Anda di halaman 1dari 24

“PENYUSUNAN ANGGARAN HARGA POKOK

PRODUKSI, HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA


OPERASI, LABA RUGI”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penganggaran


Perusahaan

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Prima Adhi Mulya 2019410750

2. Tarisya Rachma Dewi 2019410766

3. Tengku Syarifah Bayduri 2019410768

4. Dea Ayu Lestya Putri 2019410784

5 Ihsan Wahliyudin 2019410781

FAKULTAS EKONOMI PRODI D-III AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

T.P 2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala puji milik Allah subhanahu wa Ta’la .Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW . Berkat limpahan
waktu, kesehatan dan ilmu dari Allah subhanahu wa Ta’la.Alhamdulillah naskah
makalah tentang Perencanaan dan Pengendalian Biaya Overhead Pabrik, dapat
kami selesaikan.

Tercurah dari segala kemampuan yang ada, kami berusaha membuat


makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya.

Tujuan kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan Perencanaan Biaya


OVH Pabrik, Anggaran Biaya OVH Pabrik, Perhitungan Tarif BOP, dan Harga
Pokok Produksi. Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang
sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Surabaya , 20 Mei 2021

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar ................................................................................................ 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi Harga Pokok Produksi................................................................ 7


2.2Tujuan penentuan harga pokok produksi.................................................. 7
2.3Unsur-unsur Harga Pokok Produksi.......................................................... 8
2.4Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi........................................... 9
2.5Definisi Harga Pokok Penjualan............................................................... 9
2.6Komponen dalam Harga Pokok Produksi................................................. 10
2.7Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan ............................................... 12
2.8Definisi Anggaran Biaya Operasional ...................................................... 13
2.9Faktor yang Mempengaruhi Biaya Operasional ....................................... 14
2.10 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ............................. 17
2.11 Definisi Anggaran Laba Rugi................................................................. 17
2.12 Penyusunan Anggaran Laba Rugi ......................................................... 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 23
3.2 Saran........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan atau organisasi yang didirikan pasti memiliki suatu


tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang efektif dan efesien. Dalam dunia
bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Biasanya
bersaing dalam hal kualitas dan masalah harga, karena hanya produk dengan
kualitas terbaik dan harga paling murah dan yang paling diminati oleh
konsumen. Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk,
perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya.

Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang


terserap ke dalam setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara
umum dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya produksi lainya (biaya overhead pabrik).

Manajemen tingkat puncak tentunya akan lebih cenderung focus pada


harga pokok penjualan. Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa
disebut dengan Harga Pokok Penjulan. Dalam Harga Pokok Penjulan kita
dapat melihat informssi-informasi tentang persediaan yang kita miliki
sebelumnya, pembelian bersih dan persediaan yang tersedia untuk dijual.
Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga
kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu
membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas
kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok penjualan
dengan membandingkan dengan harga pembelian barang. Hal ini tentunya
tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang
ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain
mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering
terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan

4
keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya
terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi
tertentu.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai


prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba
per lembar saham. Unsurunsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan harga pokok produksi?
2. Apa saja tujuan dari penentuan harga pokok produksi?
3. Apa saja unsur-unsur dalam harga pokok produksi?
4. Apa saja jenis-jenis metode untuk mengumpulkan harga pokok
produksi?
5. Apakah pengertian dari Harga Pokok Penjualan?
6. Apa sajakah komponen-komponen dalam Harga Pokok Penjualan?
7. Bagaimana cara perhitungan Harga Pokok Penjualan?
8. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya operasional?
9. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran biaya
operasional?
10. Bagaimana cara penyusunan anggaran biaya operasional?
11. Apa pengertian anggaran laba rugi?
12. Bagaimana menyusun anggaran laba rugi?

5
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang definisi harga pokok produksi.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan penentuan harga pokok produksi.
3. Untuk mengetahui tentang unsur-unsur harga pokok produksi.
4. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis metode untuk mengumpulkan
harga pokok produksi.
5. Untuk mengetahui apa itu Harga Pokok Penjualan.
6. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dalam Harga Pokok
Penjualan.
7. Untuk mengetahui cara perhitungan Harga Pokok Penjualan
8. Untuk mengetahui tentang definisi anggaran biaya operasional
9. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi anggaran biaya
operasional
10. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya operasional.
11. Untuk mengetahui definisi anggaran laba rugi.
12. Untuk mengetahui cara menyusun anggaran laba rugi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan


dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk
selesai yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Berikut ini adalah pengertian harga pokok produksi
menurut para ahli yaitu:

a. Menurut Mulyadi (2010:17), Harga Pokok Produksi adalah biaya yang


dikeluarkan dalam pengelolaan bahan baku menjadi produk. Harga
pokok produksi atau disebut juga harga pokok adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.
b. Bustami dan Nurlela (2013: 48),Harga Pokok Produksi adalah
kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
c. Menurut Supriyono (2013),Harga Pokok Produksi adalah jumlah yang
dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan
dalam pemilihan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan.

2.2 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan harga jual produk.


b. Memantau realisasi biaya produksi.
c. Menghitung laba rugi periodik.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.

7
2.3 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan beberapa biaya


untuk mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Biaya produksi meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

a. Biaya Bahan Baku

Menurut Salman (2013: 26), biaya bahan baku adalah besarnya


penggunaan bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk
menghasilkan produk jadi. Bahan baku meliputi bahan-bahan yang
dipergunakan untuk memperlancar proses produksi atau disebut bahan baku
penolong dan bahan baku pembantu.

b. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Menurut Salman (2003:
26), biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
membayar pekerja yang terkait langsung dengan proses produksi untuk
menghasilkan produk jadi.

c. Biaya Overhead Pabrik

Menurut Salman (2003: 26), biaya overhead pabrik adalah biaya


produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya pembantu atau
penolong, biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa gedung pabrik, dan
biaya overhead lain-lain.

8
2.4 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Menurut Supriyono (2013) menyatakan bahwa pengumpulan harga


pokok dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu:

a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok


dimana biaya dikumpulkan untuk setiap jenis pesanan dalam kontrak atau
jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya.

b. Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)

Metode harga pokok proses adalah pengumpulan harga pokok produk


dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya
bulan, triwulan, semester, dan tahun.

2.5 Definisi Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah


salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian
manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Harga
Pokok Penjualan (cost of goods sold) merupakan  harga pokok dari barang-
barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.

Pengertian harga pokok penjualan menurut Syafaruddin Alwi dalam


bukunya Alat-Alat Analisa Dalam Pembelanjaan, (1997:98) bahwa harga
pokok penjualan  adalah hasil perkalian antara perputaran persediaan dengan
rata-rata persediaan selama satu periode tertentu.

Sedangkan pengertian harga pokok penjualan menurut Drs. Fauzi dalam


bukunya Kamus Akuntansi Praktis, (1998:84) bahwa harga pokok penjualan
adalah total harga pokok penjualan barang selama periode tertentu, yang
dihitung secara menjumlahkan harga pokok pembelian dari barang-barang
yang dibeli dalam periode tersebut dengan harga pokok barang-barang yang

9
ada pada awal periode tersebut, kemudian mengurangi hasilnya dengan harga
pokok dari barang-barang yang tersisa pada akhir periode yang sama.

Harga pokok penjualan memiliki beberapa manfaat, yaitu :

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.


2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila
harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan
diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari
harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2.6 Komponen dalam Harga Pokok Penjualan

Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory)

Persediaan barang dagang pada akuntansi adalah barang yang tersedia


di gudang yang tersedia untuk di jual sekarang atau pun di masa yang akan
datang. Cara memperoleh persediaan barang dagangan ini berbagai macam
cara diantaranya mengolah sendiri dari bahan baku menjadi barang jadi untuk
dijual dan atau memperolehnya dari pembelian dari pihak lain, kemudian
dujual kembali.

1. Pembelian

Pembelian atau purchasing merupakan bagian dari kegiatan ekonomi


yang biasa lakukan setiap harinya. Pada umumnya, pembelian dilakukan
karena  membutuhkan barang atau jasa tersebut untuk digunakan atau
dikonsumsi.

Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau


pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan
Hopwood (2001:323), yaitu: “Procurement is the business process of
selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses
bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan
barang atau jasa.

10
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian
bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s
transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam
proses produksi organisasi.

2. Retur Pembelian

Retur pembelian dan pengurangan harga, adalah akun untuk


mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena
rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, sehingga akun ini mengurangi jumlah
dari pembelian.

3. Potongan Pembelian

Potongan pembelian merupakan sejumlah uang yang diberikan saat


melakukan pembelian secara kredit atau tunai sesuai syarat/termin tertentu.
Akun potongan pembelian nilainya akan mengurangi pembelian, sehingga
dapat menghitung pembelian bersih.

 Potongan Tunai (cash discount). Merupakan potongan harga


yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari
jangka waktu kredit yang disepakati. Dari sisi penjualan,
potongan ini disebut dengan potongan penjualan (Sales
Discount), sedangkan dari sisi pembelian dinamakan potongan
pembelian (Purchases discount). Biasanya potongan tunai,
ditulis 2/10, n/30, yang artinya bahwa potongan sebesar 2%
diberikan bila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10
hari dihitung mulai dari tanggal transaksi, sementara jangka
waktu kredit yang diperkenankan adalah 30 hari.
 Potongan Perdagangan (trade discount). Bentuk lain dari
potongan adalah memberikan potongan dalam hal membeli
dalam skala besar dan sifatnya musiman, yaitu adanya pada saat
promosi. Misalnya untuk pengambilan produk A sebesar 100
karton maka pembeli mendapat potongan harga sebesar Rp.

11
1.000 per karton, jika pengambilan 1.000 karton maka pembeli
mendapat potongam harga sebesar Rp. 4.000. biasanya ini
digunakan supaya para pedagang besar dan pedagang eceran
membeli dalam jumlah yang besar.

4. Beban Angkut  Pembelian

Beban angkut pembelian atau sering disebut Freight in atau Freight


paid merupakan sejumlah nilai yang dibayar oleh pembeli untuk ongkos
pengiriman barang. Akun ini nilainya akan menambah pembelian bruto.

2.7 Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

Persediaan barang dagang awal Rp. xxx

Pembelian    

Beban angkut pembelian Rp. xxx  

Retur pembelian Rp. xxx  

Potongan pembelian (Rp. xxx)  

Jumlah pembelian bersih (Rp. xxx) Rp. xxx

Persediaan barang dagang akhir   (Rp.xxx)

Harga Pokok Penjualan Rp.xxx

Untuk menentukan Harga Pokok Penjulan dapat digunakan juga dengan


rumus seperti berikut :

HPP= Persdiaan awal + Pembelian bersih-Persediaan akhir

Untuk mencari pembelian bersih dapat di cari dengan rumus :

Pembelian bersih = (Pembelian bruto + Beban angkut pembelian)  –


(Retur pembelian + potongan pembelian)

12
2.8 Definisi Anggaran Biaya Operasional

Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka


diperlukan suatu alat yakni anggaran untuk mendukung agar terciptanya
peningkatan pendapatan, maka diperlukan efisiensi yang menyangkut biaya
operasional perusahaan atau organisasi, sehingga dipandang perlu untuk
dibuat anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto (2011), anggaran
biaya operasional bersangkutan dengan aktifitas untuk menghasilkan laba
perusahaan.

Hasil akhir proses penyusunan anggaran operasional adalah laba rugi


yang diproyeksikan pendapat ini dilengkapi oleh  Rudianto yang dikutip
dalam Sorongan (2018) bahwa anggaran biaya operasional adalah semua
rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk
perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi.

Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk


menghindari terjadinya pemborosan biaya, dengan kata lain agar menciptakan
efisiensi biaya. Anggaran biaya operasional dapat mencegah biaya yang
sesungguhnya agar tidak melebihi jumlah yang dianggarkan. Tujuan
anggaran biaya operasional adalah mengarahkan kegiatan perusahaan atau
organisasi yang menyangkut operasi dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan
yang diungkapkan Fauzi (2017) bahwa anggaran biaya operasional adalah
anggaran atau taksiran semua biaya yang dikleuarkan dan pada hakekatnya
dianggap habis dalam masa tahun buku. Pengukuran efisiensi anggaran biaya
operasional, secara sederhana dapat dilakukan dengan mengkalikan realisasi
(output) dengan 100% anggaran (input ).

Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara


tertulis mengenai rencana biaya operasional perusahaan mendatang, guna
mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Penyusunan
anggaran biaya operasional sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan
manfaat bagi kegiatan perusahaan atau organisasi.

13
Menurut Nafarin, yang dikutip dari Anggereni (2009), terdapat tujuan
dan manfaat penyusunan anggaran biaya operasional, yaitu:

1. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai landasan yuridis


formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2. Anggaran biaya operasional dapat memberi batasan atas jumlah
dana yang akan dicari dan digunakan.
3. Dapat merinci sumber dana yang akan dicari.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
5. Penyusunan anggaran biaya operasional dapat menyempurnakan
rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran maka akan
memperjelas dan memberikan secara lebih nyata.
6. Menampung dan menganalisa, serta memutuskan setiap usulan
yang berkaitan dengan keuangan

Pendapat Munandar yang dikutip dari Agustini (2015), bahwa


penyusunan anggaran biaya operasional yang umumnya terjadi pada
perusahaan mencakup anggaran:

1. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting).


2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting).
3. Angaran Biaya Semi-Variabel.

2.9 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Operasional

Penentuan besar kecilnya anggaran biaya operasional akan didasarkan


pada kebijakan manajemen perusahaan. Perusahaan akan
berusaha mengurangi atau menghapuskan beban usaha dimaksudkan untuk
meningkatkan laba operasi pada periode penganggaran. Sebagai contoh,
untuk meningkatkan laba operasional perusahaan dan menunjukan
pengendalian yang baik atas biaya-biaya operasional. (biaya penjualan dan
biaya adminisrasi & umum), manajer perusahaan dapat memotong
pengeluaran untuk layanan pelanggan. Walaupun pengurangan layanan
pelanggan dapat menurunkan penjualan dan memiliki konsekuensi negatif

14
pada reputasi perusahaan serta penjualan masa mendatang.
Dalam penyusunan anggaran beban usaha ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Herlianto (2011c, faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran biaya operasional, sebagai berikut=

Anggaran Penjualan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan,


antara lain:

1. Rencana tentang kualitas dan kuantitas barang yang akan dijual


selama periode mendatang. Walaupun secara tidak langsung
anggaran penjualan mempengaruhi besar kecilnya biaya
penjualan.
Jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan aktifitas-
aktifitas di bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan
mengakibatkan peningkatan biaya penjualan. Sebaliknya, jika
jumlah penjualan yang kecil akan mengurangi aktifitas-aktifitas di
bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan
mengakibatkan penurunan biaya.penjualan.
2. Berbagai standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
yang berkaitan dengan biaya penjualan.
3. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan oleh
perusahaan, khususnya yang dibayarkan kepada karyawan bagian
penjualan.
4. Metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan, khususnya
terhadap aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian penjualan.
5. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk
membagi biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan
(biaya bersama), menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
tempat dimana biaya tersebut terjadi.

15
Anggaran Biaya Administrasi dan umum

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusuanan anggaran


biayaadiministrasi dan umum, antara lain:

1. Jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan aktivitas-


aktivitas dibagian penjualan, yang secara tidak langsung akan
mengakibatkan peningkatan aktivitas bagian administrasi dan
umum, pada akhirnya akan meningkatkan biaya administrasi dan
umum. Sebaliknya, jika jumlah penjualan kecil maka akan
mengurangi aktivitas aktivitas dibagian penjualan, yang secara
tidak langsung akan mengakibatkan penurunan aktivitas bagian
administrasi dan umum, pada akhirnya akan menurunkan pula
biaya bagian administrasi dan umum.
2. Anggaran unit yang diproduksi. Jumlah unit produksi yang besar
akan meningkatkan aktivitas di bagian administrasi dan umum,
yang secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan
aktivitas bagian administrasi dan umum, pada akhirnya akan
meningkatkan biaya administrasi dan umum, begitu pula
sebaliknya.
3. Berbagai standar yang ditetapkan perusahaan berkaitan dengan
biaya bagian administrasi dan umum.
4. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan perusahaan
yang berkaitan dengan biaya administrasi dan umum.
5. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya
terhadap aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian administrasi
dan umum.
6. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk
membagi biaya yang semula merupakan biaya bersama, menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut
terjadi.

16
2.10 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak


jauh berbeda dengan prosedur penyusunan anggaran secara umum dalam
suatu perusahaan, namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran operasional dalam proses
penyusunan anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto, bahwa
prosedur  penyusunan anggaran biaya operasional secara umum, yaitu:

1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang


diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan,
dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program
untuk menentukan tujuan perusahaan.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya
dalam hal biaya operasional, strategi, dan program-program kerja.
4. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi
kegiatan, artinya memilih cara yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan.
5. Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran
untuk dievaluasi.
6. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya
operasional perusahaan.
7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan.

2.11 Definisi Anggaran Laba Rugi

Anggaran laba rugi merupakan rencana laba atau rugi yang akan
diperoleh dari anggaran penjualan, produksi, beban operasional, biaya
produksi yang akan ditanggung perusahaan atau entitas pada satu periode
anggaran.  Secara sederhana, anggaran laba rugi adalah jumlah laba dan atau
rugi yang ingin diperoleh oleh perusahaan.

17
Anggaran laba rugi merupakan salah satu jenis anggaran yang harus
dibuat oleh suatu perusahaan. Adapun anggaran lainnya seperti anggaran
piutang, anggaran kas, anggaran penjualan, dan sebagainya.  Mengapa
perusahaan harus membuat anggaran laba rugi? Dengan membuat anggaran
laba rugi, perusahaan akan mengetahui seberapa besar laba yang diterima atau
rugi yang akan ditanggung sehingga perusahaan dapat membuat rencana
program untuk mengelola keuangannya dengan baik.
Jika perusahaan tidak membuat anggaran laba rugi tentu saja
perusahaan tidak akan mendapatkan informasi laba atau rugi yang diterima,
dan anggaran-anggaran lain yang sudah dibuat oleh perusahaan sebelum
anggaran laba rugi menjadi tidak berguna. Karenanya sangat penting untuk
Anda dapat membuat anggaran laba rugi.
Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan memberikan informasi
kepada pihak manejemen tentang perkiraan laba rugi bersih yang akan di
tanggung oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam penyusuunan anggaran laba rugi dari anggaran-
anggaran yang telah disusun sebelumnya.
Dibawah ini adlah sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam
penyusunan anngaran laba rugi.

1. Anggaran penjualan. menyidiakan informasi tentang perkiran nilai


penjualan dalam satu periode anggaran.
2. Anggaran produksi menyediakan informasi tentang nilai persedian
awal dan akhir barang jadi yang akan digunakan dalam perhitungan
beban pokok penjualan di anggaran laba rugi.
3. Anggaran biaya produksi menyidakan informasi tentang produksi
dalam satu periode anggaran.Biaya produksi barang jadi meliputi biaya
pemakain bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja lansung, dan
biaya overhead produksi. Informasi ini diperlukan untuk menghitung
beban pokok penjualan dalam anggaran laba rugi.
4. Anggaran beban oprasi menyediakan informasi tentang perkiraan
nilai beban penjualan dan adm perusahaan.

18
5. Anggaran pajak penghasilan badan ,tarif pajak penghasilan adan
diperlukan untuk menetukan jumlah beban pajak penghasilan yang
harus ditanggung oleh peusahaan dalam satu periode anggaran.
6. Anggaran kas menyediakan informasi tentang beban
bunga,pendapatan bunga,dan beban piutang tak tertagih.
Anggaran laba rugi perusahaan manufaktur tidak banyak berbeda
dengan anggaran laba rugi untuk perusahaan dagang atau jasa. Perbedaannya
terletak pada penentuan beban pokok penjualan yang sedikit lebih rumit pada
perusahaan manufaktur dibandingkan dengan perusahaan jasa dan dagang.

2.12 Penyusunan Anggaran Laba Rugi

Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan oleh PT. Abadi Raya
untuk menyusun anggaran laba rugi bulan oktober 2008

1. Anggaran produksi bulan oktober 2008 menyajiakan informasi sebagai


berikut
Penjualan (unit) 6.000

Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 1.800

Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 7.800

Dikurang: Persediaan awal barang jadi 1.400

Jumlah Barang jadi yang akan diproduksi 6.400

2. Harga jual barang jadi perunit selama bulan april 2008 diperkirakan
sebesar Rp.100.000
3. Perusahaan menggunakan meode rata-rata dalam menghiung biaya
persediaan dan beban pokok penjualan.
4. Total biaya persediaan barang jadi per 1 Oktober sebesar 84.000.000
5. Biaya produksi selama bulan Oktober diperkirakan 391.800.000
6. Pajak penghasilan di perkirakan sebesar 30%
7. Beban penjualan untuk bulan april di perkirakan sebesar 40.000.000

19
8. Beban umum dan administrasi untuk bulan Oktober diperkirakan
sebesar 25.000.000
9. Beban bunga bulan Oktober diperkirakan sebesar 26.000.000

Langkah-langkah dalam membuat format anggaran laba rugi:

Langkah 1.

Membuat format anggaran laba rugi PT. Abadi Raya

Langkah 2.

Masukkan perkiraan nilai penjualan untuk bulan Oktober kedalam


format anggaran penjualan. Nilai penjualan di peroleh dengan
mengalihkan jumlah barang jadi yang akan diperkirakan akan dijual
selama bulan Oktober dengan harga jual perunit nya 600.000.000
(100.000 x 6.000 unit).

Langkah 3.

Masukkan data-data  yang telah diberikan pada kasus di atas ke dalam


format anggaran laba rugi. Informasi yang telah diberikan adalah biaya
persediaan barang jadi awal, biaya produksi, beban penjualan, beban
adm & umum, serta beban bunga untuk bulan Oktober 2008

Langkah 4.

Hitung nilai persediaan barang jadi, setelah itu hasilnya dimasukkan ke


format anggaran laba rugi.

Berikut perhitungan nilai persediaan akhir barang jadi dengan


menggunakan asumsin arus biaya rata-rata.

Unit Biaya(Rp)

Produksi bulan oktober 6.400 unit 391.800.000

Persediaan barang jadi awal 1.400 unit 84.000.000

Persediaan barang jadi tersedia 7.800 unit 475.800.000


dijual

20
Biaya rata-rata persediaan untuk dijual sebesar 61.000 ( 475.800.000 :
7.800 unit). Adapun biaya persediaan akhir barang jadi adalah
109.800.000 ( 61.000 x 1.800 unit ).

Langkah 5.

Hitunglah beban pokok penjualan, laba kotor, laba operasi, pendapatan,


beban lain-lain, dan laba sebelum pajak penghasilan, perhatikan operasi
penambahan atau pengurangan untuk memperoleh informasi-informasi
di atas.

Langkah 6.

Hitunglah perkiraan beban pajak penghasilan yang di peroleh dengan


mengalikan laba sebelum pajak penghasilan dengan tariff pajak
penghasilan badan. Perkiraan pajak penghasilan badan adalah
42.900.000 ( 143.000.000 x 30% ).

Langkah 7.

Selesaikan penyusunan anggaran laba rugi dengan menghitung laba


bersih yang di anggarkan dengan mengurangkan laba sebelum pajak
penghasilan dengan perkiraan beban pajak penghasilan.

PT. Abady Raya

Anggaran Laba Rugi

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Oktober 2008

Penjualan 600.000.000

Beban pokok penjualan

Saldo awal persediaan barang jadi 84.000.000

Biaya produksi 391.800.000

Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 475.800.000

Dikurangi:persediaan akhir barang jadi 109.800.000

Beban pokok penjualan 366.000.000

21
Laba kotor yang dianggarkan 234.000.000

Beban operasi

Beban penjualan 40.000.000

Beban administrasi 25.000.000 65.000.000

Laba operasi yang di anggarkan 169.000.000

Pendapatan dan beban lain-lain

Beban bunga 26.000.000 26.000.000

Laba sebelum pajak penghasilan 143.000.000

Perkiraan beban pajak penghasilan 42.900.000

Laba bersih yang di anggarkan 100.100.000

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan
dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk
selesai yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.

Harga pokok penjualan dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah


salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian
manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Harga
Pokok Penjualan (cost of goods sold) merupakan  harga pokok dari barang-
barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.

Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka


diperlukan suatu alat yakni anggaran untuk mendukung agar terciptanya
peningkatan pendapatan, maka diperlukan efisiensi yang menyangkut biaya
operasional perusahaan atau organisasi, sehingga dipandang perlu untuk
dibuat anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto (2011), anggaran
biaya operasional bersangkutan dengan aktifitas untuk menghasilkan laba
perusahaan.

Anggaran laba rugi merupakan rencana laba atau rugi yang akan
diperoleh dari anggaran penjualan, produksi, beban operasional, biaya
produksi yang akan ditanggung perusahaan atau entitas pada satu periode
anggaran.  Secara sederhana, anggaran laba rugi adalah jumlah laba dan atau
rugi yang ingin diperoleh oleh perusahaan.

3.2 Saran

Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah


ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anggaran Bisnis. Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Drs


Gunawan Adisaputro,M.B.A dan Yunita Anggaraini, S.E., M.Si.

24

Anda mungkin juga menyukai