100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
240 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan konsep dasar akuntansi di Indonesia dan dunia, serta meninjau berbagai konsep dasar akuntansi menurut beberapa sumber seperti IAI, Grady, APB, Wolk dkk, Anthony dkk, dan Paton & Littleton. Konsep-konsep dasar yang disebutkan antara lain basis akrual, going concern, konservatisme, materialitas, dan periode akuntansi.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan konsep dasar akuntansi di Indonesia dan dunia, serta meninjau berbagai konsep dasar akuntansi menurut beberapa sumber seperti IAI, Grady, APB, Wolk dkk, Anthony dkk, dan Paton & Littleton. Konsep-konsep dasar yang disebutkan antara lain basis akrual, going concern, konservatisme, materialitas, dan periode akuntansi.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan konsep dasar akuntansi di Indonesia dan dunia, serta meninjau berbagai konsep dasar akuntansi menurut beberapa sumber seperti IAI, Grady, APB, Wolk dkk, Anthony dkk, dan Paton & Littleton. Konsep-konsep dasar yang disebutkan antara lain basis akrual, going concern, konservatisme, materialitas, dan periode akuntansi.
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai scenario.kebanyakan scenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan disebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi termasuk didalamnya adalah kebudayaan Chaldean- Babilonia,asiria dan sumeria, yang menemukan pemerintahan teroganisasi pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa tulisan tertua dan catatan usaha tertua yang msih dapat diselamatkan, kebudayaan mesir, dimana para juru tulisnya menjadi “ titik pusat dimana keseluruhan mesin perbendaharaan dn bagian-bagian lain berputar,” kebudayaan cina dimana akuntansi pemeritahannya memainkan peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti chao, (1122-256 SM), kebudayaan yunani dimana Zenon seorang menejer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan ditahun 256 SM sebuah system akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci, dan kebudayaan romawi dengan hukum yang mengharuskan para pembayar pajak membuat pelaporan mengenai posisis keuangan mereka, dan imana hak-hak sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh para penduduknya. Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphioen Sociteyt yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan,1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia usaha berkembang demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem pembukuan yang dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan Luca Pacioli. Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia sejak 1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA. Tugas pokoknya adalah menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara ( Government Accountant Dienst = GAD ) yang resmi didirikan pada 1915. Akuntan publik pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantonya di Indonesia, 1918. Pada 1920 berdiri kantor akuntan H.Y.Voerens. Dalam tahun 1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak (Belasting Accountant Dienst = BAD). Di dalam negeri sendiri, pendidikan akuntan mulai di rintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961). Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas Airlangga (1962) dan Universitas Gajah Mada (1964). Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia di Indonesia berdiri 23 Desember 1957. Organisasi ini, yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), didirikan oleh lima akuntan Indonesia. Anggotanya pada waktu itu baru sebelas orang. Dalam tahun 1978, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Publik. Tahun 1986, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Manajemen dan Seksi Akuntan Pendidik. Profesi akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak 1967. Dikeluarkannya Undang- Undang Penanaman Modal Asing dalam tahun itu, yang kemudian disusul dengan Undang- Undang Penanaman Modal Dalam Negeri, 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat makin baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-proyek pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya perkembangan profesi akuntansi. Pemerintah sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985. Tinjauan Konsep Dasar Akuntansi Menurut (Suwardjono 2005), konsep dasar merupakan premis-premis hasil atau kesimpulan dari suatu penalaran deduktif yang disepakati dan dianggap benar tanpa harus mencari kebenarannya. Premis-premis tersebut atau dalam hal ini konsep dasar tersebut bermanfaat dalam mengembangkan suatu kerangka konseptual. Konsep dasar ini dinyatakan secara implisit maupun eksplisit. Konsep dasar memiliki manfaat yang berarti bagi pembuat standar dalam menyatakan argumen dalam menentukan konsep, prinsip, atau teknik yang akan dijadikan standar. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam menyusun sebuah standar perlu didasari dengan teori atau konsep yang kuat. Selain itu, penyusunan standar harus objektif dan tidak memihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu. Dalam suatu pengembangan kerangka konseptual akuntansi, peneliti menggunakan seperangkat konsep dasar seperti berikut ini. A. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Terdapat dua konsep dasar atau landasan asumsi yang disebut secara spesifik dalam kerangka konseptual IASC yang juga diadopsi oleh IAI, yaitu: a. Basis akrual (accrual basis) Yang dimaksudkan dengan asumsi dasar akrual adalah bahwa setiap transaksi dan pristiwa yang terjadi baik yang sudah dilalui maupun yang akan terjadi harus diakui pada saat pelaporan keuangan dibuat (bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuangan tidak hanya memberikan informasi yang terjadi pada saat waktu yang terlewati (masa lalu) berupa penerimaan dan pembayaran kas, akan tetapi juga memberikan informasi dari kewajiban pembayaran kas dan sumber kas dari pembayaran tersebut yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Salah satu PSAK yang menggunakan prinsip ini adalah PSAK nomor 24 tentang Imbalan Kerja (PSAK-24), khususnya mengenai imbalan pasca kerja, imbalan jangka panjang dan imbalan pemutusan hubungan kerja. b. Usaha berlanjut (Going concern) Setiap laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh setiap perusahaan harus mendasarkan kepada asumsi keberlangsungan usaha, artinya bahwa ketika perusahaan menyusun laporan keuangan tersebut perusahaan akan diasumsikan akan terus menerus beroperasi dan berjalan dimasa yang akan datang. Jadi tidak diasumsikan bahwa perusahaan tersebut akan tutup, pailit atau dilikuidasi operasionalnya. Atau bahkan diasumsikan semua karyawannya akan di PHK. Seperti halnya asumsi akrual, PSAK-24 tentang imbalan kerja merupakan salah satu PSAK yang menerapkan prinsip Ongoing Concern. Sepertinya prinsip ini tidak berlaku jika perusahaan sudah memiliki komitmen untuk menutup perusahaan dan juga melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya. Setidaknya hal ini berlaku kepada PSAK-24. B. Paul Grady Grady (1965) mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan kehandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan (limitations) yang melekat pada laporan keuangan. Menurutnya terdapat sepuluh konsep dasar seperti berikut: a. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi. b. Entitas bisnis spesifik (specific business entities) c. Usaha berlanjut (going concern) d. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (monetary expression in account) e. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama. f. Keaneragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen. g. Konservatisma (conservatism) h. Keterandalan data melalui pengendalian internal. i. Materialitas (Materiality) j. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (timeliness in financial reporting requires estimates) C. Accounting Principles Board Accounting Principle Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statement no 4. Terdapat 13 konsep dasar yang diidentifikasi APB, yaitu: a. Entitas Akuntansi (Accounting Entity) b. Usaha berlanjut (Going Concern) c. Pengukuran sumber ekonomis dan kewajiban d. Perode waktu (Time Period) e. Pengukuran dalam unit uang f. Akrual (accrual) g. Harga pertukaran (Exchange Price) h. Angka pendekatan (Approximation) i. Pertimbangan (Judgment) j. Informasi keuangan umum k. Statement keuangan berkaitan secara mendasar l. Subtansi daripada bentuk (Substance over Form) m. Materialitas (Materiality) D. Wolk, Tearney dan Dodd Wolk dan Tearney mengidentifikasi empat konsep yang dianggap sebagai postulat seperti berikut: a. Usaha berlanjut (going concern) b. Periode Waktu (Time period) c. Entitas akuntansi d. Unit moneter. Selain itu, terdapat beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality,dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran yaitu comparability, consistency, da uniformity. E. Anthony, Hawkins, dan Merchant Penulis mengkategorikan konsep a-e merupakan pelandas neraca sedangkan f-k merupakan pelandas laporan laba-rugi. a. Pengukuran dengan unit uang g. Conservatism b. Entitas h. Realisasi c. Usaha berlanjut i. Penadingan d. Kos (cost) j. Konsistensi e. Aspek ganda k. Materialitas f. Perioda akuntansi F. Paton dan Littleton Konsep dasar menurut P&L merupakan konsep yang paling lama dan merupakan konsep klasik yang sangat berpengaruh. Berikut adalah konsep P&L : 1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity) 2. Kontinuitas kegiatan / usaha (Continuity of activity) 3. Penghargaan sepakatan 4. Kos melekat 5. Upaya dan capaian/hasil 6. Bukti terverifikasi dan objektif 7. Asumsi (Assumption)