Anda di halaman 1dari 15

1.

2 Kontribusi Relatif Perusahaan yang Bergabung

 Mahasiswa dapat menjelaskan cara menentukan banyaknya saham


yang harus diserahkan kepada perusahaan yang digabung

 Mahasiswa dapat menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi


pemilihan dasar yang akan dipakai dalam menentukan kontribusi
relatif

 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemlilhan Dasar Yang Akan


Dipakai di dalam Menentukan besarnya Kontribusi Relatip dari
masing - masing pihak

Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih dasar akan
dipakai untuk menentukan besarnya kontribusi dari masing- masing pihak
yang mengadakan penggabungan badan usaha, yaitu:

o Apakah perusahaan yang baru dibentuk akan mengeluarkan satu


jenis atau golongan surat berharga (modal saham) saja.

o Apakah perusahaan yang baru dibentuk akan mengeluarkan dua


atau lebih jenis (golongan) surat berharga (modal saham).

 Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal


saham

Jika kemampuan untuk memperoleh laba dari masing-masing


perusahaan yang bergabung relatip sama dan satu jenis modal saham
dikeluarkan untuk maksud penggabungan perusahaan, maka modal saham
tersebut dapat dibagikan sesuai dengan jumlah kekayaan bersih yang
diserahkan. Akan tetapi jika kemampuan untuk memperoleh laba berbeda-
beda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan satu jenis
modal saham akan dikeluarkan, maka cara membagikan modal saham
kepada masing-masing pihak harus didasarkan di samping kekayaan bersih
riil yang diserahkan perlu diperhitungkan juga adanya emampuan lebih
untuk mendapatkan keuntungan dari masing-masing pihak, Kemampuan
lebih untuk mendapatkan keuntungan atau yang pada umumnya disebut
goodwill itu dihitung (diukur) dengan cara mengkapitalisasikan kelebihan
laba di atas laba normal. Dengan cara ini, mula-mula ditentukan tingkat
laba normal kemudian mengurangkan laba Formal dari laba yang
diproyeksikan dan mengkapitalisasikan selisih lebih itu dengan suatu
persentage tertentu yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Contoh 1 :

PT Anon, PT Dian dan PT Dani bersepakat untuk bergabung dengan


membentuk satu perusahaan baru dengan nama PT Siwi Peni.Kekayaan
bersih menurut harga pasar dan keuntungan rata-rata selama lima
tahun terakhir yang oleh masing-masing pihak dipercaya akan dapat
dipertahankan untuk 5 tahun mendatang adalah sebagai berikut:

PT Anon PT Dian PT Dani Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

 Kekayaan 15.000.000,00 22.500.000,00 37.500.000,00 75.000.000,00


bersih yang
diserahkan

 Kekayaan
bersih 20% 30% 50% 100%
relatip
terhadap
kekayaan
total

 Jumlah 2.250.000,00 2.250.000,00 3.000.000,00 7.500.000,00


keuntungan
yang
dikontribusi
kan

 Keuntungan
20% 20% 20% 20%
relatip dari
keuntungan
total

Jika PT Siwi Peni mengeluarkan satu jenis saham atas dasar ratio
kekayaan bersih, pemegang saham PT Anon, PT Dian dan PT Dani
masing-masing akan menerima modal saham tersebut dengan perban-
dingan; 20 30 50. Dengan demikian pembagian modal dalam hubungannya
dengan kontribusi masing-masing terhadap kekayaan bersih sebesar Rp
75.000,00 tetap sama seperti halnya pada saat sebelum mereka bergabung.
Akan tetapi keuntungan sebesar Rp 7.500.000,00 di kemudian hari juga
akan dibagi sesuai dengan perbandingan modal saham yang dimiliki. Hal
ini akan berakibat kerugian bagi pemegang saham PT Anon di satu pihak
dan keuntungan bagi pemegang saham PT Dani di pihak yang lain.

Sebaliknya jika modal saham dibagikan sesuai dengan perbandingan


tingkat keuntungan relatip yang disumbangkan. Pemegang saham PT
Anon, PT Dian dan PT Dani masing-masing akan menerima jumlah
dengan perbandingan 30: 30: 40. Dengan demikian meskipun pembagian
keuntungan yang kelak diperoleh dapat dipertahankan seperti sediakala,
akan tetapi para pemegang saham tidak dapat mempertahankan pemilikan
terhadap kekayaan bersih yang diserahkan kepada perusahaan yang baru
dibentuk. Hal ini berakibat para pemegang saham PT Anon akan
mempunyai klaim terhadap net assets lebih besar dari jumlah yang
ditanamkan, sebaliknya bagi para pemegang saham PT Dani, klaim
terhadap net assets pada perusahaan yang baru akan lebih kecil dibanding
dari jumlah yang diinvestasikan
Untuk menghindarkan ketidak-adilan sebagaimana disebutkan di
atas (jika satu jenis saham akan dikeluarkan dalam penggabungan
perusahaan) maka kontribusi dari masing-masing pihak harus ditentukan
lebih lanjut dengan memperhatikan adanya kemampuan lebih untuk
mendapatkan keuntungan dan menambahkan jumlah tersebut kepada
kekayaan bersih yang diserahkan. Sedang sebagai dasar alokasi
(pembagian) modal saham selanjutnya adalah kontribusi relatip daripada
kekayaan bersih masing-masing yang telah ditambah dengan goodwill
tersebut.

Contoh 2:

Jika dari contoh I di atas, ditentukan sebagai berikut:

1. Tingkat laba normal dari jumlah investasi adalah 6%.

2. Kelebihan laba di atas laba normal, dikapitalisasikan dengan


tingkat kapitalisasi 20% untuk menentukan besarnya goodwill.

Dengan ketentuan tersebut, maka jumlah kontribusi relatip yang


diperhitungkan dengan mempertimbangkan kedua faktor itu dihitung
sebagai berikut:

PT Anon PT Dian PT Dani Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Kekayaan bersih
yang diserahkan
15.000.000,00 22.500.000,00 37.500.000,00 75.000.000,00
(tanpa goodwill)

Goodwill :
2.250.000,00 2.250.000,00 3.000.000,00
Laba rata-rata
Laba normal 6% 900.000,00 1.350.000,00 2.250.000,00

Kelebihan di atas
laba normal
1.350.000,00 900.000,00 750.000,00

Kapitalisasi
6.750.000,00 4.500.000,00 3.750.000,00
kelebihan
15.000.000,00
Laba normal 20%

Kontribusi relatip 21.750.000,00 27.000.000,00 41.250.000,00 90.000.000,00


kekayaan bersih
(24%) (30%) (46%) (100%)
(termasuk
goodwill)

Pada cara ini Modal Saham PT Siwi Peni, selanjutnya dikeluarkan


dan dibagikan kepada masing-masing pihak atas dasar kontribusi relatip
dari kekayaan bersih termasuk goodwill. Sedang besarnya kekayaan yang
harus diakui oleh perusahaan yang baru dibentuk dalam penggabungan
perusahaan dapat dipakai dua dasar. Pertama perusahaan yang baru
dibentuk dapat mengakui besarnya (jumlah) kekayaan yang diserahkan
oleh masing-masing pihak sebesar kekayaan bersih termasuk goodwill
Kedua besarnya kekayaan yang diakui dan dicatat hanya sebesar kekayaan
bersih riil, tidak termasuk goodwill.

Di bawah ini adalah prosedur pembukuan pada buku-buku PT Sivi


Peni; masing-masing apabila modal saham dikeluarkan dalam hubungan
nya dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill, dan kontribusi
yang diakui sebesar kekayaan bersih riil tanpa goodwill. (periksa hala man
235).

Meskipun pada masing-masing cara itu jumlah lembar saham yang


dibagikan berbeda satu sama lain, tetapi cara alokasi tersebut
memungkinkan prosentase pemilikan oleh masing-masing perusahaan
yang terdahulu di dalam perusahaan yang baru dibentuk tetap sama. Pada
cara ini klaim terhadap kekayaan bersih dan bagian terhadap keuntungan
dari perusahaan terdahulu di dalam perusahaan yang baru, akan menjadi
sebagai berikut:

PT. PT PT Jumlah
Anon Dian Dani

 Jumlah keontribusi kekayaan 20% 30% 50% 100%


bersih…………….......

 Jumlah keuntungan yang


dikontribusikan…
30% 30% 40% 100%

 Klaim terhadap kekayaan bersih 24% 30% 46% 100%


dan hak atas pembagian laba,
dalam perusahaan yang baru….

Keterangan Goodwill diakui Goodwill tidak diakui

1. Kontribusi Goodwill Rp
kekayaan bersih 15.000.000,00
termasuk
(D)
goodwill :
Macam-macam
PT Anon = Rp
21.750.000,00 aktiva

PT Dian = Rp (D) Rp
27.000.000,00 90.000.000,00

PT Dani= Rp Modal saham


41.250.000,00 Rp
90.000.000,00
Jumlah = Rp
(K)
90.000.000,00

Alokasi modal
saham :

PT Anon = Rp
21.750.000,00 :
Rp 10.000,00

= 2.175 lb

PT Dian = Rp
27.000.000,00 :
Rp 10.000,00

= 2.700 lb

PT Dani = Rp
41.250.000,00 :
Rp 10.000,00

= 4.125 lb

Jumlah = 9.000
lb
2. Kontribusi Macam – Macam –
kekayaan bersih macam aktiva macam aktiva
tidak termasuk Rp Rp
goodwill : 75.000.000,00 75.000.000,00

PT Anon = Rp Modal Modal


15.000.000,00 saham Rp saham Rp
75.000.000,00 56.250.000,00
PT Dian = Rp
22.500.000,00 Alokasi Modal Agio Saham
Sahm : Rp
PT Dani= Rp
18.750.000,00
37.500.000,00 PT Anon =
Alokasi Modal
Jumlah = Rp 21.750 x
Sahm :
75.000.000,00 7.500 lb
PT Anon =
90.000
21.750 x
= 1.812 lb
18.750 lb
PT Dian =
90.000
21.000 x
= 5.625 lb
7.500 lb
PT Dian =
90.000
27.000 x
= 2.250 lb
18.750 lb
PT Dani =
90.000
41.250 x
= 8.750 lb
7.500 lb
PT Dani =
90.000
41.250 x
18.750 lb
= 3.438 lb 90.000

= 3.438 lb

Jumlah = 7.500 Jumlah =


lb 18.750 lb

Dari tabel tersebut di atas, kemudian dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut

Jika keuntungan relatip yang diserahkan berbeda dengan kekayaan bersih


relatipnya dan satu jenis saham dikeluarkan dalam penggabungan
perusahaan, maka perbandingan semula baik dalam hak atas bagian laba
maupun klaim terhadap kekayaan bersihnya kedua-duanya tidak dapat
dipertahankan dalam perusahaan yang baru.

Hal ini juga terbukti pada contoh tersebut. PT Anon yang mempunyai
keuntungan di atas keuntungan normal paling besar, mengakibatkan
kenaikan di dalam pemilikan terhadap kekayaan pada perusahaan yang
baru dari semula 20% menjadi 24%.

Di pihak lain PT Anon tidak dapat mempertahankan haknya terhadap


keuntungan dalam perusahaan yang baru (dari 30% turun menjadi 24%)
Demikian juga PT Dani tidak dapat mempertahankan haknya terhadap
kekayaan dalam perusahaan yang baru (dari 50% menjadi 46%), tetapi
mendapatkan kenaikan haknya terhadap keuntungan (dari 40% menjadi
46%).
Sedang PT Dian di mana keuntungan dan kekayaan relatip yang
diserahkan sama, maka dalam perusahaan yang baru posisi tersebut tetap
dapat dipertahankan.

 Penggabungan Perusahaan dengan Mengeluarkan dua atau lebih Jenis


Modal Saham

Jika dikehendaki agar proporsi pemilikan dan hak-hak dari masing-


masing pihak dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru, maka
perlu dikeluarkan lebih satu jenis saham. Cara mengalokasikan modal
saham tersebut, jika dikeluarkan lebih dari satu jenis diatur sebagai berikut
:

(1) Keuntungan relatip dari masing-masing pihak harus


dikapitalisasikan dengan suatu tingkat atau prosentase tertentu.
Dengan catatan bahwa prosentase tersebut tidak boleh melampaui
tingkat/prosentase) keuntungan paling rendah yang dicapai oleh
salah satu pihak. Hasil kapitalisasi ini dipakai sebagai dasar untuk
menentukan jumlah saham yang harus dikeluarkan.

(2) Saham prioritas harus dikeluarkan dan dibagikan kepada masing-


masing pihak, sesuai dengan jumlah kekayaan bersih rill yang
diserahkan. Saham prioritas harus mempunyai preferensi terhadap
kekayaan (dalam hal perusahaan dilikuidasi), yang besarnya sama
dengan kekayaan bersih riil yang diserahkan pada saat
pembentukan perusahaan yang baru. Sedang prioritas bagian
deviden yang dibagikan tidak boleh lebih besar dari prosentase
yang digunakan untuk mengkapitalisasikan keuntungan pada sub
(1) dan berpartisipasi penuh terhadap saham biasa.

(3) Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar selisih antara modal
saham yang harus dikeluarkan (sebagaimana perhitungan sub 1),
dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas sebagaimana
dijelaskan pada sub (2).

Preferensi saham prioritas terhadap kekayaan, dimaksudkan agar klaim


terhadap kekayaan dalam perusahaan yang baru sama dengan kekayaan il
yang diserahkannya. Sedang saham prioritas juga harus berpa impasi
penuh, dimaksudkan agar ratio pembagian laba tetap dapat diper-
tahankan.

Ketentuan demikian itu mencakup keharusan untuk dipertimbangkannya


atau dikapitalisasikannya kemampuan memperoleh laba di atas laba
normal dengan suatu tingkat (prosentase) tertentu. Di dalam prakteknya
tingkat kapitalisasi yang dipakai untuk menentukan kontribusi relatip
kekayaan bersih dari perusahaan-perusahaan yang digabungkan dapat
berbeda antara sejumlah laba normal dengan jumlah laba di atas normal.

Apabila laba yang didapat oleh perusahaan yang baru dibentuk


(setelah penggabungan badan usaha) paling tidak sama dengan jumlah aba
perusahaan-perusahaan yang bergabung secara individual, maka dengan
ketentuan tersebut di atas akan dicapai pembagian laba seperti halnya
sebelum perusahaan-perusahaan itu bergabung. Akan tetapi apabila laba
yang didapat kemudian oleh perusahaan yang baru dibentuk kurang dari
jumlah laba yang didapat oleh masing-masing perusahaan sebelum
digabungkan, maka hak atas laba dalam perusahaan yang baru tidak lagi
sama (sesuai) dengan kontribusi relatip masing- masing pihak. Hal ini
terjadi karena saham biasa yang dikeluarkan atas dasar laba di atas normal
yang diperhitungkan itu ternyata tidak dapat direalisasikan.

Ketentuan seperti tersebut di atas juga berarti bahwa modal statutair untuk
seluruh golongan saham dalam perusahaan yang baru dibentuk dan dan
dibagikan kepada masing - masing pohak yang bergabung harus
didasarkan atas kontribusi rrlatip dari keuntungannya.
Prosentase yang dipakai sebagai dasar untuk mengkapitalisasi laba
(keuntungan) tidak boleh lebih besar dari rentabilitas (rate of return) yang
paling rendah di antara perusahaan yang bergabung dan hak prioritas atau
preferensi atas pembagian laba dari Saham Prioritas.

Laba (keuntungan) yang diharapkan dari masing-masing perusahaan


terdahulu dikapitalisasikan dengan suatu prosentase tertentu, untuk
menentukan jumlah saham yang akan dikeluarkan sebagai pembayaran
atas kekayaan bersih yang diserahkan. Apabila prosentase yang dipakai
untuk mengkapitalisasikan laba (keuntungan) tersebut melampaui rate of
return dari kekayaan bersih riil, akan berakibat jumlah pembayaran kepada
perusahaan terdahulu kurang dari jumlah kekayaan bersih riil yang
diserahkan. Dengan demikian agar klaim terhadap kekayaan bersih (net
assets) di dalam perusahaan yang baru sesuai dengan kontribusinya, harus
dikeluarkan modal saham yang nilainya lebih besar dari jumlah yang harus
dibayar kepada perusahaan yang digabungkan tersebut. Atas dasar alasan
itu maka tingkat kapitalisasi yang akan dipakai, tidak boleh lebih besar
dari rate of return yang paling rendah di antara perusahaan yang
bergabung.

Sebaliknya kalau tingkat kapitalisasi yang dipakai lebih kecil dan prioritas
hak atas laba (deviden) dari Saham Preferen (Prioritas), ketidak sesuaian
akan terjadi di dalam pembagian laba (deviden) di antara perusahaan yang
terdahulu. Dalam hubungannya dengan pembagian laba (deviden) dari
perusahaan yang baru, kesesuaian itu dicapai apabila semua golongan
saham yang beredar (dikeluarkan) mendapatkan prosentase yang sama.
Apabila hal ini terjadi, maka untuk mencapai keseimbangan pembagian
laba di antara perusahaan terdahulu diperlukan laba minimum pada
perusahaan yang baru dibentuk jauh lebih besar dari tingkat laba yang
diharapkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa tingkat kapitalisasi dan hak prioritas atas
pembagian laba dari Saham Prioritas yang akan dikeluarkan di dalam
penggabungan badan usaha merupakan faktor penting yang harus
diperhitungkan, agar klaim terhadap kekayaan bersih dan hak a pembagian
laba dari perusahaan terdahulu tetap dapat dijam kesesuaiannya dengan
kontribusi relatipnya baik terhadap kekayaan be sih maupun keuntungan
pada saat terjadinya (transaksi) penggabungan badan usaha.

Untuk lebih jelasnya diberikan serangkaian contoh-contoh sebaga berikut :

Contoh 3 :

PT Anon, PT Dian dan PT Dani pada contoh no. 1 bermaksud untuk


mengadakan penggabungan badan usaha dengan membentuk sebuah
perusahaan baru yang bernama PT Siwi Peni.

Untuk itu telah disetujui PT Siwi Peni akan mengeluarkan 1.000 lembar
6% Saham Prioritas, nominal @ Rp 100.000,00 per lembar dan 3.000
lembar Saham Biasa dengan nilai nominal @ Rp25.000,00 per lembar.

Data tentang kekayaan bersih yang akan diserahkan oleh masing-


masing perusahaan dan laba yang diproyeksikan untuk setiap
perusahaan itu nampak pada tabel yang berikut:

Perusaha Kontrib Jumlah Laba yang Kontribusi Prosenta


an usi kekaya diproyeksik relatip atas se laba
kekayaa an an laba yang dari
n bersih relatip diproyeksik kekayaa
an n bersih
(Return
on net
assets)

PT Anon 15.000.0 20% 2.250.000 30% 15%


PT Dian 00 30% 2.250.000 30% 10%

PT Dani 22.500.0 50% 3.000.000 40% 8%


00

37.500.0
00

Jumlah 75.000.0 100% 7.500.000 100% 10%


00

Berdasar pada uraian tersebut di atas, maka besarnya modal saham yang
harus dikeluarkan untuk pembayaran kekayaan bersih yang diserahkan
oleh masing-masing perusahaan menurut golongan saham sesuai dengan
prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasikan kemampuan
memperoleh laba beserta pengaruhnya terhadap pembagian laba kelak di
kemudian hari akan ternyata pada tabel-tabel yang berikut: (periksa
halaman 240).

A. Tingkat laba adalah 6% sama dengan prioritas yang dibe rikan


kepada Pemegang Saham Preferen (Prioritas).

Penentuan besarnya nominal saham yang harus


dikeluarkan dan alokasinya kepada masing-masing perusahaan
yang bergabung nampak sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai