1. Operasi Persekutuan
Operasi persekutuan pada umumnya sama dengan operasi dari organisasi bisnis
lainnya. Untuk biaya yang sifatnya pribadi dari seorang sekutu, harus dipisahkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi persekutuan. Bila ada sekutu yang
melakukan pembayaran biaya yang sifatnya untuk kepentingan pribadi dengan
menggunakan aset persekutuan maka pembayaran ini akan dibebankan kepada akun
modal dari sekutu yang bersangkutan.
Sebagai contoh, pada tahun 2010 A dan B setuju untuk membentuk persekutuan, dan
sepakat menjalankannya dengan rasio pembagian laba sebesar 70:30. Data yang
berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Laporan Modal Persekutuan A dan B
untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010
31 Modal A
Modal B
Pengambilan A Rp 20.000.000
Pengambilan B Rp 20.000.000
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
(Utk menutup akun
pengambilan sekutu ke
modalnya masing-
masing)
Dari laporan modal persekutuan di atas, dapat dilihat perubahan jumlah modal
masing-masing sekutu serta pembagian laba bersih persekutuan berdasarkan rasio
kesepakatan awal. Harus diingat bahwa akun pengambilan sekutu harus dilakukan
penutupan tiap akhir tahun. Jurnalnya sebagai berikut.
Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat perjanjian
atau kondisi tertentu. Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai koordinator atau
manajer dari persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai manajer dari
persekutuan tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya. Atau seorang
sekutu berinvestasi dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan sekutu yang lainnya,
pada
perjanjian awal biasanya mereka meminta bunga atas investasinya yang lebih tersebut, di
luar pembagian laba yang menjadi haknya. Seorang sekutu yang bertindak sebagai
manajer dari persekutuan biasanya lebih menghabiskan waktunya untuk mengelola
persekutuan dibandingkan dengan sekutu yang lainnya. Jadi, sangat wajar bila sekutu
tersebut menerima gaji sebagai kompensasinya dalam mengelola persekutuan. Biasanya
sekutu yang bekerja mengelola persekutuan disebut dengan sekutu aktif, dan sekutu yang
hanya menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat langsung dalam operasi persekutuan
disebut sekutu pasif. Sekutu aktif ini yang biasanya akan mendapatkan gaji atau bonus
sebagai kompensasi dalam pengelolaan persekutuan. Untuk lebih jelasnya lihat ilustrasi
sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa pembagian laba dilakukan setelah adanya
pembagian gaji untuk sekutu aktif. Jurnal untuk mencatat pembagian laba di atas ke
masing-masing sekutu adalah:
Ikhtisar Laba
Des 31 Rugi Rp 50.000.000
Modal A Rp 20.000.000
Modal B Rp 20.000.000
Modal C Rp 10.000.000
Utk mencatat alokasi laba thn
2010
Dalam perhitungan laba bersih persekutuan di atas, tampak bahwa gaji untuk sekutu
aktif tidak dibiayakan, tetapi akan mengurangi laba bersih. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan jumlah pembagian yang adil bagi sekutu aktif yang telah meluangkan
waktunya untuk mengelola persekutuan, tetapi bila ingin membandingkan kinerja
persekutuan dengan kinerja organisasi bisnis lainnya, sebaiknya laba bersih persekutuan
dihitung setelah dikurangi gaji untuk sekutu aktif. Begitu juga bila ingin membandingkan
kesuksesan bisnis persekutuan dengan organisasi bisnis lainnya.
Tabel 1.4
Perhitungan Rata-Rata Tertimbang Modal (dlm satuan ribu)
Investasi Rata-rata tertimbang
Rata-rata tertimbang Investasi modal A
80.000 x 4 bulan (1 Jan-1Mei) Rp 320.000
88.000 x 5 bulan (1 Mei-1Okt) Rp 440.000
100.000 x 3 bulan (1 Okt-31Des) Rp 300.000
Rp 1.060.000
Rata-rata tertimbang Investasi modal A Rp 88.333
(1.060.000 : 12 bln)
Pada tahun 2010, persekutuan A dan B mendapatkan laba sebesar Rp200 juta.
Berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang investasi modal maka pembagian
laba persekutuan adalah
A B Total
Laba Bersih Rp 200.000
Gaji Rp (40.000) Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 40.000
Rp 160.000
Bunga
88.333 x 5% (4416.65) 4416.65
64.333 x 5% (3216.65) 3216.65
Sisa untuk dibagi 152366.7
Dibagi berdasarkan
rasio modal (152366.7) 88159.83 64206.87 152366.7
Alokasi Laba bersih 112576.48 87423.52 Rp 200.000
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 1-5 dapat dilihat bahwa untuk melakukan
penghitungan alokasi laba bersih, terlebih dahulu melakukan alokasi gaji dan bunga
untuk masing-masing sekutu. Pembagian gaji pada sekutu adalah berdasarkan
kesepakatan, dan pembagian bunga serta laba bersih didasarkan pada jumlah rata-rata
tertimbang saldo modal dari masing-masing sekutu.
2. Perubahan Kepemilikan Persekutuan
Seorang sekutu berhak untuk keluar atau berhenti dari persekutuan pada saat kapan
pun. Penghentian adalah perubahan hubungan yang disebabkan oleh berhentinya seorang
sekutu dari persekutuan. Hal ini dapat berakibat pada dibelinya kepemilikan sekutu yang
berhenti oleh sekutu yang masih ada atau dibubarkannya persekutuan. Selanjutnya,
setelah adanya penghentian sekutu lama, masalah yang timbul adalah apakah aset dari
persekutuan harus di revaluasi ulang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
penghentian legal telah menghentikan persekutuan yang lama maka seluruh aset yang
dipindahkan ke persekutuan baru seharusnya di revaluasi kembali. Pendapat lainnya
mengatakan bahwa perubahan pada kepemilikan persekutuan tidak seperti perubahan
pada pemegang saham perusahaan, dan penjualan kepemilikan secara privat tidak
memberikan basis untuk melakukan revaluasi entitas bisnis. Pendekatan revaluasi
biasanya disebut dengan prosedur goodwill, sedangkan pendekatan nonevaluasi disebut
prosedur bonus.
a) Pemberian Kepemilikan ke Pihak Ketiga
Pada saat ada sekutu yang menjual kepemilikannya pada persekutuan ke pihak
ketiga, tidak berarti terjadi pembubaran persekutuan. Karena transaksi ini tidak
berubah hubungan antar sekutu, tetapi hanya memberikan hak kepemilikan
persekutuan, agar di kemudian hari pihak ketiga tersebut akan mendapatkan hak
pembagian laba pada akhir periode, serta hasil likuidasi aset bila kelak persekutuan
dilikuidasi. Pihak ketiga yang membeli kepemilikan salah satu sekutu tidak
bertindak sebagai sekutu di dalam persekutuan, tetapi hanya menerima bagian laba
atau rugi berdasarkan pembelian kepemilikannya. Sebagai contoh, di dalam
persekutuan, A memiliki modal sebesar Rp100 juta. Kemudian, modalnya tersebut
dibeli oleh pihak ketiga, yaitu B sebesar 40%. Jurnal transaksi ini adalah:
Modal A Rp 40.000.000
Modal B Rp 40.000.000
b) Pembelian Kepemilikan dari Sekutu Lama
Seorang sekutu baru dapat dimasukkan ke dalam persekutuan dengan dua cara,
yaitu membeli kepemilikan dari sekutu lama dan dengan menginvestasikan uang atau
aset lainnya ke dalam persekutuan. Pertama, kita akan membahas pembelian
kepemilikan dari sekutu lama. Dengan melakukan pembelian kepemilikan pada
sekutu lama maka persekutuan lama dibubarkan, pembukuan ditutup, dan
membentuk persekutuan baru dengan perjanjian persekutuan yang baru pula. Contoh,
A dan B memiliki persekutuan dengan modal masing-masing Rp100 juta dengan
perjanjian pembagian laba sama besar. Setelah persekutuan berjalan, teman B
bernama C memutuskan untuk bergabung dengan persekutuan dengan membeli
kepemilikan B pada persekutuan sebesar 30%. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah:
Modal B Rp 30.000.000
Modal C Rp 30.000.000
Utk mencatat masuknya
Udin ke dlm persekutuan
dg membeli kepemilikan B
Dari jurnal di atas maka saldo modal A adalah sebesar Rp90 juta dan saldo modal
B sebesar Rp110 juta. Selanjutnya, bila A dan B memutuskan untuk mentransfer
jumlah modal yang sama kepada C maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah
Modal A Rp 40.000.000
Modal B Rp 40.000.000
Modal C Rp 80.000.000
Jumlah modal yang ditransfer sekutu lama untuk sekutu baru, tidaklah harus
berjumlah sama, tetapi dapat juga didasarkan pada kesepakatan tertentu. Akan tetapi,
dalam contoh ini jumlah modal yang ditransferkan oleh sekutu lama ke sekutu baru
adalah sama.
2. Pendekatan Bonus
Bila persekutuan memutuskan untuk tidak melakukan revaluasi terhadap aset
baru sekutu maka nilai total aset persekutuan tetap sebesar Rp180 juta. Kemudian,
diputuskan untuk mentransfer jumlah modal yang sama dari sekutu baru ke sekutu
lama maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Modal A Rp 6.000.000
Modal B Rp 6.000.000
Modal C Rp 72.000.000
*180jtx40%
Sama seperti contoh pendekatan goodwill, jumlah modal yang ditransfer sekutu
lama untuk sekutu baru, tidaklah harus berjumlah sama, tetapi dapat juga didasarkan
pada kesepakatan tertentu. Akan tetapi, dalam contoh ini jumlah modal yang
ditransferkan oleh sekutu lama ke sekutu baru adalah sama.
Contoh Soal Operasi dan Pembentukan Persekutuan
1. Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ani, Budi, dan Citra
Komposisi modal mereka pada akhir tahun adalah:
Modal Ani Rp 7.000.000
Modal Budi Rp 5.000.000
Modal Citra Rp 3.000.000
Total Modal Rp 15.000.000
Persektuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp 24.000.000
Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing – masing sekutu dan bagaimana jurnal
penutupnya?
Penyelesaian:
Modal Ani = (Rp 7.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 11.200.000
Modal Budi = (Rp 5.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 8.000.000
Modal Citra = (Rp 3.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 4.800.000
Jurnal Penutup:
Ikhtisar Laba Rugi Rp 24.000.000
Modal Ani Rp 11.200.000
Modal Budi Rp 8.000.000
Modal Citra Rp 4.800.000
2. Sinta dan Jojo mendirikan sebuah persekutuan dengan modal yang berasal dari investasi
Sinta sebesar Rp 9.000.000 sedangkan Jojo sebesar Rp 6.000.000. Sinta bekerja untuk
persekutuan secara penuh dan memperoleh gaji yang lebih tinggi. Perjanjian laba yang
telah ditentukan oleh kedua sekutu adalah:
a. Rp 10.000.000 pertama dari laba bersih persekutuan akan dibagi sesuai dengan
investasi masing – masing.
b. Rp 12.000.000 berikutnya dibagikan berdasarkan waktu bekerja dimana Sinta hanya
menerima Rp 4.800.000 dan Jojo yang memiliki waktu kerja yang lebih banyak
menerima sebesar Rp 7.200.000.
c. Apabila masih ada jumlah laba yang tersisa maka jumlah tersebut dibagi dua secara
merata.
d. Laba bersih persekutuan pada tahun pertama sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah laba yang akan diperoleh masing – masing sekutu dan bagaimana
pencatatannya?
Penyelesaian:
Sinta Jojo
Total Laba Bersih
Pembagian Laba Rp 10.000.000 pertama
berdasarkan investasi sekutu:
Sinta (Rp 9.000.000 /
Rp 15.000.000) Rp 6,000,000.00
x Rp 10.000.000
Jojo (Rp 6.000.000 / Rp
15.000.000) Rp 4,000,000.00
x Rp 10.000.000
Total
Sisa Laba bersih yang harus dibagikan
Pembagian laba Rp 12.000.000 berikutnya
berdasarkan waktu kerja sekutu:
Sinta Rp 4,800,000.00
Jojo Rp 7,200,000.00
Total
Sisa Laba bersih
yang harus
dibagikan
Ssa Laba Bersih
dibagi 2 secara
merata
Sinta (Rp 6.000.000 / 2) Rp 3,000,000.00
Jojo (Rp 6.000.000 / 2) Rp 3,000,000.00
Total
Sisa Laba Bersih
Laba Bersih
Masing - Masing
Sekutu Rp 13,800,000.00 Rp 14,200,000.00
3. Pada bulan Januari 2014, Agus dan Badrun sepakat untuk melakukan usaha bersama
dengan membentuk persekutuan. Investasi awal yang akan dilakukan oleh Agus dan
Badrun akan dicatat pada akun modal. Agus dan Badrun sepakat untuk mengeluarkan
modal awal dalam bentuk kas sebesar Rp800.000. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah :
TANGGAL KETERANGAN D K
01/01/14
Modal Agus 800.000
Modal Badrun 800.000
Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan penyetoran modal
dalam bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya. Untuk mencatat penyetoran aset
selain kas sebagai modal awal persekutuan, akan menggunakan nilai wajar aset tersebut.
Contohnya sebagai berikut : Agus dan Badrun sepakat untuk membentuk suatu
persekutuan, tetapi setoran awal modal tidak dalam bentuk kas melainkan dalam bentuk
aset. Berikut penjabaran masing-masing aset yang disetorkan sebagai investasi awal.
Aset yag disetorkan Agus :
Nilai Buku Nilai Wajar
Tanah 100.000.000 150.000.000
Bangunan 90.000.000 85.000.000
Kendaraan 20.000.000 25.000.000
Total 210.000.000 260.000.000
2. Metode Goodwill
Bila menggunakan pendekatan goodwill, untuk menghitung nilai goodwill menggunakan
nilai total persekutuan berdasarkan kepemilikan modal yang lebih besar, dalam contoh ini
adalah modalnya Agus.
Total nilai persekutuan = Rp260.000.000 : 50% = Rp520.000.000
sehingga untuk menciptakan jumlah modal yang sama yaitu Rp260.000.000 maka akan
dicatat goodwill sebesar Rp10.000.000 sebagai penambah modal Badrun. Jurnal untuk
mencatat transaksi ini sebagai berikut :
Goodwill 10.000.000
Modal Badrun 10.000.000
(untuk membangun kesamaan jumlah modal awal dengan mencatat goodwill sebesar Rp10
juta kepada Badrun)
b) Metode Goodwill
Revaluasi modal Citata (50% : Rp350.000.000) = Rp700.000.000
Modal sekutu lama (Rp260.000.000 + Rp250.000.000) = Rp510.000.000
Goodwill = Rp190.000.000
Dibagi sama rata ke sekutu lama (Agus dan Badrun)(Rp190.000.000 : 2) =Rp 95.000.000
Maka jurnal atas transaksi diatas adalah sebagai berikut :
Goodwill 190.000.000
(Rp260.000.000 -
Modal Agus 165.000.000 Rp95.000.000
Modal (Rp250.000.000 -
Badrun 155.000.000 Rp95.000.000
1. Pada tanggal 02 Januari 2015 Al, El dan Dul sepakat mendirikan persekutuan dengan
nama ”LUCKY”. Setoran masing-masing dalam bentuk uang tunai adalah Al Rp
40.000.000, El Rp50.000.000 dan Dul Rp 30.000.000. Buat jurnal yang diperlukan
masing-masing dengan menggunakan metode bonus dan metode goodwill!
a. Apabila modal masing-masing sekutu diakui sama.
b. Apabila modal diakui Rp 150.000.000
2. Bapak Udin & Adin mendirikan usaha dengan nama “PT.MAJU TERUS”. Masing-
masing menyetorkan modal: Udin berupa uang tunai (Kas) Rp 250.000.000.- dan Adin
berupa Gedung, Tanah dan Truk dengan nilai Rp 325.000.000,-; Rp 150.000.000,- dan Rp
125.000.000,-.
Dari informasi ini Saudara diminta:
a. menyusun bagaimana cara mengakui setoran modal awal pendirian persekutuan
tersebut apabila menggunakan metode bonus dan metode goodwill?
b. buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca awal atas setoran perdirian persekutuan
tersebut!
3. Pada awal tahun 2017 Beta dan Beti sepakat mendirikan Persekutuan “PT.OKE
BANGET”. Beta sudah mempunyai perusahaan perseorangan “SUMBER MAKMUR”
yang bergerak di bidang servis dan perawatan kendaraan bermotor dan akan menggunakan
aktiva bersih perusahaan perseorangan tersebut sebagai setoran modal. Sedangkan Beti
akan menyetor modal berupa kas sebesar Rp 400.000.000,- untuk mendirikan persekutuan
baru. Neraca perusahaan perseorangan Beta pada saat itu sebagai berikut:
Perusahaan Jasa “SUMBER MAKMUR”
(dalam Rp)
Aktiva:
Kas
50,000,000
Piutang Dagang
45,000,000
Tanah
65,000,000
Gedung 40,000,000
Akumulasi Penyusutan 20,000,000
20,000,000
Mebel dan Peralatan 35,000,000
Akumulasi Penyusutan 10,000,000
25,000,000
Total Aktiva 250,500,000
Pasiva:
Utang Bank
85,500,000
Modal Beta
165,000,000
Total Pasiva 250,500,000
Dalam hubungannya dengan setoran Beta tersebut telah disepakati adanya penyesuaian
sebagai berikut :
a. Atas transaksi tersebut diatas buatlah Neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan
dengan metode pembukuan lama (metode pembukuan melanjutkan pencatatan persekutan
lama)?
b. Atas transaksi tersebut diatas buatlah neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan
dengan metode pembukuan baru?
Latihan Soal
Jawab :
a). Jurnal untuk Setoran Modal ke Fa. GATRA dalam Rp
Kas …………….. 440.000.000,-
Modal Artha …… 240.000.000,-
Modal Graha …… 200.000.000,-
Bila dalam pendirian persekutuan tidak ada ketentuan proporsi pengakuan modal di dalam
perjanjian, maka proporsi pengakuan modal dengan metode bonus besarnya dibagi rata
(dibagi sama besar). Dengan demikian penyelesaian soal A.1 adalah:
Masing-masing modal diakui sebesar Rp 220.000.000,- (440.000.000 ÷ 2) oleh karena
pengakuan modal dalam Fa. GATRA dengan menggunakan metode Bonus maka
perhitungannya seperti berikut:
b). Pengakuan Modal dengan Metode Bonus
Goodwill 40.000.000,-
Modal Graha 40.000.000,-
Aktiva Pasiva
Kas 440.000.000,- Modal
Artha 240.000.000,-
Goodwill 40.000.000,- Modal
Graha 240.000.000,-
Jumlah 480.000.000,- Jumlah
480.000.000,-
Jawab :
a). Jurnal untuk mencatat setoran Modal Upin dan Ipin ke PT MAKMUR adalah (Rp)
Kas 150.000.000,-
Gedung 225.000.000,-
Tanah 160.000.000,-
Truk 175.000.000,-
Modal Upin 150.000.000,-
Modal Ipin 560.000.000,-
Neraca awal atas setoran modal Upin dan Ipin : (metode bonus)
Neraca PT. “MAKMUR ”
Aktiva Pasiva
Kas 710.000.000,- Modal Upin 355.000.000,-
Modal Ipin 355.000.000,-
Total Aktiva 710.000.000,- Total Pasiva 710.000.000,-
Goodwill 410.000.000,-
Modal Upin 410.000.000,-
Aktiva Pasiva
Kas 710.000.000,- Modal Upin 560.000.000,-
Goodwill 410.000.000,- Modal Ipin 560.000.000,-
Di dalam suatu persekutuan, pasti ada perjanjian pembagian laba yang diperoleh untuk
masing-masing sekutu dengan jumlah tertentu. Biasanya pada awal pembentukan
persekutuan sudah disepakati jumlah pembagian laba untuk masing-masing sekutu. Pada
praktiknya, jumlah pembagian laba didasarkan pada rasio tertentu, biasanya rasio
kepemilikan modal, seperti contoh sebelumnya pada persekutuan Clara dan Pipit, rasio
pembagian labanya adalah sebesar 70:30. Begitu juga bila persekutuan mengalami
kerugian maka kerugian tersebut akan dialokasikan ke saldo modal masingmasing sekutu
berdasarkan rasio yang telah disepakati.
Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat perjanjian atau
kondisi tertentu. Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai koordinator atau manajer
dari persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai manajer dari persekutuan tersebut,
di luar pembagian laba yang menjadi haknya. Atau seorang sekutu berinvestasi dengan
jumlah yang lebih besar dibandingkan sekutu yang lainnya, pada perjanjian awal biasanya
mereka meminta bunga atas investasinya yang lebih tersebut, di luar pembagian laba yang
menjadi haknya. Seorang sekutu yang bertindak sebagai manajer dari persekutuan biasanya
lebih menghabiskan waktunya untuk mengelola persekutuan dibandingkan dengan sekutu
yang lainnya.
Jadi, sangat wajar bila sekutu tersebut menerima gaji sebagai kompensasinya dalam
mengelola persekutuan. Biasanya sekutu yang bekerja mengelola persekutuan disebut
dengan sekutu aktif, dan sekutu yang hanya menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat
langsung dalam operasi persekutuan disebut sekutu pasif. Sekutu aktif ini yang biasanya
akan mendapatkan gaji atau bonus sebagai kompensasi dalam pengelolaan persekutuan.
Untuk lebih jelasnya maka kita akan melihat ilustrasinya sebagai berikut.
Faikar, Udin, dan Dias sepakat untuk membuat persekutuan, manakala Faikar dan Udin
merupakan sekutu yang secara langsung mengelola persekutuan tersebut (sekutu aktif).
Dias hanya bertindak sebagai sekutu pasif. Di dalam perjanjian, pembagian laba dan rugi
akan dilakukan secara merata, setelah dilakukannya pembagian gaji. Udin dan Faikar akan
menerima gaji masing-masing sebesar Rp10 juta. Pada tahun 2010, persekutuan
mendapatkan laba sebesar Rp50 juta maka pembagian laba tersebut harus didahului oleh
pemberian gaji untuk sekutu aktif terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya akan diilustrasikan
pada tabel.
Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa pembagian laba dilakukan setelah adanya
pembagian gaji untuk sekutu aktif. Jurnal untuk mencatat pembagian laba di atas ke
masing-masing sekutu adalah:
Berdasarkan skedul pada Tabel 1.3, terjadi pengurangan modal terhadap modal Dias
karena terdapat alokasi kerugian sebesar Rp1 juta. Hal ini terjadi karena laba yang
diperoleh tidak mampu menutupi gaji untuk sekutu aktif.
Jurnal untuk mencatat alokasi laba dan rugi ini adalah Jurnal untuk mencatat pembagian
laba di atas ke masing-masing sekutu adalah
Dalam perhitungan laba bersih persekutuan di atas, tampak bahwa gaji untuk sekutu aktif
tidak dibiayakan, tetapi akan mengurangi laba bersih. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan jumlah pembagian yang adil bagi sekutu aktif yang telah meluangkan
waktunya untuk mengelola persekutuan, tetapi bila ingin membandingkan kinerja
persekutuan dengan kinerja organisasi bisnis lainnya, sebaiknya laba bersih persekutuan
dihitung setelah dikurangi gaji untuk sekutu aktif. Begitu juga bila ingin membandingkan
kesuksesan bisnis persekutuan dengan organisasi bisnis lainnya.
Latihan soal
Setoran Bowo :
Uang tunai (kas) sebesar Rp.10.000.000,. dan peralatan komputer dengan harga perolehan
Rp.1.500.000,. dan nilai pasar Rp. 2.000.000,.
Setoran Paijo :
Uang tunai (kas) sebesar Rp.5.000.000 , perangkat lunak komputer dengan harga perolehan
Rp.15.000.000 dan nilai pasar Rp.10.000.000 serta hutang dagang sebesar Rp.1.000.000 .
Setoran Sukirman :
Bangunan toko seharga Rp. 25.000.000 dan piutang dagang Rp. 5.000.000
Maka pencatatan untuk setoran investasi masing-masing sekutu tersebut adalah :
Bowo Paijo Sukirman
Kas 10.000.000 Kas 5.000.000 Banngunan Toko 25.000.000
Peralatan Peralatan
Komputer 1.500.000 Komputer 15.000.000 Piutang Dagang 5.000.000
Modal Hutang
Bowo 11.500.000 Dagang 1.000.000 Modal Sukirman 30.000.000
Modal paijo 19000000
Aktiva Kewajiban
Kas 15.000.000 Utang Dagang 1.000.000
Piutang Dagang 5.000.000
Peralatan 1.500.000 Modal Bowo 11.500.000
computer
Perangkat Lunak 15.000.000 Modal Paijo 19.000.000
Bangunan Toko 25.000.000 Modal Sukirman 30.000.000
Total Aktiva 61.500.000 Total Utang & 61.500.000
Modal
Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ana, Julia dan Rosy. Komposisi modal
mereka pada akhir tahun adalah sebagai berikut :
Modal Ana Rp. 10.000.000,00
Modal Julia Rp. 8.000.000,00
Modal Rosy Rp. 12.000.000,00
Total Modal Rp.30.000.000,00
Persekutuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp.25.000.000,00.
Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing-masing sekutu dan bagaimana jurnal
penutupnya ?
Penyelesaian :
Modal Ana : (10.00.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00 = Rp.8.400.000,00
Modal Julia : (8.000.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00= Rp. 6.700.000,00
Modal Rosy : (12.000.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00= Rp. 10.000.000,00
Jurnal Penutup :
Ikhtisar laba rugi Rp 25.000.000,00
Modal Ana Rp 8.400.000,00
Modal Julia Rp 6.700.000,00
Modal Rosy Rp 10.000.000,00
3. SOAL MASUKNYA PERSEKUTUAN BARU
Persekutuan KOKI
Neraca, per 31 Desember 2008
Tuan Dio, ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan investasi sebesar 30% dari
modal persekutuan yang lama dan memberikan bonus sebesar 15% dari modal yang lama.
Pembagian laba rugi seperti soal di atas dari data tersebut maka :
Jawab:
Modal Anto = 2.500.000
Modal Bona = 2.750.000
Modal Coki = 3.000.000
8.250.000
Jurnalnya:
Kas 3.712.500 (1.237.500 + 2.475.000)
Modal Anto 495.000
Modal Bona 309.375
Modal Coki 433.125
Modal Dio 2.475.000