Oleh Kelompok 3 :
Asriani N 2001004
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Audit Saldo Kas ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pengampuh Nurmawaddah,SE.,M.Ak.,AAAIJ pada mata kuliah
Auditing II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Audit Saldo Kas bagi para pembaca serta bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nurmawaddah,SE.,M.Ak.,AAAIJ, selaku dosen mata kuliah Auditing II yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Selain itu, penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan materinya.
Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman dari
penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................6
2.1 Kas di Bank dan Siklus Transaksi...........................................6
2.2 Jenis Akun Kas........................................................................6
2.3 Audit Akun Kas Umum...........................................................7
2.4 Prosedur yang Berorientasi Kecurangan..................................11
2.5 Audit Akun Bank Penggajian Imprest.....................................11
2.6 Audit Kas Kecil Imprest..........................................................13
2.7 Audit Atas Instrumen Keuangan..............................................13
BAB III PENUTUP......................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................15
3.2 Saran........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas merupakan aset yang paling likuid adalah media standar pertukaran dan dasar untuk
akuntansi dan pengukuran untuk semua barang-barang lainnya. Perusahaan umumnya
mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Kas terdiri dari koin, mata uang, dan dana yang
tersedia di bank. Instrumen negotiable seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi,dan
bank draft juga dipandang sebagai kas. (Kieso et al, 2012)
Kas paling rentan terjadi penyelewengan, penipuan dan pencurian. Hal itu terjadi karena
banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas
menjadi objek potensi kecurangan dan pencurian dibandingkan dengan jenis aset lainnya karena
kebanyakan asset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan. Oleh karena
itu, sangatlah perlu dilakukan audit terhadap saldo kas.
Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat memenuhi kebutuhan
entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan memudahkan perusahaan dalam mengembangkan
anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang baik perusahaan dapat memproyeksikan
peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas,
manajemen dapat merencanakan untuk menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat
kebutuhan akan kas mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan.
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu (Arens, 2012).
Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas
umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun
tersebut. Di samping itu, setoran dan pengeluaran untuk semua akun kas lainnya biasanya
dilakukan melalui akun kas umum. Sebagian besar perusahaan kecil hanya memiliki satu
rekening bank yaitu akun kas umum.
3
F. Bagaimana audit kas kecil imprest?
G. Bagaimana audit atas instrument keuangan?
1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah di atas maka dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
a. Menjelaskan mengenai kas di bank dan siklus transaksi
b. Menjelaskan mengenai jenis akun kas
c. Menjelaskan audit kas umum
d. Menjelaskan prosedur yang berorientasi kecurangan
e. Menjelaskan mengenai audit akun bank penggajian imprest
f. Menjelaskan mengenai audit kas kecil imprest
g. Menjelaskan audit atas instrument keuangan
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yang diharapkan peneliti untuk ke depannya adalah manfaat
teoritis dan akademis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan serta dapat digunakan
untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai judul yang diteliti.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kas di Bank dan Siklus Transaksi
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam
buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian
terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan
transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan
kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak
satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
- Kesalahan dalam menagih konsumen
- Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
- Duplikasi pembayaran faktur vendor
- Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
- Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
- Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
- Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat
bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas
rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :
- Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
- Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah
dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
- Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
- Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.
5
pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari
akun kas :
a. Akun Kas Umum
b. Akun Impres
c. Akun Bank Cabang
d. Dana Kas Kecil Impres
e. Setara Kas
f. Instrumen Keuangan
2.3 Audit Akun Kas Umum
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana
dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam
tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan,
akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam
neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun
sama dengan saldo akun neraca lainya.
a. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan manajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainnya.
Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat
aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo
investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien,
sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.
b. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah
saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainnya,
terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk
tujuan lainnya.
6
Pada bagian ini, membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas,
yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi,
pengendalian utama meliputi fungsi utang dagang, penandatanganan cek hanya dilakukan oleh
personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas
khusus, adanya telaah yang seksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh
personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika pengendalian yang
memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang
sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan
dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang menangani
atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan
memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian auditor
atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan
saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-
transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank
diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik
dilakukan atas laporan bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan,
duplikat slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa
perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-
hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
a. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
b. Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
c. Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada pencatatan
setoran kas.
d. Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
e. Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan saldo
bank dan memeriksa kewajarannya dalam bisnis klien.
f. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
g. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
h. Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai
bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam
melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur
pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel yang
kompeten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah selesai.
d. Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas
Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab
sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan pegujian
substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas.
Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
7
e. Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya. Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi
bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi
yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analitis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
f. Mendesain Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas
dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar.
Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling penting
adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga
melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan,
seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk menentukan apakah
ada restriksi atas kas yang harus diungkapkan. Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual
bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di
bagian lainnya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank
sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
g. Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat
sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka
auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank
untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan konfirmasi kepada auditor, agar
memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta mengisi konfirmasi. Pentingnya
konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank mengonfirmasi
informasi pinjaman dan saldo bank dalam formulir yang sama. Informasi pada wesel bayar pada
bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal
jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau pinjaman
selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir
meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan dalam
konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari tanggung jawab yang
terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelengkapan atas saldo dan
utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu
menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi,
atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi
atas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi
keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
8
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang
dikonfirmasi oleh bank harus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama
halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga harus ditelusuri ke skedul audit lainnya.
Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.
9
bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan
dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka
seharusnya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca,
maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
d. Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini
harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam jurnal pengeluaran
kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas dengan klien, dan jika auditor
khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang
harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui penerimaan
kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal
terakhir audit jika memang ada.
e. Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah
batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
f. Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi
biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau
dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di investigasi
untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.
10
Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentukan apakah,
1. Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
2. Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
3. Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
4. Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
11
memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan
salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
12
pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko
pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan,
biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor
menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan
dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus
meliputi:
a. Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
b. Memperhatikan urutan voucher kas kecil
c. Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
d. Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas,
faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan
material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun.
Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya
yang belum tercatat jumlahnya material.
2.7 Audit Atas Instrumen Keuangan
Auditor harus mengakumulasi bukti yang cukup dan memadai untuk mengevaluasi
apakah instrumen keuangan (surat berharga) dalam LK telah disajikan secara wajar dan
diungkapkan dengan memadai sesuai dengan 8 tujuan audit atas tes saldo yaitu existence,
completeness, accuracy, classification, cutoff, detail tie in, realizable value dan right.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dari audit saldo kas yaitu tujuan utama audit saldo kas adalah untuk
memastikan saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca,
sehingga kas tersebut dapat memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan
memudahkan perusahaan dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran
kas yang baik perusahaan dapat memproyeksikan peramalan yang baik atas penerimaan dan
pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk
menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan kas mendapatkan pinjaman
dengan tingkat bunga yang menguntungkan.
Kas harus diidentifikasi dengan benar karena kas paling rentan terjadi penyelewengan,
penipuan dan pencurian. Hal itu terjadi karena banyaknya transaksi yang berkaitan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas menjadi objek potensi kecurangan dan
pencurian dibandingkan dengan jenis aset lainnya karena kebanyakan asset harus dikonversikan
terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan. Oleh karena itu, sangatlah perlu dilakukan audit
terhadap saldo kas.
Pengujian substantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan keberadaan kas dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan dineraca, membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo kas yang
disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Dalam prosedur audit, ada tiga prosedur standar yang harus dilakukan yaitu dengan
penerimaan konfirmasi bank, kemudian penerimaan rekening koran pada titik pisah batas, dan
pengujian atas rekonsiliasi bank.
14
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh terdapat saran yang diberikan yaitu dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat atau para pembaca berupa ilmu yang bermanfaat. Selain
itu, juga diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang Audit Saldo Kas, sehingga dapat
dijadikan sebagai pengetahuan dasar bagi masyarakat luas dan para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16