Anda di halaman 1dari 17

AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI

MODAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah PEMERIKSAAN AKUNTANSI II


Dosen Pengampuh : LAILA SURAYYA,S.E.,M.Ak,.Akt

Disusun Oleh : Kelompok 10

LARA PASARIBU (20100019)


MARISA HUTABARAT (20100021)

PROGRAM STUDI EKONOMI KONSENTRASI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
dengan judul Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal.
Tujuan dan maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Semoga dengan disusunnya hasil diskusi makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita dalam mempelajari dan memahaminya.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan hasil laporan kami ini. Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan hasil laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Padangsidimpuan, 14 Desember 2023


Penyusun

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Karakteristik siklus perolehan dan pembayaran kembali modal................................................2
B. Akun di dalam Siklus perolehan dan Pembayaran Kembali Modal...........................................3
C. Wesel Bayar...............................................................................................................................3
D. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.............................................4
E. Prosedur analitik........................................................................................................................5
F. Pengujian Terinci atas Saldo......................................................................................................5
G. Ekuitas Pemilik........................................................................................................................6
H. Tujuan Audit Ekuitas Pemilik...................................................................................................8
I. Pengendalian Intern Ekuitas Pemilik.........................................................................................8
J. Audit Modal Saham dan Kelebihan Modal................................................................................9
K. Audit Atas Dividen..................................................................................................................10
L. Audit Saldo Laba.....................................................................................................................11
M. Audit Atas Laba Ditahan.........................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada bab ini akan membahas audit siklus akuisisi modal dan pembayaran
kembali. Auditor dalam melakukan audit adalah guna memper oleh keyakinan bahwa
apa yang disajikan oleh perusahaan yang menjadi kliennya merupakan suatu
kebenaran dan keharusan yang memang perlu untuk disajikan serta sesuai dengan
standar peraturan yang dianut sehingga menjadi bahan pertimbangan yang akuntable
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Karena Auditor bekerja guna memberikan jasa assurance yaitu meningkatkan
kepercayaan dari pengguna informasi melalui kesimpulan yang umumnya dalam
bentuk opini. Dalam siklus ini, membahas tentang akuisisi sumber daya modal
melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali sampai
pembayaran bunga dan dividen. Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
memiliki karakteristik-karakteristik unik yang akan mempengaruhi audit atas akun-
akunya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
permasalahan pokok yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah apa itu audit
siklus perolehan dan pembayaran kembali modal?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, tujuan dibuat makalah ini yaitu
untuk mengetahui apa itu audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik siklus perolehan dan pembayaran kembali modal


Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal, berfokus pada perolehan
sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran
kembali modal tersebut. Siklus ini juga mencakup pembayaran utang dan dividen.
Terdapat empat karakteristik siklus perolehan dan pembayaran kembali
modal sebagai berikut:
1. Jumlah transaksi yang memengaruhi saldo akun hanya sedikit, tetapi setiap
transaksi biasanya sangat material
Misalnya, obligasi tidak sering diterbitkan perusahaan, tetapi
penerbitan obligasi biasanya bernilai besar. Nilai yang besar itu membuat
auditor sebagai bagian dari verifikasi akun neraca akan melakukan
verifikasi pada setiap transaksi yang memengaruhi siklus dalam periode
berjalan. Jadwal audit dalam kebanyakan akun siklus ini memasukkan
saldo awal pada setiap akun dan setiap transaksi yang terjadi sepanjang
tahun dan saldo akhir.
2. Tidak dimasukkannya atau salah saji suatu transaksi bisa sangat material
Hal ini akan mengakibatkan auditor memprioritaskan penekanan
pada akun tersebut terutama pada tujuan audit yang terkait dengan
kelengkapan dan akurasi.
3. Muncul hubungan legal antara entitas klien dengan pemegang saham,
obligasi, atau pemilikan dokumen yang sejenis
Dalam audit transaksi dan jumlah dalam siklus ini, auditor harus
hati-hati untuk memastikan apakah persyaratan legal yang memengaruhi
laporan keuangan sudah dipenuhi dan disajikan dengan wajar serta
diungkapkan dalam laporan atau belum.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan deviden dengan utang
dan ekuitas
Dalam audit atas bunga berbunga, auditor harus secara
berkesinambungan melakukan verifikasi beban bunga dan utang bunga
terkait. Hal ini juga berlaku atas akun ekuitas pemilik, deviden yang
diumumkan, dan utang deviden.

2
B. Akun di dalam Siklus perolehan dan Pembayaran Kembali Modal
Akun-akun dalam siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada
perusahaan tertentu tergantung pada jenis aktivitas bisnis perusahaan itu dan
bagaimana pendanaannya. Seluruh perusahaan memiliki modal saham dan saldo
laba, tetapi ada juga yang memiliki saham preferen, tambahan modal, dan saham
tresuri.
Berikut ini adalah akun-akun yang seringkali ditemukan:
1. Wesel bayar
2. Kontrak yang masih harus dibayar
3. Hutang hipotik
4. Hutang obligasi
5. Beban bunga
6. Bunga yang masih harus dibayar
7. Kas Bank
8. Modal saham-saham biasa
9. Modal saham-saham preferen
10. Kelebihan modal disetor atas nilai pari (par value)
11. Modal yang disumbangkan
12. Laba ditahan
13. Pencadangan laba ditahan
14. Saham tresuri
15. Dividen yang diumumkan
16. Deviden yang terhutang
17. Akun modal-perusahaan perseorangan
18. Akun modal-perusahaan persekutuan

C. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang tidak dijamin
atau dijamin dengan aktiva. Umumnya wesel diterbitkan untuk suatu periode antara
satu bulan dan satu tahun, tetapi terdapat juga wesel jangka panjang yang lebih dari
setahun. Tujuan audit wesel bayar adalah untuk menentukan apakah berikut ini benar.
 Pengendalian internal atas wesel bayar memadai

3
 Transaksi untuk pokok pinjaman dan bunga yang melibatkan wesel bayar
diotorisasi dan dibukukan dengan semestinya sebagaimana didefinisikan
menurut enam tujuan audit terkait transaksi
 Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga terkait beserta hutang yang
masih harus dibayar dinyatakan dengan semestinya sebagaimana
didefinisikan menurut delapan dari Sembilan tujuan audit terkait saldo.

Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian penting atas wesel bayar :
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru
Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan
direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat
tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian
dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian
akuntansi harus menerima satu tembusan seperti pada penerimaan faktur dan
laporan penerimaan.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.
Hal ini meliputi penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap
wesel- wesel kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung
jawab.
4. Verifikasi yang independen secara periodik
Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus
direkonsiliasikan terhadap buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang
wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan kunci. Pada
waktu yang sama, karyawan independen harus menghitung kembali beban bunga
wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

D. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup penerbitan
wesel serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini
menjadi bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas

4
transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya dilakukan sebagai
bagian dari pengujian saldo karena masing-masing transaksi memiliki materialitas
yang tinggi.
Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus
menekankan pada pengujian empat pengendalian internal yang telah dibahas di
atas. Sebagai tambahan. seorang auditor harus melakukan verifikasi pencatatan
yang akurat terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel dan pembayaran
pokok dan bunga.

E. Prosedur analitik
Prosedur analitis sangat penting dalam wesel bayar karena pengujian
transaksi beban bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya
menguntungkan. Auditor perlu mengadakan suatu prediksi independen atas biaya
bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata tingkat
bunga agar auditor dapat mengevaluasi kewajaran beban bunga dan menguji bila
ada bunga yang tidak diakui.

F. Pengujian Terinci atas Saldo


Metodologi untuk mendesain pengujian perincian atas saldo dalam siklus
akuisisi modal dan pembayaran kembali sama yang diaplikasikan pada akun
lainnya. Dalam menentukan pengujian perincian saldo untuk wesel bayar, auditor
mempertimbangkan risiko bisnis, salah saji yang dapat diterima, risiko bawaan,
risiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dan hasil prosedur analitis.

Auditor seringkali menetapkan salah saji yang dapat diterima pada tingkat
rendah karena mereka hampir selalu dapat mengaudit saldo akun dan transaksi
yang memengaruhi saldo wesel bayar secara keseluruhan. Khususnya, mereka
juga menetapkan risiko bawaan pada tingkat rendah karena menilai akun yang
benar biasanya mudah ditentukan. Auditor biasanya paling memerhatikan dalam
tujuan kelengkapan untuk saldo wesel bayar dan pengungkapan wesel bayar
seperti jaminan dan batasan wesel bayar.

5
Adapun tiga tujuan audit terkait saldo yang terpenting dalam wesel bayar
adalah sebagai berikut:
1. Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)
2. Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat (keakuratan)
3. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian dan
pengungkapan).
Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu biasanya
terdiri dari hanya sedikit transaksi, maka risiko pengendalian dan hasil
pengujian substantif atas transaksi menjadi tidak terlalu penting dalam
mendesain pengujian perincian saldo akun seperti wesel bayar. Untuk
kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor adalah bahwa
setiap transaksi telah diotorisasi dengan benar.

G. Ekuitas Pemilik
Terdapat perbedaan utama antara audit ekuitas pemilik pada perusahaan
terbuka dan perusahaan tertutup. Pada perusahaan yang tertutup biasanya hanya
terdiri atas sedikit pemegang saham saja sehingga hanya terdapat sedikit transaksi
selama tahun berjalan. Satu-satunya transaksi yang termasuk dalam bagian ekuitas
pemilik adalah perubahan ekuitas pemilik atas laba tahunan atau kerugian dan
pengumuman deviden. Perusahaan tertutup jarang membayar deviden dan auditor
tidak banyak menghabiskan waktu untuk melakukan verifikasi ekuitas pemilik
meskipun catatan perusahaan tetap harus diuji.
Sedangkan untuk perusahaan terbuka, verifikasi ekuitas pemilik lebih
kompleks karena terdapat lebih banyak pemegang saham dan banyak perubahan
individu pada individu pemegang saham. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang
mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi
tahunan serta pembagian dividen.

Tujuan dari pemeriksaan auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk


menentukan apakah:
1. Struktur pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen yang
berkaitan mencukupi.
2. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
spesifik audit.

6
3. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan
tujuan spesifik audit rincian saldo,

Adapun Pengendalian Internal yang penting dan diutamakan oleh auditor


adalah sebagai berikut:
1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi (transaksi material dan harus disetujui
oleh dewan direksi).
2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi.
3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen.
Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal, diharuskan
menggunakan petugas catat bebas sebagai suatu alat pengendalian untuk
mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah

Empat hal yang penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan
modal disetor di atas nilai pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan).
Tujuan ini dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen
pemindahan saham. Auditor dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi
modal saham dan mengenai nilai transaksi tersebut
2. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat
(keberadaan dan keakuratan).
Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan
direksi. Ketepatan nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat
diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen
pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke dalam
penerimaan uang.
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi).
Saldo akhir dalam akun modal diverifikasi, mula-mula dengan
menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari
agen pemindahan merupakan cara verifikasi termudah. Jika tidak ada agen
pemindahan maka auditor mengandalkan pada pemeriksaan atas catatan saham
dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham,
meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung sertifikat kosong.

7
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (presentation and
disclosure)
Sumber informasi yang digunakan mengenai pengungkapan yang
memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan
analisis auditor terhadap transaksi- transaksi modal saham.

H. Tujuan Audit Ekuitas Pemilik


Tujuan audit ekuitas pemilik yaitu :
1. Pengendalian intern atas modal saham dan deviden terkait mencukupi.
2. Transaksi ekuitas pemilik dibukukan dengan semestinya, sebagaimana
yang didefinisikan oleh enam tujuan terkait – transaksi.
3. Saldo ekuitas pemilik disajikan dan diungkapkan dengan semestinya,
sebagaimana didefinisikan oleh tujuan audit terkait – saldo untuk akun
ekuitas pemilik (hak/kewajiban dan nilai yang dapat direalisir tidak
diaplikasikan.

I. Pengendalian Intern Ekuitas Pemilik


Beberapa pengendalian intern sangatlah penting bagi acara ekuitas pemilik yang
penting. Beberapa dari pengendalian tersebut adalah, sebagai berikut:
1. Otorisasi Transaksi yang Tepat karena setiap transaksi ekuitas pemilik
lazimnya bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui
oleh dewan direksi. Jenis transaksi ekuitas pemilik berikut lazimnya
membutuhkan otorisasi khusus:
 Penerbitan modal saham
Otorisasi itu termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan (mirip saham
preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai
pari saham, keadaan privilege bagi setiap saham selain saham biasa,
dan tanggal penerbitan.
 Pembelian kembali modal saham
Pembelian kembali saham lazim atau saham preferen, penetapan waktu
pembelian kembali, dan jumlah yang mau dibayar atau saham
semuanya mesti disetujui oleh dewan direksi.
 Pengumuman dividen

8
Dewan direksi mesti mengotorisasi bentuk dividen (seperti tunai atau
saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal
pembayaran dividen.
2. Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat bila sebuah
perusahaan menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai transaksi saham
dan saham yang beredar, pengendalian internal mesti mencukupi untuk
memastikan bahwa:
 Pemilik aktual saham diakui dalam catatan perusahaan
 Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham yang
mempunyai saham pada tanggal pencatatan dividen
 Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi
3. File Induk Modal Saham Pemegang Saham ialah catatan saham yang
beredar pada sebuah waktu tertentu. File induk berfungsi sebagai pengecek
kepada keakuratan catatan sertifikat modal saham dan saldo saham lazim
dalam buku besar biasa. File tersebut juga dipakai sebagai dasar bagi
pembayaran dividen.
4. Pencatat dan Agen Transfer Saham Independen
Setiap perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham diwajibkan
mempunyai panitera independen selaku pengendali untuk mencegah
penerbitan akta saham yang tidak sempurna. Tanggung jawab panitera
independen adalah memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan
sesuai dengan provisi modal saham dalam sertifikat perusahaan dan
otorisasi dewan direksi.

J. Audit Modal Saham dan Kelebihan Modal


Auditor harus memerhatikan empat hal berikut dalam hal audit modal
saham dan kelebihan modal atas nilai pari:
1. Transaksi modal saham yang ada sudah dicatat (tujuan- terkait dengan
kelengkapan transaksi).
2. Transaksi modal saham yang dicatat benar-benar terjadi dan dicatat secara
akurat (tujuan- terkait dengan keterjadian dan akurasi transaksi).
3. Modal saham dicatat secara akurat (tujuan- terkait akurasi saldo).

9
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan benar (keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan).

K. Audit Atas Dividen


Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan
saldo akhir, kecuali jika ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas
transaksi relevan untuk dividen. Tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen,
termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen:
1. Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).
2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).
3. Dividen telah dicatat dengan benar (accuracy).
4. Dividen yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada
(eksistensi)
5. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).
6. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
Keberadaan dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi
mengenai jumlah dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen
Ketepatan penilaian suatu pengumuman pembayaran dividen dapat diaudit
dengan menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan
jumlah saham beredar. Pengujian untuk melihat apakah pembayaran dilakukan
kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal
pencatatan dividen adalah dengan memilih suatu sampel pembayaran dividen
yang dicatat dan menelusuri nama penerima uang pada cancelled check pada
catatan dividen, untuk meyakinkan bahwa penerima uang memang berhak.
Untuk klien yang menyimpan catatan devidennya dan membayar
sendiri, auditor dapat melakukan verifikasi total jumlah deviden dengan
menghitung kembali dan merujuk pada pengeluaran kas. Sebagai tambahan,
auditor harus melakukan verifikasi apakah pembayaran dilakukan kepada
pemegang saham yang memiliki saham pada tanggal pencatatan deviden.
Auditor dapat menguji hal tersebut dengan memilih sampel dari catatan
pembayaran deviden dan menelusurinya ke nama pihak yang dibayar pada cek
yang dibatalkan ke pencatatan deviden. Pada waktu bersamaan, auditor dapat
melakukan verifikasi jumlah dan keaslian cek deviden.

10
Akurasi dalam pengumuman deviden dapat diaudit dengan cara
menghitung kembali jumlah basis deviden per lembar dikalikan jumlah
beredar yang beredar. Jika klien menggunakan agen untuk membagikan
deviden, maka totalnya dapat ditelusuri ke dalam jurnal pengeluaran kas
kepada agen dan kemudian dilakukan konfirmasi. Sedangkan untuk pengujian
utang deviden harus dilakukan sehubungan dengan deviden yang diumumkan
Deviden yang tidak dibayar harus dimasukkan ke dalam kewajiban.

L. Audit Saldo Laba


Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu
menganalisis saldo laba perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan
analisis tersebut, yang biasanya merupakan bagian dari berkas permanen,
termasuk deskripsi setiap transaksi yang memengaruhi akun.
Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun
berjalan (atau debet untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo
laba ke laba bersih dalam laporan laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah
seluruh jurnal penyesuaian yang memengaruhi laba bersih telah diselesaikan.
Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah
diklasifikasikan dengan benar sebagai transaksi saldo laba, langkah berikutnya
adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat. Bukti
audit yang diperlukan dalam langkah ini adalah untuk menentukan akurasi
bergantung pada sifat transaksi.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang seharusnya
dimasukkan tetapi ternyata tidak ada. Misalnya jika klien mengumumkan deviden
saham, maka nilai pasar yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan cara
mendebet saldo laba dan mengkredit modal saham. Sama halnya jika dalam
laporan keuangan terdapat apropriasi saldo laba, maka auditor perlu mengevaluasi
apakah apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat pada tanggal neraca
ataukah tidak.
Sandar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan
informasi sehubungan dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk
menentukan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan saldo laba dipenuhi
khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan restriksi atas pembayaran
deviden. Biasanya perjanjian dengan pihak bank. pemegang saham, dan kreditur

11
lainnya membatasi jumlah deviden yang dapat dibayarkan klien. Restriksi ini
harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.

M. Audit Atas Laba Ditahan

1. Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan
untuk seluruh tahun yang bersangkutan (meliputi keterangan tentang setiap
transaksi yang mempengaruhi laba ditahan).
2. Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun
yang bersangkutan dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan
ke dalam laba bersih pada penghitungan laba rugi. Prosedur ini dilakukan
pada saat-saat terakhir audit seluruh ayat jurnal penyesuaian yang
mempengaruhi laba bersih disesuaikan.
3. Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai transaksi laba ditahan, langkah berikutnya adalah menentukan
apakah nilai transaksi tersebut benar.
4. Pertimbangan penting lainnya dalam audit laba ditahan adalah menilai
apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi belum dicacat.
5. Hal penting dalam menentukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan
benar dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap
pembayaran dividen. Pembatasan-pembatasan ini harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Siklus perolehan dan pembayaran
kembali modal, yang berkenaan dengan perolehan sumber daya modal melalui utang
berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Siklus ini juga mencakup
pembayaran bunga dan deviden
Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang mungkin
dijamin atau tidak dijamin oleh aktiva, dan menggunakan bunga. Pada umumnya wesel
diterbitkan selama satu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang lebih
lama. Wesel diterbitkan untuk tujuan yang berbeda, dan property yang diberikan sebagai
jaminan untuk mencakup berbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang usaha, persediaan dan
aktiva tetap. Pembayaran pokok dan bunga atas wesel harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan dalam perjanjian pinjaman.
Dalam sebagian perusahaan tertutup, yang umumnya memiliki sedikit pemegang
saham, sering kali terjadi transaksi, jika ada berkenaan dengan akun modal saham selama
tahun berjalan. Sedangkan Bagi perusahaan terbuka verifikasi atau ekuitas pemilik jauh lebih
kompleks karena banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki saham
sering berubah. Pengujian untuk memverifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam suatu
perusahaan terbuka.
Auditor sangat memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan
agio saham: Transaksi modal saham yang ada telah dicatat. Transaksi modal saham yang
dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat. Modal saham dicatat secara akurat, dan
Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Alip. Dkk. (2018). Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali,
Universitas Mercubuana Bekasi, 2018
Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta: ERLANGGA
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/06/08/audit-siklus-akuisisi-modal-dan-
pembayaran-kembali/

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta: ERLANGGA
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/06/08/audit-siklus-akuisisi-modal-dan-
pembayaran-kembali

14

Anda mungkin juga menyukai