Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih dasar akan
dipakai untuk menentukan besarnya kontribusi dari masing- masing pihak
yang mengadakan penggabungan badan usaha, yaitu:
Contoh 1 :
Kekayaan
bersih 20% 30% 50% 100%
relatip
terhadap
kekayaan
total
Keuntungan
20% 20% 20% 20%
relatip dari
keuntungan
total
Jika PT Siwi Peni mengeluarkan satu jenis saham atas dasar ratio
kekayaan bersih, pemegang saham PT Anon, PT Dian dan PT Dani
masing-masing akan menerima modal saham tersebut dengan perban-
dingan; 20 30 50. Dengan demikian pembagian modal dalam hubungannya
dengan kontribusi masing-masing terhadap kekayaan bersih sebesar Rp
75.000,00 tetap sama seperti halnya pada saat sebelum mereka bergabung.
Akan tetapi keuntungan sebesar Rp 7.500.000,00 di kemudian hari juga
akan dibagi sesuai dengan perbandingan modal saham yang dimiliki. Hal
ini akan berakibat kerugian bagi pemegang saham PT Anon di satu pihak
dan keuntungan bagi pemegang saham PT Dani di pihak yang lain.
Contoh 2:
Kekayaan bersih
yang diserahkan
15.000.000,00 22.500.000,00 37.500.000,00 75.000.000,00
(tanpa goodwill)
Goodwill :
2.250.000,00 2.250.000,00 3.000.000,00
Laba rata-rata
Laba normal 6% 900.000,00 1.350.000,00 2.250.000,00
Kelebihan di atas
laba normal
1.350.000,00 900.000,00 750.000,00
Kapitalisasi
6.750.000,00 4.500.000,00 3.750.000,00
kelebihan
15.000.000,00
Laba normal 20%
PT. PT PT Jumlah
Anon Dian Dani
1. Kontribusi Goodwill Rp
kekayaan bersih 15.000.000,00
termasuk
(D)
goodwill :
Macam-macam
PT Anon = Rp
21.750.000,00 aktiva
PT Dian = Rp (D) Rp
27.000.000,00 90.000.000,00
Alokasi modal
saham :
PT Anon = Rp
21.750.000,00 :
Rp 10.000,00
= 2.175 lb
PT Dian = Rp
27.000.000,00 :
Rp 10.000,00
= 2.700 lb
PT Dani = Rp
41.250.000,00 :
Rp 10.000,00
= 4.125 lb
Jumlah = 9.000
lb
2. Kontribusi Macam – Macam –
kekayaan bersih macam aktiva macam aktiva
tidak termasuk Rp Rp
goodwill : 75.000.000,00 75.000.000,00
= 3.438 lb
Hal ini juga terbukti pada contoh tersebut. PT Anon yang mempunyai
keuntungan di atas keuntungan normal paling besar, mengakibatkan
kenaikan di dalam pemilikan terhadap kekayaan pada perusahaan yang
baru dari semula 20% menjadi 24%.
(3) Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar selisih antara modal
saham yang harus dikeluarkan (sebagaimana perhitungan sub 1),
dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas sebagaimana
dijelaskan pada sub (2).
Ketentuan seperti tersebut di atas juga berarti bahwa modal statutair untuk
seluruh golongan saham dalam perusahaan yang baru dibentuk dan dan
dibagikan kepada masing - masing pohak yang bergabung harus
didasarkan atas kontribusi rrlatip dari keuntungannya.
Prosentase yang dipakai sebagai dasar untuk mengkapitalisasi laba
(keuntungan) tidak boleh lebih besar dari rentabilitas (rate of return) yang
paling rendah di antara perusahaan yang bergabung dan hak prioritas atau
preferensi atas pembagian laba dari Saham Prioritas.
Sebaliknya kalau tingkat kapitalisasi yang dipakai lebih kecil dan prioritas
hak atas laba (deviden) dari Saham Preferen (Prioritas), ketidak sesuaian
akan terjadi di dalam pembagian laba (deviden) di antara perusahaan yang
terdahulu. Dalam hubungannya dengan pembagian laba (deviden) dari
perusahaan yang baru, kesesuaian itu dicapai apabila semua golongan
saham yang beredar (dikeluarkan) mendapatkan prosentase yang sama.
Apabila hal ini terjadi, maka untuk mencapai keseimbangan pembagian
laba di antara perusahaan terdahulu diperlukan laba minimum pada
perusahaan yang baru dibentuk jauh lebih besar dari tingkat laba yang
diharapkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa tingkat kapitalisasi dan hak prioritas atas
pembagian laba dari Saham Prioritas yang akan dikeluarkan di dalam
penggabungan badan usaha merupakan faktor penting yang harus
diperhitungkan, agar klaim terhadap kekayaan bersih dan hak a pembagian
laba dari perusahaan terdahulu tetap dapat dijam kesesuaiannya dengan
kontribusi relatipnya baik terhadap kekayaan be sih maupun keuntungan
pada saat terjadinya (transaksi) penggabungan badan usaha.
Contoh 3 :
Untuk itu telah disetujui PT Siwi Peni akan mengeluarkan 1.000 lembar
6% Saham Prioritas, nominal @ Rp 100.000,00 per lembar dan 3.000
lembar Saham Biasa dengan nilai nominal @ Rp25.000,00 per lembar.
37.500.0
00
Berdasar pada uraian tersebut di atas, maka besarnya modal saham yang
harus dikeluarkan untuk pembayaran kekayaan bersih yang diserahkan
oleh masing-masing perusahaan menurut golongan saham sesuai dengan
prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasikan kemampuan
memperoleh laba beserta pengaruhnya terhadap pembagian laba kelak di
kemudian hari akan ternyata pada tabel-tabel yang berikut: (periksa
halaman 240).