Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDITING THE TRANSACTION CYCLES:

AUDITING FINANCING CYCLE (AUDIT SIKLUS PENDANAAN)

Dosen Pengampu :

Sri Wahyuni, SE. M.Si

Disusun Oleh :

Maulida : 190420118
Sari Wahdini Brs : 190420112
Nadila Utami : 190420136

Makalah Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas

Pengauditan II

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
“MAKALAH AUDIT SIKLUS PENDANAAN”.

Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan sumbangan


pengetahuan bagi semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui tentang bagaimana proses
audit pada siklus pendanaan, terutama bagi mahasiswa yang mempelajari mata kuliah
Pengauditan II. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Lhokseumawe, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Siklus Pendanaan.................................................................... 2
B. Audit Utang Jangka Panjang.......................................................................... 3
C. Tujuan Audit Siklus Pendanaan..................................................................... 3
D. Penyusunan Program Audit Siklus Pendanaan serta Penerapan
Prosedur Audit............................................................................................... 4
E. Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Jangka Panjang.............................. 6
F. Penentuan Risiko Deteksi.............................................................................. 6
G. Membandingkan Penyajian dengan Prinsip Akuntansi Berlaku
Umum............................................................................................................. 8
H. Pengujian Substantif Atas Ekuitas Pemegang Saham (Modal)...................... 8
I. Membandingkan Penyajian di Laporan dengan Prinsip
Akuntansi Berlaku Umum.............................................................................. 10

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit laporan laba rugi biasanya berfokus pada bagaimana pekerjaan auditor atas
pengendalian internal melalui memberikan bukti pada akun-akun laporan laba rugi dan
bagaimana akun-akun laporan laba rugi tersebut di audit pada saat dilakukannya audit pada
akun-akun neraca terkait. Tujuan menyeluruh dari audit atas laporan keuangan adalah
menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum). Untuk itu seorang auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu pilihan akan audit
dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien


2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan
klien
3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan
4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar siklus pendanaan
2. Bagaimana audit terhadap utang jangka panjang
3. Apa saja tujuan dalam pelaksanaan audit siklus pendanaan
4. Bagaimana penyusunan program audit siklus pendanaan dan penerapan prosedur
auditnya.
5. Bagaimana pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dalam prosedur
audit siklus pendanaan, serta
6. Bagaimana pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham dalam prosedur
audit siklus pendanaan.

C. Tujuan
1. Memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai materi Audit Siklus
Pendanaan
2. Pemenuhan tugas mata kuliah Pengauditan II.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Siklus Pendanaan


Aktivitas pendanaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau
dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau pemilik
(pembiayaan dengan ekuitas). Siklus pendanaan ini berkaitan dengan transaksi mengenai
penghimpunan dana dari pihak lain, lease modal, menerbitkan obligasi atau menerbitkan
saham preferen maupun saham biasa yang dimaksudkan sebagai setoran modal melalui
penjualan saham maupun sebagai utang jangka panjang. Aktivitas pendanaan juga
mencakup pembayaran kembali utang jangka panjang yang telah jatuh tempo,
mengakuisisi kembali saham (treasury stock) serta pembayaran bunga dan dividen.
Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi yaitu :
 Transaksi utang jangka panjang yang meliputi utang obligasi, hipotik, wesel, dan
pinjaman beserta pembayaran pokok dan bunganya.
 Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) yang meliputi penerbitan dan penebusan
kembali saham preferen dan saham biasa serta transaksi pembelian kembali saham
dan pembayaran dividen.

Siklus pendanaan bersinggungan dengan siklus pengeluaran kas dimana hal ini
memiliki alasan yaitu karena pembayaran bunga obligasi dan dividen oleh perusahaan
biasanya dilaksanakan dalam bentuk uang ataupun sejenisnya.

Rekening yang terkait dalam siklus pendanaan yaitu :

Transaksi Utang Jangka Transaksi ekuitas pemegang saham


Panjang

Obligasi, hipotik, wesel dan Saham preferen


pinjaman jangka panjang

Premi obligasi Saham biasa

Utang bunga Saham dibeli kembali

Biaya bunga Paid-in capital

Laba (rugi) dalam Laba ditahan


penghentian obligasi

Dividen

Utang dividen

2
B. Audit Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang bisa memiliki sejumlah fitur yang dapat mempengaruhi
prosedur audit yang digunakan misalnya, utang bisa dikonversi menjadi saham atau utang
tersebut bisa digabungkan dengan surat hak beli atau warrant, opsi maupun hak yang
dapat ditukar dengan saham. Akan tetapi pertimbangan auditor atas utang jangka panjang
tidak berbeda dengan akunakun laporan keuangan lainnya sehingga auditor harus
memastikan bahwa jumlah yang tertera pada neraca untuk berbagai jenis utang jangka
panjang tidak disalahsajikan secara material.

C. Tujuan Audit Siklus Pendanaan


Tujuan audit siklus pendanan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendanan. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan atas beberapa pengendalian umum yang harus ada untuk
kepentingan asersi atas utang jangka panjang yang disampaikan dalam laporan keuangan
yang dinyatakan oleh manajemen. Tujuan audit siklus pendanaan yaitu sebagai berikut :

Tujuan audit atas kelompok


Kategori asersi transaksi Tujuan audit saldo akun

Keberadaan atau Beban bunga yg dicatat & Saldo hutang jangka panjang yg
keterjadian transaksi laporan laba rugi dicatat merupakan hutang yg ada
lainnya menyajikan pengaruh pada tanggal neraca. Saldo
hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham
peristiwa yang terjadi selama merupakan hak pemilik yg ada
periode berjalan pada tanggal neraca.

Kelengkapan Semua transaksi beban bunga Saldo hutang jangka panjang


dan pendapatan lainnya yang merupakan semua hutang kepada
berkaitan dengan hutang kreditor jangka panjang pada
jangka panjang yg terjadi tanggal neraca.
selama Periode berjalan telah
dicatat. Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yg melaporkan.

Hak dan Semua saldo hutang jangka


kewajiban panjang yg tercatat merupakan
kewajiban entitas yg melaporkan
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yg melaporkan.

Penilaian atau Transaksi beban bunga dan Saldo hutang jangka panjang dan
alokasi Pendapatan lainnya berkaitan ekuitas pemegang saham telah
dengan hutang jangka panjang dinilai dengan tepat sesuai
telah dinilai dengan tepat dengan GAAP.
sesuai GAAP.

3
Penyajian dan Transaksi hutang jangka Saldo hutang jangka panjang dan
pengungkapan panjang dan ekuitas pemegang ekuitas pemegang saham telah
saham telah diidentifikasi serta diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan tepat diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan keuangan dalam laporan keuangan. Semua
syarat, ketentuan, komitmen, dan
provisi terkait yang bersangkutan
dengan hutang jangka panjang
telah diungkap secara memadai.
Semua fakta berkenaan dengan
penerbitan saham seperti nilai
pari atau nilai ditetapkan saham,
saham yg di otorisasi dan
diterbitkan serta jumlah saham
yg ditahan sebagai treasury stock
atau terikat opsi telah
diungkapkan.

D. Penyusunan Program Audit Siklus Pendanaan serta Penerapan Prosedur Audit


Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang
utama. Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan
untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai dan pembelian saham
treasuri.
Beberapa pertimbangan perencanaan audit meliputi :
1. Materialitas
Arti penting dari utang jangka panjang dalam posisi keuangan berbagai perusahan
dapat saja berbeda-beda. Pada umumnya di perusahaan, perbandingan utang jangka
panjang terhadap total kewajiban dan ekuitas pemegang saham tidak material, tetapi
pada perusahaanperusahaan seperti PLN, perusahaan gas dan air minum utang jangka
panjang bisa mencerminkan lebih dari 50% klaim atas total aktiva.

2. Risiko bawaan
Risiko salah saji dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi-transaksi siklus
keuangan biasanya rendah, dimana dalam kebanyakan perusahaan transaksi-transaksi
siklus ini jarang terjadi kecuali untuk pembayaran bunga dan dividen, yang kadang-
kadang ditangani oleh pihak luar. Disamping itu juga, transaksi-transaksi semacam ini
kebanyakan membutuhkan otorisasi dari dewan komisaris dan pejabat perusahaan
terlibat dalam pelaksanaannya.

3. Risiko prosedur analitis


Merupakan elemen risiko deteksi yang berupa kegagalan prosedur analitis
dalam mendeteksi kekeliruan material. Apabila auditor memahami aktifitas-aktifitas
investasi dan sifat bisnis klien, maka aktifitas-aktifitas pendanaan klien bisa
diperkirakan.

4
4. Risiko pengendalian
Yaitu penerapan komponen-komponen pengendalian internal atas transaksi-
transaksi dan saldo-saldo pada siklus pendapatan dalam banyak hal serupa dengan apa
yang diterapkan untuk siklus investasi. Seperti dalam lingkungan pengendalian,
tanggung jawab atas transaksi biasanya dibebankan pada kepala departemen yang
harus memiliki integritas dan kompetensi untuk melakukan tugas-tugas tersebut.
Sebagian besar transaksi memerlukan otorisasi dari dewan komisaris dan dewan
komitmen audit harus memonitor dengan ketat aktivitas dan pengendalian dalam
siklus ini.

5. Dokumen dan catatan


Sejumlah dokumen yang ada pada siklus pendanaan yaitu seperti sertifikat
saham dan sertifikat obligasi yang sudut pandangnya dilihat dari sudut pandang
penerbit (issuer). Selain itu, transaksi-transaksi pada siklus pendanaan menyangkut
ayat-ayat dalam jurnal umum, jurnal penerimaan & pengeluaran kas untuk aktifitas
penerbitan dan penghentian utang, sekuritas saham, pembayaran utang, pembayaran
bunga serta pengumuman dan pembayaran dividen.

6. Fungsi dan pengendalian yang berkaitan


Fungsi-fungsi siklus pendanaan dan aktivitas pengendalian yang berkaitan
dengan siklus pendanaan yaitu :
 Pemberian otorisasi atas obligasi dan modal saham oleh dewan komisaris
berdasarkan perencanaan strategic dan aktivitas investasi perusahaan.
 Penerbitan obligasi dan modal saham yang dilakukan sesuai otorisasi oleh dewan
komisaris dan peraturan hukum yang berlaku, yang hasil penerbitannya segera
disetorkan ke bank secara utuh serta sertifikat obligasi dan saham tersebut harus di
amankan secara fisik.
 Pembayaran bunga obligasi dan dividen tunai sesuai dengan otorisasi dewan
komisaris dan manajemen.
 Pelunasan dan pembelian kembali obligasi dan modal saham yang dilakukan
sesuai dengan otorisasi dewan komisaris serta saham yang dibeli kembali harus
diamankan secara fisik.
 Pencatatan atas transaksi pembelanjaan secara baik dan benar mengenai
jumlahnya, penggolongannya dan periode akuntansinya yang sesuai dengan
otorisasi dan dokumen pendukung .

Prosedur Analitis yang digunakan untuk mengaudit siklus pendanaan yaitu :

1. Rasio arus kas bebas


Arus kas bebas yang negative menunjukkan kebutuhan akan dan mendekati jumlah
dari pembiayaan yang diharapkan guna mencegah kekeringan kas atau investasi.

2. Rasio utang berbunga terhadap total asset


Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan

5
pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset


Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

4. Rasio membandingkan pengembalian atas asset dengan biaya incremental utang


Jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi
atas asset dibanding biaya incremental utangnya, maka ini merupakan tanda bahwa
entitas dapat menggunakan pembiayaan dengan utang untuk memperluas asset dan
laba entitas tersebut.
5. Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa
Memberikan pengujian kelayakan atau ekuitas pemegang saham dengan adanya
struktur laba dan pembiayaan perusahaan.

6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancer
suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang apabila rasio kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang
potensial.

7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkan


Pengujian atas kemampuan entitas untuk menghasilkan laba untuk menutup biaya
pelunasan utang yang apabila rasio kurang dari 1,0 menunjukkan bahwa laba entitas
tidak mencukupi untuk menutupi biaya pendanaan.

8. Rasio beban bunga terhadap utang bunga


Suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang dicatat yang harus mendekati biaya
modal utang rata-rata entitas.

E. Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Jangka Panjang


Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi berkaitan dengan utang
jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali sangat signifikan. Transaksi utang
jangka panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir tahun. Oleh karena itu,
pengujian substantif atas saldo utang jangka panjang bisa dilakukan sebelum ataupun
sesudah tanggal neraca. Pengujian atas biaya yang berkaitan biasanya dilakukan
bersamaan dengan pengujian atas saldo utang.

F. Penentuan Risiko Deteksi


Risiko deteksi untuk semua asersi yang berkaitan dengan saldo rekening biasanya
ditetapkan rendah karena sifat dan volume transaksi utang jangka panjang relatif jarang,
kecuali untuk asersi kelengkapan dan penilaian atas pengalokasian. Namun auditor harus
tetap skeptis terhadap kemungkinan terjadinya utang yang tidak dicatat, karena setiap
penilaian risiko pengendalian yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat

6
ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka
panjang.

Berikut tabel pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang :

Kategori Pengujian Substantif


Prosedur-prosedur awal 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha
klien untuk menentukan :
a. Signifikansi berbagai sumber pembelanjaan (utang
dan ekuitas) bagi perusahaan klien
b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh
terhadap kebutuhan perusahaan akan pendanaan
dan kemampuan untuk melunasi kewajiban utang
maupun ekuitas
c. Standar industri mengenai seberapa jauh industri
menggunakan pembelanjaan utang dan ekuitas
serta dampak utang terjadap laba bersih.

2. Lakukan prosedur-prosedur awal ats saldo-saldo dan


catatan utang jangka panjang yang akan di uji pada
tahap berikutnya
a. Telusuri saldo awal utang jangka panjang ke
kertas kerja tahun lalu
b. Review aktifitas dalam semua rekening utang
jangka panjang dan rekening laba-rugi yang
bersangkutan dan selidiki ayat-ayat jurnal yang
nampak tidak biasa jumlah maupun sumbernya
c. Dapatkan daftar utang jangka panjang dari klien
dan pastikan bahwa data dalam daftar sesuai
dengan catatan akuntansinya dengan cara :
 Periksa kebenaran penjumlahan menurun dan
mendatar dalm daftar dan rekonsiliasi jumlah-
jumlah tersebut dengan buku besar pembantu
utang jangka panjang dan saldo direkening
control
 Periksa kesesuaian unsur-unsur dalam daftar
dengan ayat jurnal di buku pembantu dan
rekening control di buku besar.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis


a. Hitung rasio-rasio ; ROA, aliran kas bebas, utang
berbunga terhadap total aktiva dsb.
b. Analisis rasio-rasio dan hubungannya dengan
prakiraan berdasarkan pengalaman masa lalu,
anggaran, industry, atau data lainnya

Pengujian detil transaksi 4. Lakukan pencocokan ayat jurnal dalam rekening utang
jangka panjang dan rekening laba-rugi yang
bersangkutan.

7
Pengujian detil saldo 5. Review otorisasi dan perjanjian utang jangka panjang
6. Konfirmasi utang jangka panjang dengan kreditur atau
wali amanat (bond trustees)
7. Lakukan perhitungan kembali biaya bunga.

Penyajian dan 8. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU


pengungkapan a. Tentukan bahwa saldo-saldo utang jangka panjang
telah di identifikasi dan dikelompokkan dengan
tepat dalam laporan keuangan
b. Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan
dengan semua persyaratan, perjanjian, komitmen
dan ketentuan penghentian yang berkaitan dengan
utang jangka panjang.

G. Membandingkan Penyajian dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum


Agar laporan keuangan menjadi lebih informatif maka perubahan pada setiap
rekening ekuitas pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut dapat
dilakukan pada batang tubuh laporan utama dengan memberikan catatan di dalamnya atau
disajikan ke dalam laporan terpisah. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas
ini meliputi ketentuan opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari saham atau nilai
yang ditetapkan, preferensi dalam pembagian dividen dan likuiditas.

Auditor mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan melalui


pengujianpengujian diatas dan dari review atas notulen rapat dan pencocokan ke
rekening-rekening ekuitas pemegang saham. Dalam mereview notulen rapat, auditor
harus memperhatikan apakah ada saham yang telah dicadangkan untuk opsi saham atau
ketentuan serupa, komitmen penerbitan saham yang akan datang dalam rangka pembelian
atau merger dengan perusahaan lain, pembatasan pembayaran dividen atau persyaratan
minimum modal kerja. Bukti yang relevan bisa juga diperoleh melalui diskusi dan
komunikasi dengan penasehat hukum klien.

H. Pengujian Substantif Atas Ekuitas Pemegang Saham (Modal)


Pengujian saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah
tanggal neraca. Dalam pengauditan saldo-saldo ini, untuk asersi-asersi penilaian atau
pengalokasian san penyajian serta pengungkapan perlu dipisahkan antara modal saham
disetor dengan laba ditahan.
Penentuan Risiko Deteksi
Risiko deteksi pada ekuitas terkadang ditetapkan rendah karena transaksi pada ekuitas
terjaid tidak rutin pada perusahaan klien, maka risiko deteksi dapat ditetapkan moderat
atau tinggi jika hanya ada transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam
akuisisi, sekuritas konvertibel atau opsi saham.

Berikut tabel pengujian substantif atas ekuitas pemegang saham :

Kategori Pengujian Substantif

8
Prosedur-prosedur awal 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha
dan tentukanlah :
a. Signifikansi berbagai sumber pendanaan (utang dan
ekuitas)
b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh
atas kebutuhan perusahaan akan pendanaan serta
kemampuan untuk mendapatkan ekuitas modal dan
pembayaran dividen.
c. Standar industry yang menunjukkan seberapa besar
industri menggunakan pembelanjaan modal.

2. Lakukan prosedur awal atas saldo ekuitas pemegang


saham serta catatan- catatan yang akan di uji lebih lanjut.
a. Telusuri saldo awal rekening-rekening ekuitas
pemegang saham ke kertas kerja tahun lalu.
b. Review aktifitas dalam rekening-rekening ekuitas
pemegang saham dan selidiki ayat-ayat jurnal yang
nampak tidak biasa, baik dalam jumlah maupun
sumbernya.
c. Dapatkan daftar-daftar perubahan dalam saldo-saldo
ekuitas pemegang saham yang dibuat klien dan
pastikan bahwa daftar-daftar tersebut akurat dan
sesuai dengan catatan akuntansi yang menjadi dasar
pembuatannya dengan cara :
lakukan penjumlahan menurun dan mendatar atas
daftar-daftar rekonsiliasi jumlah-jumlah tersebut
dengan saldo-saldo di buku pembantu dan di buku
besar, kemudian ujilah kecocokan antara unsur-unsur
dalam daftar dengan pendebetan / pengkreditan di
buku besar pembantu dan di rekening buku besar.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis yaitu :


a. Hitunglah rasio-rasio ROE, dividend payout ratio,
EPS dsb.
b. Bandingkan rasio-rasio tersebut dengan prakiraan
auditor berdasarkan pengalaman masa lalu, anggaran,
industry dan data lainnya.

Pengujian detil 4. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke


transaksi rekening modal saham disetor dengan dokumen
pendukungnya.
5. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke
rekening laba ditahan dengan dokumen pendukungnya.

Pengujian detil saldo 6. Review pasal-pasal dalam anggaran dasar perusahaan


7. Review otorisasi dan termin-termin penerbitan saham.
8. Konfirmasi saham beredaran dengan registrar dan
transfer agent
9. Inspeksi buku sertifikat saham
10. Inspeksi saham-saham yang dibeli kembali

9
Penyajian dan 11. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU.
pengungkapan a. Tentukan bahwa saldo rekening ekuitas pemegang
saham telah di identifikasi dan dikelompokkan
dengan tepat dalam laporan keuangan
b. Tentukan ketepatan pengungkapan yang menyangkut
semua perubahan dalam rekening-rekening ekuitas
pemegang saham selama periode yang diaudit, nilai
nominal, preferensi dividen dan likuidasi, ketentuan
opsi saham, konversi, serta saham treasury.

I. Membandingkan Penyajian di Laporan dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum


Agar laporan keuangan informatif, maka perubahan pada setiap rekening ekuitas
pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut bisa dilakukan pada batang
tubuh laporan utama dengan memberi catatan di dalamnya atau disajikan dalam laporan
terpisah.
Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas ini meliputi ketentuan opsi
saham, utang dividen, nilai nominal saham, preferensi dalam pembagian dividen dan
likuidasi. Auditor mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan melalui
pengujian-pengujian diatas dan dari review atas notulen rapat dan pencocokan ke
rekening-rekening ekuitas pemegang saham. Dalam mereview notulen rapat, auditor
harus memperhatikan apakah ada saham yang telah dicadangkan untuk opsi saham atau
ketentuan serupa serta bagaimana komitmen penerbitan saham yang akan datang dalam
rangka pembelian atau merger dengan perusahaan lain, pembatasan pembayaran dividen
atau persyaratan minimum modal kerja. Bukti yang relevan juga bisa diperoleh melalui
diskusi dan komitmen dengan penasihat hukum klien.

10
BAB III

KESIMPULAN

Melalui audit terhadap siklus pendanaan, seorang auditor dapat mengevaluasi


bagaimana ekuitas pemegang saham di perusahaan klien dibandingkan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sama. Auditor juga diharapkan dapat mengevaluasi seberapa efektif
entitas telah memanfaatkan perolehan atas utang jangka panjangnya untuk menghasilkan
penjualan, laba dan arus kas serta mencapai tujuan entitas itu. Kemudian auditor juga dapat
mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham yang telah direncanakan di perusahaan
klien agar benar-benar dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasaran
perusahaan tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jasa Audit & Asuransi ; Pendekatan Sistematis (Auditing & Assurance ; A Systematic
Approach)

Buku 2 Edisi 4/William F. Messier, Jr. , Steven M. Glover, & Douglas F. Prawitt : Jakarta,
Salemba Empat, 2005.

www.slideshare.net

www.scribd.com

12

Anda mungkin juga menyukai