Anda di halaman 1dari 29

OPERASI DAN PERUBAHAN KEPEMILIKAN PERSEKUTUAN

1. Operasi Persekutuan

Operasi persekutuan pada umumnya sama dengan operasi dari organisasi bisnis
lainnya. Untuk biaya yang sifatnya pribadi dari seorang sekutu, harus dipisahkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi persekutuan. Bila ada sekutu yang
melakukan pembayaran biaya yang sifatnya untuk kepentingan pribadi dengan
menggunakan aset persekutuan maka pembayaran ini akan dibebankan kepada akun
modal dari sekutu yang bersangkutan.

Sebagai contoh, pada tahun 2010 A dan B setuju untuk membentuk persekutuan, dan
sepakat menjalankannya dengan rasio pembagian laba sebesar 70:30. Data yang
berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut:

1. Laba persekutuan tahun 2010 100 juta.


2. Modal A, 1 Januari 2010 150 juta.
3. Tambahan investasi A tahun 2010 10 juta.
4. Prive A 20 juta.
5. Modal B 1 Januari 2010 100 juta.
6. Pengambilan B 20 juta.
7. Penarikan Modal (withdrawals) B 2010 5 juta.

Berdasarkan informasi yang berkaitan dengan persekutuan di atas, dibuatlah laporan


modal persekutuan dengan format sebagai berikut.

Tabel 1.2
Laporan Modal Persekutuan A dan B
untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010

A (70%) B (30%) Total


Saldo modal pada 1 Januari
2010 Rp 150.000.000 Rp 100.000.000 Rp 250.000.000
(+) investasi tambahan Rp 10.000.000 Rp - Rp 10.000.000
(-) Prive Rp - Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
(-) Pengambilan Modal Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 40.000.000
Jumlah bersih kontribusi Rp 140.000.000 Rp 75.000.000 Rp 215.000.000
modal
(+) Laba bersih Rp 70.000.000 Rp 30.000 Rp 100.000.000
Saldo Modal 31 Desember
2010 Rp 210.000.000 Rp 105.000 Rp 315.000.000

Des 31 Ikhtisar Laba Rugi Rp 100.000.000


Rp
Modal A 70.000.000
Rp
Modal B 30.000.000
(Utk mencatat
pembagian laba bersih
ke A dan B)

31 Modal A
Modal B
Pengambilan A Rp 20.000.000
Pengambilan B Rp 20.000.000
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
(Utk menutup akun
pengambilan sekutu ke
modalnya masing-
masing)

Dari laporan modal persekutuan di atas, dapat dilihat perubahan jumlah modal
masing-masing sekutu serta pembagian laba bersih persekutuan berdasarkan rasio
kesepakatan awal. Harus diingat bahwa akun pengambilan sekutu harus dilakukan
penutupan tiap akhir tahun. Jurnalnya sebagai berikut.

a. Perjanjian Pembagian Laba dan Rugi

Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat perjanjian
atau kondisi tertentu. Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai koordinator atau
manajer dari persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai manajer dari
persekutuan tersebut, di luar pembagian laba yang menjadi haknya. Atau seorang
sekutu berinvestasi dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan sekutu yang lainnya,
pada
perjanjian awal biasanya mereka meminta bunga atas investasinya yang lebih tersebut, di
luar pembagian laba yang menjadi haknya. Seorang sekutu yang bertindak sebagai
manajer dari persekutuan biasanya lebih menghabiskan waktunya untuk mengelola
persekutuan dibandingkan dengan sekutu yang lainnya. Jadi, sangat wajar bila sekutu
tersebut menerima gaji sebagai kompensasinya dalam mengelola persekutuan. Biasanya
sekutu yang bekerja mengelola persekutuan disebut dengan sekutu aktif, dan sekutu yang
hanya menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat langsung dalam operasi persekutuan
disebut sekutu pasif. Sekutu aktif ini yang biasanya akan mendapatkan gaji atau bonus
sebagai kompensasi dalam pengelolaan persekutuan. Untuk lebih jelasnya lihat ilustrasi
sebagai berikut:

A, B, dan C sepakat untuk membuat persekutuan, manakala A dan B merupakan


sekutu yang secara langsung mengelola persekutuan tersebut (sekutu aktif). C hanya
bertindak sebagai sekutu pasif. Di dalam perjanjian, pembagian laba dan rugi akan
dilakukan secara merata, setelah dilakukannya pembagian gaji. A dan B akan menerima
gaji masing-masing sebesar Rp10 juta. Pada tahun 2010, persekutuan mendapatkan laba
sebesar Rp50 juta maka pembagian laba tersebut harus didahului oleh pemberian gaji
untuk sekutu aktif terlebih dahulu.

Tabel 1.3 Skedul Alokasi Laba (dalam ribuan)


Per 31 Desember 2010

Faikar Udin Dias Total


Laba Bersih Rp 50.000
Gaji Rp (20.000) Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 20.000
Sisa utk dibagi Rp 30.000
Pembagian
secara merata Rp (30.000) Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 30.000
Sisa utk dibagi Rp -
Alokasi laba
bersih Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 50.000

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa pembagian laba dilakukan setelah adanya
pembagian gaji untuk sekutu aktif. Jurnal untuk mencatat pembagian laba di atas ke
masing-masing sekutu adalah:

Ikhtisar Laba
Des 31 Rugi Rp 50.000.000
Modal A Rp 20.000.000
Modal B Rp 20.000.000
Modal C Rp 10.000.000
Utk mencatat alokasi laba thn
2010

Dalam perhitungan laba bersih persekutuan di atas, tampak bahwa gaji untuk sekutu
aktif tidak dibiayakan, tetapi akan mengurangi laba bersih. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan jumlah pembagian yang adil bagi sekutu aktif yang telah meluangkan
waktunya untuk mengelola persekutuan, tetapi bila ingin membandingkan kinerja
persekutuan dengan kinerja organisasi bisnis lainnya, sebaiknya laba bersih persekutuan
dihitung setelah dikurangi gaji untuk sekutu aktif. Begitu juga bila ingin membandingkan
kesuksesan bisnis persekutuan dengan organisasi bisnis lainnya.

b. Modal sebagai Basis Pembagian Laba

Terkadang pada persekutuan, jumlah modal dari masing-masing sekutu dijadikan


sebagai basis untuk pembagian laba dan rugi. Dapat berdasarkan jumlah modal awal,
jumlah modal akhir, atau jumlah saldo modal rata-rata. Dasar yang dirasa paling cocok
sebagai dasar pembagian laba dan rugi adalah jumlah rata-rata modal karena bobot modal
yang dimiliki oleh sekutu dalam satu periode dijadikan basis sebagai pembagian laba.
Bila menggunakan modal awal, dirasa kurang adil bila ada sekutunya yang
menambahkan investasi pada periode berjalan, dan tambahan investasi tersebut tidak
mendapatkan kompensasi apapun. Begitu juga bila menggunakan modal akhir, tidak ada
penalti yang diberikan bila sekutu yang melakukan penarikan modal ataupun kompensasi
bila melakukan investasi tambahan. Jadi, dasar yang paling adil untuk pembagian laba
rugi persekutuan adalah dengan jumlah rata-rata berbobot modal pada satu periode.
Untuk lebih memahaminya akan diilustrasikan dalam sebuah contoh. Pada awal tahun
2010, A dan B sepakat untuk membentuk persekutuan dengan setoran modal awal
masing-masing sebesar Rp80 juta kas. Rangkuman transaksi yang terjadi selama tahun
2010 sebagai berikut.

Transaksi yang dilakukan A:

a. Saldo modal 1Januari 2010 Rp 80 juta


b. Investasi pada 1 Mei 8 juta
c. Investasi pada 1 Oktober 12 juta
d. Saldo modal 31 Desember 2010 Rp100

juta Transaksi yang dilakukan oleh B:

a. Saldo modal 1 Januari 2010 Rp 80 juta


b. Penarikan (withdrawals) modal 1 Juni ( 20 juta)
c. Penarikan pada 1 Oktober ( 16 juta)
d. Investasi tambahan pada 31 Desember 32 juta
e. Saldo modal 31 Desember 2010 Rp 76 juta

Setelah diketahui transaksi di atas, kemudian dilakukan perhitungan jumlah rata-rata


berbobot modal untuk masing-masing sekutu tahun 2010 pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4
Perhitungan Rata-Rata Tertimbang Modal (dlm satuan ribu)
Investasi Rata-rata tertimbang
Rata-rata tertimbang Investasi modal A
80.000 x 4 bulan (1 Jan-1Mei) Rp 320.000
88.000 x 5 bulan (1 Mei-1Okt) Rp 440.000
100.000 x 3 bulan (1 Okt-31Des) Rp 300.000
Rp 1.060.000
Rata-rata tertimbang Investasi modal A Rp 88.333
(1.060.000 : 12 bln)

Rata-rata tertimbang Investasi modal B


80.000 x 5 bulan (1 Jan-1Juni) Rp 400.000
60.000 x 4 bulan (1 Juni-1 Okt) Rp 240.000
44.000 x 3 bulan (1 Okt-31 Des) Rp 132.000
Rp 772.000
Rata-rata tertimbang Investasi modal B Rp 64.333
(772.000 : 12 bulan)

Pada tahun 2010, persekutuan A dan B mendapatkan laba sebesar Rp200 juta.
Berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang investasi modal maka pembagian
laba persekutuan adalah

A = Rp200 juta x 88.333/152.666 = Rp115.720.000


B =Rp200 juta x 64.333/152.666 = Rp84.280.000

Bandingkanlah bila perhitungan alokasi laba bersih persekutuan bila menggunakan


dasar modal awal dan modal akhir tahun sebagai berikut.
Alokasi berdasarkan modal awal
A B Total
Modal Awal Rp 80.000.000 Rp 80.000.000 Rp 160.000.000
Alokasi Laba Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 200.000.000

Alokasi berdasarkan modal akhir


A B Total
Modaal Awal Rp 100.000.000 Rp 76.000.000 Rp 176.000.000
Alokasi Laba Rp 113.630.000 Rp 86.370.000 Rp 200.000.000
* 200 juta x 100/176

** 200 juta x 76/176

c. Bunga pada Modal Persekutuan

Di dalam suatu perjanjian persekutuan, dapat terkandung perjanjian untuk


memberikan bunga kepada sekutu dalam modal yang ditanamkannya. Hal ini bertujuan
sebagai insentif agar sekutu mau untuk menambah investasinya di dalam persekutuan.
Bunga dibayarkan setelah terjadi pembayaran gaji terhadap sekutu aktif. Lalu sisa
labanya dibagi rata atau sesuai dengan rasi kesepakatan ke masing-masing modal sekutu.
Untuk ilustrasinya, dilanjutkan contoh persekutuan A dan B di atas. Disepakati bahwa
setiap sekutu akan mendapatkan gaji sebesar Rp20 juta per tahun dan mendapatkan
bunga dengan tingkat bunga 5% per tahun berdasarkan saldo rata-rata tertimbang modal.
Untuk menyelesaikan masalah ini, lihat Tabel 1-5.
Tabel 1.5
Jadwal Alokasi Laba

A B Total
Laba Bersih Rp 200.000
Gaji Rp (40.000) Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 40.000
Rp 160.000
Bunga
88.333 x 5% (4416.65) 4416.65
64.333 x 5% (3216.65) 3216.65
Sisa untuk dibagi 152366.7
Dibagi berdasarkan
rasio modal (152366.7) 88159.83 64206.87 152366.7
Alokasi Laba bersih 112576.48 87423.52 Rp 200.000

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 1-5 dapat dilihat bahwa untuk melakukan
penghitungan alokasi laba bersih, terlebih dahulu melakukan alokasi gaji dan bunga
untuk masing-masing sekutu. Pembagian gaji pada sekutu adalah berdasarkan
kesepakatan, dan pembagian bunga serta laba bersih didasarkan pada jumlah rata-rata
tertimbang saldo modal dari masing-masing sekutu.
2. Perubahan Kepemilikan Persekutuan
Seorang sekutu berhak untuk keluar atau berhenti dari persekutuan pada saat kapan
pun. Penghentian adalah perubahan hubungan yang disebabkan oleh berhentinya seorang
sekutu dari persekutuan. Hal ini dapat berakibat pada dibelinya kepemilikan sekutu yang
berhenti oleh sekutu yang masih ada atau dibubarkannya persekutuan. Selanjutnya,
setelah adanya penghentian sekutu lama, masalah yang timbul adalah apakah aset dari
persekutuan harus di revaluasi ulang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
penghentian legal telah menghentikan persekutuan yang lama maka seluruh aset yang
dipindahkan ke persekutuan baru seharusnya di revaluasi kembali. Pendapat lainnya
mengatakan bahwa perubahan pada kepemilikan persekutuan tidak seperti perubahan
pada pemegang saham perusahaan, dan penjualan kepemilikan secara privat tidak
memberikan basis untuk melakukan revaluasi entitas bisnis. Pendekatan revaluasi
biasanya disebut dengan prosedur goodwill, sedangkan pendekatan nonevaluasi disebut
prosedur bonus.
a) Pemberian Kepemilikan ke Pihak Ketiga
Pada saat ada sekutu yang menjual kepemilikannya pada persekutuan ke pihak
ketiga, tidak berarti terjadi pembubaran persekutuan. Karena transaksi ini tidak
berubah hubungan antar sekutu, tetapi hanya memberikan hak kepemilikan
persekutuan, agar di kemudian hari pihak ketiga tersebut akan mendapatkan hak
pembagian laba pada akhir periode, serta hasil likuidasi aset bila kelak persekutuan
dilikuidasi. Pihak ketiga yang membeli kepemilikan salah satu sekutu tidak
bertindak sebagai sekutu di dalam persekutuan, tetapi hanya menerima bagian laba
atau rugi berdasarkan pembelian kepemilikannya. Sebagai contoh, di dalam
persekutuan, A memiliki modal sebesar Rp100 juta. Kemudian, modalnya tersebut
dibeli oleh pihak ketiga, yaitu B sebesar 40%. Jurnal transaksi ini adalah:
Modal A Rp 40.000.000
Modal B Rp 40.000.000
b) Pembelian Kepemilikan dari Sekutu Lama
Seorang sekutu baru dapat dimasukkan ke dalam persekutuan dengan dua cara,
yaitu membeli kepemilikan dari sekutu lama dan dengan menginvestasikan uang atau
aset lainnya ke dalam persekutuan. Pertama, kita akan membahas pembelian
kepemilikan dari sekutu lama. Dengan melakukan pembelian kepemilikan pada
sekutu lama maka persekutuan lama dibubarkan, pembukuan ditutup, dan
membentuk persekutuan baru dengan perjanjian persekutuan yang baru pula. Contoh,
A dan B memiliki persekutuan dengan modal masing-masing Rp100 juta dengan
perjanjian pembagian laba sama besar. Setelah persekutuan berjalan, teman B
bernama C memutuskan untuk bergabung dengan persekutuan dengan membeli
kepemilikan B pada persekutuan sebesar 30%. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah:
Modal B Rp 30.000.000
Modal C Rp 30.000.000
Utk mencatat masuknya
Udin ke dlm persekutuan
dg membeli kepemilikan B

Berdasarkan transaksi di atas, C masuk ke dalam persekutuan dengan memiliki


kepemilikan persekutuan sebesar 15% karena telah membeli kepemilikan B
sebanyak 30%. Jumlah kepemilikan tari tidak terpengaruh oleh transaksi ini. Nilai
total persekutuan yang baru adalah sebesar Rp200 juta (Rp30 juta÷15%), sama
dengan nilai aset bersih persekutuan yang lama. Jadi, tidak terdapat revaluasi dari
transaksi masuknya sekutu baru ini. Sekarang kita asumsikan bahwa pada
persekutuan yang lama, Tari memiliki modal sebesar Rp80 juta, sedangkan B
memiliki modal sebesar Rp100 juta. Pembagian laba dan rugi dilakukan pada jumlah
yang sama. C masuk ke dalam persekutuan dengan membayar kas sebesar Rp80 juta
untuk mendapatkan kepemilikan sebesar 40% dari persekutuan. Dari transaksi ini
maka nilai persekutuan tersebut adalah Rp200 juta (Rp80÷40%). Untuk mencatat
transaksi ini, terdapat dua pilihan dalam revaluasi nilai aset baru, yang pertama,
adalah bila melakukan revaluasi maka akan menggunakan pendekatan goodwill.
Pendekatan kedua, adalah bila tidak melakukan revaluasi terhadap nilai aset
persekutuan baru maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bonus.
1. Pendekatan Goodwill
Berdasarkan contoh di atas, dengan pendekatan goodwill maka terdapat goodwill
sebesar Rp20 juta (Rp200 juta – Rp180 juta). Jurnal untuk mencatat goodwill ini
adalah:
Goodwill Rp 20.000.000
Modal A Rp 10.000.000
Modal B Rp 10.000.000

Dari jurnal di atas maka saldo modal A adalah sebesar Rp90 juta dan saldo modal
B sebesar Rp110 juta. Selanjutnya, bila A dan B memutuskan untuk mentransfer
jumlah modal yang sama kepada C maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah
Modal A Rp 40.000.000
Modal B Rp 40.000.000
Modal C Rp 80.000.000

Jumlah saldo modal persekutuan sebagai berikut


Sekutu A B C Total
Nilai Buku
Aset Rp 80.000.000 Rp 100.000.000 Rp 80.000.000
Goodwill
(Revaluasi) Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000
Nilai Aset
Stelah
Revaluasi Rp 90.000.000 Rp 110.000.000
Transfer Rp
Modal (40.000.000) Rp (40.000.000) Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
Nilai Aset
Persekutuan Rp
Baru Rp 50.000.000 Rp 70.000.000 Rp 80.000.000 200.000.000
(25%) (35%) (40%)

Jumlah modal yang ditransfer sekutu lama untuk sekutu baru, tidaklah harus
berjumlah sama, tetapi dapat juga didasarkan pada kesepakatan tertentu. Akan tetapi,
dalam contoh ini jumlah modal yang ditransferkan oleh sekutu lama ke sekutu baru
adalah sama.
2. Pendekatan Bonus
Bila persekutuan memutuskan untuk tidak melakukan revaluasi terhadap aset
baru sekutu maka nilai total aset persekutuan tetap sebesar Rp180 juta. Kemudian,
diputuskan untuk mentransfer jumlah modal yang sama dari sekutu baru ke sekutu
lama maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Modal A Rp 6.000.000
Modal B Rp 6.000.000
Modal C Rp 72.000.000
*180jtx40%

Jumlah saldo modal persekutuan adalah sebagai berikut.


Sekutu A B C Total
Nilai Buku
Aset Rp 80.000.000 Rp 100.000.000 Rp 180.000.000
Transfer
Modal Rp (36.000.000) Rp (36.000.000) Rp 72.000.000 Rp 72.000.000
Nilai Aset
Persekutuan
Baru Rp 44.000.000 Rp 64.000.000 Rp 72.000.000 Rp 180.000.000
(24,45%) (35,55%) (40%)

Sama seperti contoh pendekatan goodwill, jumlah modal yang ditransfer sekutu
lama untuk sekutu baru, tidaklah harus berjumlah sama, tetapi dapat juga didasarkan
pada kesepakatan tertentu. Akan tetapi, dalam contoh ini jumlah modal yang
ditransferkan oleh sekutu lama ke sekutu baru adalah sama.
Contoh Soal Operasi dan Pembentukan Persekutuan

1. Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ani, Budi, dan Citra
Komposisi modal mereka pada akhir tahun adalah:
Modal Ani Rp 7.000.000
Modal Budi Rp 5.000.000
Modal Citra Rp 3.000.000
Total Modal Rp 15.000.000
Persektuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp 24.000.000
Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing – masing sekutu dan bagaimana jurnal
penutupnya?
Penyelesaian:
Modal Ani = (Rp 7.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 11.200.000
Modal Budi = (Rp 5.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 8.000.000
Modal Citra = (Rp 3.000.000 / Rp 15.000.000) x Rp 24.000.000 = Rp 4.800.000
Jurnal Penutup:
Ikhtisar Laba Rugi Rp 24.000.000
Modal Ani Rp 11.200.000
Modal Budi Rp 8.000.000
Modal Citra Rp 4.800.000
2. Sinta dan Jojo mendirikan sebuah persekutuan dengan modal yang berasal dari investasi
Sinta sebesar Rp 9.000.000 sedangkan Jojo sebesar Rp 6.000.000. Sinta bekerja untuk
persekutuan secara penuh dan memperoleh gaji yang lebih tinggi. Perjanjian laba yang
telah ditentukan oleh kedua sekutu adalah:
a. Rp 10.000.000 pertama dari laba bersih persekutuan akan dibagi sesuai dengan
investasi masing – masing.
b. Rp 12.000.000 berikutnya dibagikan berdasarkan waktu bekerja dimana Sinta hanya
menerima Rp 4.800.000 dan Jojo yang memiliki waktu kerja yang lebih banyak
menerima sebesar Rp 7.200.000.
c. Apabila masih ada jumlah laba yang tersisa maka jumlah tersebut dibagi dua secara
merata.
d. Laba bersih persekutuan pada tahun pertama sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah laba yang akan diperoleh masing – masing sekutu dan bagaimana
pencatatannya?

Penyelesaian:

Sinta Jojo
Total Laba Bersih
Pembagian Laba Rp 10.000.000 pertama
berdasarkan investasi sekutu:
Sinta (Rp 9.000.000 /
Rp 15.000.000) Rp 6,000,000.00
x Rp 10.000.000
Jojo (Rp 6.000.000 / Rp
15.000.000) Rp 4,000,000.00
x Rp 10.000.000
Total
Sisa Laba bersih yang harus dibagikan
Pembagian laba Rp 12.000.000 berikutnya
berdasarkan waktu kerja sekutu:
Sinta Rp 4,800,000.00
Jojo Rp 7,200,000.00
Total
Sisa Laba bersih
yang harus
dibagikan
Ssa Laba Bersih
dibagi 2 secara
merata
Sinta (Rp 6.000.000 / 2) Rp 3,000,000.00
Jojo (Rp 6.000.000 / 2) Rp 3,000,000.00
Total
Sisa Laba Bersih
Laba Bersih
Masing - Masing
Sekutu Rp 13,800,000.00 Rp 14,200,000.00

Ayat Jurnal Penutup:


Ikhtisar Laba Rugi Rp 28.000.000
Modal Sinta Rp 13.800.000
Modal Jojo Rp 14.200.000

3. Pada bulan Januari 2014, Agus dan Badrun sepakat untuk melakukan usaha bersama
dengan membentuk persekutuan. Investasi awal yang akan dilakukan oleh Agus dan
Badrun akan dicatat pada akun modal. Agus dan Badrun sepakat untuk mengeluarkan
modal awal dalam bentuk kas sebesar Rp800.000. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah :
TANGGAL KETERANGAN D K
01/01/14
Modal Agus 800.000
Modal Badrun 800.000

Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan penyetoran modal
dalam bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya. Untuk mencatat penyetoran aset
selain kas sebagai modal awal persekutuan, akan menggunakan nilai wajar aset tersebut.
Contohnya sebagai berikut : Agus dan Badrun sepakat untuk membentuk suatu
persekutuan, tetapi setoran awal modal tidak dalam bentuk kas melainkan dalam bentuk
aset. Berikut penjabaran masing-masing aset yang disetorkan sebagai investasi awal.
Aset yag disetorkan Agus :
Nilai Buku Nilai Wajar
Tanah 100.000.000 150.000.000
Bangunan 90.000.000 85.000.000
Kendaraan 20.000.000 25.000.000
Total 210.000.000 260.000.000

Jurnal untuk mencatat setoran modal awal Agus adalah :


TANGGAL KETERANGAN D K
01/01/14
Tanah 150.000.000
Bangunan 85.000.000
Kendaraan 25.000.000
Modal Agus 260.000.000
Aset yag disetorkan Badrun :
Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 75.000.000 75.000.000
Tanah 40.000.000 50.000.000
Bangunan 100.000.000 125.000.000
Total 215.000.000 250.000.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :


TANGGAL KETERANGAN D K
01/01/14
Kas 75.000.000
Tanah 50.000.000
Bangunan 125.000.000
Modal Badrun 250.000.000

Pendekatan Bonus atau Goodwill pada Investasi Awal


Masalah penilaian muncul bila sekutu sepakat untuk membagi kepemilikan modal
dengan persentase yang sama, tetapi jumlah modal yang disetorkan tidak sama. Sebagai
contoh lanjutan, Agus dan Badrun sepakat untuk membagi jumlah kepemilikan yang sama
pada persekutuan, yaitu masing-masing sebesar 50%, walaupun jumlah modal yang
disetorkan tidak sama. Hal ini dapat terjadi karena Badrun memiliki kelebihan tertentu, atau
biasa disebut aset yang tidak dapat teridentifikasi, misalnya Badrun memiliki keahlian dalam
melobi klien, memiliki jaringan yang luas, sudah berpengalaman banyak dalam operasi
persekutuan, dan sebagainya. Dari jumlah modal yang disetorkan oleh Agus, dapat dihitung
bahwa
Nilai investasi total dari persekutuan = Rp260.000.000 : 50% = Rp520.000.000
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Badrun memiliki kontribusi kepada persekutuan dalam
bentuk aset yang tidak dapat teridentifikasi sebesar Rp10.000.000 karena memiliki
kepemilikan sebesar 50% (sama dengan Agus), dan berkontribusi sebesar Rp250.000.000
dalam bentuk aset yang dapat teridentifikasi.
Untuk menyelesaikan permasalahan pencatatan seperti ini, ada dua metode yang dapat
digunakan oleh persekutuan, yaitu metode bonus dan metode goodwill.
1. Metode Bonus
Berdasarkan metode bonus, dapat dihitung bahwa total investasi dalam persekutuan
adalah :
Modal Agus + Modal Badrun = Rp260.000.000 + Rp250.000.000
= Rp510.000.000
karena berdasarkan kesepakatan bahwa masing-masing sekutu akan memiliki kepemilikan
dengan persentase yang sama maka modal masing-masing sekutu haruslah tercatat pada
jumlah yang sama juga. Jadi, masing-masing sekutu akan memiliki jumlah modal awal
sebesar :
Modal Agus = Rp510.000.000 : 50% = Rp255.000.000
Modal Badrun = Rp510.000.000 : 50% = Rp255.000.000
sehingga diketahui modal Agus berkurang sebesar Rp5 juta, dan modal Badrun bertambah
sebesar Rp5 juta.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut :
Modal Agus 5.000.000
Modal
Badrun 5.000.000
(untuk membangun kesamaan jumlah modal awal dengan mencatat bonus sebesar Rp5
juta kepada Badrun)

2. Metode Goodwill
Bila menggunakan pendekatan goodwill, untuk menghitung nilai goodwill menggunakan
nilai total persekutuan berdasarkan kepemilikan modal yang lebih besar, dalam contoh ini
adalah modalnya Agus.
Total nilai persekutuan = Rp260.000.000 : 50% = Rp520.000.000
sehingga untuk menciptakan jumlah modal yang sama yaitu Rp260.000.000 maka akan
dicatat goodwill sebesar Rp10.000.000 sebagai penambah modal Badrun. Jurnal untuk
mencatat transaksi ini sebagai berikut :

Goodwill 10.000.000
Modal Badrun 10.000.000
(untuk membangun kesamaan jumlah modal awal dengan mencatat goodwill sebesar Rp10
juta kepada Badrun)

A. INVESTASI TAMBAHAN DAN PENARIKAN MODAL


Misalnya kasus lanjutan sebelumnya Agus dan Badrun adalah sekutu dengan saldo
modal masing-masing Rp260.000.000 dan Rp250.000.000 dengan membagi laba rugi
secara merata 50:50. Lalu datanglah Citata dengan menyerahkan modal sebesar Rp
350.000.000 untuk perolehan hak 50%. Maka ada dua metode yag dapat digunakan yaitu:
a) Metode Bonus
Modal persekutuan sebelum masuknya sekutu baru = Rp510.000.000
Modal dengan sekutu baru hak 50% (50% x Rp510.000.000) = Rp255.000.000
Selisih = Rp255.000.000
Penyesuaian pada modal sekutu lama dibagi sama (Rp255.000.000 : 2)= Rp127.500.000
Maka jurnal atas transaksi diatas adalah sebagai berikut :
(Rp260.000.000 -
Modal Agus 132.500.000 Rp127.500.000)
Modal
122.500.000
Badrun (Rp250.000.000 - Rp 127.500.000)
Modal
Citata 255.000.000

b) Metode Goodwill
Revaluasi modal Citata (50% : Rp350.000.000) = Rp700.000.000
Modal sekutu lama (Rp260.000.000 + Rp250.000.000) = Rp510.000.000
Goodwill = Rp190.000.000
Dibagi sama rata ke sekutu lama (Agus dan Badrun)(Rp190.000.000 : 2) =Rp 95.000.000
Maka jurnal atas transaksi diatas adalah sebagai berikut :

Goodwill 190.000.000

Modal Agus 95.000.000

Modal Badrun 95.000.000

(Rp260.000.000 -
Modal Agus 165.000.000 Rp95.000.000
Modal (Rp250.000.000 -
Badrun 155.000.000 Rp95.000.000

Modal Citata 320.000.000


Soal

1. Pada tanggal 02 Januari 2015 Al, El dan Dul sepakat mendirikan persekutuan dengan
nama ”LUCKY”. Setoran masing-masing dalam bentuk uang tunai adalah Al Rp
40.000.000, El Rp50.000.000 dan Dul Rp 30.000.000. Buat jurnal yang diperlukan
masing-masing dengan menggunakan metode bonus dan metode goodwill!
a. Apabila modal masing-masing sekutu diakui sama.
b. Apabila modal diakui Rp 150.000.000
2. Bapak Udin & Adin mendirikan usaha dengan nama “PT.MAJU TERUS”. Masing-
masing menyetorkan modal: Udin berupa uang tunai (Kas) Rp 250.000.000.- dan Adin
berupa Gedung, Tanah dan Truk dengan nilai Rp 325.000.000,-; Rp 150.000.000,- dan Rp
125.000.000,-.
Dari informasi ini Saudara diminta:
a. menyusun bagaimana cara mengakui setoran modal awal pendirian persekutuan
tersebut apabila menggunakan metode bonus dan metode goodwill?
b. buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca awal atas setoran perdirian persekutuan
tersebut!
3. Pada awal tahun 2017 Beta dan Beti sepakat mendirikan Persekutuan “PT.OKE
BANGET”. Beta sudah mempunyai perusahaan perseorangan “SUMBER MAKMUR”
yang bergerak di bidang servis dan perawatan kendaraan bermotor dan akan menggunakan
aktiva bersih perusahaan perseorangan tersebut sebagai setoran modal. Sedangkan Beti
akan menyetor modal berupa kas sebesar Rp 400.000.000,- untuk mendirikan persekutuan
baru. Neraca perusahaan perseorangan Beta pada saat itu sebagai berikut:
Perusahaan Jasa “SUMBER MAKMUR”

Neraca per 31 Desember 2016

(dalam Rp)

Aktiva:

Kas
50,000,000
Piutang Dagang
45,000,000

Persediaan Brg. Dagang


45,500,000

Tanah
65,000,000
Gedung 40,000,000
Akumulasi Penyusutan 20,000,000

20,000,000
Mebel dan Peralatan 35,000,000
Akumulasi Penyusutan 10,000,000

25,000,000
Total Aktiva 250,500,000
Pasiva:

Utang Bank
85,500,000

Modal Beta
165,000,000
Total Pasiva 250,500,000

Dalam hubungannya dengan setoran Beta tersebut telah disepakati adanya penyesuaian
sebagai berikut :

1. Cadangan kerugian piutang diakui sebesar 10 % dari saldo piutang dagang.

2. Persediaan barang dagangan dinilai berdasarkan nilai pasarnya yaitu Rp 60.000.000

3. Diakuinya adanya goodwill sebesar Rp 15.000.000

4. Nilai tanah disepakati sebesar Rp 75.000.000

5. Diakuinya adanya utang biaya sebesar Rp 6.000.000


Pertanyaan:

a. Atas transaksi tersebut diatas buatlah Neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan
dengan metode pembukuan lama (metode pembukuan melanjutkan pencatatan persekutan
lama)?
b. Atas transaksi tersebut diatas buatlah neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan
dengan metode pembukuan baru?
Latihan Soal

1. Setoran Modal berupa Kas (contoh dan penyelesaiannya)


Tuan Artha & Tuan Graha sepakat mendirikan usaha persekutuan firma dengan nama
“GATRA ”. Sebagai setoran awal masing-masing sekutu menyetorkan sbb :
Artha : Sebesar Rp 240.000.000 sedangkan Graha sebesar Rp 200.000.000
a). Bagaimana pengakuan dan pencatatan setoran modal awal pendirian persekutuan tersebut
dengan menggunakan metode bonus dan metode goodwill? Buatlah juga jurnal yang
diperlukan!

Jawab :
a). Jurnal untuk Setoran Modal ke Fa. GATRA dalam Rp
Kas …………….. 440.000.000,-
Modal Artha …… 240.000.000,-
Modal Graha …… 200.000.000,-

Bila dalam pendirian persekutuan tidak ada ketentuan proporsi pengakuan modal di dalam
perjanjian, maka proporsi pengakuan modal dengan metode bonus besarnya dibagi rata
(dibagi sama besar). Dengan demikian penyelesaian soal A.1 adalah:
Masing-masing modal diakui sebesar Rp 220.000.000,- (440.000.000 ÷ 2) oleh karena
pengakuan modal dalam Fa. GATRA dengan menggunakan metode Bonus maka
perhitungannya seperti berikut:
b). Pengakuan Modal dengan Metode Bonus

Keterangan Setoran Metode Besarnya


Modal Bonus Bonus
(1) (2) (1 - 2)
Setoran Artha 240.000.000 220.000.000 20.000.000 *
Setoran Graha 200.000.000 220.000.000 (20.000.000)
Jumlah setoran 440.000.000 440.000.000 0

* Jurnal untuk mencatat besarnya bonus

Modal Artha 20.000.000,-


Modal Graha 20.000.000,-

Neraca Fa. “GATRA ”


Aktiva Pasiva
Kas 440.000.000,- Modal
Artha 220.000.000,-
Modal
Graha 220.000.000,-
Total 440.000.000,- Total
440.000.000,-

c). Pengakuan Modal dengan Metode Goodwill

Keterangan Setoran Metode Besarnya


Modal Goodwill Goodwill
(1) (2) (2 - 1)
Setoran Artha 240.000.000 240.000.000 0
Setoran Graha 200.000.000 240.000.000 40.000.000
Jumlah setoran 440.000.000 480.000.000 40.000.000

Jurnal untuk mencatat besarnya goodwill

Goodwill 40.000.000,-
Modal Graha 40.000.000,-

Neraca Fa. “GATRA ”

Aktiva Pasiva
Kas 440.000.000,- Modal
Artha 240.000.000,-
Goodwill 40.000.000,- Modal
Graha 240.000.000,-
Jumlah 480.000.000,- Jumlah
480.000.000,-

2. Penyetoran Modal berupa Aktiva Non-Kas (contoh dan penyelesaiannya)


Bapak Upin & Ipin mendirikan usaha dengan nama “PT. MAKMUR”. Masing-masing
menyetorkan modal: Upin berupa uang tunai (Kas) Rp 150.000.000.- dan Ipin berupa
Gedung, Tanah dan Truk dengan nilai Rp 225.000.000,-; Rp 160.000.000,- dan Rp
175.000.000,-.
Dari informasi ini Saudara diminta (a) menyusun bagaimana cara mengakui setoran modal
awal pendirian persekutuan tersebut apabila menggunakan metode bonus dan metode
goodwill? (b) buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca awal atas setoran perdirian firma
tersebut!

Jawab :

a). Jurnal untuk mencatat setoran Modal Upin dan Ipin ke PT MAKMUR adalah (Rp)
Kas 150.000.000,-
Gedung 225.000.000,-
Tanah 160.000.000,-
Truk 175.000.000,-
Modal Upin 150.000.000,-
Modal Ipin 560.000.000,-

b). Pengakuan Modal dengan Metode Bonus

Keterangan Setoran Metode Besarnya


Modal Bonus Bonus
(1) (2) (1 - 2)
Setoran Upin 150.000.000 355.000.000 (205.000.000)
*
Setoran Ipin 560.000.000 355.000.000 205.000.000
Jumlah setoran 710.000.000 710.000.000 0

Jurnal untuk mencatat besarnya bonus: (Bonus untuk Ipin)

Modal Ipin ….. 205.000.000,-


Modal Upin ….. 205.000.000,-

Neraca awal atas setoran modal Upin dan Ipin : (metode bonus)
Neraca PT. “MAKMUR ”
Aktiva Pasiva
Kas 710.000.000,- Modal Upin 355.000.000,-
Modal Ipin 355.000.000,-
Total Aktiva 710.000.000,- Total Pasiva 710.000.000,-

Atau bisa juga dibuat seperti berikut:


Neraca PT. “MAKMUR ”
Aktiva Pasiva
Kas 150.000.000,- Modal Upin 355.000.000,-
Gedung 225.000.000,- Modal Ipin 355.000.000,-
Tanah 160.000.000,-
Truk 175.000.000,-
Total Aktiva 710.000.000,- Total Pasiva 710.000.000,-

c). Pengakuan Modal dengan Metode Goodwill

Keterangan Setoran Metode Besarnya


Modal Goodwill Goodwill
(1) (2) (2 - 1)
Setoran Upin 150.000.000 560.000.000 410.000.000
Setoran Ipin 560.000.000 560.000.000 0
Jumlah setoran 710.000.000 1.120.000.000 410.000.000

Jurnal untuk mencatat besarnya goodwill

Goodwill 410.000.000,-
Modal Upin 410.000.000,-

Neraca Fa. “GATRA ”

Aktiva Pasiva
Kas 710.000.000,- Modal Upin 560.000.000,-
Goodwill 410.000.000,- Modal Ipin 560.000.000,-

Jumlah 1.120.000.000, Jumlah 1.120.000.000,-

3. Perjanjian Pembagian Laba dan Rugi

Di dalam suatu persekutuan, pasti ada perjanjian pembagian laba yang diperoleh untuk
masing-masing sekutu dengan jumlah tertentu. Biasanya pada awal pembentukan
persekutuan sudah disepakati jumlah pembagian laba untuk masing-masing sekutu. Pada
praktiknya, jumlah pembagian laba didasarkan pada rasio tertentu, biasanya rasio
kepemilikan modal, seperti contoh sebelumnya pada persekutuan Clara dan Pipit, rasio
pembagian labanya adalah sebesar 70:30. Begitu juga bila persekutuan mengalami
kerugian maka kerugian tersebut akan dialokasikan ke saldo modal masingmasing sekutu
berdasarkan rasio yang telah disepakati.

Masalah pembagian laba dan rugi akan semakin kompleks bila terdapat perjanjian atau
kondisi tertentu. Misalnya, bila seorang sekutu bertindak sebagai koordinator atau manajer
dari persekutuan maka dia juga berhak atas gaji sebagai manajer dari persekutuan tersebut,
di luar pembagian laba yang menjadi haknya. Atau seorang sekutu berinvestasi dengan
jumlah yang lebih besar dibandingkan sekutu yang lainnya, pada perjanjian awal biasanya
mereka meminta bunga atas investasinya yang lebih tersebut, di luar pembagian laba yang
menjadi haknya. Seorang sekutu yang bertindak sebagai manajer dari persekutuan biasanya
lebih menghabiskan waktunya untuk mengelola persekutuan dibandingkan dengan sekutu
yang lainnya.
Jadi, sangat wajar bila sekutu tersebut menerima gaji sebagai kompensasinya dalam
mengelola persekutuan. Biasanya sekutu yang bekerja mengelola persekutuan disebut
dengan sekutu aktif, dan sekutu yang hanya menanamkan modalnya, tetapi tidak terlibat
langsung dalam operasi persekutuan disebut sekutu pasif. Sekutu aktif ini yang biasanya
akan mendapatkan gaji atau bonus sebagai kompensasi dalam pengelolaan persekutuan.
Untuk lebih jelasnya maka kita akan melihat ilustrasinya sebagai berikut.

Faikar, Udin, dan Dias sepakat untuk membuat persekutuan, manakala Faikar dan Udin
merupakan sekutu yang secara langsung mengelola persekutuan tersebut (sekutu aktif).
Dias hanya bertindak sebagai sekutu pasif. Di dalam perjanjian, pembagian laba dan rugi
akan dilakukan secara merata, setelah dilakukannya pembagian gaji. Udin dan Faikar akan
menerima gaji masing-masing sebesar Rp10 juta. Pada tahun 2010, persekutuan
mendapatkan laba sebesar Rp50 juta maka pembagian laba tersebut harus didahului oleh
pemberian gaji untuk sekutu aktif terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya akan diilustrasikan
pada tabel.

Faikar Udin Dias Total


Laba Bersih 50000
Gaji (20000) 10000 10000 20000
Sisa Untuk dibagi 30000
Pembagian secara (30000) 10000 10000 10000 30000
merata
Sisa untuk dibagi 0
Alokasi laba bersih 20000 20000 10000 50000

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa pembagian laba dilakukan setelah adanya
pembagian gaji untuk sekutu aktif. Jurnal untuk mencatat pembagian laba di atas ke
masing-masing sekutu adalah:

Des 31 Ikhtisar laba rugi 50000000


Modal Faikar 20000000
Modal Udit 20000000
Modal Dias 10000000
Bila pada tahun tersebut persekutuan memperoleh laba yang kecil sehingga tidak mampu
menutupi gaji sekutu aktif maka akan menghasilkan rugi yang akan dibagikan secara
merata juga. Misalnya, pada tahun 2010 persekutuan memperoleh laba sebesar Rp17 juta.
Alokasinya sebagai berikut.

Faikar Udin Dias Total


Laba Bersih 17000
Gaji 20000 10000 10000 20000
Sisa Untuk dibagi (3000)
Pembagian secara 3000 (1000) (1000) (1000) 3000
merata
Sisa untuk dibagi 0
Alokasi laba bersih 9000 9000 (1000) 17000

Berdasarkan skedul pada Tabel 1.3, terjadi pengurangan modal terhadap modal Dias
karena terdapat alokasi kerugian sebesar Rp1 juta. Hal ini terjadi karena laba yang
diperoleh tidak mampu menutupi gaji untuk sekutu aktif.

Jurnal untuk mencatat alokasi laba dan rugi ini adalah Jurnal untuk mencatat pembagian
laba di atas ke masing-masing sekutu adalah

Des 31 Ikhtisar laba rugi 17000000


Modal Dias 1000000
Modal Faikar 9000000
Modal Udin 9000000

Dalam perhitungan laba bersih persekutuan di atas, tampak bahwa gaji untuk sekutu aktif
tidak dibiayakan, tetapi akan mengurangi laba bersih. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan jumlah pembagian yang adil bagi sekutu aktif yang telah meluangkan
waktunya untuk mengelola persekutuan, tetapi bila ingin membandingkan kinerja
persekutuan dengan kinerja organisasi bisnis lainnya, sebaiknya laba bersih persekutuan
dihitung setelah dikurangi gaji untuk sekutu aktif. Begitu juga bila ingin membandingkan
kesuksesan bisnis persekutuan dengan organisasi bisnis lainnya.
Latihan soal

1. SOAL PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN


Bowo ,Paijo dan Sukirman membentuk suatu persekutuan dengan menginvestasikan aktiva
dan lainnya yang telah dinilai oleh badan independen sbb:

Setoran Bowo :
Uang tunai (kas) sebesar Rp.10.000.000,. dan peralatan komputer dengan harga perolehan
Rp.1.500.000,. dan nilai pasar Rp. 2.000.000,.
Setoran Paijo :
Uang tunai (kas) sebesar Rp.5.000.000 , perangkat lunak komputer dengan harga perolehan
Rp.15.000.000 dan nilai pasar Rp.10.000.000 serta hutang dagang sebesar Rp.1.000.000 .
Setoran Sukirman :
Bangunan toko seharga Rp. 25.000.000 dan piutang dagang Rp. 5.000.000
Maka pencatatan untuk setoran investasi masing-masing sekutu tersebut adalah :
Bowo Paijo Sukirman
Kas 10.000.000 Kas 5.000.000 Banngunan Toko 25.000.000
Peralatan Peralatan
Komputer 1.500.000 Komputer 15.000.000 Piutang Dagang 5.000.000
Modal Hutang
Bowo 11.500.000 Dagang 1.000.000 Modal Sukirman 30.000.000
Modal paijo 19000000

Laporan Neraca Persekutuan baru tersebut adalah :

Kuncoro, Sutejo dan Wahyudi


Neraca
1 Jan 2004

Aktiva Kewajiban
Kas 15.000.000 Utang Dagang 1.000.000
Piutang Dagang 5.000.000
Peralatan 1.500.000 Modal Bowo 11.500.000
computer
Perangkat Lunak 15.000.000 Modal Paijo 19.000.000
Bangunan Toko 25.000.000 Modal Sukirman 30.000.000
Total Aktiva 61.500.000 Total Utang & 61.500.000
Modal

2. SOAL PEMBAGIAN LABA RUGI BERDASARKAN MODAL SEKUTU

Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ana, Julia dan Rosy. Komposisi modal
mereka pada akhir tahun adalah sebagai berikut :
Modal Ana Rp. 10.000.000,00
Modal Julia Rp. 8.000.000,00
Modal Rosy Rp. 12.000.000,00
Total Modal Rp.30.000.000,00
Persekutuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp.25.000.000,00.
Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing-masing sekutu dan bagaimana jurnal
penutupnya ?

Penyelesaian :
Modal Ana : (10.00.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00 = Rp.8.400.000,00
Modal Julia : (8.000.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00= Rp. 6.700.000,00
Modal Rosy : (12.000.000/30.000.000) x Rp 25.000.000,00= Rp. 10.000.000,00

Jurnal Penutup :
Ikhtisar laba rugi Rp 25.000.000,00
Modal Ana Rp 8.400.000,00
Modal Julia Rp 6.700.000,00
Modal Rosy Rp 10.000.000,00
3. SOAL MASUKNYA PERSEKUTUAN BARU

Persekutuan KOKI
Neraca, per 31 Desember 2008

Kas 500.000 Macam-macam hutang 2.500.000


Piutang 4.500.000 Modal Anto 2.500.000
Persediaan 2.500.000 Modal Bona 2.750.000
Perlengkapan 250.000 Modal Coki 3.000.000
Aktiva tetap 3.000.000
AKTIVA 10.750.000 PASIVA 10.750.000

Tuan Dio, ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan investasi sebesar 30% dari
modal persekutuan yang lama dan memberikan bonus sebesar 15% dari modal yang lama.
Pembagian laba rugi seperti soal di atas dari data tersebut maka :

1. Buatlah jurnal dengan masuknya tuan Dio tersebut ?


2. Bagaimana neraca yang baru ?

Jawab:
Modal Anto = 2.500.000
Modal Bona = 2.750.000
Modal Coki = 3.000.000

8.250.000

Investasi Dio = 30% x 8.250.000 = 2.475.000


Bonus = 15% x 8.250.000 = 1.237.500
Pembagian bonus:
Modal Anto (40% x 1.237.500) = 495.000
Modal Bona (25% x 1.237.500) =309.375
Modal Coki (35% x 1.237.500) = 433.125
Jumlah 1.237.500

Jurnalnya:
Kas 3.712.500 (1.237.500 + 2.475.000)
Modal Anto 495.000
Modal Bona 309.375
Modal Coki 433.125
Modal Dio 2.475.000

Neraca yang baru

Kas 4.212.500 macam - macam 2.500.000


Piutang 4.500.000 Modal Anto 2.995.000
persedian 2.500.000 Modal Bona 3.059.375
perlengkapan 250.000 Modal Coki 3.433.125
aktiva tetap 3.000.000 Modal Dio 2.475.000
Aktiva 14.462.500 Pasiva 14.462.500

Anda mungkin juga menyukai