Anda di halaman 1dari 17

MODAL SAHAM

A. PENGERTIAN MODAL SAHAM


Modal saham adalah jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan
menempatkan saham - saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat
umum. Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum
dipisahkan dari pemiliknya. Tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan
tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya. Saham yang dikeluarkan oleh
PT dapat dicantumkan nama pemiliknya yang disebut saham atas nama, dapat juga tidak
dicantumkan pemiliknya.
Hak pemegang saham :
1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusahaan mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama, tapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka
yang diberikan kepada masing-masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.
Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan
dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominalnya. Nilai nominal saham adalah
nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk
masing-masing lembar.

B. JENIS JENIS SAHAM


1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang
paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah paling besar.
Jika usaha berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada
saham prioritas. Saham biasa mempunyai hak yang sama dengan saham prioritas, akan
tetapi saham biasa tidak mempunyai preferensi. Jika saham perusahaan yang
dikeluarkan cuma satu maka saham itu selalu saham biasa.
Sertifikat Saham
Serifikat saham dikeluarkan oleh PT Danareksa, yaitu suatu PT yang didirikan
oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan – perusahaan
yang “go public” melalui pasar modal dan menjualnya kembali kepada masyarakat
umum dalam bentuk sertifikat saham. Karena sahamnya dimiliki oleh PT Danareksa,
maka hak suara atas saham tersebut berada di PT Danareksa, pemilik seetifikat saham
tidak memiliki hak suara dalam PT.
2. Saham Prioritas
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,
biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva
pada saat likuidasi. Dividen pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, apabila
ada kelebihan maka dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham prioritas
tidak terutang atas dasar waktu, melainkan akan terutang jika sudah diumumkan oleh
perusahaan. Apabila pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden
dalam satu periode maka dividen akan hilang. Biasanya saham prioritas mempunyai
nilai nominal dan dividennya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila
saham prioritas tidak mempunyai nilai nominal, maka dividennya dinyatakan dalam
bentuk rupiah bukan dalam bentuk persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan
lebih dari satu macam saham prioritas yang disebut saham prioritas kesatu, saham
prioritas kedua, dst. Dimana saham prioritas kesatu mempunya klaim yang pertama
terhadap laba dan saham prioritas kedua mempunyai klaim kedua, dst. Ada beberapa
kelebihan yang dimiliki saham prioritas yaitu :
a. Saham Prioritas Komulatif dan Tidak Komulatif
Saham prioritas komulatif adalah saham prioritas yang dividennya setiap tahun
harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam suatu tahun dividen tidak
dibayarkan, maka pada tahun – tahun berikutnya dividen yang belum dibayar harus
dilunasi, sehingga dapat mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa.
Komulatif ini tidak berlaku saat perusahaan dilikuidasi jika tidak ada saldo laba,
tidak dibagi.
Saham prioritas tidak komulatif ketika dividen tahun – tahun sebelumnya yang
belum dibayarkan tidak perlu dilunasi pada tahun – tahun berikutnya. Jadi, jika akan
membagi dividen untuk saham biasa kewajibannya hanya membayar dividen saham
prioritas untuk tahun tersebut.
b. Saham Prioritas Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi
Saham prioritas partisipasi penuh adalah jika saham prioritas berhak atas
dividen dengan jumlah sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa
mendapat dividen sebesar persentase dividen saham prioritas. Saham prioritas
sebagian adalah saham prioritas akan mendapat dividen dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan sesudah saham biasa mendapat dividen dengan tarif yang sama besar
dengan saham prioritas (dalam bentuk persentase).
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai saham yang beredar sebagai berikut :
saham prioritas, nominal Rp1.000.000,00 ; 10% berpartisipasi penuh. Saham biasa,
nominal Rp2.000.000,00. Pada akhir tahun 2005, dibagi dividen sebesar
Rp540.000,00. Dividen ini dibagikan kepada saham prioritas dan biasa dengan
perhitungan sebagai berikut :
Prioritas Biasa
Saham Prioritas = (10% x Rp1.000.000,00) Rp100.000,00
Saham Biasa = (10% x Rp2.000.000,00) Rp200.000,00
Saham Prioritas dan Biasa =
Rp240.000,00 = Rp80.000,00 Rp160.000,00
Rp3.000.000,00
Rp180.000,00
Rp360.000,00
Dengan cara perhitungan di atas, masing – masing memperoleh dividen dengan tarif
yang sama besar (18%) yaitu :
Rp180.000,00
Saham Prioritas = x 100 % = 18%
Rp1.000.000,00
Rp360.000,00
Saham Biasa = x 100% = 18%
Rp2.000.000,00
Perhitungan di atas dapat juga dilakukan sekaligus yaitu sebagai berikut :
Rp540.000,00
Persentase dividen untuk kedua jenis saham = x 100% = 18%
Rp3.000.000,00

Pembagian dividen untuk :


Saham prioritas = 18% x Rp1.000.000,00 = Rp180.000,00
Saham biasa = 18% x Rp2.000.000,00 = Rp360.000,00
Jumlah dividen = Rp540.000,00

Apabila saham prioritas tidak berpartisipasi penuh, tetapi hanya sampai 15%,
maka perhitungannya sebagai berikut :
Prioritas Biasa
Saham prioritas = (10% x Rp1.000.000,00) = Rp100.000,00
Saham biasa = (10% x Rp2.000.000,00) = Rp200.000,00
Saham prioritas = (5% x Rp1.000.000,00) = Rp 50.000,00
Saham biasa = Rp190.000,00
Rp150.000,00 Rp390.000,00
Persentase penerimaan dividen sebagai berikut :
Rp150.000,00
Saham prioritas = x 100% = 15%
Rp1.000.000,00

Rp390.000,00
Saham biasa = x 100% = 19,5%
Rp2.000.000,00
Apabila saham prioritas itu tidak berpartisipasi maka dividen yang diterima
setiap tahunnya terbatas sebesar tarif dividennya. Dalam contoh di atas dividen
saham prioritas setiap tahunnya sebesar 10%.
c. Saham Prioritas atas Aktiva dan Dividen pada saat Likuidas
Saham dengan preferensi seperti ini padasaat likuidasi akan tetap menerima
dividen yang belum dibayar, walaupun saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi.
Sesuadah pelunasan dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak
dibagi tidak mencukupi pelunasan dividend an nominal saham prioritas dilakukan
dari modal yang diseyor darisaham biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh
pada urutan terakhir kaan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal
disetor yang masih ada dapat trrjadi sianya nol sehingga saham tidak memperoleh
pengembalian.
d. Saham Priorutas yang Dapat Ditukar dengan Saham Biasa
Kadang-kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan
saham biasa. Pmegang saham prioritas jenis ini menukarkan sahamnya dengan saham
biasa dalam keadaabn dividen yang dibagi untuk asaham biasa tiap tahunnya lenbih
besar daripada dividen saham prioritas. Apabila keadaan seperti yang disebutkan di
atas diperkirakan akan berlangsung yerus maka lebih menguntungkan meiliki saham
biasa dari padasaham prioritas karena saham biasa mem[unyai kalim yang tidak
terbatas atas laba.

C. PENCATATAN MODA SAHAM


Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah-
istilah berikut ini:
1) Modal saham satuter atau nodal saham yang diotorisasi, yaitu jum;ah saham yang
dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian perusahaan.
2) Modal saham beredar, yaitu saham yang sudah dijual (beredar)
3) Modal saham belum beredar, yaitu saham yang sudah diotorisasi tetapi belum dijual.
4) Treasury Stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli kembali
oleh perusahaan.
5) Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang disihkan karena sudah dipesan untuk
dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila harga jualnya sudah
dilunasi.
PSAK No. 21pargraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual dicatat adalah
rekening modal sahma sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang tercantum dalam
lembaran saham. Jika harga jula nya tidak sma dengan nilai nominal, selisihnya dicatat
dalam rekeninf agio saham atau disagio saham. Rekening agio saham menunjukkan selisih
sdi atas nilai nominlanya dan rekening disagio sham menunjukkan selisih di bawah nilai
nominal.
a) Penjualan Secara Tunai
Saham dijual secara tunai akan dicatat dengan mendbit akun (rekening) kas dan
mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual saham (perdana)
dengan nilai nominalnya akan dicat dengan mengkredit rekening agio ssaham atau
mendebit rekening disagio sahjam untuk mencatat penjualan perdana adalah:
Kas Rpxx
Disagio Saham Rpxx
Modal Saham Rpxx
Atau
Kas Rpxx
Modal Saham Rpxx
Agio Saham Rpxx
b) Penjualan Melalui Pesanan
Kadang-kadang penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu demgan cara
dibayarsebagian dan akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang belum dilunasi
dicatat sebagai piutang pesanan sham, dan jumlah nominal sham yang dipesan
dikreditkan ke rekening modal saham dipesan. Apabila harga jual saham atau disagio
saham pada waktu pesanan itu diterima. Untuk pemesan yang sudah melunasi harga
saham maka sahamnya dikeluarkan. Penegluatran saham ini dicatat dengan mendebit
rekening modal saham dipesan dan menkredit modal saham.
Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat senagai rekening control dan
dibuatkan buku pembantunyan dalam hal pemesan saham ini jumlahnya banyak.
Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham di atas,
berikut ini diberikan contoh membuat jurnal untuk mencatat penjualan saham.
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar
nominal @Rp.1000,00 dan an dijual semuanya (ditempatkan). Transaksi-transaksi dan
cara pencatatan saham tersebut sebagi berikut:
Transaksi Jurnal
Penjualan saham 400 Kas Rp. 100.000,00
lembar tunai Rp100.000 dan Mesin RP. 300.000,00
mesin seharga Rp300.000 Modal Saham
Rp.400.000,00

Diterima pesanan 500 Piutang pesanan saham Rp. 550.000,00


lembar saham dengan kurs Modal saham dipesan Rp.
11, dibayar tunai 70% 500.000,00
sisanya 30 hari Agio saham Rp.
50.000,00

Kas Rp. 385.000,00


Piutang pesanan saham Rp.
385.000,00
Diterima pelunasan sisa Kas Rp. 99.000,00
pesanan untuk 300 lembar Piutang pesanan saham Rp.
saham. Saham 300 lembar 99.000,00
diserahkan

Modal saham dipesan Rp. 300.000,00


Modal saham Rp.
300.000,00
Dalam contoh jurnal di atas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah
sebesar saham yang dijual. Pencatatn jumlah saham statuter ( saham yang diotorisasi)
dilakukan dengan catatan memo. Ada metode lain untuk mencatat modal saham
statuter, di mana debitnya adalah rekening modal asaham belum beredar. Setiap kali
terjadi penjualan saham maka rekeing modal saham belum beredar dikredit sebesar
saham yang dijual. Apabila digunakan metode seperti ini, untuk mengetahui berap
jumlah saham yang sudah beredar adalah dengan cara mengurangkan saldo rekening
modal ssaham belum beredar ke rekening modal saham statute.

D. PEMBATALAN PESANAN SAHAM


Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disihkan tersendiri dan akan
diserahkan kepda[emesan bila harga jula saham siudah dilunasi. Apabila pemesan
tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat mengambil
salah satu jalan sebagai berikut:
1) Uang yang nsudah diterima dikemblikan pada pemesan.
2) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangu biaya
atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut.
3) Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikemblikan)
4) Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima
Pencatatan yang dilakukan perusahann jika terjadi adanya pemesan yang tidak dapat
melunasi kekurangannya tergantung dan tindakan yang daiambil perusahaan. Contoh
pencatatan pembatalan pesanan saham diambilkan dari contoh di muka yaitu [pesanan
sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70% . dari pesanan
tersebut seorang pemesan yang memsan saham sebanyak 100 lembar tidak sdapat
melunasi kekurangannya. Modal sahamdipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat
dijual kembali dengan kurs 105.
Jurnal ayang dibuat oleh PT Risa Fadila dalam masing-masing keadaan adalah
sebagai berikut:
a) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.
Modal saham dipesan Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp. 33.000,00
Kas Rp. 77.000,00

Kas Rp. 105.000,00


Modal saham Rp. 105.000,00
Agio saham Rp. 5.000,00

b) Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya
atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut.
Modal saham dipesan Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp. 33.000,00
Utang pada pemesan Rp. 77.000,00

Kas Rp. 105.000,00


Utang pada pemesan Rp. 5.000,00
Modal saham Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00

Utang pada pemesan Rp. 72.000,00


Kas Rp. 72.000,00

c) Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan)


Modal saham dipesan Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp. 33.000,00
Modal dari pembatalan pesanan saham Rp. 77.000,00

Kas Rp. 105.000,00


Modal saham Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 5..000,00

d) Mengeluarkan saaham yang nilainya sama denhgan jumlah uang yang sudah
diterima.
Modal saham dipesan Rp. 100.000,00
Agio saham Rp. 3.000,00
Modal saham Rp. 70.000,00
Piutang pesanan saham Rp. 33.000,00

Kas Rp. 31.500


Modal saham Rp. 33.000
Agio saham Rp. 1.500

E. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM


Penjualan saham biasa dilakukan dengan cara per unit saham. Unit saham ini
terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakuakn dengan cara sepertiini
makan penerimaan darai penjualan kakn dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam
penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga masar dari saham tersebut.
Metode yang dapat digunakan adalah : (1) Metode Inkremental, dan (2) Metode
Proporsional. Bila harga pasar kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya
menggunakan metode proporsional. Namun apabial hanya hargasalah satu jenis
dsaham yang diketahui, maka digunakan metode incremental.
Misalnya: 1 unit saham terdiri dari: 1 lembar saham prioritas nominal Rp10.000,00
1 lembar saham biasa nominal Rp1.000,00
Harga jual per unit Rp10.500,00. pada saat penjualan diketahui harga pasar saham
biasa = Rp1.250,00. karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka
harga setiap saham dihitung dengan menggunakan metode incremental sebagai
berikut:
Harga 1 unit saham Rp.10.500,00
Harga pasar saham biasa Rp 1.250,00
Nilai saham prioritas Rp 9.250,00

Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham
dapat diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham biasa mendapat agio
sebesarRp.250,00 dan saham prioritas mendapat disagio Rp750,00. Pejualan satu unit
saham dengan harga seperti di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 10.500,00
Diasgio saham prioritas Rp. 750,00
Modal saham prioritas Rp. 10.000,00
Modal saham biasa Rp. 1.000,00
Agio saham biasa Rp. 250,00
Dari contoh di atas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9.500,00
maka perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode
proporsional sebagai berikut:
Harga pasar saham biasa Rp. 1.250,00
Harga pasar saham prioritas Rp. 9.500,00
Harga pasar keseluruhan saham Rp. 10.750,00

Dengan demikian maka harga saham biasa adalah:


Rp1.250,00 Rp10.500,00 = Rp1.220,00
Rp10.750,00
Harga saham prioritas adalah:
Rp9.500,00 Rp10.500,00 = Rp9.280,00
Rp10.750,00
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp30,00, dan
disagio saham prioritas sebesarRp500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
satu unit saham sebagai berikut:
Kas Rp. 10.500,00
Disagio saham biasa Rp 30,00
Disagio saham prioritas Rp. 720,00
Modal saham biasa Rp. 1.250,00
Modal saham prioritas Rp. 10.000,00

F. PERTUKARAN SAHAM DENGAN AKTIVA SELAIN KAS


Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain dari kas).
Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal dan
rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari
a) Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau
b) Nilai wajar aktiva yang diterima.
PSAK No. 21 paragraf 13(f) menyatakan bahwa asaham dicatat berdasarkan nilai
wajar aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila dasar penilain di atas tidak dapat
ditentukan, biasanya dilakukan penialain terhadap altiva yang diterima. Penilaian ini biasa
juga dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Kecenderungan yang diterima nterjado jika
penialian dilakukan oleh pimpinn perusahaan adalah menghindariadanya disagio saham,
sehingga aktiva fdan modal saaham akan dicatat terlalu besar. Apabila modal saham dan
aktiva yang diterima dicatat terlalu besar maka modal sahamitu disebut “watered”. Tetapi
jika dicatat terlalu kecil maka neracacyang disusun mengandung “cadangan rahasia”.
Contoh:
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1.000,00 per lembar ditukar
dengan sebuah gedung
1) Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui
sebesar Rp15.000.000,00. Maka jurnal yang dibuat adalah
Gedung Rp. 15.000.000,00
Modal saham Rp. 10.000.000,00
Agio saham Rp. 5.000.000,00
2) Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui
sebesar Rp14.000.000,00. Maka jurnal yang dibuat adalah
Gedung Rp. 14.000.000,00
Modal saham Rp. 10.000.000,00
Agio saham Rp. 4.000.000,00

3) Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar
Rp12.500.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah
Gedung Rp. 12.500.000,00
Modal saham Rp. 10.000.000,00
Agio saham Rp. 2.500.000,00

G. BONUS YANG BERUPA SAHAM


Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bias menarik pembeli,kadang-kadang
diberikan saham biasa binus. Misalnya dalam penjualan 10 lembar saham prioritas
nominal @Rp1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham biasanominal Rp1.000,00. Harga
pasar saham prioritas tanpa bonus Rp950,00 per lembar jurnal untuk mencatat transaksi di
atas sebagai berikut
Kas Rp. 10.000,00
Disagio saham biasa Rp 500,00
Disagio saham prioritas Rp. 500,00
Modal saham prioritas biasa Rp. 10.000,00
Modal saham biasa Rp. 1.000,00
Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut
Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp10.000,00
Harga pasar saham prioritas (10 lembar) Rp 9.500,00
Disagio saham prioritas Rp 500,00

Harga jual saham prioritas plus bonus Rp10.000,00


Harga pasar saham prioritas tanpa bonus Rp 9.500,00
Nilai saham biasa Rp 500,00
Nilai nominal saham biasa Rp. 1.000,00
Disagio saham biasa Rp 500,00

H. PERLAKUAN TERHADAP AGIO ATAU SAHAM YANG DIJUAL


Dalam hal penjulan saham dengan harga di atas di bawah nilai nominal, maka selisih
itu akan dicatat di dalam rekening agio saham. Rekening (akun) agio saham dipakai untuk
mencatat kelebihan harga di atas nilai nominalnya sedang rekening disagio saham dipakai
untuk mencatat kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening-nrekening agio atau
disagio saham adalah erekening yang menunjukkan modal yang disetor dari pemegang
saham, oleh karena itu selama saham-saham tersebut masih beredar maka rekening itu
juga akan Nampak dalam nercaac. Di dalamneraca rekening agio saham merupakan
tambahn terhadap rekening modal saham, danrekening disagio saham merupakan
pengurangan terhadap rekening modal saham. Apabila saham yang beredar ditarik, maka
rekening agio dan disagio saham yang berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.

I. PUNGUTAN TAMBAHAN ATAS SAHAM (ASSESMENTS)


Dalam suatu keadaan tertebtu perusahaan bias mengadakan pungutan tambahan
kepda para pemegang saham.pencatataaan terhadap pungutan tambahan ini tergantung
pada harga jual saham-saham tersebut. Apabila saham-saham itu dulu dijual di bawah
nominal (dengan disagio) maka pungutan tambahn yang dikenakan kepda para pemegang
saham dicatat sebagai berikut:
Kas Rpxx
Disagio saham Rpxx
Rekening disagio saham akan dikredit maksimum sebesar disagio yang timbul dari
penjualan saham. Jika pungutan lebih besar daripada disagio maka selisihnya akan
dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan. Tetapi apabila penjualan saham
dulunya tidak di bawah nominal maka pungutan tadi semuanya akan dikreitkan ke
rekening modal pungutan tambahan.

J. PENGELUARAN SAHAM UNTUK MEMBELI (AKUISISI) PERUSAHAAN


Sebuah PT biasa membeli (akuisisi)perusahann lain dan digabungkan (Merger)
menjadi satu. Pembelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT tersebut jumlah saham
yang akan dipakai untuk pembayaran tergantung pada harga pasar saham tersebut dan juga
harga pasar dari aktiva perusahaan yang dibeli.
Kadang-kadang perusahaan yang diakuisisi dinilai lebih tinggi daripada harga pasar
aktivanya hal ini bias disebabkan oleh beberapa hal, Antara lain kemampuan perusahaan
itu dalam memperoleh laba, selisih harga pasar aktiva yang diskuissi dengan jumlah harga
pemeblian yan disetujui dicatat sebagai goodwill.
Kadang-kadang oerusahaan-perusaahn perseorangan bergabung untuk membentuk
suatu PT masing-masing perusahaan akan menerima dsaham dari PT tersebut sebagai
ganti aktiva yang diserahkan kepada PT baru bisa juga sebuah perusahaan perseorangan
berganti bentuk menjadi PT. Apabila memberima perusahaan yang lama itu berbentuk
Firma maka para anggota Firma tersebut akan menerima saham dari PT yang baru
sebandinhg dengan modal masing-masing anggota. Dalam keadaan ini ada 2 cara
pencatatn yang dapat dilakukan
1) Buku-buku perusahaan lama dilanjutkan sebagi buku perusahaan baru
2) Buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk perusahaan baru
Berikut ini diberikan contoh untuk menjelskan penggunaan cara-cara tersebut
misalnya Firma A & Z yang beranggotakan A dan Z, membagi laba dengan perbandingan
2 : 3. Pada tanggal 5 Oktober 2005, mereka berubah bentuk perusahaannya menjadi PT.
Neraca Firma A & Z pada ytanggal 5 Oktober 2005 sebagai berikut:

Firma A & Z
Neraca
Per 5 Oktober 2005
Kas Rp 95.000,00 Utang lancar Rp. 150.000,00
Piutang Rp 180.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp 15.000,00
Rp 165.000,00
Persediaan barang Rp 200.000,00 Modal A Rp. 310.000,00

Aktiva tetap Rp. 800.000,00 Modal Z Rp. 600.000,00


Akumulasi depresiasi Rp. 200.000,00
Rp. 600.000,00
Rp1.060.000,00 Rp1.060.000,00

PT yang baru diberi nama PT Risa Fadila dengan modal saham biasa sebanyak 3.000
lembar dengan nilai nominal @Rp1.000,00. Semua aktiva Firna A & Z (kecuali kas)
diserahkan kepada PT Risa Fadila dan semua utang Firma A & Z akan dilunasi oleh PT
Risa Fadila. Firma A & Z menerima 1.500 lembar saham dari PT Risa Fadila untuk
penukaran perusahaannya. Sisa saham yang ada dijual dengan harga Rp1.000,00 per
lembar.
Dalam perubahan bentuk perusahaan ini, ole h PT Risa Fadila diadakan beberapa
penyesuaian terhadap catatan Firna A & Z sebagai berikut
a. Cadangan kerugian piutang dinaikan menjadi Rp20.000,00.
b. Barang dagangan dinilai sebesar Rp 255.000,00 (berdasarkan harga beli pada tanggal
5 Oktober 2005).
c. Aktiva tetap dinilai kembali menjadi Rp1.500.000,00 dan akumulasi depresiasi
sebesar Rp 400.000,00
Saham yang diterima oleh Firma A & Z dibagikan untuk A sebanyak 500 lembar dan
untuk Z 1000 lembar. Siasa uang dari Firma dibagi kepada A dan Z dengan sisa modal
masing-masing.

(1) Jika buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru
Perubahan terhadap nilai aktiva dicatat langsung ke rekening modal anggota,
kemudian rekening modal anggota ditutup dan rekening modal saham dikredit. Sesudah
itu transaksi-transaksi yang berhubungan dengan PT Risa Fadila akan dicatat dalam buku-
buku tersebut. Jurnal-jurnal dibuat sebagai berikut:

Transaksi Jurnal
Mencatat perubahan-perubahan terhadap Persediaan barang Rp. 55.000,00
aktiva selisihnya Rp55.000,00 dikreditkan Aktiva tetap Rp. 700.000,00
ke rekening modal A & Z dengan Cadangan kerugian piutang Rp. 5.000,00
perbandingan 2:3 Akumulasi depresiasi Rp. 200.000,00
Modal A Rp. 220.000,00
Modal Z Rp. 330.000,00
Mencatat goodwill yang dihitung sebagai
berikut:
Harga pasar saham yang diterima Firma A &
Z = 1.500 x Rp1.000,00 = Goodwill Rp. 135.000,00
Rp1.500.000,00 Modal A Rp. 34.000,00
Nilai aktiva yang ditransfer ke PT Modal Z Rp. 81.000,00
Aktiva
Piutang Rp. 160.000,00
Persediaan barang Rp. 255.000,00
Aktiva tetap Rp1.100.000,00
Rp1.515.000,00
Utang Rp 150.000,00
Rp1.365.000,00
Goodwill Rp 135.000,00

Mencatat pembagian saham


A = 500 x Rp1.000,00 = Rp. Modal A Rp. 300.000,00
500.000,00 Modal Z Rp1.000.000,00
Z =1.000 x Rp1.000,00 = Modal saham biasa Rp1.300.000,00
Rp1.000.000,00
Rp1.500.000,00

Mencatat pembagian uang kas kepada


anggaran Firma: Modal A Rp. 84.000,00
A Modal Z RP. 11.000,00
Modal Rp. 310.000,00 Kas Rp.
Penyesuaian 95.000,00
Penilaian aktiva Rp 220.000,00
Goodwill Rp 54.000,00
Rp. 274.000,00
Rp. 584.000,00
Saham yang diterima Rp. 500.000,00
Sisa Rp.
84.000,00

Z
Modal Rp. 600.000,00
Penyesuaian
Penilaian aktiva Rp 330.000,00
Goodwill Rp 81.000,00
Rp. 411.000,00
Rp1.011.000,00
Saham yang diterima Rp1.000.000,00
Sisa Rp.
11.000,00
Mencatat penjualan saham 1.500 lembar Kas Rp1.500/000,00
@Rp1.000,00 Modal saham
Rp1.500.000,00

Sesudah jurnal-jurnal diatas diposting, dapat disusun neraca untuk PT Risa Fadila per
5 Oktober 2005 sebagai berikut:

Firma A & Z
Neraca
Per 5 Oktober 2005
Kas Rp1500.000,00 Utang lancar Rp. 150.000,00
Piutang Rp 180.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000,00
Rp 160.000,00
Persediaan barang Rp 255.000,00 Modal saham Rp3.000.000,00

Aktiva tetap Rp1.500.000,00


Akumulasi depresiasi Rp. 400.000,00
Rp1.100.000,00
Rp3.150.000,00 Rp3.150.000,00

(2) Jika buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk perusahaan
baru
Jika dibuat buku-buku baru untuk PT, maka semua rekening dalam buku firma ditutup
dan aktiva serta utang Firma dicatat dalam buku PT. Pada waktu ,mengadakan penutupan
buku-buku Firna dibuat jurnal untuk mencatat perpindahan aktiva dan utang-utang Firma
ke PT, penerimaan saham dan pembagian saham serta uang kepada anggita Firma. Jurnal
untuk menutup buku-bukuFirma adalah sebagai berikut:
Transaksi Jurnal
Perpindahan aktiva ke PT Piutang PT Risa Fadila Rp. 1.500.000,00
Selisih antara tagihan kepada pembeli (1.500 Utang lancar Rp. 150.000,00
lembar @Rp1.000,00) dengan nilai buku Cadangan kerugian piutang Rp. 15.000,00
aktiva yang dipindahkan (Rp815.000,00), Akumulasi depresiasi Rp. 200.000,00
merupakan laba penjualan perusahaan dan Piutang Rp.
dibagi untuk A dan Z berbanding 2:3 180.000,00
sebagai berikut: Persediaan barang Rp.
A = 2/5 x Rp685.000,00 = Rp274.000,00 200.000,00
Z = 3/5 x Rp685.000,00 = Rp411.000,00 Aktiva tetap Rp.
800.000,00
Modal A Rp.
274.000,00
Modal Z Rp.
411.000,00
Mencatat penerimaan saham dari PT Risa Saham PT Risa Fadila Rp. 1.500.000,00
Fadila Piutang PT Risa Fadila Rp.
1.500.000,00
Mencatat pembagian saham untuk A & Z Modal A Rp. 500.000,00
Modal z Rp.1.000.000,00
Saham PT Risa Fadila Rp.
1.500.000,00
Mencatat pembagian kas untuk A & Z Modal A Rp. 84.000,00
Modal z Rp. 11.000,00
Kas Rp .
95.000,00

Dalam jurnal-jurnal di ata, penialai kembali aktiva dan pengakuan goodwill tidak
dicatat dalam buku Firma, tetapi jika diinginkan maka penilaian kembali dan goodwill
dapat dicatat dalam buku-buku Firma kemudian baru dipindahkan ke PT.
Ada cara lain yang dapat digunakan dalam menutup buku-buku Firma, yaitu dengan
menutup langsung semua rekening-rekening, aktiva, utang, dan modal. Dalam cara inilaba
penjualan perusahaan dan pembagian saham serta kas, untuk anggota Firma tidak dapat
dicatat dalam pembukuan. Jurnal untuk menutup langsung rekening-rekening aktiva,
utang, dan modal Firma A & Z sebagai berikut
Utang lancar Rp. 150.000,00
Cadangan kerugian [iutang Rp. 15.000,00
Akumulasi depresiasi Rp. 200.000,00
Modal A Rp. 310.000,00
Modal Z Rp. 600.000,00
Kas Rp. 95.000,00
Piutang Rp. 180.000,00
Persediaan barang Rp. 200.000,00
Aktiva tetap Rp. 800.000,00
Sedangkan jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila sebagai berikut:
Tarnsaksi Jurnal
Mencatat aktiva utang yang Piutang Rp. 180.000,00
diterima dari Firma A & Z Persediaan barang Rp. 255.000,00
Aktiva tetap Rp.1.500.000,00
Goodwill Rp. 135.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp.
20.000,00
Akumulasi depresiasi Rp.
400.000,00
Utang lancar Rp. 150.000,00
Utang A & Z Rp.1.500.000,00
Mencatat pengeluaran saham Utang A & Z Rp.1.500.000,00
1.500 lembar untuk Firma A& Z Modal saham Rp.1.500.000,00
Mencatat penjualan saham 1.500 Kas Rp.1.500.000,00
lembar @Rp1.000,00 tunai Modal saham Rp.1.500.000,00

Dalam jurnal di atas aktiva yangditerima oleh PT Risa Fadila dicatat dengan jumlah
penilaian kembali dan cadngan kerugian piutang serta akumulasi depresiasi di kredit.
LATIHAN

1. Saham merupakan bukti kepemilikan perseroan terbatas


- Sebutkan hak-hak yang dimiliki oleh pemegang saham?
- Sebutkan jenis-jenis saham dan jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis
tersebut
2. Pada tanggal 17 April 2019 PT A menerima pesanan pembelian saham dari PT B sebanyak
100 lembar dengan kurs 105. Nilai nominal saham adalah Rp 10.000/lembar, PT B membayar
uang muka sebesar 40% dari harga beli dan sisanya di angsur 2X pada tanggal 17 Mei dan 17
Juni 2019. PT B telah membayar angsuran pertama tetapi pada tanggal 17 Juni pemesan tidak
bisa melunasi sisanya.

Diminta :
a. Uang yang sudah diterima dikembalikan semuanya
b. Uang yang sudah diterima tidak dikembalikan
c. Dikeluarkan saham sebanyak uang yang sudah diterima dari pemesan
d. Uang yang sudah diterima di kembalikan pada pemesan sesudah dikurangi kerugian penjualan
kembali saham-saham tersebut, saham dijual lagi dengan kurs 102
3. PT CDE didirikan untuk mengambil alih Firma AB. Modal saham akan di keluarkan
sebanyak 10.000 lbr dengan nilai nominal Rp 500/lbr.

FIRMA A & B
Neraca
Per 31 Juli 2020
Asset Hutang dan Modal
Kas Rp 150.000 Hutang Usaha Rp 90.000
Piutang 120.000 Hutang Biaya 30.000
Cadangan kerugian piutang 10.000 110.000
Persediaan barang 30.000 Modal A 550.000
Gedung 600.000 Modal B 300.000
Akumulasi penyusutan gedung 200.000 400.000 850.000
Peralatan 500.000
Akumulasi penyusutan 300.000
peralatan
200.000
Tanah 80.000
Total Asset Rp 970.000 Total Hutang dan Modal Rp 970.000

Laba rugi Firma dibagikan kepada A dab B dengan perbandingan 7:3


PT yang baru di beri nama PT X . didirikan oleh A B C D E, saham yang akan dikeluarkan sebanyak
10.000 lembar dengan nilai nomonal Rp.500./lembar pengambil alihan dilskukan 1 Agustus 2020
C D E masing-masing membeli 2.000 lbr saham dengan kurs 105, sebanyak 1.500 lbr saham
diberikan kepada A dan B untuk mengambil alih Firma semua Asset dan Hutang Firma diambil alih
kecuali uang Kas.
A dan B membagi saham dan uang kas sesuai dengan modal masing-masing sesudah Adjustment.
Sebelum Firma diambil alih oleh PT, dibuat adjustment sebagai berikut:
a. Cadangan kerugian piutang dinaikan menjadi Rp 20.000
b. Barang dagangan dinilai kembali menjadi 50.000
c. Akumulasi depresiasi gedung dinaikan menjadi 300.000
d. Tanah dinilai kembali menjadi 110.000

Diminta :
a. Buat jurnal untuk menutup buku Firma
b. Membuat buku baru untuk PT X
c. Berapa jumlah uang dan saham yang diterima A dan B

Anda mungkin juga menyukai