Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

BAB13
(PARTNERSHIP)
OLEH
 MUHAMMAD RENDY RIANDA (180201073)
 MUHAMMAD ALDI (180201088)
 TRI FAUZAN FYANDA (180201089)
 SYAMIL RIFQI (180201057)
 SRI DEWI (180201099)
 CHERIE IMELDA NINGRUM (180201071)
KARAKTERISTIK PERSEKUTUAN
Persekutuan mempunyai beberapa karakteristik khas yang mempunyai implikasi akuntansi, yaitu sebagai berikut.

a) keagenan bersama (mutual agency).

Setiap sekutu adalah agen persekutuan dengan wewenang mengadakan kontrak bagi persekutuan. Tindakan setiap sekutu adalah
atas mempersekutuan dan menjadi tanggung jawab semua sekutu.

b) Persekutuan mempunyai umur terbatas (limited life).

Persekutuan akan bubar apabila salah seorang anggota atau lebih menarik diri dari keanggotaan karena suatu alasan, misalnya
mengundurkan diri, bangkrut, atau meninggal.Masuknya anggota baru berarti pembubaran persekutuan lama.

c) Para sekutu mempunyai kewajiban tak terbatas (unlimited iabilities).

Setiap sekutu secara pribadi bertanggung jawab kepada kreditur atas utang-utang yang dilakukan persekutuan. Apabaila persekutuan
bangkrut, para sekutu harus menyerahkan aktiva pribadi yang cukup untuk melunasi utang-utang persekutuan

d) Para sekutu merupakan pemilik bersama dari harta persekutuan (co-ownership of partnership property).

Harta yang di investasikan ke persekutuan oleh setiap sekutu menjadi kekayaan semua anggota persekutuan secara Bersama-sama
dan pembagian aktivanya, klaim setiap sekutu terhadap aktiva diukur berdasarkan saldo perkiraan modal masing-masing
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
Bentuk organisai bisnis persekutuan ini memang kurang luas digunakan jika dibandingkan dengan bentuk perusahaan perseorangan
dan perseroan. Namun persekutuan mempunyai keunggulan yang dapat menutup kelemahannya.

Keunggulan persekutuan, yaitu

a) Biaya pendiriannya relative tidak mahal dan mudah.

b) Mampu memadukan lebih banyak modal, lebih banyak keahlian manajerial daripada perusahaan perseorangan, dan

c) Pajak penghasilan yang dibayarkan oleh setiap sekutu relative lebih rendah daripada pajak penghasilan yang dibayarkan oleh
perseroan.

Kelemahan persekutuan, ialah

a) Persekutuan mempunyai umur terbatas.

b) Setiap sekutu mempunyai kewajiban yang tak terbatas, dan

c) Seorang sekutu dapat mengatasnamakan persekutuan untuk kontrak


PEMBAGIAN LABA BERSIH
1. Pembagian laba atas dasar jasa yang disumbangkan (tunjangan gaji)

Salah satu cara untuk menyatakan perbedaan kemampuan dan jumlah jam kerja yang disumbangkan para sekutu kepada
persekutuannya ialah dengan mengalokasikan sebagian laba bersih kepada para skutu sebagai tunjangan gaji yang dituangkan pada
perjanjian persekutuan.

Contoh:

Persekutuan ALFAN mencantumkan dalam perjanjian bahwa tunjangan gaji bulanan untuk Tuan Ali sebesar Rp2.000.000,00 dan
Tuan Farhan Rp3.000.000,00. Laba bersih setahun Rp75.000.000,00 dan sisa laba dibagi rata.

LABA BERSIH PERSEKUTUAN ALFAN Rp75.000.000,00

Pembagian Laba Tn. ALi Tn. Farhan Total


Bersih
Tunjangan gaji Rp24.000.000,00(1) Rp36.000.000,00 Rp60.000.000,00

Sisa laba Rp 7.500.000,00(2) Rp 7.500.000,00 Rp15.000.000,00

Laba bersih Rp31.500.000,00 Rp43.500.000,00 Rp75.000.000,00 (1) 12 bulan x Rp 2.000.000,00 = Rp 24.000.000,00


(2) 50% x Rp 15.000.000,00 = Rp 7.500.000,00
Pembagian laba bersih tersebut dicatat dalam ayat jurnal penutup, tanpa memperhatikan apakah sekutu benar-benar mengambil
tunjangan gajinya atau tidak. Ayat jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih adalah sebagai berikut:

31 Desember Ikhtisar laba rugi 75.000.000,00 -


Modal Tn. Ali - 31.500.000,00
Modal Tn. Farhan - 43.500.000,00

2. Pembagian laba atas dasar jasa yang disumbangkan (tunjangan gaji) dan besarnya investasi (bunga modal).

Para sekutu akan merasa lebih adil apabila pembagian laba dengan memperhitungkan gaji berdasarkan jasa yang disumbangkan
dan memperhitungkan bunga berdasarkan modal yang di investasikan, sisa laba dibagikan sesuai dengan perjanjian.

Contoh:

Persekutuan ALFAN dalam perjanjian mencantumkan bahwa tunjangan gaji bulanan untuk Tn. Ali Rp2.000.000,00 dan Tn. Farhan
Rp2.500.000,00. Modal yang disetorkan oleh Tn. Ali Rp10.000.000,00 dan Tn. Farhan Rp.50.000.000,00. Bunga atas modal
diperhitungkan sebesar 10% setahun. Laba bersih setahun Rp75.000.000,00, sisa laba dibagi rata.
LABA BERSIH PERSEKUTUAN ALFAN Rp75.000.000,00

Pembagian Laba Tn. ALi Tn. Farhan Total


Bersih
Tunjangan gaji Rp24.000.000,00(1) Rp30.000.000,00 Rp54.000.000,00

Tunjangan bunga Rp 1.000.000,00(2) Rp 5.000.000,00 Rp 6.000.000,00

Sisa laba Rp 7.500.000,00(3) Rp 7.500.000,00 Rp15.000.000,00


Laba bersih Rp32.500.000,00 Rp42.500.000,00 Rp75.000.000,00

(1) 12 bulan x Rp 2.000.000,00 = Rp24.000.000,00

(2) 10% x Rp10.000.000,00 = Rp 1.000.000,00

(3) 50% x Rp15.000.000,00 = Rp 7.500.000,00

Ayat jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih adalah sebagai berikut

31 Desember Ikhtisar laba rugi 75.000.000,00 -


Modal Tn. Ali - 32.500.000,00
Modal Tn. Farhan - 42.500.000,00
PEMBAGIAN RUGI
Apabila laba bersih lebih kecil jika dibandingkan dengan total tunjangan, baik tunjangan gaji, maupun tunjangan modal, maka saldo
sisanya akan negative. Yang akan dibebankan di antara para sekutu sebagai rugi bersih.

Contoh:

Persekutuan ALFAN dalam perjanjian mencantumkan bahwa tunjangan gaji bulanan untuk Tn. Ali Rp2.000.000,00 dan Tn. Farhan
Rp2.500.000,00. Modal yang disetorkan oleh Tn. Ali Rp.10.000.000,00 dan Tn.Farhan Rp50.000.000,00. Bunga modal diperhitungkan
sebesar 10% setahun. Laba bersih setahun Rp50.000.000,00. sisa rugi dibagi sama.

LABA BERSIH PERSEKUTUAN ALFAN Rp75.000.000,00

Pembagian Laba Tn. ALi Tn. Farhan Total


Bersih
Tunjangan gaji Rp24.000.000,00(1) Rp30.000.000,00 Rp54.000.000,00

Tunjangan bunga Rp 1.000.000,00(2) Rp 5.000.000,00 Rp 6.000.000,00


(1) 12 bulan x Rp 2.000.000,00 = Rp24.000.000,00
Total tunjangan Rp25.000.000,00 Rp35.000.000,00 Rp60.000.000,00 (2) 10% x Rp10.000.000,00 = Rp 1.000.000,00
(3) 50% x Rp10.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
Kelebihhan
tunjangan di atas (Rp 5.000.000,00)(3) (Rp 5.000.000,00) (Rp10.000.000,00)
laba
Laba bersih Rp20.000.000,00 Rp30.000.000,00 Rp50.000.000,00
Ayat jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih adalah sebagai berikut:

31 Desember Ikhtisar laba rugi 50.000.000,00 -


Modal Tn. Ali - 20.000.000,00
Modal Tn. Farhan - 30.000.000,00

LAPORAN MODAL PEMILIK PERSEKUTUAN


Pembagian laba bersih hendaknya diungkapkan dalam laporan keuangan yang disusun pada akhir periode. Laporan perubahan
modal pemilik persekutuan sama seperti laporan modal pemilik untuk perushaan perseorangan, aa berbagai variasi mengai
bentuknya, yang salah satunya digambarkan sebagai berikut
ALFAN
Laporan Modal Pemilik
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2001
Tn. ALi Tn. Farhan Total

Modal, per 1 Jan 2001 10.000.000,00 50.000.000,00 60.000.000,000


Tambahan investasi 5.000.000,00 - 5.000.000,00
Laba Bersih setahun 15.000.000,00 50.000.000,00 65.000.000,00
32.500.000,00 42.500.000,00 75.000.000,00
Penarikan modal dalam 1 47.500.000,00 92.500.000,00 140.000.000,00
tahun 20.000.000,00 40.000.000,00 60.000.000,00
Modal, per 31 Des 2001 27.500.000,00 52.500.000,00 80.000.000,00
AKUNTANSI PERSEKUTUAN UNTUK MASUKNYA
SEKUTU BARU
Sekutu yang baru dapat diterima persekutuan hanya dengan persetujuan para sekutu yang telah ada. Tetapi bukan berarti bagian
modal seorang sekutu atau lebih, tidak dapat dijual tanpa persetujuan sekutu yang lain karena dari segi hokum, apabila bagian
modal seorang sekutu dijual ke pihak luar, secara otomatis persekutuan tersebut bubar.

Seorang sekutu baru dapat diterima dalam persekutuan apabila salah satu prosedur berikut ini dilaluinya

1. Sekutu baru membeli sebagian modal dari salah satu atau lebih sekutu lama.

Apabila seorang sekutu baru ingin masuk ke dalam persekutuan dengan cara membeli hak kepemilikan dari seorang atau lebih
sekutu lama, cara pembeliannya dibayarkan langsung kepada sekutu penjual.

PERSEKUTUAN AB

Neraca
Per 31 Mei 2001
(dalam
rupiah)
Aktiva Utang
Kas 100.000,00 Utang usaha 50.000,00

Piutang Usaha 50.000,00 Total utang 50.000,00

MODAL
Modal Tn. A 50.000,00
Modal Tn. B 50.000,00
Total Modal 100.000,00
Total aktiva 150.000,00 Total utang dan 150.000,00
modal

Persekutuan AB, Setiap sekutu memiliki modal Tn. A Rp.50.000,00 dan Tn. B Rp50.000,00. Pada tanggal 1 Juni 2001, tiap-tiap waktu
sekutu menjual 20% bagian modalnya kepada Tn. C secara kas.
Perhitungan Modal Tn. C
Modal Tn. A = Rp.50.000,00 x 20% = Rp10.000,00
Modal Tn. B = Rp.50.000,00 x 20% = Rp10.000,00
Total Modal Tn. C Rp20.000,00

Ayat jurnal yang diperlukan dalam perkiraan persekutuan sebgai berikut:


1 Juni 2001 Modal Tn. A Rp10.000,00 -
Modal Tn. B Rp10.000,00 -
Modal Tn. C Rp20.000,00
-

Persekutuan ABC
Neraca
Per 1 Juni 2001

(dalam
rupiah)
Aktiva Utang
Kas 100.000,00 Utang usaha 50.000,00

Piutang Usaha 50.000,00 Total utang 50.000,00

MODAL
Modal Tn. A 50.000,00
Modal Tn. B 50.000,00
Total Modal 100.000,00
Total aktiva 150.000,00 Total utang dan 150.000,00
modal
Masuknya Tn. C mengakibatkan total modal persekutuan tetap sebesar Rp100.000,00 yaitu Tn. C memiliki 20% atau Rp20.000,00
tetapi Tn. C belum tentu berhak atas pembagian laba bersih 20% karena pembagian laba atau rugi bersih akan mengikuti ketentuan
perjanjian persekutuan yang baru.

2. Sekutu baru menyetorkan sejumlah aktiva kepada persekutuan.

Sekutu baru dapat menyetorkan sejumlah aktiva kepada persekutuan, baik menyetorkan aktiva berupa kas, maupun aktiva nonkas
sehingga modal persekutuan menjadi bertambah. Sekutu baru masuk ke dalam persekutuan dapat dengan cara menyetorkan uang
kas atas dasar kesepakatan Bersama sehingga ada kemungkinan timbulnya bonus bagi sekutu lama atau sekutu baru itu sendiri

Untuk mengilustrasikan bonus kepada sekutu lama, dimisalkan pada tanggal 1 Juli 2001 Persekutuan AB menerima Tn. C sebagai
sekutu baru dengan menyetorkan uang kas sebesar Rp80.000,00. Semua sekutu sepakat bahwa kepemilika TN. C hanya diakui 40%.
Pembagian laba persekutuan lama 50% : 50%.

Perhitungan kepemilikan T. C sebagai berikut:

Total modal persekutuan sebelum Tn. C masuk Rp100.000,00


Investasi Tn. C Rp 80.000,00
Total modal setelah Tn. C masuk Rp180.000,00

Pengakuan kepemilikan Tn. C (40% x Rp180.000,00) Rp 72.000,00


Nilai investasi Tn. C Rp 80.000,00
Bonus kepada para sekutu lama Rp 8.000,00
Investasi Tn. C Kepemilikan
Rp80.000,00 Rp72.000,00 50 X Rp80.000,00 = Rp4.000,00
(akan menambah modal Tn. A)

Rp8.000,00
50 X Rp80.000,00 = Rp4.000,00
(akan menambah modal Tn. B)
Bonus untuk sekutu lama

Bonus sekutu baru akan mengurangi modal setiap sekutu lama yaitu Tuan A dan tuan B.

Ayat jurnal yang diperlukan persekutuan ialah sebagai berikut

1 Juli 2011 Kas Rp80.000,00 -


Modal Tuan A - Rp 4.000,00
Modal Tuan B - Rp 4.000,00
Modal Tuan C - Rp 72.000,00
Neraca persekutuan ABC sebagai berikut:

Persekutuan ABC
Neraca
30 Juni 2001

(dalam
rupiah)
Aktiva Utang
Kas 180.000,00(1) Utang usaha 50.000,00

Piutang Usaha 50.000,00 Total utang 50.000,00

MODAL
Modal Tn. A 54.000,00
Modal Tn. B 54.000,00
Modal Tn. C 72.000,00
Total Modal 150.000,00
Total aktiva 150.000,00 Total utang dan modal 230.000,00

(1) Kas = Rp100.000,00 + Rp80.000,00 (setoran sekutu baru)


(2) Modal Tn. A = Rp 50.000,00 + Rp 4.000,00 (bonus dari sekutu baru)
(3) Modal Tn. B = Rp 50.000,00 = Rp 4.000,00 (bonus dari sekutu baru
Apabila aktiva persekutuan tidak menunjukkan nilai yang wajar menurut nilai pasar pada waktu masuknya sekutu yang baru. Maka
aktiva tersebut harus direvaluasi terlebih dahulu. Jumlah bersih penambahan dan pengurangan nilai aktiva tersebut akan
dialokasikan ke perkiraan modal sekutu lama sesuai dengan rasio pembagian laba.

LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah proses penutupan suatu badan usaha apabila persekutuan ditutup. Langkah yang dilakukan adalah

A. Menjual seluruh aktiva selain kas.


B. Membayar kewajiban kepada kreditur, dan
C. Sisa uang kas atau aktiva lainnya dibagikan di antara para sekutu sesuai dengan bagian modal masng-masing.

Ilustrasi likuidasi persekutuan ABC sebgai berikut.


Tn. Andi, Tn. Budi dan Tn. Chandra memutuskan untuk melikuidasi persekutuan mereka. Rasio pembagian adalah 5:3:2.
Pada 8 November 2001 kegiatan perusahaan dihentikan dan perkiraan ditutup. Ikhtisar buku besarnya adalah sebagai berikut

Kas

Aktiva non kas Rp 40.000,00 -

Utang usaha Rp 80.000,00 -

Modal, Tn. Andi Rp 30.000,00

Modal, Tn. Budi Rp 40.000,00

Modal, Tn. Chandra Rp 20.000,00

Rp120.000,00 Rp 120.000,00
KEUNTUNGAN PENJUALAN AKTIVA NON KAS
Antara tanggal 10 November – 30 November 2001, Tn. Andi, Tn. Budi, Tn. Chandra menjual aktiva nonkas sebesar Rp100.000,00
maka penjualan aktiva nonkas mendapatkan keuntungan sebesar Rp20.000,00 (nilai jual Rp100.000,00-nilai buku Rp80.000,00).

Laporan likuidasi persekutuan yang mengikhtisarkan proses likuidasi adalah sebagai berikut

AKTIVA KEWAJIBAN + MODAL

Kas Aktiva Utang usaha Tn. Andi Tn. Budi Tn. Chandra
nonkas
Saldo sebelum likuidasi 40.000,00 80.000,00 30.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00
Penjualan aktiva nonkas 100.000,00 (80.000,00) 10.000,00(1) 6.000,00(2) 4.000,00(3)
Saldo setelah penjualan aktiva 140.000,00 (30.000,00) 50.000,00 36.000,00 24.000,00
nonkas 0 30.000,00 - - -
Membayar kewajiban (30.000,00)
Salo setelah membayar kewajiban 110.000,00 0 0 50.000,00 36.000,00 24.000,00
Pembagian uang kas kepada (110.000,00)
sekutu - - (50.000,00) (36.000,00) (24.000,00)
Saldo setelah likuidasi 0 0 0 0 0 0
Pembagian keuntungan penjualan aktiva nonkas sebagai berikut:

(1) 5/10 X Rp 30.000,00 = Rp 10.000,00


(2) 3/10 X Rp 20.000,00 = Rp 6.000,00
(3) 2/10 X Rp 20.000,00 = Rp 4.000,00

Ayat jurnal untuk mencatat langkah-langkah likuidasi adalah sebagai berikut:

a) Penjualan Aktiva Nonkas

30 Nov Kas Rp100.000,00 -


Aktiva nonkas - 80.000,00
Keuntungan realisasi - 20.000,00

b) Pembagian Keuntungan
30 Nov Keuntungan realisasi Rp 20.000,00 -
Modal Tn. Andi - 10.000,00
Modal Tn. Budi - 6.000,00
Modal Tn. Chandra - 4.000,00

c) Membayar Kewajiban

30 Nov Utang Usaha Rp 30.000,00 -


Kas - 30.000,00
d) Pembagian Uang Kas Kepada Sekutu
30 Nov Modal Tn. Andi 50.000,00 -
Modal Tn. Budi 36.000,00 -
Modal Tn. Chandra 24.000,00 -
Kas - 110.000,00

KERUGIAN PENJUALAN AKTIVA


NONKAS TANPA DEFISIENSI MODAL
SEKUTU
Antara tanggal 10 November dan 30 November 2001. Tn. Andi, Tn. Budi, dan Tn. Chandra menjual Aktiva nonkas sebesar
Rp60.000,00, maka penjualan aktiva nonkas mengalami kerugian sebesar Rp20.000,00 (nilai jual Rp60.00,00 - nilai buku
Rp80.000,00).

Laporan likuidasi persekutuan yang mengikhtisarkan proses likiuidasi adalah sebagai berikut:
Persekutuan ABC

Laporan Likuidasi
Untuk periode 30 november 2001

AKTIVA KEWAJIBAN + MODAL

Kas Aktiva Utang usaha Tn. Andi Tn. Budi Tn. Chandra
nonkas
Saldo sebelum likuidasi 40.000,00 80.000,00 30.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00
Penjualan aktiva nonkas 60.000,00 (80.000,00) 10.000,00(1) 6.000,00(2) 4.000,00(3)
Saldo setelah penjualan aktiva 100.000,00 (30.000,00) 30.000,00 24.000,00 16.000,00
nonkas 0 30.000,00 - - -
Membayar kewajiban (30.000,00)
Salo setelah membayar kewajiban 70.000,00 0 0 30.000,00 24.000,00 16.000,00
Pembagian uang kas kepada (70.000,00)
sekutu - - (30.000,00) (24.000,00) (16.000,00)
Saldo setelah likuidasi 0 0 0 0 0 0

Pembagian keuntungan penjualan aktiva nonkas sebagai berikut:

(1) 5/10 X Rp 30.000,00 = Rp 10.000,00


(2) 3/10 X Rp 20.000,00 = Rp 6.000,00
(3) 2/10 X Rp 20.000,00 = Rp 4.000,00
Ayat jurnal unutk mencatat langkah-langkah likuidasi adalah sebagai berikut:

A. Penjualan Aktiva Nonkas

30 Nov Kas 60.000,00 -


Kerugian realisasi 20.000,00 -
Aktiva Nonkas - 80.000,00

B. Pembagian Kerugian
30 Nov Modal Tn. Andi 10.000,00 -
Modal Tn. Budi 6.000,00 -
Modal Tn. Chandra 4.000,00 -
Kerugian Realisasi - 20.000,00

C. Membayar Kewajiban
30 Nov Utang usaha 30.000,00 -
Kas - 30.000,00

D. Pembagian Uang Kepada Sekutu

30 Nov Modal Tn. Andi 30.000,00 -


Modal Tn. Budi 24.000,00 -
Modal Tn. Chandra 16.000,00 -
Kas - 70.000,00
KERUGIAN PENJUALAN AKTIVA NONKAS, TERDAPAT
DEFISIENSI MODAL SEKUTU
Defisiensi modal terjadi apabila salah satu atau lebih sekutu mengalami kekurangan modal akibat menanggung kerugian atas
penjualan aktiva.

Kas Rp 20.000,00 -

Aktiva Nonkas Rp 80.000,00 -

Utang Usaha - Rp 30.000,00

Modal, Tn. Andi - Rp 20.000,00

Modal, Tn. Budi - Rp 30.000,00

Modal, Tn. Chandra - Rp 20.000,00

Rp120.000,00 Rp120.000,00

Antara tanggal 10 November dan 30 November 2001. Tn. Andi, Tn. Budi, dan Tn. Chandra menjual aktiva nonkas sebesar
Rp30.000,00, maka penjualan aktiva kas mendapatkan kerugian sebesar Rp50.000,00 (nilai jual Rp30.000,00 - nilai buku
Rp80.000,00). Laporan likuidasi persekutuan yang mengiktisarkan proses likuidasi adalah sebagai berikut
Persekutuan ABC

Laporan Likuidasi
Untuk periode 30 november 2001

AKTIVA KEWAJIBAN + MODAL

Kas Aktiva Utang usaha Tn. Andi Tn. Budi Tn. Chandra
nonkas
Saldo sebelum likuidasi 20.000,00 80.000,00 30.000,00 20.000,00 30.000,00 20.000,00
Penjualan aktiva nonkas 30.000,00 (80.000,00) 25.000,00(1) 15.000,00(2) 10.000,00(3)
Saldo setelah penjualan aktiva 50.000,00 (30.000,00) 5.000,00 15.000,00 10.000,00
nonkas 0 30.000,00 - - -
Membayar kewajiban (30.000,00)
Salo setelah membayar kewajiban 20.000,00 0 0 5.000,00 15.000,00 10.000,00
Pembagian uang kas kepada (20.000,00)
sekutu - - - (12.000,00) (8.000,00)
Saldo setelah likuidasi 0 0 0 (5000,00) 3000,00 2000,00

Pembagian kerugian penjualan aktiva nonkas sebagai berikut:

(1) Tuan andi = 5/10 X Rp 50.000,00 = Rp 25.000,00


(2) Tuan budi = 3/10 X Rp 50.000,00 = Rp 15.000,00
(3) Tuan chandra = 2/10 X Rp 50.000,00 = Rp 10.000,00
Kerugian Tn. ANdi sebesar Rp25.000,00 melebihi saldo modal Tn. Andi yang hanya sebesar Rp20.000,00, maka defisiensi modal
Rp5.000,00 yang merupakan kerugian potensial bagi Tn. Budi dan Tn. Chandra yang untuk sementara harus dibagi menurut
pembagian, yaitu 3:2(3/5 dan 2/5).

Perhitungannya dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

MODAL

Tn. Andi Tn. Budi Tn. Chandra

Saldo sebelum likuidasi 20.000,00 30.000,00 20.000,00


Pembagian kerugian (25.000,00) (15.000,00) (10.000,00)
Saldo setelah proses realisasi ( 5.000,00) 15.000,00 10.000,00
Pembagian deficit 5.000,00 ( 3.000,00) (1) ( 2.000,00) (2)
Modal Tn. Andi
Klaim atas uang Kas 0 12.000,00 8.000,00

Pembagian kerugian penjualan aktiva nonkas sebagai berikut:

(1) 3/10 X Rp 5.000,00 = Rp 3.000,00


(2) 2/10 X Rp 5.000,00 = Rp 2.000,00
SOAL-SOAL TERJAWAB
Pada tanggal 1 Januari 2000 saldo modal partnership "PADMA & CANDRA" masing-masing sebagai berikut: Padma Rp26.000.000,00
dan Candra Rp24.000.000,00. Selama tahun 2000 partnership melaporkan net income sebesar Rp30.000.000,00. Partnership
membagi laba dengan ratio 2:3. Cadangan gaji untuk Padma sebesar Rp12.000.000,00 dan Candra sebesar Rp10.000.000,00.
Diasumsikan bahwa transaksi tanggal 1 Januari 2000 di bawah ini tidak saling terkait.

a) Donna masuk dalam partnership dengan cara menyetorkan uang tunai sebesar Rp20.000.000,00 dan diakui dalam partnership
40%.

b) Donna masuk dalam persekutuan, membeli setengah dari modal Padma

Diminta:

1) Susunlah schedule pembagian laba tahun 2000 dan jurnal yang diperlukan!

2) Susunlah jurnal untuk kedua transaksi di atas!


JAWAB
Padma Candra Total

Laba Bersih 30.000,00

Pembagian gaji 12.000,00 10.000,00 22.000,00


Sisa Laba 3.200,00(1) 4.800,00(2) 8.000,00
15.200,00 14.800,00 30.000,00

(1) 2/5 x Rp8.000,00 = Rp3.200,00

(2) 3/5 x Rp8.000,00 = Rp4.800,00

Jurnal

1 Januari Ikhtisar laba rugi Rp30.000,00 -


Modal Padma - Rp15.200,00
Modal Candra - Rp.14.800,00
a. Donna masuk ke dalam partnership diakui 40% dengan menyetorkan modal Rp20.000.000,00

[ Total modal + Investasi Dana ] x 40% = Nila kepemilikan sekutu baru [ 26.000.000,00 + 24.000.00,00 + 20.000.000,00] x 40% =
Rp28.000.000,00

Pengakuan Kepemilikan Investasi (Penyetoran Modal)


Rp28.000.000,00 Rp20.000.000,00

Bonus Untuk Donna

Rp8.000.000,00
(Modal sekutu lama akan berkurang untuk memberikan bonus kepada sekutu baru)

Modal Padma = 2/5 x Rp8.000.000,00 = Rp3.200.000,00

Modal Candra = 3/5 x Rp8.000.000,00 = Rp4.800.000,00

Anda mungkin juga menyukai