Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDITING 2

“Pengaauditan Kas dan Instrumen Keuangan”


Dosen Pengampu:
Dr. Sri Rahayu, S.E.,M. S.A., A.k.CA,CIQaR, CIQnR

Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Khoirun Najwa C1C021001
Ma’ruf Yoga Setiawan C1C021002

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Penulisan makalah yang berjudul “Pengauditan Kas
dan Instrumen Keuangan” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Auditing 2.
Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Sri Rahayu, S.E.,M. S.A., A.k.CA,CIQaR, CIQnR selaku dosen pengampu mata
kuliah Auditing 2, karena dengan tugas yang ibu berikan penulis mampu
mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai
kritikan dan saran untuk membangun makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Jambi, 07 Mei 2023

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I ................................................................................................................. iv

PENDAHULUAN ............................................................................................. iv

1.1 Latar Belakang ................................................................................... iv

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. iv

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. v

BAB II ................................................................................................................ 1

PEMBAHASAN ................................................................................................. 1

2.1 Akun-akun Kas dan Instrumen Keuangan ......................................... 1

2.2 Kas di Bank dan Siklus-siklus Transaksi............................................ 3

2.3 Prosedur-prosedur Berorientasi Kecurangan .................................... 4

2.4 Pengauditan Akun-akun Instrumen Keuangan.................................. 7

BAB III ............................................................................................................. 13

PENUTUP ........................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas adalah satu-satunya akun yang terlibat pada semua siklus, kecuali siklus
persediaan dan penggudangan. Oleh karena itu, audit atas area ini sengaja
dilakukan paling akhir karena bukti-bukti yang dikumpulkan untuk saldo kas
sangat tergantung pada hasil pengujian pada siklus yang lain. Sebagai contoh,
apabilla pemahaman auditor tentang pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi dalam siklus
pembelian dan pembayaran membuat mereka berkesimpulan bahwa risiko
pengendaliannya rendah, maka mereka dapat mengurangi pengujian rinci atas
saldo akhir kas. Namun, apabila auditor berkesimpulan bahwa risiko
pengendaliannya harus lebih tinggi, maka diperlukan pengujian akhir tahun yang
lebih luas.
Kas sangat penting, karena sangat rentan terhadap pencurian, dan kesalahan
penyajian kas juga dapat signifikan. Makalah ini akan meringkas keterkaitan kas
di bank dengan siklus-siklus transaksi dan menjelaskan pengujian substantif saldo
kas.
Instrumen keuangan yang meliputi investasi dalam sekuritas utang dan
saham termasuk pula instrumen derivatif dalam pelbagai perusahaan sangat
beraneka ragam, mulai dari yang merupakan bagian kecil dari total aset seperti
pada kebanyakan perusahaan manufaktur, sampai yang mencerminkan persentase
sangat besar seperti dijumpai pada lembaga keuangan. Penilaian instrumen
keuangan bisa sangat kompleks karena ketentuan-ketentuan dalam standar
akuntansi keuangan dan oleh karenanya mungkin memerlukan tenaga spesialis.
Bab ini akan membahas kategori investasi, pengendalian yang relevan, dan
prosedur audit yang dirancang untuk pengujian saldo instrumen keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja akun kas dan instrumen keuangannya.
2. Apa yang dimaksud kas di bank dan bagaimana siklus akuntansinya.
3. Bagaimana prosedur yang berorientasi kecurangan.

iv
4. Bagaimana pengauditan akun-akun instrumen keuangan.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui akun-akun kas dan instrumen keuangannya.
2. Menunjukkan hubungan antara kas di bank dengan berbagai siklus
transaksi.
3. Memahami prosedur yang berorientasi kecurangan.
4. Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas akun-akun instrumen
keuangan.

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akun-akun Kas dan Instrumen Keuangan
Hal pertama yang perlu diketahui adalah jenis-jenis akun kas dan instrumen keuangan
yang lazim dijumpai pada kebanyakan perusahaan, karena pendekatan pengauditannya
berbeda-beda. Auditor bisa mempelajari tentang berbagai saldo akun kas dan instrumen
keuangan ketika ia mendapatkan pemahaman tentang bisnis klien. Berikut ini adalah beberapa
jenis akun yang utama.
2.1.1 Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah akun utama pada hampir semua organisasi, karena hampir
semua penerimaan dan pengeluaran mengalir melalui akun ini. Sebagai contoh,
pengeluaran kas untuk siklus pembelian dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini,
demikian pula penerimaan kas dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang disimpan
dalam akun ini.
2.1.2 Akun Imprest
Banyak perusahaan menyelenggarakan akun imprest khusus untuk membayar
penggajian untuk meningkatkan pengendalian atas pengeluaran kas untuk penggajian.
Suatu jumlah saldo tetap misalnya Rp 10.000.000,00 ditetapkan untuk akun imprest
penggajian. Segera sebelum tanggal pembayaran gaji/upah, perusahaan menarik check atau
melakukan transfer secara elektronik dari kas umum sebesar total gaji/upah bersih untuk
disetorkan ke akun imprest penggajian. Setelah semua pembayaran gaji/upah dilaksanakan
melalui akun imprest tersebut, maka saldo akun akan tersisa sebesar Rp10.000.000,00.
Dengan cara ini pengawasan akan mudah dilakukan, karena akun ini hanya didebet untuk
gaji/upah mingguan atau dua mingguan atau bulanan, dan dikredit untuk pembayaran
kepada para karyawan.
Akun imprest yang agak berbeda kadang-kadang juga digunakan perusahaan.
Dalam tipe ini, perusahaan menyelenggarakan satu akun khusus untuk penerimaan, dan
satu akun yang lain khusus untuk pengeluaran kas. Tipe seperti ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang beroperasi pada berbagai lokasi yang berbeda. Semua penerimaan
disetorkan ke akun imprest, dan totalnya ditransfer ke akun kas umum secara periodik.
Akun untuk pengeluaran ditetapkan berbasis imprest, tetapi dengan cara yang tidak sama
dengan akun imprest untuk penggajian. Suatu saldo tetap disediakan pada akun imprest,
dan seorang pegawai perusahaan yang ditunjuk menggunakan dana ini untuk pengeluaran
sepanjang hal ini sesuai dengan kebijakan perusahaan. Apabila saldo kas telah menipis,

1
dilakukan pengisian kembali pada akun imprest untuk pengeluaran tersebut dari kas umum
setelah pengeluaran pengeluaran sebelumnya disetujui, biasanya melalui transfer secara
online. Penggunaan akun imprest semacam itu dapat meningkatkan pengawasan terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas.
2.1.3 Akun Bank Cabang
Bagi perusahaan yang beroperasi di sejumlah lokasi, sering dikehendaki untuk
memiliki akun bank tersendiri pada setiap lokasi. Akun bank cabang berguna untuk
membangun relasi pada komunitas lokal dan memungkinkan dilakukan sentralisasi pada
level cabang.
Pada perusahaan-perusahaan tertentu, penyetoran dan pengeluaran kas untuk setiap
cabang dilakukan pada akun bank yang terpisah, dan kelebihan kas secara periodik
ditransfer secara elektronik ke akun bank umum di kantor pusat. Akun di cabang
sebenarnya hampir seperti akun umum, tetapi pada level cabang.
2.1.4 Dana Kas Kecil Imprest
Dana kas kecil imprest bukan suatu akun bank. Akun kas kecil dengan jumlah yang
ditetapkan lebih dahulu yang disediakan untuk pengeluaran- pengeluaran insidentil. Kas ini
digunakan untuk pengeluaran yang berjumlah kecil yang bisa dibayar dengan lebih mudah
bila memakai kas dibandingkan dengan memakai check. Akun kas imprest ditetapkan
dengan cara yang sama seperti akun bank imprest, tetapi khusus untuk pengeluaran-
pengeluaran yang berjumlah kecil, seperti misalnya untuk pembelian perlengkapan kantor,
perangko, atau makan siang karyawan. Jumlah kas yang ditetapkan pada dana kas kecil ini
biasanya tidak begitu besar, dan diisi kembali sekali atau dua kali dalam sebulan.
2.1.5 Setara Kas
Perusahaan sering menginvestasikan kelebihan kas yang terakumulasi selama
waktu tertentu dalam siklus operasi perusahaan dalam apa yang disebut setara kas, karena
akan dibutuhkan kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Setara kas mempunyai tingkat
likuiditas sangat tinggi sehingga dapat dijadikan kas kembali dengan cepat. Termasuk
dalam setara kas adalah deposito atas unjuk, dan money market fund. Setara kas yang bisa
cukup material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas hanya
apabila berupa investasi jangka pendek yang bisa diubah kembali menjadi kas pada jumlah
yang telah diketahui secara cepat, dan tidak ada risiko signifikan pada nilai tukarnya
sebagai akibat perubahan tingkat bunga.
2.1.6 Instrumen Keuangan
Akun instrumen keuangan meliputi investasi dalam surat berharga seperti misalnya
sekuritas utang dan sekuritas saham, instrumen derivatif, dan aktivitas hedging. Investasi
2
dalam instrumen keuangan dapat dikelompokkan sebagai sekuritas untuk diperdagangkan,
tersedia untuk dijual, dan dimiliki sampai jatuh tempo, sedangkan derivatif dapat
dikelompokkan sebagai aset atau kewajiban, sesual dengan standar akuntansi keuangan.
Perusahaan membeli sekuritas untuk diperdagangkan dengan maksud untuk
menginvestasikan kelebihan kas untuk sementara waktu atau bisa juga menginvestasikan
dalam instrumen keuangan derivatif sebagai cara hedging. Sebagai contoh, suatu
perusahaan penerbangan melakukan investasi dalam bahan bakar dengan hedging, sebagai
upaya untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar. Kita akan membahas pengendalian
internal dan pertimbangan pengauditan yang berkaitan dengan instrumen keuangan setelah
kita membicarakan akun kas.

2.2 Kas di Bank dan Siklus-siklus Transaksi


Dalam pengauditan kas, auditor harus membedakan antara peme- riksaaan terhadap
rekonsiliasi saldo menurut laporan bank dengan saldo menurut buku besar yang dibuat klien,
dengan pemeriksaan untuk membuktikan apakah kas menurut catatan di buku besar telah
mencerminkan semua transaksi kas yang terjadi selama tahun yang diperiksa. Pemeriksaan
atas rekonsiliasi antara saldo menurut laporan bank dengan saldo di buku besar yang dibuat
klien relatif mudah, tetapi bagian terbesar dari total waktu audit atas suatu perusahan adalah
menyangkut pemeriksaan apakah transaksi kas telah dicatat dengan benar. Sebagai contoh,
setiap kesalahan penyajian berikut ini pada akhirnya akan berakibat kesalahan pembayaran
atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi itu semua tidak akan dapat diungkapkan dengan
melakukan rekonsiliasi bank:
 Tidak menagih/tidak mengirim faktur kepada pembeli.
 Penggelapan kas, dengan cara mencegat kas sebelum penerimaan kas dicatat, dan
mendebet akun kerugian piutang.
 Pembayaran ganda atas suatu faktur dari penjual.
 Pembayaran tidak semestinya atas pengeluaran untuk keperluan pribadi direksi.
 Pembayaran untuk pembelian bahan baku fiktif.
 Pembayaran kepada pegawai melebihi jam kerja sesungguhnya.
 Pembayaran bunga kepada pihak berelasi melebihi tarif bunga normal.

Apabila kesalahan penyajian ini ingin ditemukan dalam audit, maka penemuannya akan
terjadi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Dua kesalahan
penyajian pertama dapat ditemukan sebagai bagian dari pengauditan atas siklus penjualan dan

3
pengumpulan piutang, tiga berikutnya dalam pengauditan siklus pembelian dan pembayaran,
dan dua terakhir dalam pengauditan siklus penggajian dan personalia dan siklus perolehan
modal dan pengembaliannya.
Pengujian atas rekonsiliasi bank akan dapat mengungkapkan kesalahan penyajian yang
sama sekali berbeda dengan kesalahan penyajian di atas, seperti misalnya:
 Check yang belum diuangkan ke bank tidak dimasukkan ke dalam daftar check
masih beredar, walaupun check tersebut telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
 Penerimaan kas oleh klien yang terjadi sesudah tanggal neraca telah dicatat klien
sebagai penerimaan kas tahun yang diperiksa.
 Penerimaan kas beberapa waktu sebelum akhir tahun buku dan telah disetorkan ke
bank pada bulan yang sama, tetapi dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai
setoran dalam perjalanan.
 Pembayaran sebuah utang wesel dan telah didebetkan langsung ke saldo bank oleh
bank, tetapi tidak tercantum dalam catatan klien.

2.3 Prosedur-prosedur Berorientasi Kecurangan


Pertimbangan penting dalam pengauditan kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan (fraud). Auditor harus memperluas prosedur-prosedur dalam pengauditan kas
akhir tahun untuk menentukan kemungkinan adanya kecurangan material apabila
pengendalian internal klien lemah, terutama apabila pembagian tugas tidak baik seperti
misalnya perangkapan tugas antara yang menangani kas dan melakukan pencatatan transaksi
kas dalam catatan akuntansi dan tidak menyelenggarakan rekonsiliasi bank independen
bulanan.
Dalam merancang prosedur-prosedur untuk menemukan kecurangan, auditor harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan
yang mungkin terjadi sebagai akibat kelemahan pengendalian tersebut, materialitas potensial
akibat kecurangan, dan prosedur audit yang paling efektif untuk menemukan kecurangan.
Apabila auditor secara khusus melakukan pengujian untuk kecurangan, mereka harus
juga memahami bahwa prosedur-prosedur audit selain pengujian rinci saldo atas saldo kas
juga bisa bermanfaat. Prosedur-prosedur yang bisa menemukan kecurangan dalam
penerimaan kas antara lain:
 Konfirmasi piutang usaha.
 Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping.

4
 Mereview ayat-ayat jurnal ke akun kas untuk melihat kemungkinan adanya hal yang
tidak biasa.
 Membandingkan order dari pembeli dengan penjualan dan penerimaan kasnya.
 Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung untuk penghapusan piutang dan
retur penjualan.

Pengujian yang sama dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan kecurangan


dalam pengeluaran kas.
Meskipun auditor melakukan prosedur-prosedur berorientasi kecurangan secara
seksama, diakui bahwa sangatlah sulit untuk mendeteksi pencurian kas, demikian pula
kecurangan dalam pelaporan kas yang melibatkan kas, terutama yang berupa penghilangan
transaksi dan saldo akun.

2.3.1 Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank


Apabila auditor berkeyakinan bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mengandung
kesalahan penyajian yang disengaja, maka auditor biasa- nya memperluas pengujian atas
rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur tambahan dilakukan untuk memeriksa apakah
semua transaksi yang dimasukkan ke dalam jurnal pada bulan terakhir dari tahun buku
yang diperiksa telah dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank dengan
benar, dan memeriksa apakah semua unsur yang ada dalam rekonsiliasi bank telah
dicantumkan dengan benar.
2.3.2 Pengujian Kas (Proof of Cash)
Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki
kelemahan signifikan dalam pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan
pengujian kas untuk menentukan apakah hal-hal di bawah ini telah dilaksanakan:
 Semua penerimaan kas disetorkan ke bank.
 Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi.
 Semua pengeluaran kas terbukukan dibayar oleh bank.
 Semua yang dibayar oleh bank telah dicatat
Suatu pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini:
1. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada awal
periode pengujian kas.
2. Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan
yang dicatat dalam jumal penerimaan kas pada periode yang direkonsiliasi.

5
3. Merekonsiliasi check-check yang dibayar bank dan pembayaran secara
elektronik dengan pengeluaran yang dicatat dalam jumal pengeluaran kas pada
periode yang direkonsiliasi.
4. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada akhir
periode yang diuji.

Pengujian kas semacam ini biasa disebut juga pengujian kas empat kolom yang
berisi masing-masing satu kolom untuk setiap informasi tersebut di atas. Pengujian kas
bisa dilakukan untuk satu bulan atau lebih selama periode interim, setahun penuh, atau bisa
juga untuk bulan terakhir dari tahun buku yang diaudit.
Dengan menggunakan pengujian kas, auditor menggabungkan pengujian substantif
transaksi dengan pengujian rinci saldo. Pengujian kas adalah pengujian atas transaksi
terbukukan, sedangkan rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu
saat/tanggal tertentu. Pengujian kas adalah metoda yang sangat bagus untuk
membandingkan penerimaan kas dan pengeluaran terbukukan dengan dengan akun bank
dan rekonsiliasi bank. Namun demikian, pengujian kas tidak efektif untuk menemukan
check yang dibuat dalam jumlah yang tidak tepat, check yang mengandung kecurangan,
atau kesalahan penyajian lain yang tercantum dalam catatan pengeluaran kas yang tidak
benar. Begitu pula, pengujian kas tidak beguna dalam menemukan pencurian penerimaan
kas atau pencatatan dan penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.
2.3.3 Pengujian Transfer Antar Bank
Pelaku penggelapan biasanya menutupi pencurian kas dengan me- lakukan apa
yang disebut kiting, yaitu: mentransfer uang dari bank yang satu ke bank yang lain dan
mencatat transaksi tersebut dengan cara yang salah. Menjelang akhir tahun buku, selembar
check ditarik dari akun bank yang satu dan segera melakukan setoran pada bank yang
kedua untuk dikreditkan sebelum akhir periode akuntansi. Dalam melakukan transfer ini,
pelaku penggelapan melakukannya dengan hati-hati untuk memasti- kan bahwa check
disetorkan sedekat mungkin dengan akhir tahun buku sehingga belum akan diuangkan
pada bank pertama sampai setelah akhir tahun buku. Apabila transfer antar bank tidak
dicatat sampai setelah akhir tahun buku, jumlah transfer akan nampak sebagai aset pada
kedua bank tersebut. Dengan cara ini untuk sementara waktu kekurangan kas akibat
pencurian tidak akan terlihat.
Untuk menguji ada tidaknya kiting, termasuk menguji kesalahan tidak disengaja
dalam pencatatan transfer antar bank, auditor dapat membuat daftar semua transfer antara
bank yang terjadi beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah akhir tahun buku dan
6
menelusumya ke catatan akuntansi untuk memeriksa apakah hal itu telah dicatat dengan
benar. Ada beberapa hal yang harus diaudit pada daftar transfer antar bank.
 Ketepatan informasi pada daftar transfer antar bank harus diperiksa.
 Transfer antar bank harus dicatat baik pada bank penerima maupun penyetor.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
menunjukkan tanggal pada tahun buku yang sama.
 Pengeluaran dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan ke
atau dikeluarkan dari check dalam perjalanan dalam rekonsillasi bank akhir
tahun.
 Penerimaan dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan ke
atau dikeluarkan dari setoran dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir
tahun.

Meskipun pengujian audit atas transfer antar bank biasanya berorientasi


kecurangan, namun hal itu dilakukan juga apabila terdapat banyak transfer antar bank,
betapa pun baiknya pengendalian internal. Selain kemungkinan adanya kiting, penanganan
transfer yang tidak tepat bisa mengakibatkan terjadinya kesalahan pengelompokan antara
kas dan utang usaha. Materialitas transfer dan relatif mudahnya pelaksanaan pengujian,
menyebabkan kebanyakan auditor yakin bahwa prosedur ini perlu selalu dilakukan.

2.4 Pengauditan Akun-akun Instrumen Keuangan


Dalam pengujian saldo-saldo instrumen keuangan akhir tahun, auditor harus
mengumpulkan bukti yang cukup dan akurat untuk mengevaluasi apakah akun-akun
instrumen keuangan, sebagaimana nampak dalam neraca, telah disajikan dengan wajar dan
diungkapkan dengan tepat, sesuai dengan delapan tujuan audit saldo yang digunakan untuk
pengujian rinci saldo (keberadaan, kelengkapan, keakuratan, penggolongan, pisah-batas,
kecocokan saldo, nilai bersih bisa direalisasi, dan hak). Selanjutnya adalah metodologi untuk
pengauditan akhir tahun atas instrumen-instrumen keuangan.
2.4.1 Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien terhadap Instrumen Keuangan (Tahap I)
Risiko bisnis yang berpengaruh terhadap instrumen keuangan berbedabeda
tergantung pada signifikansi dan keagresifan perusahaan dalam aktivitas investasi. Risiko
akan tinggi untuk perusahaan yang melakukan investasi dalam sekuritas atau instrumen
keuangan derivatif yang kurang likuid, dan apabila investasi mencerminkan proporsi yang

7
besar terhadap total aset. Perusahaan-perusahaan jasa keuangan memiliki risiko tinggi
karena tingginya volume aktivitas dan jenis instrumen yang diperdagangkan.
2.4.2 Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren (Tahap II)
Saldo akun-akun Instrumen keuangan bisa material tergantung kepada tipe dan
frekuensi aktivitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren instrumen
keuangan meliputi: tujuan manajemen berkaitan dengan aktivitas investasi (misalnya:
untuk meminimumkan risiko), kompleksitas sekuritas atau derivatif, pengalaman
perusahaan di masa lalu dengan investasi tertentu, dan apakah faktor eksternal seperti
misalnya risiko kredit atau risiko tingkat bunga berdampak terhadap asersi- asersi yang
relevan. Banyak dari risiko tersebut berkaitan dengan tujuan keakuratan (ketelitian),
penggolongan, dan nilai bisa direalisasi. Faktor lain yang menambah risiko inheren untuk
instrumen keuangan adalah kompleksitas standar akuntansi yang relevan. Sebagian besar
instrumen keuangan dinilal berdasarkan taksiran nilai wajar (fair value estimates).
Standar akuntansi membedakan estimasi nilai wajar level satu (bisa diobservasi, misalnya
"quoted", harga di pasar aktif untuk aset dan utang). dan estimasi level dua atau level tiga.
Estimasi level dua menggunakan input yang bisa diobservasi (langsung atau tidak
langsung) yang bukan quoted price, seperti misalnya harga untuk aset atau utang yang
serupa, sedangkan estimasi level tiga menggunakan input yang tidak bisa diobservasi
seperti misalnya pricing model atau aliran kas didiskonto (discounted cash flow). Estimasi-
estimasi tersebut membutuhkan pertimbangan manajemen yang signifikan dan auditor juga
perlu mempertimbangkan insentif manajemen untuk menggolongkan investasi apakah
sebagai level dua atau level tiga. Semua risiko tersebut dikombinasikan dengan volatilitas
pasar terakhir dan potensi pasar menjadi tidak likuid, menghasilkan potensi signifikan
untuk terjadinya kesalahan penggolongan saldo-saldo instrumen keuangan.
2.4.3 Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai perancangan dan efektivitas
pengoperasian pengendalian internal yang berkaitan dengan inisiasi, otorisasi, pengolahan,
pengukuran nilai wajar, dan pengungkapan aktivitas investasi. Di atas segalanya, yang
terpenting adalah bahwa manajemen memiliki: (1) strategi investasi dan pemahaman
tentang tingkat berbagai risiko; (2) prosedur yang diterapkan untuk menggolong kan
instrumen keuangan sebagai untuk diperdagangkan (trading). tersedia untuk dijual, atau
disimpan hingga jatuh tempo; (3) prosedur. prosedur yang diterapkan untuk menginisiasi,
mencatat transaksi, dan (4) pengendalian internal yang kuat dalam mengestimasi nilai
pasar, seperti misalnya personil yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam menilal
estimasi level dua dan level tiga. Apabila perusahaan klien menggunakan organisasi jasa,
8
seperti misalnya penasihat investasi atau manajer, untuk mengelola aktivitas investasi
klien, auditor perlu juga memperoleh pemahaman tentang pengendalian pada organisasi
jasa tersebut. Auditor sering kali mengandalkan pada pengendalian internal organisasi jasa
apabila auditor yang mengaudit perusahaan jasa menerbitkan laporan tentang pengendalian
internal perusahaan jasa tersebut. Bila tidak demikian, auditor perlu mencari bantuan dari
spesialis/pakar atau mengandalkan pada spesialis yang dimiliki kantor akuntan untuk
memahami sistem informasi yang relevan.
2.4.4 Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Transaksi (Tahap II)
Berbeda dengan akun-akun yang lain di mana auditor dapat memilih untuk
melakukan pengujian substantif yang lebih luas dan mengurangi pengandalan atas
pengendalian, penilaian pengendalian internal atas instrumen keuangan diperlukan untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat diterima, terutama untuk tujuan audit
transaksi. Pengujian transaksi yang dilakukan berkaitan dengan instrumen keuangan
meliputi pembelian dan penjualan sekuritas dan derivatif atau transaksi hedging, laba-rugi
yang berkaitan, dan pendapatan bunga dan dividen. Auditor biasanya mengandalkan pada
laporan (pemberitahuan dari pialang kepada klien yang rinci tentang pembelian dan
penjualan) dari manajer investasi untuk menguji pembelian dan penjualan sepanjang
pengen- dalian dipandang efektif, menelusur pembayaran atau hasil yang diperoleh ke
catatan pengeluaran kas dan penerimaan kas, dan juga memeriksa ketelitian perhitungan
laba atau rugi. Pendapatan bunga dapat dihitung ulang, demikian pula dividen dapat
dihitung ulang dan dibandingkan ke sumber-sumber independen.
2.4.5 Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap II)
Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun
instrumen keuangan karena saldo-saldo tersebut bisa berfluktuasi dari tahun ke tahun, dan
tidak selalu berkaitan dengan akun yang lain. Namun demikian, prosedur analitis bisa
digunakan untuk menguji kewajaran pendapatan bunga dan dividen. Auditor juga bisa
membandingkan persentase relatif investasi pada ketiga kategori nilai wajar (level satu,
dua, atau tiga) dari tahun ke tahun untuk menilai perubahan dalam strategi investasi atau
risiko portfolio.
2.4.6 Merancang Pengujian Rinci Saldo Instrumen Keuangan (Tahap III)
Titik tolak pengujian saldo akhir akun-akun instrumen keuangan adalah
mendapatkan suatu daftar (skedul) aktivitas investasi selama tahun yang diperiksa. Daftar
aktivitas investasi meliputi saldo awal, pembelian dan penjualan instrumen keuangan
termasuk laba atau rugi, dan saldo akhir yang dicatat pada nilai wajar pasar atau nilai lain
9
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Daftar tersebut juga berisi
pendapatan dividen dan pendapatan bunga.
Auditor meminta konfirmasi dari pialang untuk mengonfirmasi investasi yang
dimiliki pada akhir tahun termasuk transaksi yang sudah selesai maupun yang belum
selesai selama tahun yang diaudit. Konfirmasi memberi keyakinan tentang keberadaan,
kelengkapan, dan keakuratan. Ini penting untuk secara serempak memeriksa saldo kas,
setara kas, dan instrumen keuangan untuk memastikan bahwa manajemen tidak berusaha
menutupi kekurangan kas dengan cara mencatat ganda (double counting) kas. Pengujian
yang lebih luas berkaitan dengan kelengkapan diperlukan untuk instrumen keuangan
derivatif yang ada, seperti misalnya memeriksa kontrak dan juga membaca notulen rapat
dewan komisaris berkaitan dengan aktivitas hedging dan investasi.
Pengujian berkaitan dengan nilai bisa direalisasi bisa berbeda- beda tergantung
pada jenis sekuritas dan standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi bisa
mensyaratkan bahwa instrumen keu- angan dicatat atas dasar biaya perolehan (cost), nilai
wajar, atau berdasarkan hasil keuangan di tempat penanaman.

Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Akun-akun Instrumen Keuangan
Prosedur-prosedur Pengujian
Tujuan Audit Saldo Komentar
Rinci Saldo
Instrumen-instrumen keuangan Jumlahkan menurun daftar Investasi bisa diklasifikasi
yang tercantum daftar aktivitas aktivitas investasi. sebagai untuk diperdagangkan,
investasi telah dijumlah Periksa kebenaran penjumlah tersedia dijual, dan disimpan
menurun dengan benar dan dan pengurangan dalam daftar hingga jatuh tempo.
cocok dengan buku besar aktivitas investasi Daftar mencakup sekuritas yang
(kecocokan saldo) Telusur saldo akhir per kategori dinilai menggunakan estimasi
ke buku besar nilal wajar level satu, level
dua, atau level tiga.
Instrumen keuangan yang Konfirmasi kepada pialang. Biasanya konfirmasi dipandang
tercantum dalam daftar Inspeksi fisik sekuritas atau sudah memberi bukti yang
aktivitas investasi benar-benar kontrak derivatif. cukup tanpa auditor melakukan
ada (keberadaan). Inspeksi perjanjian. inspeksi fisik atas sekuritas
Instrumen keuangan yang ada atau kontrak.
telah dicatat (kelengkapan) Sekuritas dan kontrak biasanya
Instrumen keuangan yang disimpan oleh pialang.
tercantum dalam dalam daftar

10
/aktivitas investasi benar-benar
akurat (keakuratan)
Instrumen keuangan telah Pengujian ketepatan sebagai Penggolongan ini didasarkan
digolongkan dengan tepat diperdagangkan, tersedia pada tujuan manajemen dan
dalam laporan keuangan dijual, atau disimpan hingga membutuhkan pertimbangan.
(penggolongan) jatuh tempo.
Periksa ketepatan penggolongan
dalam catatan kaki tentang
estimasi nilai wajar level 1, 2,
atau level 3.
Transaksi instrumen keuangan Periksa sejumlah transaksi Pisah batas lebih penting dalam
telah dicatat pada periode yang menjelang akhir tahun dan pengujian transaksi karena
tepat (pisah-batas) laporan dari pialang untuk klien ingin mencatat laba atau
memastikan bahwa transaksi rugi penjualan pada akhir
dicatat pada periode yang tahun.
tepat.
Instrumen keuangan yang Periksa kuota harga pasar. Ini adalah tujuan yang paling
tercantum dalam daftar Uji penggolongan yang dibuat sulit untuk diuji, dan
aktivitas investasi akhir tahun manajemen prosedurnya bisa berbeda
telah ditetapkan dengan jumlah Ujilah asumsi manajemen tergantung pada strategi
yang tepat sesuai dengan berkaitan dengan penilaian. investasi klien serta jenis
standar akuntansi keuangan Pertimbangkan untuk meng- instrumen keuangannya.
yang berlaku (nilai bisa gunakan pakar/spesialis untuk
direalisasi) menguji estimasi nilai wajar.
Pertimbangkan apakah
diperlukan untuk mengakui
kerugian karena penurunan
nilai.
Perusahaan mempunyai hak Periksa dokumen pendukung Hak diuji dalam kaitannya
kepemilikan atas Instrumen dan kontrak-kontrak. dengan pengujian keberadaan
keuangan yang tercantum Konfirmasi ketentuan-ketentuan dan keakuratan ketika me
dalam daftar aktivitas investasi penting dalam kontrak derivatif review pembelian.
(hak) Review notulen rapat dewan
komisaris untuk memastikan

11
ada tidaknya sekuritas yang
dijadikan agunan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kas adalah satu-satunya akun yang terlibat pada semua siklus, kecuali siklus persediaan
dan penggudangan. Oleh karena itu, audit atas area ini sengaja dilakukan paling akhir karena
bukti-bukti yang dikumpulkan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian pada
siklus yang lain.
Transaksi-transaksi pada kebanyakan siklus berpengaruh terhadap akun kas. Karena
adanya hubungan antara transaksi-transaksi pada sejumlah siklus dan saldo akhir akun kas,
auditor biasanya menunda untuk mengaudit saldo kas, sampai hasil dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi pada semua siklus selesai dikerjakan dan
dianalisis. Pengujian saldo kas biasanya mencakup pengujian atas rekonsiliasi bank untuk
akun-akun kas kunci, seperti misalnya akun kas umum, akun imprest penggajian, dan dana
kas kecil imprest. Apabila auditor menilai adanya kemungkinan kecurangan dalam kas yang
tinggi, auditor bisa menam- bah pengujian, misalnya dengan memperluas prosedur
rekonsiliasi bank, pengujian kas (proof of cash), atau melakukan pengujian transfer antar
bank.
Upaya dan banyaknya pertimbangan yang terkait dengan pengauditan instrumen
keuangan bisa berbeda-beda tergantung pada strategi investasi dan insentif manajemen klien.
Pengujian yang utama meliputi pengiriman konfirmasi kepada pialang dan pengujian estimasi
nilai wajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2011). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Bagian Penerbit


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.

14

Anda mungkin juga menyukai