Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AUDITING 2

Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2
(AKT455)
Dosen Pengampu : Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA, CIQaR, CIQnR

Kelompok 1:

Khoirun Najwa C1C021001


Ma’ruf Yoga Setiawan C1C021002

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Auditing 2.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k.
CA, CIQaR, CIQnR selaku dosen mata kuliah Auditing 2 yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan maupun segi tata bahasanya. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuanmaupun motivasi bagi pembaca.

Jambi, 27 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Rumusan Masalah .................................................................................. 2

Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

Akun-Akun dalam Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya ......... 3

Pengauditan atas Utang Wesel................................................................ 4

Pengauditan atas Ekuitas Pemilik ......................................................... 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 20

Kesimpulan .......................................................................................... 20

Saran .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam pembahasan materi pada pertemuan ini yaitu berjudul siklus
perolehan modal dan pengembaliannya yang menyangkut perolehan modal
melalui pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengembalian
modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan dividen.
Empat karakteristik siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi akun-akun tersebut:
a. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun,
tetapi setiap transaksi seringkali sangat material. Sebagai contoh:
perusahaan jarang menerbitkan obligasi, tetapi begitu obligasi
diterbitkan, jumlahnya biasanya material. Oleh karena ukuran yang besar
itulah, sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo atau daftar kebanyakan
akun yang ada dalam siklus ini berisi saldo awal, transaksi yang terjadi
sepanjang tahun yang di audit, dan saldo akhir tahun.
b. Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saja bisa material
akibatnya, tekanan utama auditor dalam pengauditan akun-akun tersebut
seringkali diletakkan pada tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian.
c. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham,
obligasi atau dokumen lain serupa itu. Dalam pengauditan transaksi-
transaksi dalam siklus ini, auditor harus sangat cermat untuk memastikan
bahwa persyaratan hukum yang mempengaruhi laporan keuangan telah
terpenuhi dan disajikan dan di ungkapkan dengan memadai.
d. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan
kewajiban dan ekuitas. Dalam mengaudit kewajiban bunga auditor harus
secara simultan memeriksa pula beban bunga dan utang bunga. Demikian
pula halnya dalam pengauditan ekuitas pemilik, diumumkan, dan utang
dividen.

1
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, penulis menemukan
beberapa rumusan masalah mengenai Pengauditan Siklus Perolehan Modal
dan Pengembaliannya, adalah sebagai berikut:
1. Apa saja akun-akun yang terkait dalam siklus perolehan modal dan
pengembaliannya?
2. Bagaimana pengauditan atas utang wesel?
3. Bagaimana pengauditan atas ekuitas pemilik?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, tim penulis menemukan
beberapa tujuan penulisan mengenai Pengauditan Siklus Perolehan Modal
dan Pengembaliannya, adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan akun-akun yang terkait dalam siklus perolehan modal dan
pengembaliannya.
2. Menjelaskan pengauditan atas utang wesel a.
3. Menjelaskan pengauditan atas ekuitas pemilik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Akun-Akun dalam Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya


Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya
tergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi
tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal saham dan laba ditahan,
tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham, dan saham
dibeli kembali (treasury stock). Seperti halnya siklus yang lain, kas
merupakan akun yang penting dalam siklus ini karena baik dalam perolehan
modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas.
Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun- akun dalam siklus ini.
Siklus ini biasanya mencakup akun-akun di bawah ini:
a. Utang wesel
b. Utang kontrak
c. Utang hipotik
d. Utang obligasi
e. Beban bunga
f. Utang Bunga
g. Laba Ditahan Disisihkan
h. Saham Dibeli Kembali
i. Dividen Diumumkan
j. Kas di Bank
k. Modal saham-biasa
l. Modal saham-preferen
m. Agio saham
n. Modal Sumbangan
o. Laba Ditahan
p. Utang Dividen
q. Modal pemilik (perseorangan)
r. Modal sekutu (persekutuan)

3
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun dalam
siklus perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang
diikuti untuk akun- akun lainnya. Sebagai contoh, dalam menentukan
pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangkan risiko bisnis,
materialitas pelaksanaan, risiko inheren, hasil dari pengujian pengendaiian
dan pengujian substantif transaksi, dan hasil dari prosedur analitis.
Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah karena
pada umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara lengkap saldo akun
dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun utang wesel. Demikian pula,
auditor biasanya menetapkan risiko inheren pada tingkat rendah karena nilai
akun yang benar biasanya mudah ditentukan. Demikian pula, auditor
biasanya lebih menekankan pada tujuan audit saldo kelengkapan untuk saldo
akun utang wesel dan tujuan kelengkapan untuk pengungkapan utang wesel,
seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang wesel. Karena siklus ini
hanya berisi sedikit transaksi, risiko pengendalian dan hasil pengujian
substantif transaksi biasanya kurang penting untuk perancangan pengujian
rinci saldo untuk akun seperti utang wesel.
Untuk memahami dengan baik prosedur audit untuk banyak akun dalam
siklus perolehan modal dan pengembaliannya, sejumlah akun terpilih yang
merupakan bagian signifikan dari siklus ini pada umumnya, akan dibahas
pada bab ini. Di bawah ini akan dibahas (1) pengauditan utang wesel dan
beban bunga yang bersangkutan untuk memberi gambaran pinjaman
berbunga, dan (2) pengauditan modal saham biasa, agio saham biasa, dividen,
dan laba ditahan untuk menggambarkan akun-akun ekuitas.

Pengauditan atas Utang Wesel


Utang Wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri
dari pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin
dengan aset. Biasanya wesel diterbitkan untuk suatu tertentu antara satu bulan
sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel
diterbitkan untuk berbagai macam tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan

4
sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap. Pokok Pinjaman dan tingkat bunga wesel harus
dicantumkan dalam perjanjian kredit untuk wesel jangka pendek, pembayaran
pokok untuk bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. untuk wesel
lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kwartalan.
Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman
dan bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan
pembayaran, karena pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi
dalam banyak kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal
yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk pengujian pengendalian
dan pengujian substantif transaksi. Oleh karena itu, auditor biasanya menguji
transaksi ini sebagai bagian dari siklus pembelian dan pembayaran.
Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:
a. Pengendalian internal atas utang wesel memadai.
b. Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah
diotorisasi dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
audit transaksi.
c. Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang
bunga telah ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam
kedelapan tujuan audit saldo (catatan: Tujuan "nilai bersih bisa
direalisasi" tidak diterapkan pada pengauditan akun kewajiban).
d. Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel
terkait memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

A. Pengendalian Internal
Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel, yaitu:
1 Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih dahulu.
Kewenangan pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada
dewan komisaris atau manajemen tingkat tinggi. Biasanya
diperlukan beberapa tandatangan persetujuan dalam perjanjian
kredit yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal
pembayaran bunga dan angsuran, dan aset yang dijadikan agunan.

5
Apabila wesel diperbaharui (diperpanjang), diperlukan persetujuan
yang sama seperti halnya penerbitan wesel baru.
2 Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan
pembayaran angsuran pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus
pembelian dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian
akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama seperti halnya
ketika ia menerima copy faktur dari penjual dan laporan penerimaan
barang. Bagian utang akan secara otomatis menerbitkan check atau
electronic funds transfer untuk wesel yang telah jatuh tempo, dengan
cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa. Suatu copy wesel akan menjadi dokumen
pendukung pembayaran wesel.
3 Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut
penyelenggaraan catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen
wesel yang telah dibayar oleh pejabat yang ditunjuk. Wesel yang
telah dilunasi harus diberi tanda "LUNAS" dan disimpan oleh
pejabat yang berwenang.
4 Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detil
wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan
dengan catatan yang diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh
seseorang yang tidak bertanggungjawab untuk menyelenggarakan
catatan detil. Pada saat yang sama, seseorang yang independen harus
melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk menguji
ketelitian catatan pembukuan.

B. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi


Pengujian transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan
Pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini
merupakan bagian dari pengujian pengendalian dan substantif transaksi
penerimaan kas. Tambahan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi seringkali juga dilakukan sebagai bagian dari

6
pengujian. Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya
dititik beratkan pada pengujian atas empat pengendalian seperti telah
diuraikan di atas. Selain itu, auditor juga harus memeriksa ketelitian
catatan penerimaan dari pencairan pinjaman serta pembayaran kembali
pokok pinjaman dan bunganya.

C. Prosedur Analitis
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena
pengujian rinci beban bunga dan utang bunga seringkali dapat ditiadakan
apabila hasilnya memuaskan. Tabel 19-1 melukiskan tipikal prosedur
analitis untuk utang wesel dan akun bunga yang bersangkutan.
Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan
menggunakan saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan membantu
audit dalam menilai kewajaran beban bunga dan juga menguji
kemungkinan adanya utang wesel yang tidak dicatat. Apabila beban
bunga sesungguhnya jauh lebih besar dari estimasi auditor, salah satu
kemungkinan hal itu disebabkan pembayaran bunga dilakukan atas utang
wesel yang tidak dicatat.

Gambar 1: Prosedur analitis untuk utang wesel.

D. Pengujian Rinci Saldo


Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel
adalah daftar utang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor
dari klien. Apabila terjadi sejumlah transaksi yang menyangkut utang
wesel selama tahun yang di audit, akan menjadi tidak praktis bagi auditor

7
untuk menggunakan skedul seperti itu. Dalam situasi demikian, biasanya
akan meminta klien untuk membuat suatu skedul yang berisi wesel-wesel
yang masih memiliki saldo yang belum dibayar pada akhir tahun,
menunjukkan deskripsi setiap wesel, saldo akhir tahun, dan saldo akhir
tahun utang bunga, termasuk agunan dan tingkat bunga.
Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam audit atas utang
wesel:
1 Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan).
2 Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat
(ketelitian).

Tujuan-tujuan diatas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa


material walaupun yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut
satu buah wesel. Tabel di bawah ini melukiskan prosedur-prosedur yang
lazim dilakukan untuk tujuan kelengkapan utang wesel. Apabila
pengendalian internal atas utang wesel tidak efektif, auditor harus
memperluas prosedur untuk menguji kemungkinan adanya utang wesel
yang tidak dicatat. Sebagai contoh, auditor bisa mengirim konfirmasi
kepada kreditur yang dimasa lalu yang pernah memberi kredit wesel
tetapi pada tahun ini tidak tercantum dalam daftar utang wesel. Auditor
juga bisa menganalisis beban bunga yang dibayarkan kepada kreditur
tetap kreditur tersebut tidak tercantum namanya dalam daftar utang
wesel, dar mereview notulen rapat dewan komisaris untuk memeriksa
kemungkinan adanya wesel yang telah mendapat persetujuan tetapi tidak
dicatat.
Selain tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan
pengungkapan juga penting untuk utang wesel karena standar akuntansi
keuangan mensyaratkan catatan kaki yang memadai yang menjelaskan
ketentuan-ketentuan berkenaan dengan utang wesel yang sedang berjalan
serta aset yang dijadikan agunan pinjaman, Apabila pinjaman
menghendaki adanya pembatasan signifikan atas aktivitas perusahaan,
maka hal tersebut harus pula diungkapkan dalam catatan kaki. Apabila

8
auditor telah melaksanakan pengujian rinci saldo untuk tujuan audit
saldo, maka bukti yang diperohh dalam pengujian tersebut akan sangat
membantu auditor dalam mencapai tujuan audit penyajian dan
pengungkapan.
Prosedur Pengujian
Tujuan Audit Saldo Komentar
Rinci Saldo
Utang wesel yang -Jumlahkan ke Hal ini sering
tercantum dalam bawah daftar utang dilakukan pada
daftar utang wesel wesel dan utang seluruh wesel yang
cocok dengan register bunga. ada karena
utang wesel atau - Telusur totalnya ke populasinya hanya
master file klien, dan buku besar. sedikit, atau apabila
totalnya telah -Telusur utang wesel cukup banyak
dijumlah dengan individual ke master bisa dilakukan dengan
benar dan cocok file. menggunakan
dengan buku besar perangkat lunak audit.
(kecocokan)
Utang wesel yang -Konfirmasi utang Tujuan keberadaan
tercantum dalam wesel. tidak begitu penting
daftar utang wesel -Periksa otorisasi dibandingkan dengan
benar-benar ada pada copy duplikat tujuan kelengkapan
(keberadaan) wesel. dan ketelitian.
-Periksa persetujuan
pengambilan kredit
dalam notulen rapat
perusahaan.
Utang wesel yang ada -Periksa pembayaran Tujuan ini penting
telah dicantumkan wesel setelah akhir untuk
dalam daftar utang tahun buku untuk mengungkapkan
wesel (kelengkapan) memastikan bahwa kemungkinan adanya
wesel tersebut kekeliruan dan
tercantum sebagai kecurangan. Ketiga

9
utang pada akhir prosedur ini lazim
tahun yang dilakukan pada
diperiksa. kebanyakan audit.
-Dapatkan Tambahan prosedur
konfirmasi bank untuk mencari
standar yang kewajiban yang tidak
mencakup referensi dicatat diperlukan
spesifik tentang apabila pengendalian
keberadaan utang internal lemah.
wesel dari semua
bank yang berkaitan
dengan utang wesel
perusahaan.
-Review rekonsiliasi
bank untuk wesel
baru yang
dikreditkan langsung
ke akun bank oleh
bank.
Utang wesel dan -Periksa pokok Dalam kasus-kasus
utang bunga yang pinjaman dan bunga tertentu perlu
tercantum dalam wesel pada duplikat dilakukan
daftar sungguh- copy wesel. perhitungan, dengan
sungguh akurat -Konfirmasi utang menggunakan metode
(ketelitian) wesel, tingkat bunga, nilai sekarang (present
dan tanggal terakhir value) atas bunga dan
pembayaran bunga pokok pinjaman.
yang telah dilakukan Sebagai contoh,
kepada pemegang apabila peralatan
wesel. dibeli dengan
-Rekalkulasi utang menggunakan utang
bunga. wesel.

10
Utang wesel yang -Periksa tanggal
tercantum dalam jatuh pada duplikat
daftar utang wesel copy wesel untuk
telah digolongkan memastikan apakah
dengan benar sebagian atau
(penggolongan) seluruh utang wesel
telah menjadi utang
jangka pendek.
-Review wesel untuk
memastikan apakah
wesel tersebut
merupakan utang
wesel atau utang
usaha dengan pihak
berelasi.
Utang wesel telah -Periksa duplikat Wesel harus
dilaporkan pada copy wesel untuk dilaporkan sebagai
periode yang tepat menentukan apakah utang periode ini,
(pisah batas) wesel bertanggal apabila wesel
sebelum atau tepat bertanggal sebelum
pada tanggal neraca. atau tepat pada
tanggal neraca.
Perusahaan Periksa wesel untuk
mempunyai menentukan apakah
kewajiban untuk perusahaan
membayar utang mempunyai
wesel. kewajiban untuk
membayar.

11
Pengauditan atas Ekuitas Pemilik
Ekuitas adalah tuntutan pemilik terhadap aktiva perusahaan. Dalam
perusahaan perorangan atau persekutuan, ekuitas pemilik seringkali dipecah
menjadi akun yang berbeda untuk mencatat nilai sisa ekuitas pemilik (owner's
capital balance) dan pengambilan pribadi (the owner's withdrawals). Ada
perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik
dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang
pemegang sahamnya biasanya hanya sedikit, transaksi yang menyangkut
akun modal selama satu periode jarang sekali terjadi. Transaksi yang
mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa perubahan ekuitas pemilik
karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian dividen (kalau ada).
Perseroan Tertutup jarang membayar dividen, dan auditor hanya
membutuhkan waktu sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik, walaupun
auditor tetap harus menguji catatan perusahaan.
Sebaliknya dalam perusahaan perseroan public, verifikasi ekuitas
pemilik jauh lebih kompleks karena perusahaan memiliki pemegang saham
yang banyak dan sering terjadi perubahan individu yang memegang saham.

A. Pengendalian Internal
Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik.
Dibawah ini akan dibahas:
1. Otorisasi Transaksi secara Cepat
Berikut adalah sejumlah transaksi yang biasanya memerlukan
otorisasi khusus:
a. Penerbitan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis
ekuitas yang diterbitkan (apakah saham preferen atau saham
biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai per saham,
preferensi saham yang bukan saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
b. Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham
biasa atau saham preferen, saat pembelian kembali, dan jumlah
yang harus dibayar untuk saham- saham tersebut harus
mendapat otorisasi dari dewan komisaris.

12
c. Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi
bentuk dividen (apakah dividen tunai atau dividen saham),
jumlah dividen per lembar saham, dan tanggal pencatatan dan
tanggal pembayaran dividen.
2. Pembukuan Dan Pemisahan Tugas yang Tepat
Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan
saham yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk
memastikan bahwa:
a. Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan
perusahaan.
b. Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang
memiliki saham perusahaan pada tanggal pencatatan dividen.
c. Potensi terjadinya kecurangan asset di minimalkan.

Penugasan personel yang tepat, prosedur pembukuan yang memadai,


dan verifikasi informasi dalam catatan internal secara independen
adalah pengendalian penting untuk tujuan ini. Klien juga harus
memiliki kebijakan yang dirumuskan secara baik untuk penyiapan
sertifikat saham dan pencatatan transaksi modal saham. Pada waktu
menerbitkan dan mencatat modal saham, klien harus menaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan-
ketentuan dalam dasar perusahaan. Nilai pari saham, jumlah saham
yang diotorisasi untuk diterbitkan perusahaan, serta pajak yang harus
dibayar berkenaan dengan penerbitan saham semua berpengaruh
terhadap penerbitan dan pencatatan. Sebagai cara untuk buku
mengawasi sertifikat saham modal dan saham, banyak perusahaan
menyelenggarakan buku sertifikat saham dan master modal file
saham para pemegang perusahaan. Catatan sertifikat saham
mencatat saham para pemegang diterbitkan dan saham yang dibeli
kembali sepanjang perjalanan perusahaan. Catatan transaksi modal
saham mencakup nomor sertifikat saham, jumlah saham yang
diterbitkan, nama pemegang saham, dan tanggal penerbitan saham

13
harus mencatat sertifikat saham yang ditarik kembali dan tanggal
penarikannya. Master file modal saham para pemegang saham
adalah catatan saham beredar pada suatu saat tertentu. Master file
berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertifikat saham dan
saldo modal saham biasa dibuku besar. Selain itu Master File ini juga
berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen. Pengendalian
internal yang mempengaruhi pembayaran dividen meliputi:
a. Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan
berdasarkan catatan sertifikat saham oleh seseorang yang tidak
bertangung jawab atas catatan modal saham.
b. Setelah Check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi
independen tentang nama pemegang saham dan jumlah rupiah
yang tertulis pada check serta rekonsialiasi jumlah total check
untuk pembayaran dividen dengan total dividen yang diotorisasi
dalam notulen rapat.
c. Sebaiknya diselanggarakan akun imprest dividen yang terpisah
untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada
jumlah yang diotorisasi.
3. Registrar Independen dan Agen Transfer Saham
Setiap Perusahaan dengan saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diwajibkan memiliki registrar independen sebagai pengendalian
untuk mencegah penerbitan saham yang tidak sesuai dengan
peraturan. Tanggungjawab registrar independen adalah memastikan
bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam anggaran dasar perusahaan setelah mendapat
otorisasi dari dewan komisaris apabila terjadi perubahan dalam
pemilikan saham. Registrar bertanggung jawab untuk
menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan
memastikan bahwa sertifikat saham yang lama telah diterima dan
dinyatakan tidak berlaku. Sebelum sertifikat pengganti diterbitkan.
Banyak perseroan besar juga menggunakan jasa agen transfer saham
untuk menyelenggarakan pencatatan saham, termasuk

14
mendokumentasikan perpindahan (transfer) pemilikan saham.
Penggunaan agen transfer saham akan membantu penanganan
catatan dengan cara meletakkan di tangan pihak organisasi
independen dan mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan
tenaga spesialis. Banyak juga perusahaan yang menggunakan jasa
agen transfer untuk pembayaran dividen tunai kepada pemegang
saham. Hal ini juga meningkatkan pengendalian internal.

B. Pengauditan Modal Saham dan Agio Saham


Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditan
modal saham dan agio saham:
1 Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi
kelengkapan).
2 Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan
dicatat dengan tepat.
3 Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo
ketelitian).
4 Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat.

Dua hal pertama menyangkut pengujian pengendalian dan pengujian


substantive golongan transaksi, sedangkan dua hal berikutnya
menyangkut pengujian detil saldo dan pengungkapan yang bersangkutan.
1. Transaksi yang Terjadi Terjadi telah Dibukukan
Tujuan ini dapat dengan mudah dicapai apabila perusahaan klien
menggunakan registrar independen atau agen transfer. Auditor bisa
mengirimkan konfirmasi kepada mereka untuk menanyakan
transaksi apa yang telah terjadi dan keakuratan transaksi yang ada,
dan kemudian memastikan apakah semua transaksi itu telah terjadi.
Untuk dapat mengetahui adanya penerbitan atau pembelian kembali
saham, auditor juga mereview notulen rapat dewan komisaris,
terutama menjelang akhir tahun buku, dan memeriksa buku catatan
saham yang diselenggarakan perusahaan.

15
2. Transaksi Modal Saham Terbukukan Sungguh-Sungguh Terjadi dan
Dicatat dengan Tepat
Pengujian yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang
menyangkut penerbitan modal saham seperti misalnya penerbitan
saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain lewat
pertukaran saham, saham donasi, dan pembelian kembali saham.
Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham yang
dilakukan secara tunai dengan cara mengirim konfirmasi kepada
agen transfer dan menelusur jumlah transaksi yang tercatat
dipembukuan ke penerimaan kas. Selain itu auditor harus memeriksa
apakah jumlah yang benar telah di kreditkan ke modal saham dan
agio saham dengan mengacu ke anggaran dasar perusahaan untuk
menentukan nilai pari atau nilai ditetapkan modal saham. Bagaimana
pun pengendaliannya, biasanya auditor akan memeriksa seluruh
transaksi modal saham karena materialitasnya dan bersifat permanen
dalam pembukuan. Tujuan transaksi keberadaan biasanya dapat diuji
dengan memeriksa otorisasi sebagaimana tercantum dalam notulen
rapat dewan komisaris. Pengauditan transaksi modal saham seperti
dividen saham, pemerolehan property dalam transaksi modal saham,
merger, atau transaksi non-tunai lainnya tidaklah mudah karena
dibutuhkan keahlian teknis tertentu dan seringkali dibutuhkan
pertimbangan untuk menentukan penilaian yang tepat.
3. Modal Saham Dibukukan dengan Tepat
Setelah auditor puas bahwa jumlah saham yang beredar telah
ditentukan dengan
benar, nilai pari terbukukan dalam akun modal saham dapat
diperiksa dengan mengalikan jumlah lembar saham dengan nilai pari
saham. Saldo akhir dalam akun agio saham adalah jumlah residual.
Ini bisa diaudit dengan memeriksa jumlah transaksi selama tahun
yang diperiksa dan menambahkan atau mengurangkannya dari saldo
awal akun. Sebagai contoh, dalam suatu transaksi merger, auditor
kadang-kadang perlu melakukan penelitian untuk menentukan

16
perlakuan akuntansi yang sesuai dan penentuan penilaian transaksi
yang tepat, setelah mempertimbangkan semua aspek dalam merger
tersebut. Pertimbangan penting ketika mengaudit tujuan audit saldo
tentang ketelitian untuk modal saham adalah memeriksa kebenaran
jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar
saham, tidak sulit untuk menentukan jumlah saham yang benar untuk
digunakan dalam perhitungan, apabila perusahaan hanya memiliki
satu golongan saham dengan jumlah transaksi yang tidak banyak.
Masalah akan menjadi kompleks apabila terjadi sekuritas yang dapat
dikonversi (convertible securities), opsi saham, atau waran saham
yang beredar.
4. Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan dengan Tepat
Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas modal saham
telah terpenuhi adalah anggaran dasar perusahaan, notulen rapat
dewan komisaris, dan analisis auditor tentang transaksi modal
saham. Auditor harus memastikan bahwa setiap golongan saham
telah dideskripsikan dengan tepat termasuk jumlah saham yang
diterbitkan dan semua hak yang melekat pada setiap golongan
saham. auditor juga harus memeriksa ketepatan penyajian dan
pengungkapan opsi saham, waran saham, dan sekuritas bias
dikonvensi dengan memeriksa dokumen-dokumen atau bukti-bukti
lain yang memuat kesepakatan yang bersangkutan.

C. Pengauditan DIviden
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan
pada saldo akhir,kecuali apabila terdapat utang dividen. tujuan audit
transaksi untuk transaksi-transaksi relevan untuk dividen. Namun
demikian, dividen biasanya diaudit seratus persen. Tujuan terpenting,
termasuk yang berkaitan dengan utang dividen adalah:
1 Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian).
2 Dividen yang ada telah tercatat (kelengkapan).

17
3 Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
4 Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada / yang berhak
(keterjadian).
5 Utang dividen telah tercatat (kelengkapan).
6 Utang dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).

Auditor bisa memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan


dengan pengawasan otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris
tentang dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen,
Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap
kemungkinan tidak ada yang namanya dividen yang telah diumumkan,
terutama beberapa waktu menjelang akhir tahun. Prosedur audit yang
sangat berkaitan dengan adalah mereview arsip audit permanen untuk
menentukan apakah terdapat hak pembayaran dividen dalam perjanjian
obligasi atau provisi saham preferen.
Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan melakukan
rekalkulasi jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan
dengan jumlah saham yang diukur. Apabila klien menggunakan agen
transfer untuk membayar dividen, total dividen dapat ditelusur ke jurnal
pengeluaran ke agen tersebut dan juga di konfirmasi,
Pengujian untuk utang dividen harus dilakukan bersamaan dengan
perigumuman utang dividen. Semua dividen yang belum dibayar harus
sebagai kewajiban.

D. Pengauditan Laba Ditahan


Pada kebanyakan perusahaan transaksi-transaksi yang menyangkut
laba ditahan hanyalah pencatatan laba bersih untuk tahun buku yang
bersangkutan dan pengumuman dividen perubahan lain dalam laba
ditahan bias berupa koreksi laba tahun yang lalu, penyesuaian tahun yang
lalu yang didebetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan, dan
penetapan atau penghentian penyisihan (appropriation) laba ditahan.

18
Untuk memulai pengauditan atas laba laba, auditor pertama-tama
menganalisis laba selama periode yang diaudit. Audit skedul yang
menunjukkan analisis, biasanya merupakan bagian dari arsip permanen,
mencakup semua transaksi yang mempengaruhi akun ini. Untuk
mengaudit pengkreditan atas laba selama pendapatan untuk laba bersih
yang diperoleh tahun yang diaudit (atau pendebetan jika terjadi rugi
bersih), auditor hanya perlu menelusur ayat jurnal dalam laba laba laba
bersih yang diperoleh dalam laporan laba-rugi. Sudah barang tentu
prosedur ini harus dilakukan pada akhir audit, ketika semua ayat jurnal
yang mempengaruhi laba bersih telah selesai dilakukan.
Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan
selain yang disebabkan oleh laba bersih dan dividen, auditor harus
memastikan apakah transaksi- transaksi telah dimasukkan. Sebagai
contoh penyesuaian terhadap kejadian tahun lalu dapat dimasukkan ke
dalam laba ditahan hanya apabila hal tersebut sesuai dengan ketentuan
dalam standar akuntansi keuangan.
Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah
digolongkan dengan benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap
berikutnya adalah memutuskan apakah transaksi-transaksi tersebut telah
dicatat dengan benar. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan
akurasi tergantung pada pada sifat transaksi. Auditor juga harus
mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi
tidak dibukukan.

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya
tergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi
tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal saham dan laba ditahan,
tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham, dan saham
dibeli kembali (treasury stock). Seperti halnya siklus yang lain, kas
merupakan akun yang penting dalam siklus ini karena baik dalam perolehan
modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas.
Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun- akun dalam siklus ini.
Utang Wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari
pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin
dengan aset. Ekuitas adalah tuntutan pemilik terhadap aktiva perusahaan.
Dalam perusahaan perorangan atau persekutuan, ekuitas pemilik seringkali
dipecah menjadi akun yang berbeda untuk mencatat nilai sisa ekuitas pemilik
(owner's capital balance) dan pengambilan pribadi (the owner's withdrawals).

Saran
Kita sebagai mahasiswa hendaknya memiliki pengetahuan yang baik
mengenai Auditing 2 yang dalam hal ini mengenai “Pengauditan Siklus
Perolehan Modal dan Pengembaliannya”. Hal itu tentu saja akan terwujud
apabila kita rajin membaca, dengan begitu wawasan kita mengenai hal ini
akan berkembang dan akan semakin matang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi ke-2.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

21

Anda mungkin juga menyukai