Oleh kelompok 7 :
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada baginda tercinta nabi besar Muhammad saw. Kami mengucapkan syukur
kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Pengantar Akuntansi II. Makalah ini berisi tentang uraian materi mengenai “Akuntansi
untuk Kas.”
Tentu makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan maupun
kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian makalah yang bisa kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kas……………………………………………………………...3
2. Arus Kas………………………………………………………………….. .4
Contoh Soal……………………………………………………………..6
8. Laporan Bank………………………………………………………………13
Contoh Soal…………………………………………………………..15
Metode Imprest………………………………………………………18
Metode Fluktuasi……………………………………………………..22
A. Kesimpulan…………………..……………………………………………..24
B. Saran………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha sudah mengalami kemajuan yang
pesat serta diiringi dengan tingkat persaingan yang ketat pula. Hal ini terlihat dari banyaknya
perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan nasional milik pemerintah,
perusahaan swasta nasional maupun perusahaan swasta milik asing.
Setiap perusahaan memerlukan adanya suatu prinsip akuntansi yang baik, terutama dalam hal
pengelolaan kas. Kas merupakan uang tunai yang ada dalam suatu perusahaan serta saldo
rekening giro di bank, baik dalam bentuk uang maupun valas yang tidak dibatasi
penggunaannya. Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu
penggunaannya harus secara optimal. Optimal dalam arti 2 kata yaitu dapat menjaga
keseimbangan jumlah yang cukup untuk menjaga kelancaran dalam kegiatan operasi perusahaan
dan menghindari adanya kas yang menganggur.
Kas juga merupakan salah satu dari aktiva lancar yang mempunyai sifat likuiditasnya paling
tinggi, karena sifatnya tersebut maka kas sangat rentan terhadap penyelewengan. Untuk itu
diperlukan pengendalian terhadap sistem akuntansi kas. Dengan adanya sistem akuntansi yang
baik maka informasi akuntansi dapat dihasilkan dengan cepat, akurat, dan dapat diandalkan yang
nantinya berguna dalam pengambilan keputusan serta kebijakan lain didalam pengendalian
perusahaan dan sekaligus untuk dapat mengawasi pelaksanaan dari pelimpahan tugas wewenang
pimpinan kepada bawahan dan seluruh kegiatan perusahaan.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja unsur-unsur dalam arus kas dan bagaimana cara menyusun laporan arus kas?
3. Bagaimana manfaat, cara, karakteristik, dan prinsip pengendalian intern terhadap kas?
6. Bagaimana hubungan laporan rekonsiliasi bank dengan perbedaan saldo dan contoh
penyusunan laporan rekonsiliasi bank?
1
7. Bagaimana cara kerja bank overdraft?
8. Apa saja komponen dalam kas kecil dan bagaimana penyajian kas di neraca?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyampaikan hal-hal mengenai Akuntansi
untuk Kas. Menjabarkan materi dan contoh soal yang terkait pada materi tersebut. Serta untuk
menjawab pertanyaan terkait rumusan masalah pada makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kas
Kas merupakan aset yang paling likuid, dan merupakan aset yang pertama kali ada di
perusahaan. Kas memiliki tingkat perputaran yang paling tinggi dibandingkan dengan aktiva
lancar lainnya. Ketika suatu usaha baru didirikan, pemilik menyetorkan modal salah satunya
dalam bentuk kas, kemudian kas tersebut dibelikan perlengkapan, peralatan, bahan baku atau
barang jadi. Setelah terjadi penjualan barang atau jasa baik secara tunai maupun kredit, maka
berikutnya perusahaan akan menerima kas. Terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi agar suatu
aktiva dapat dinyatakan sebagai kas yaitu:
1. Harus siap digunakan setiap saat untuk membayar semua kewajiban yang ada sekarang,
2. Bebas dari ikatan apapaun yang membatasi penggunaannya untuk membayar utang.
a. Uang kertas
b. Uang logam
a. Deposito berjangka
c. Cek mundur
e. Rekening giro pada bank luar negeri yang tidak dapat segera dipakai
Kas biasanya dinilai atau dilaporkan pada neraca adalah sebesar nilai nominalnya. Sedangkan
uang kas dalam bentuk mata uang asing, pada umumnya dikonversikan kedalam rupiah penuh
dengan nilai tukar yang berlaku dipasaran (bursa) pada tanggal neraca.
2. Arus Kas
Arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan kas masuk dan keluar selama suatu
periode tertentu.
Setara kas adalah investasi jangka pendek, sangat likuid yang memenuhi kriteria:
a. Siap dikonversi menjadi kas dengan jumlah yang sudah ditentukan, dan
b. Waktu jatuh tempo sangat pendek (umumnya sekitar kurang atau sama dengan tiga bulan),
sehingga tidak memiliki resiko yang signifikan terhadap perubahan nilai (misalnya akibat
perubahan tingkat bunga)
Arus kas tidak termasuk mutasi antara pos-pos yang termasuk kas atau setara kas
b. Aktivitas investasi (perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang
tidak termasuk setara kas)
c. Aktivitas pendanaan (mengakibatkan perubahan jumlah dan komposisi ekuitas dan pinjaman
entitas)
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Indikator utama menentukan apakan operasi
dapat menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas,
membayar deviden dan melakukan investasi.
a. Inflows (terdiri dari penerimaan dari penjualan jasa atau barang, pendapatan lain, pendapatan
sewa, restitusi pajak, pemberian untuk bank)
b. Outflows (terdiri dari pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran untuk
karyawan, pembayaran klaim dan biaya operasi)
Metode pelaporan yang digunakan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Metode langsung (kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto)
b. Metode tidak langsung (laba disesuaikan dengan mengoreksikan transaksi non kas,
penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan)
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang
tidak termasuk setara kas. Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan kas di masa depan
a. Inflows (terdiri dari penerimaan penjualan asset tetap, asset jangka panjang, penerimaan kas
dari forward, penerimaan penjualan instumen utang)
b. Outflows (terdiri dari pembayaran kas untuk membeli aset tidak tetap, pembayaran kas dari
forward, pembayaran untuk membeli instrument utang)
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Memprediksi klaim atas arus kas masa depan
oleh para penyedia modal entitas.
a. Inflows (terdiri dari penerimaan kas dari penerbitan saham, penerimaan dari penerbitan
obligasi, wesel, pinjaman jangka panjang dan jangka pendek)
b. Outflows (terdiri dari pembayaran kas kepada pemilik untuk menembus saham, pelunasam
pinjaman, dan untuk mengurangi saldo)
metode pelaporan arus kas investasi dan pendanaan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Secara terpisah (kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang
berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan kecuali yang boleh dilaporkan neto)
b. Secara neto (Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan pelanggan jika lebih
mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas operasi (pembayaran rekening giro, dana
pelanggan dikelola entitas asosiasi) ; Penerimaan dan pengeluaran untuk pos-pos dengan
perputaran yang cepat, jumlah yang besar dan jangka waktu singkat (transaksi kredit nasabah,
pembelian dan penjualan investasi, pinjaman jangka pendek); Untuk lembaga keuangan dengan
arus kas neto)
Langkah menyusun laporan arus kas
Contoh soal
Berikut ini adalah neraca komperatif tahun 2010/2011 dan laporan laba rugi PT. UniEda tahun
2011
PT.UNIEDA
Neraca Komporatif
PT. UNIEDA
Penjualan 492.000
Biaya operasional 269.000
Biaya depresiasi 21.000
Biaya operasi 290.000
Pajak atas laba 68.000
Laba bersih 134.000
Informasi tambahan :
Jawaban :
Metode langsung
PT.UNIEDA
PT.UNIEDA
Pada perusahaan yang masih kecil, dimana semua aktivitas perusahaan masih dapat dikendalikan
oleh pemilik, pengendalian intern terhadap kas belum begitu diperlukan. Sejalan dengan
perkembangan perusahaan, semakin besar perusahaan, maka transaksi khususnya yang berkaitan
dengan kas akan semakin banyak dan semakin beragam. Transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas dapat dipisahkan menjadi dua kelompok yakni penerimaan dan pengeluaran kas dari dan
untuk kegiatan operasi maupun dari kegiatan non operasi. Penerimaan kas dari operasi misalnya
penerimaan dari penjualan tunai, penerimaan piutang, setoran modal oleh pemilik, penerimaan
pinjaman dan yang lainnya. Penerimaan kas yang berasal dari kegiatan non operasi misalnya
penerimaan bunga simpanan di bank, penerimaan hadiah dari undian, penerimaan kas dari
penjualan aset tetap yang tidak digunakan lagi dan yang lainnya. Pengeluaran kas untuk kegiatan
operasi misalnya pembayaran biaya-biaya operasional seperti pembayaran gaji pegawai,
pembayaran sewa, pembelian bahan baku, pembelian persediaan barang dan yang lainnya.
Sedangkan pengeluaran kas untuk kegiatan non operasi misalnya pembayaran untuk pembayaran
sumbangan, pembayaran pajak atas hadiah dan yang lainnya. Praktik-praktik yang mungkin
dilakukan untuk menyelewengkan kas antara lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan tunai dicatat lebih rendah dari yang seharusnya.
Pengendalian intern adalah suatu rencana organisasional semua tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk mengamankan aset, mendorong diikutinya kebijaksanaan perusahaan,
mendorong efisiensi operasional, dan menjamin ketepatan sehingga catatan-catatan akuntansi
dapat dipercaya. Sistem pengendalian intern yang baik bagi perusahaan adalah mengutamakan
prinsip akurasi, kejujuran, dan efisiensi dalam penanganan sumber-sumber daya dan pencatatan
transaksi-transaksinya. Prosedur pengendalian yang dipakai sangat bervariasi tergantung kondisi
perusahaan dan sifat kegiatan-kegiatan usahanya.
Kas memiliki karakteristik yang menarik, yang menyebabkannya mudah untuk diselewengkan.
Karakteristik tersebut yakni: tidak ada identitas, mudah dibawa/dipindahtangankan karena
bentuknya kecil dan ringan serta dapat ditukar sewaktu-waktu menjadi aktiva non kas.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penting untuk dilakukan pengendalian intern terhadap
kas dengan cara:
Beberapa cara untuk melakukan pengendalian intern atas penerimaan kas adalah:
a. Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk menangani penerimaan
kas.
d. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang dari pelanggan harus
disetor ke bank.
Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip pengendalian internal atas
pembayaran kas dengan menggunakan cek:
a. Hanya pejabat tertentu saja yang secara khusus memiliki otorisasi untuk menandatangani cek.
b. Adanya pemisahan tugas antara individu yang menyetujui pembayaran kas, melakukan
pembayaran kas, dan yang mencatat/membukukan pengeluaran kas.
c. Menggunakan cek yang telah bernomor urut tercetak, setiap cek harus dilampiri dengan bukti
tagihan.
d. Simpanlah blanko cek yang belum terpakai dalam safe deposit box, dan hanya satu orang
tertentu saja yang ditunjuk atau memiliki kode akses untuk membukanya.
e. Melakukan pengecekan independen atau verifikasi internal. Bandingkan antara cek dengan
bukti tagihan dan cocokkanlah dengan laporan bank atau rekening koran bulanan.
f. Faktur tagihan (invoices) yang telah dibayat haru segera diberi stempel “Lunas”.
Selain itu cara lain untuk melakukan pengendalian intern atas pengeluaran kas adalah dengan
penggunaan sistem voucher. Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan
pengasan terhadap pengeluaran kas. Sistem ini menetapkan ketentuanketentuan sebagai berikut:
(1) Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui (disahkan) oleh
orang yang diberi wewenang oleh perusahaan; (2) prosedur-prosedur yang berkaitan dengan
terjadinya kewajiban, yang meliputi verifikasi, pengesahan, dan pencatatan, harus ditetapkan; (3)
cek hanya dapat dikleuarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi, disahkan, dan
dicatat dengan benar; (4) kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi
pembelian harus diperlakukan sebagai transaksi yang independen. Ketentuan ini harus dipenuhi,
meskipun terjadi lebih dari satu transaksi pembelian dari perusahaan yang sama dalam satu bulan
atau periode faktur lainnya.
Beberapa cara untuk melakukan pengendalian intern atas penyimpanan kas adalah:
a. Penjagaan secara fisik perlu dilakukan misalnya dengan menyimpan uang dalam safety cash
box di kasir.
Beberapa cara untuk melakukan pengendalian intern atas penyimpanan kas adalah:
Beberapa cara untuk melakukan pengendalian intern atas penyimpanan kas adalah:
a. Dilakukan pemeriksaan intern dalam waktu yang tidak tentu, misalnya pemeriksaan dana kas
secara mendadak.
b. Penggunaan cash budget agar kondisi kas tidak berlebihan (idle cash) karena tidak produktif
dan cenderung terjadi penyelewengan tetapi juga tidak kekurangan yang dapat menganggu
operasi.
Menurut Zarkasyi (2015:18) Pengendalian internal yang baik mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut :
Pengendalian internal akan dapat diterapkan dengan baik apabila karyawan yang menjalankan
sistem adalah yang mempunyai integritas tinggi dan kompeten.
Pengendalian internal yang baik menghendaki adanya pemisahan fungsi-fungi tertentu untuk
meminimalkan kecurangan.pemisahan fungsi yang pali ng ideal adalah memisahkan antara: (1)
fungsi otorisasi, (2) fungsi pencatatan, (3) fungsi penyimpanan dan (4) fungsi pengecekan fisik
kekayaan.
Transaksi yang menyangkut kekayaan perusahaan harus terlebih dahulu diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang. Tanpa adanya otorisasi yang proporsional, sulit mendeteksi adanya kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan.
Semua transaksi perusahaan harus segera dicatat untuk menghindari kesalahan analisis oleh
manajemen yang bisa berakibat merugikan perusahaan. Transaksi pembelian dengan syarat
diskon, akan merugikan perusahaan apabila tidak bisa dimanfaatkan karena tidak ada
dokumentasi pencatatan yang akurat.
Pengendalian internal yang baik menghendaki adanya hak menangani dan memanfaatkan
kekayaan perusahaan hanya pada karyawan yang terbatas yang telah memperoleh wewenang
untuk kepentingan itu.
Pencocokan pada saat-saat tertentu yang tidak diberitahukan sebelumnya pada pemegang catatan
dan fisik kekayaan, merupakan salah satu unsur pengendalian internal yang baik. Apabila secara
mendadak pejabat tertentu melakukan perhitungan kas di bagian kas dan mencocokkan dengan
catatan, tindakan ini akan dapat mengurangi tindak kecurangan oleh pemegang kas.
6. Prinsip-Prinsip Pengendalian Kas
Prinsip-prinsip pengendalian internal yang diterapkan untuk kas adalah sebagai berikut :
a. Pemisahan tugas. Tugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas harus dipisahkan dari tugas
menyimpan dan menyetujui pengeluaran kas.
b. Penyetoran ke bank. Semua penerimaan kas harus segera disetor ke bank dalam rekening giro.
c. Pemeriksaan mendadak. Pemeriksaan terhadap catatan dan fisik kas harus dilakukan secara
mendadak dan tidak dalam interval waktu tertentu.
d. Menggunakan cek. Sejalan dengan prinsip penyetoran ke bank, semua pengeluaran kas
(kecuali kas kecil) harus dilakukan dengan menggunakan cek.
Prinsip bahwa semua kas harus disetrokan ke bank dan bahwa pengeluaran kas, kecuali kas kecil
harus menggunakan cek dapat dapat meminimalkan jumlah kas diperusahaan. Jumlah kas
minimal dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan oleh karyawan dan perampokan oleh pihak
luar. Prinsip ini juga memungkinkan dilakukannya rekonsiliasi karena pencatatan kas dilakukan
baik oleh perusahaan maupun oleh bank. Dicatatnya kas oleh dua pihak ini dapat menaikkan
kualitas pengendalian intern.
8. Laporan Bank
Setiap akhir bulan, giran (pemegang rekening giro) menerima laporan bank. Laporan ini berisi
informasi cek-cek yang telah diuangkan, setoran-setoran yang telah diterima, dan saldo harian.
Laporan bank juga berisi informasi tentang memo debet dan memo kredit. Memo debet adalah
pengurangan atas rekening giro, selain dari cek yang dikeluarkan oleh giran. Misalnya memo
debet untuk biaya bank dan cek kosong. Memo kredit adalah penambahan saldo rekening giro,
selain dari setoran langsung giran. Misalnya memo kredit untuk jasa giro dari bank dan setoran
pihak lain.
Jika perusahaan membuka rekening giro di bank, akan terpelihara dua catatan yaitu catatan
perusahaan dan catatan bank. Karena keduanya mencatat pos yang sama maka seharusnya dua
catatan itu menghasilkan saldo yang sama. Namun dalam kenyataannya, dua catatan itu tidak
pernah sama, sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi. Penyebab perbedaan saldo tersebut
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Setoran dalam perjalanan/deposit intransit, yakni setoran perusahaan yang belum diterima oleh
bank, misalnya, karena perusahaan melakukan penyetoran pada sore hari, setelah kegiatan
pembukuan bank berhenti. Setoran ini sudah menambah saldi di buku perusahaan, tetapi belum
menambah saldo di bank.
b. Cek yang masih beredar/out standing cek, yaitu cek yang sudah dikeluarkan perusahaan tetapi
belum dicairkan ke bank oleh penerima cek. Out standing cek ini sudah mengurangi saldo
doperusahaan tetapi belum mengurangi saldo di bank.
c. Memo kredit, yaitu penerimaan yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat
oleh perusahaan. Termasuk dalam memo kredit ini yaitu pendapatan jasa giro dan penerimaan
transferan dari pihak lain.
d. Memo debet, yaitu pengeluaran yang telah diakui dan dicatat oleh bank, namum belum dicatat
oleh perusahaan. Termasuk dalam memo debet ini yakni biaya administrasi bank dan cek
kosong.
2. Kesalahan pencatatan
Bank atau perusahaan (atau kedua-duanya) telah melakukan kesalahan pencatatan. Sebagai
contoh, bank mungkin mengurangi saldo rekening seorang pemegang giro untuk cek yang ditarik
oleh pemegang giro yang lain. Sementara itu, pemegang giro mungkin salah mencatat jumlah
rupiah cek yang telah diatariknya. Apabila salah satu pihak atau kedua-duanya melakukan
kesalahan pencatatan, maka dapat dipastikan bahwa saldo menurut perusahaan tidak akian sama
dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank. Untuk menyamakan saldo tersebut harus
dibuat laporan rekonsiliasi bank, setelah laporan rekonsiliasi bank selesai dilanjutkan dengan
membuat jurnal penyesuaian dan posting jurnal ke buku besar, sehingga pada buku besar bank
yang ada diperusahaan menunjukkan saldo yang sudah sesuai dengan saldo simpanan di bank
yang nampak pada laporan rekening koran. Adapun tahap-tahap dalam menyusun laporan
rekonsiliasi bank adalah:
1. Tentukan saldo akhir menurut catatan perusahaan/giran dan saldo akhir menurut catatan
bank/rekening koran bank. Saldo ini sudah tentu menunjukkan angka yang tidak sama.
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang tercantum dalam pembukuan
perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan/deposi intransit pada saldo per bank. Setoran dalam
perjalanan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara setoran-setoran yang tercantum
dalam laporan bank dengan daftar penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan perusahaan.
Setoran dalam perjalanan adalah setoran yang tercantum dalam pembukuan perusahaan, tetapi
tidak tercantum sebagai setoran dalam laporan bank pada bulan yang bersangkutan. Apabila pada
bulan yang lalu terdapat setoran dalam perjalanan, maka setoran tersebut akan nampak dalam
laporan bank bulan ini. Jika tidak, berarti setoran tersebut telah hilang.
b. Kurangkan cek dalam perjalanan/out standing cek dari saldo per bank. Cek dalam perjalanan
dapat diketahui dengan cara membandingkan antara cek-cek yang diuangkan di bank seperti
tercantum dalam laporan bank dengan cek-cek yang dikeluarkan perusahaan seperti tercantum
dalam jurnal pengeluaran kas. Cek dalam perjalanan adalah cek yang telah dikeluarkan
perusahaan tetapi tidak nampak dalam laporan bank, karena penerima cek belum mencairkan cek
tersebut ke bank. Pembandingan ini juga merupakan pengujian bahwa semua cek yang telah
dibayar oleh bank adalah merupakan cek perusahaan yang sah dan telah dicatat dengan benar,
baik oleh bank maupun oleh perusahaan. Cek dalam perjalanan sangat umum terjadi, sehigga
merupakan hal yang paling sering tercantum dalam suatu laporan bank.
3. Tambahkan atau kurangkan saldo perbuku, hal-hal yang tercantum dalam laporan bank, tetapi
tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan:
a. Tambahkan saldo pada saldo per buku : penerimaanpenerimaan kas langsung melalui bank
dan pendapatan bunga atas saldo giro di bank. Kedua hal tersebut akan dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara setoransetoran yang tercantum dalam laporan bank dengan
penerimaan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan. Kadang-kadang perusahaan belum
mencatat kedua hal tersebut, sedangkan bank sudah mencatatnya.
b. Kurangkan dari saldo per buku : biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek, dan
pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (misalnya pengurangan karena adanya
pengembalian cek kosong atau cek yang telah lewat waktu). Hal-hal tersebut akan dapat
diketahui dengan cara membandingkan pengurangan-pengurangan yang terdapat dalam laporan
bank dengan catatan perusahaan dalam jurnal pengeluaran kas. Kadang-kadang hal di atas belum
dicatat perusahaan sedangkan bank sudah mencatatnya.
4. Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku/perusahaan yang telah disesuaikan. Kedua saldo
tersebut harus sama.
5. Buatlah jurnal penyesuaian dengan menyesuaian hal-hal penyebab perbedaan saldo yang
terdapat pada bagian saldo menurut perusahaan.
6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.
Contoh soal
Pada tanggal 1 Oktober 2014, PT. WGAH membuka rekening giro di Bank BNI dengan setoran
mula-mula Rp 40.000.000. Saldo menurut PT. WGAH pada akhir Oktober menunjukkan angka
Rp 5.051.000 sedangkan menurut BNI saldonya Rp 5.278.000. Setelah dilakukan prosedur
rekonsiliasi, diketahui bahwa perbedaan saldo di atas disebabkan oleh hal-hal berikut:
3. Jasa giro yang diberikan bank Rp 8.000 dan biaya bank Rp 10.000
4. Cek sebesar Rp 211.000 yang diterima perusahaan dari PT. Karuna ternyata dananya tidak
mencukupi. 5. Bank berhasill menagihkan wesel nominal Rp 500.000. Terhadap jumlah ini
dibebankan biaya tagih Rp 20.000
2. Jurnal penyesuaian
Jawaban :
PT WGAH
PER 31 OKTOBER
Ditambah Ditambah
Dikurangi : Dikurangi :
Saldo perusahaan yang benar 5.318.000 Saldo bank yang benar 5.318.000
Menurut laporan rekonsiliasi bank di atas, saldo kas yang benar adalah Rp. 5.318.000. Prosedur
rekonsiliasi bukanlah prosedur untuk membetulkan rekening bank dan rekening lainnya di buku
besar. Oleh karena itu, saldo rekening-rekening setelah rekonsiliasi tersebut masih tetap
menunjukkan saldo-saldo semula. Untuk membetulkan saldo-saldo buku perusahaan kita harus
membuat jurnal penyesuaian dan mempostingnya ke rekening-rekening yang bersangkutan.
Adapun data untuk membuat jurnal penyesuaian adalah laporan rekonsiliasi bank khususnya
penyesuaian di bagian saldo menurut perusahaan. Jurnal-jurnal penyesuaian yang dibuat yaitu :
Bank overdraft terjadi ketika pemilik rekening giro/giran mengeluarkan cek atau bilyet giro
melebihi saldo rekeningnya di bank. Saldo overdraft pada salah satu rekening di bank disajikan
sebagai utang lancar di neraca.
Salah satu cara pengendalian internal kas adalah segera menyetorkan ke bank semua penerimaan
dan jika terjadi pengeluaran kas sebaiknya menggunakan cek/bilye giro. Namun untuk
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil misalnya untuk membeli perangko, vas bunga, alas
meja, biaya sosial dan biaya lainnya (yang jumlahnya relatif kecil) penggunaan cek tidak efektif.
Alasan perlu dibentuknya sebuah dana kas kecil adalah bahwa pembayaran-pembayaran yang
jumlahnya relatif kecil ini, yang sering terjadi, mungkin pada akhirnya juga dapat menjadi suatu
jumlah tertentu yang cukup signifikan jika ditotal. Oleh sebab itu agar pengeluaran-pengeluaran
ini juga tetap dimonitor dengan baik maka pengendalian internal mutlak diperlukan, caranya
adalah dengan membentuk sistem dana kas kecil. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan
harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya
keperluan seminggu atau sebulan.
a. Metode Imprest
Dana kas kecil (petty cash) adalah kas yang disediakan untuk untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran perusahaan yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis apabila dibayar dengan
menggunakan cek (bank). Dana ini diserahkan kepada kasir yang secara khusus mengurusi dan
bertanggung jawab atas pengeluaran-pengeluaran atau penggunaan dana kas kecil, biasanya
dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, misalnya dua minggu sekali atau sesuai kondisi
perusahaan. Dibentuknya dana kas kecil ini hanya untuk pengendalian saja.
Salah satu metode pengelolaan yang sering digunakan adalah system imprest atau imprest
method. Pada metode imprest ini, saldo dana kas kecil selalu tetap (kecuali pada saat pelaporan,
jika jumlahnya tidak sama dengan jumlah dana kas kecil yang dibentuk). Secara teknis ada 4
(empat) hal yang perlu dibedakan dalam akuntansi petty cash yaitu,
2. Pencatatan pemakaian/biaya
3. Pengisian/penggantian
4. Pada sistem imprest, adanya pengakuan biaya pemakaian kas kecil untuk tujuan pelaporan dan
kemudian awal periode berikutnya dibuat jurnal pembalik (reversing entry).
Biasanya pada metode ini tahap kedua yaitu pencatatan pemakaian/biaya dan tahap ketiga berupa
Contoh :
PT. Gunung Kerinci Pada tanggal 1 Desember 2006 membentuk dana kas kecil sebesar
Rp.1.000.000,-. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp. 900.000,-
dengan perincian sebagai berikut.
Pada tanggal 19 Desember 2006 dilakukan pengisian kembali sebesar Rp. 900.000,-. Mulai
tanggal 20 Desember sampai dengan tanggal 31 Desember Pengeluaran Kas Kecil senilai Rp.
800.000,- dengan rincian sbb:
Jawaban:
Jurnal Umum
Tanggal Keteranga Debet Kredit
n
Des 1 Kas Kecil Rp.1.000.000
Jurnal Umum
Jurnal Umum
Jurnal penyesuaian tersebut mengakibatkan saldo akun kas kecil berubah, tetapi perubahan ini
dikembalikan lagi pada tanggal 2 Januari 2007 dengan pembuatan jurnal pembalik. Setelah
Jurnal pembalik tersebut dibuat, maka kondisi pencatatan sama seperti sebelum penyesuaian,
sehingga jika baru tanggal 5 januari 2007 dilakukan pengisian kembali maka jurnal pencatatan
kas kecilnya adalah:
Jurnal Umum
Perubahan saldo akun kas kecil dapat juga terjadi jika ada penambahan atau pengurangan jumlah
kas kecil. Misalnya kas kecil Rp. 1.000.000,- dirasakan terlalu besar dan diputuskan untuk
menurunkan menjadi Rp. 750.000,-. Penurunan Jumlah Kas Kecil ini dibuatkan jurnal sebagai
berikut:
Jurnal Umum
Sebaliknya Jika jumlah kas kecil Rp. 1.000.000,- dirasakan terlalu kecil dan diputuskan untuk
menambahnya menjadi Rp. 1.500.000,- maka jurnalnya sebagai berikut:
b. Metode Fluktuasi
Pembentukan dana kas kecil pada metode ini pada dasarnya sama seperti metode imprest.
Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa metode ini memiliki saldo kas kecil yang
tidak tetap dan berfluktuasi sesuai dengan besarnya dana yang diisi kembali dan pengeluaran
dana kas kecil tersebut (Baridwan, 1997). Kalau pada sistem imprest pencatatan terhadap
pengeluaran kas kecil baru dilakukan pada saat pengisian kembali, sedangkan pada metode
fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil langsung dicatat. Jika diamati, maka
pengeluaran kas kecil dengan metode ini mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi
dasar untuk pembukuan keakun buku besar. Pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi
tersebut, menyebabkan akun kas kecil akan dikredit sebesar jumlah yang dikeluarkan. Pada saat
pengisian kembali akun kas kecil didebit sebesar jumlah yang diterima. Contoh ilustrasi
penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
Contoh:
PT. Gunung Kijang membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 1.000.000,- pada tanggal 1 Desember
2006. Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil diuraikan sebagai berikut:
Selisih kas adalah perbedaan fisik uang dengan bukti pendukung. Hal ini dikarenakan sulitnya
mencari uang receh. Jika selisih kas menguntungkan dimana fisik uang lebih banyak dari bukti
pendukung maka akan diakui sebagai pendapat di luar usaha, sedangkan sebaliknya jika fisik
bukti pendukung lebih banyak dari fisik 14 Pengantar Akuntansi 2 uang maka akan diakui
sebagai biaya di luar usaha dan rekening lawannya adalah kas kecil. Apabila jumlah selisih kas
material, hal ini mungkin disebabkan oleh hal lain diluar kesulitan mencari uang receh. Kondisi
tersebut harus disampaikan kepada manajemen dan dicari penyebabnya agar bisa dilakukan
tindakan korektif dan preventif.
Oleh karena sulitnya uang kecil (receh), maka sering terjadi selisih kas. Misalnya, perusahaan
melakukan penjulan tunai pada tanggal 25 Maret 2017 dengan harga Rp11.890, tetapi uang kas
yang benar-benar diterima hanyalah Rp10.900. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari
penjualan ini adalah sebagai berikut :
Penyajian aktiva lancar dalam neraca disusun berdasarkan tingkat likuditasnya. Kas lebih lancar
dibandingkan piutang, piutang lebih lancar dibandingkan dengan persediaan dan seterusnya. Jadi
kas merupakan aktiva lancar yang paling lancar. Karena kas merupakan aktiva yang paling
lancar yang dimiliki perusahaan, maka kas disajikan pertama/paling atas. Kas terdiri dari kas di
bank, kas diperusahaan dan kas kecil. Sedangkan setara kas adalah investasi yang sangat likuid
yang dapat dikonversi menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera biasanya kurang
dari 3 bulan (90 hari). Investasi ini pada awalnya sengaja dilakukan perusahaan dengan maksud
untuk mendapatkan pendapatan dari uangnya kas yang menganggur. Contoh dari setara kas ini
adalah sertifikat deposito yang diterbitkan bank, surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan
yang memiliki peringkat kredit yang baik (commercial paper), obligasi atau surat utang yang
diterbitkan perusahaan, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah/negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang sudah dijelaskan di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kas merupakan aset yang paling likuid, dan merupakan aset yang pertama kali ada di
perusahaan. Kas memiliki tingkat perputaran yang paling tinggi dibandingkan dengan aktiva
lancar lainnya.
2. Di dalam sebuah perusahaan pasti terdapat arus kas dimana arus kas disini berguna untuk
menganalisis laporan keuangan baik uang masuk ataupun uang keluar.
3. Dengan adanya laporan arus di atas diperlukan adanya cara pengendalian intern terhadap kas
supaya tidak terjadi penyelewengan pada kas perusahaan.
4.Setelah di catatnya laporan keuangan pas laporan arus kas diperlukan adanya laporan
rekonsiliasi bank guna untuk menyetor keuangan yang telah diterima dan menghasilkan catatan
dengan saldo yang sama.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan guna menambah wawasan sekaligus dapat dijadikan bahan referensi untuk
pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Aisyah. 2018. Modul Pengantar Akuntansi II. Bekasi: repository.bsi.ac.id
Etik Sulistyo Dewi. 2022. Buku Ajar Pengantar Akuntansi 2. Jakarta: belajaronline.cmed-
indonesia.com
I Nyoman Nugraha Ardana Putra. 2017. Buku Ajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi II. Jakarta:
unram.ac.id