
menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat digunakan,
1. Rasio Lancar
Rasio yang paling umum yang digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan adalah current ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar. Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John M.
Wachowicz, jr. rasio lancar adalah perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas
Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis rasio lancar menurut
b. Data trenddaripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5
menjual barangnya,
2
James C. Van Horne dkk, opcit, hal. 167
d. Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan
tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya
turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam
2. Rasio Cepat
yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Hal ini berarti aktiva lancar yang
memenuhi hutang – hutang tepat pada saatnya. Rasio Cepat (Quick Ratio) lebih tajam
daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid
(mudah dicairkan atau mudah diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio
tinggi tetapi quick ratio rendah, menunjukkan adanya investasi yang sangat besar
dalam persediaan. Karena hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan quick ratio sebagai rasio yang mengukur tingkat likuiditas perusahaan.
Quick Ratio yang dianggap baik adalah quick ratio diatas 100%, karena setiap Rp.1
kewajiban lancarnya dapat dijamin dengan kas dan piutang lebih dari Rp.1.
3. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera
Likuiditas bank sangat penting karena besar likuiditas wajib minimum (LWM)
atau giro wajib minimum (GWM) bank telah di tetapkan Bank Indonesia selaku bank
sentral.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2007:95), fungsi likuiditas wajib minimum
7. Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar
uang.
Menurut Sinkey (2000:20), ada lima fungsi utama likuiditas bank yaitu :
1. Mampu memberikan rasa aman kepada para nasabah deposan, penabung, girant,
maupun kreditor lainnya. Fungsi utama likuiditas adalah jaminan bahwa uang yang di
simpan/di pinjamkan kepada bank dapat di bayar kembali oleh bank pada saat jatuh
tempo. Oleh karena itu, sepanjang bank tersebut di nilai mempunyai likuiditas tinggi,
tersebut.
2. Menjamin tersedianya dana bagi setiap pemohon kredit yang telah di setujui. Pada
dasarnya bank melakukan bisnis dengan nasabah, jika bank menolak untuk
menyediakan dana atas permohonan kredit yang telah di setujui, mungkin debitor
3. Mencegah penjualan asset secara terpaksa, apabila dalam posisi likuid cukup berat
bank tersebut mungkin tidak dapat memperpanjang pinjaman yang di terima dari
bank lain. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan terpaksa
4. Menghindarkan diri dari kewajiban membayar suku bunga yang tinggi atas dana
yang di peroleh di pasar uang. Pemilik dana akan menganggap bahwa menempatkan
Semakin sering suatu bank menggunakan fasilitas discount window, semakin tidak
Leverage ratio atau yang lebih akrab disebut dengan rasio leverage adalah
rasio keuangan yang menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu
badan usaha atau bisnis. Rasio leverage disebut juga dengan istilah rasio solvabilitas
dapat dipahami sebagai rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban atau utang jangka panjangnya. Utang jangka panjang itu
sendiri dimaknai sebagai kewajiban atau utang yang waktu jatuh temponya lebih dari
satu tahun.
Rasio leverage penting untuk menganalisis tingkat utang yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini tak hanya memberikan manfaat secara internal, yakni manajemen
perusahaan saja tetapi juga pihak eksternal yaitu investor dan kreditur. Bagi
manajemen perusahaan, rasio leverage digunakan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba yang digunakan untuk membayar utang baik
dalam jangka pendek maupun panjang. Rasio leverage bagi investor bermanfaat
dalam menganalisis keuangan perusahaan lebih lanjut sebelum memutuskan untuk
berinvestasi pada perusahaan terkait. Sementara bagi kreditur, rasio leverage
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan
pemberian pinjaman.
Rasio leverage memiliki ragam jenis yang cukup banyak. Dari jenis-jenis rasio
leverage tersebut digunakan sebagai dasar atau bahan pertimbangan oleh analis pasar,
investor, dan kreditur. Berikut jenis-jenis rasio leverage yang umum digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
Rasio utang terhadap aset sering kali hanya disebut sebagai rasio utang saja. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mengandalkan utang untuk
membiayai asetnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang
dengan total aset yang dimiliki perusahaan, yang diformulasikan seperti berikut.
Rasio utang terhadap modal merupakan salah satu rasio utang yang berfokus pada
kewajiban utang sebagai komponen basis total modal perusahaan. Utang mencakup
seluruh kewajiban baik jangka pendek maupun panjang. Sementara modal termasuk
utang perusahaan dan ekuitas pemegang saham.
Manfaat dari rasio utang terhadap modal adalah untuk mengevaluasi struktur modal
atau keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam membiayai operasional bisnis
perusahaan. Jika rasio utang terhadap modal pada suatu perusahaan tinggi
dibandingkan dengan perusahaan lainnya, maka risiko gagal bayar yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut juga tinggi sebagai dampak utang terhadap operasional bisnisnya.
Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total utang
setelah dijumlahkan dengan total ekuitas. Berikut formulasi rumusnya.
Rasio utang terhadap modal = Total utang saat ini / (Total utang + Total ekuitas)
EBITDA adalah akronim dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and
Amortization yaitu penghasilan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan beban
bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, atau singkatnya adalah laba kotor. Rasio
utang terhadap laba kotor ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi utangnya. Rasio ini juga digunakan untuk menentukan probabilitas
risiko gagal bayar terhadap utang. Jika rasio ini mencapai lebih dari 3, maka artinya
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utangnya cukup mengkhawatirkan.
Dengan kata lain, tingkat risiko gagal bayar cukup tinggi. Sebab, total kewajiban
utang yang harus dibayar perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan
pencapaian profitabilitasnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total
utang dengan laba kotor. Berikut rumusnya.
Semakin tinggi rasio leverage, maka semakin tinggi pula risiko gagal bayar
kewajiban utang yang dihadapi perusahaan. Namun, tingginya rasio leverage bisa
memberikan dampak positif bagi kelangsungan operasional bisnis perusahaan,
apabila didukung dengan pencapaian profitabilitas yang tinggi pula.
BAB III
KESIMPULAN
1. analisis likuiditas untuk mengetahui kondisi usaha saat ini dan sekaligus
untuk memudahkan dalam menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang
akan datang.
2. Maksimalnya tingkat kesehatan bank akan berdampak pada kemampuan bank
dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal sekaligus
dapat memenuhi semua kewajiban secara baik sesuai peraturan yang berlaku
sehingga bank tetap dapat bertahan dan terus berkembang di tengah
persaingan bisnis perbankan yang semakin ketat.
3. Rasio likuiditas yang ada dalam makalah ini adala :
a. Rasio lancar
b. Rasio cepat
c. Cash rasio
DAFTAR PUSTAKA
http://mypdfdownload.info/files/Jurnal