Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

INSTRUMEN KEUANGAN, KAS, DAN PIUTANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu : Lutfi Ardhani,S.E.,M.SA

Disusun Oleh

Kelompok 4:

Adelia Dwi Syafrina (210501110196)

Ajida Nur Hamidah (210501110027)

Muhammad Idris Afini (210501110270)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang bertema “ Instrumen Keuangan, Kas, Piutang ” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Perekonomian Indonesia di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada bapak Lutfi Ardhani,S.E.,M.SA selaku dosen
pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Malang, 29 Maret 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1. Latar Belakang................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3. Tujuan.............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

2.1 Instrumen Keuangan.......................................................................................6

2.2. KAS.................................................................................................................7

2.3. Piutang............................................................................................................8

2.4. Studi Kasus...................................................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi sangat berperan penting dalam semua kegiatan baik didalam perusahaan
maupun semua kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk Instrumen
Keuangan, Kas, dan Piutang dalam pembahasan materi kali ini. Tidak semua
perusahaan bisa melewati naik turunnya posisi keuangan dalam kegiatannya. Jadi, perlu
banyak kriteria untuk melewati kegiatan financial perusahaan salah satunya dengan
memahami atau paham teori-teori tentang Instrumen Keuangan dan Aset Keuangan.
Didalam materi ini akan dibahas lebih lanjut tentang Instrumen Keuangan, Kas dan
Piutang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan instrumen keuangan, dan bagaimana bentuk, penyajian
dan pengungkapannya?
2. Apa yang dimaksud dengan instrumen kas, dan bagaimana penyajian dan
pengungkapan instrumennya?
3. Apa yang dimaksud dengan instrumen piutang, dan bagai mana penyajian dan
pengungkapannya?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang instrumen keuangan, dan bagaimana bentuk penyajian dan
pengungkapannya
2. Menjelaskan tentang instrumen kas, dan bagaimana penyajian dan pengungkapan
instrumennya
3. Menjelaskan tentang instrumen piutang, dan bagai mana penyajian dan
pengungkapannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INSTRUMEN KEUANGAN


1. Pengertian Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset entitas
dan menimbulkan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas yang lain.
Aset yang timbul dari kontrak tersebut dinamakan aset keuangan (financial asset),
sedangkan liabilitas yang timbul disebut liabilitas keuangan serta ekuitas yang
diterbitkan sudah sering diketahui umum sebagai instrumen ekuitas. Kas dan piutang
merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan merupakan bagian dari
instrumen keuangan. Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur instrumen
keuangan.
1. PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010) adopsi dari IAS
32: Financial Instrument : Presentation
2. PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Penilaian (Revisi 2013) adopsi
dari IAS 39 :  Financial Instrument: Recognition and Valuation
3. PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2013) adopsi dari IFRS
7: Financial Instrument: Disclosure.
Konvergensi PSAK dengan IFRS menyebabkan semua standar yang
berkaitan dengan instrumen keuangan dicabut dan diganti dengan tiga standar
diatas.
2. Bentuk Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2013) berbentuk aset
keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas. PSAK 55 (Revisi 2013)
menjelaskan lebih rinci berdasarkan jenis pengukurannya. Aset keuangan terdiri
atas:           
a. Kas baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai
maupun kas yang di simpan di dalam bank.
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset ini
merupakan bentuk investasi dalam saham. Investasi dalam saham yang
termasuk dalam investasi keuangan adalah investasi yang akan di jual dalam
jangka waktu dekat dan tidak ditujukan untuk penyertaan saham dalam jangka
panjang.
c. Hak kontraktual
 Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain.
Bentuk hak kontraktual ini dapat berbentuk klaim entitas terhadap
entitas lain untuk mendapatkan kas atau aset keuangan, contohnya
piutang, investasi dalam obligasi, dan pemberian pinjaman.
 Untuk pertukaran aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung.
Contoh bentuk kontrak ini dapat berupa forward, future, atau bentuk
opsi untuk mempertukarkan aset keuangan.
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
 Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima sejumlah yang bervariasi dari instrumen yang diterbitkan
entitas atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Tidak termasuk instrumen
keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instruments).

Kontrak bukan instrumen ekuitas walaupun diselesaikan dengan penerimaan


instrumen ekuitas yang diterbitkan karena nilai ekuitasnya bervariasi.

3. Penyajian dan Pengungkapan


Penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam
PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian. Pernyataan ini menjelaskan
secara umum prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas
dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAK 60 : Instrumen
Keuangan: Pengungkapan. Pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan
keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikan instrumen
keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko
yang timbul dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
2.2 KAS
1. Pengertian Kas
Kegiatan operasional perusahaan menggunakan asset keuangan berupa kas.
Kas dapat menjadi alternatif untuk membayar kewajiban perusahaan karena kas
termasuk asset yang paling likuid. Kehadiran kas dalam entitas sangat penting
karena aktivitas operasi perusahaan tidak dapat berfungsi tanpa kas. Entitas juga
berkewajiban untuk menjaga jumlah kas sesuai dengan permintaan.
Kas termasuk instrument keuangan dalam klasifikasi asset keuangan. Dalam
membiayai kegiatan, entitas bebas menggunakan kas. Kas terdiri dari uang tunai di
entitas, kas di bank dan setara kas. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang
sangat likuid. Karakteristik yang harus dipenuhi untuk dapat diklasifikasikan sebagai
setara kas yaitu dapat dikonversi menjadi kas pada jumlah tertentu tanpa risiko
perubahan nilai dan jatuh temponya sangat dekat. Tiga bulan merupakan jangka
waktu jatuh tempo untuk dapat dikategorikan dalam setara kas.
Sebuah entitas dapat mengalami bank overdraft yaitu saat jumlah cek yang
ditarik dalam rekening melebihi saldo kas. Saldo negative rekening bank (overdraft)
tidak diklasifikasikan sebagai kas tetapi kewajiban kecuali terdapat perjanjian yang
memperbolehkan me-net-kan saldo suatu rekening dengan rekening lain dalam bank
yang sama. Kas yang dicadangkan atau direstriksi untuk kepentingan tertentu tidak
boleh diklasifikasikan ke dalam kas.
2. Penyajian dan Pengungkapan Kas
Dalam laporan posisi keuangan, kas termasuk kelompok asset lancar yang
disajikan paling atas. Namun menurut IFRS 1 Presentation of Financial Statement,
penyajian laporan keuangan justru menempatkan asset lancar paling bawah sehingga
kas berada paling bawah.
Penyajian kas dalam laporan keuangan tidak diatur dalam standar akuntansi.
Keputusan memberi nama dan memunculkan item diseraskan pada manajemen
perusahaan.
Dalam laporan keuangan pengungkapan kas mencakup informasi rincian kas
yang dimiliki perusahaan dan pengungkapan kebijakan akuntansi. Komponen kas,
klasifikasi kas, bank overdraft atau cerukan dijelaskan dalam kebijakan akuntansi.
2.3 PIUTANG
1. Pengertian dan Jenis Piutang
Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Hampir semua
entitas memiliki piutang kepada pihak lain baik yang terkait dengan transaksi
penjualan/pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal dari transaksi
lainnya. Piutang yang timbul dari kegiatan entitas seperti penjualan atau memperoleh
pendapatan disebut oiutang dagang atau piutang usaha. Piutang dalam bentuk
kontrak tertulis disebut wesel tagih (promissory notes atau notes receivable). Wesel
tagih biasanya berbunga dan memiliki jangka waktu relative panjang. Untuk
perusahaan perbankan dan jasa keuangan, piutang berbentuk pinjaman yang
diberikan atau kredit.
Piutang pada awal pengakuan diukur dengan menggunakan nilai wajar.
Pengukuran setelah pengakuan awal sebesar nilai diamortasi dikurangi kerugian
penurunan nilai. Beban langsung yang terkait dengan perolehan piutang atau
pinjaman akan diakui menambah piutang sehingga akan memengaruhi perhitungan
bunga efektif. Amortisasi menggunakan tingkat bunga efektif. Bunga efektif adalah
bunga yang menyamakan nilai wajar dengan nilai kini arus kas dari pembayaran
piutang dan bunganya di masa depan.
Kerugian penurunan piutang akan diakui jika terdapat bukti objektif. Evaluasi
penurunan piutang pertama dilakukan untuk piutang yang secara individual
signifikan. Piutang yang secara individual tidak signifikan akan dievaluasi bersama
dengan piutang lain yang tidak signifikan secara kolektif. Perhitungan penurunan nilai
untuk piutang kolektif, didasarkan pada data historis beberapa tahun sebelumnya.
PSAK menggunakan konsep incurred method bukan estimated method seperti yang
saat ini terjadi.
2. Penyajian dan Pengungkapan Piutang
Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar.
Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang,
piutang usaha, dan piutang lain. Namun ada perusahaan dalam industri khusus yang
memiliki klasifikasi penyajian piutang lebih detail, seperti perusahaan yang memiliki
empat kategori piutang, yaitu tagihan bruto pemberi kerja, piutang usaha, piutang
retensi, dan piutang lain. Pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan,
piutang disajikan dalam kategori kredit atau pinjaman yang diberikan. Sedangkan
pada perusahaan pembiayaan (multifinance), piutang disajikan sebagai piutang
pembiayaan konsumen, pembiayaan anjak piutang, dan piutang leasing.
Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan
cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris,
tetapi dapat juga disajikan secara detail subkomponennya.
Pengungkapan piutang dalam laporan keuangan cukup lengkap. Pengungkapan
tersebut terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan akuntansi,
pengungkapan rincian piutang yang menjelaskan angka dalam laporan keuangan
pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan.
2.4 Studi Kasus
Contoh 1
Perusahaan ABC memiliki saldo awal piutang sebesar Rp 50.000.000 pada tanggal 1
Januari 2023.
Pada tanggal 15 Januari 2023, perusahaan menerima pembayaran sebesar Rp
20.000.000 dari salah satu pelanggan.
Pada tanggal 25 Januari 2023, perusahaan memberikan diskon sebesar 10% dari
piutang yang belum dibayar sebesar Rp 10.000.000.Berapakah saldo piutang
perusahaan pada tanggal 25 Januari 2023?
Jawab:
Saldo piutang pada tanggal 15 Januari 2023 = Rp 50.000.000 – Rp
20.000.000 = Rp 30.000.000
Saldo piutang setelah diskon = Rp 30.000.000 – (Rp 10.000.000 x 10%) = Rp
29.000.000
Jadi, saldo piutang perusahaan pada tanggal 25 Januari 2023 adalah Rp 29.000.000.
Contoh 2
Perusahaan Cantik memiliki saldo awal piutang sebesar Rp 100.000.000 pada tanggal 1
Februari 2023.
Pada tanggal 13 Februari 2023, perusahaan menerima pembayaran sebesar Rp
35.000.000 dari Tuan Adi,
Pada tanggal 20 Februari 2023, perusahaan memberikan diskon 10% dari saldo piutang
yang belum dibayar sebesar Rp 10.000.000.
Pada tanggal 28 Februari 2023, perusahaan menilai bahwa salah satu piutang sebesar
Rp 10.000.000 tidak dapat diterima.
Berapakah saldo piutang perusahaan setelah penyisihan piutang tak tertagih pada
tanggal 28 Februari 2023?
Jawab:
Saldo piutang pada tanggal 15 Januari 2023 = Rp 100.000.000 – Rp
35.000.000 = Rp 65.000.000
Saldo piutang setelah diskon = Rp 65.000.000 – Rp 10.000.000 x 10% = Rp
64.000.000
Saldo piutang setelah penyisihan piutang tak tertagih = Rp 64.000.000 – Rp
10.000.000 = Rp 54.000.000
Jadi, saldo piutang perusahaan setelah penyisihan piutang tak tertagih pada tanggal 28
Februari 2023 adalah Rp 54.000.000.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Instrumen keuangan adalah suatu keuangan yang menambah nilai aset atau
liabilitas keuangan. Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset
keuangan merupakan bagian dari instrumen keuangan. Kegiatan operasional
perusahaan menggunakan asset keuangan berupa kas. Kas dapat menjadi alternatif
untuk membayar kewajiban perusahaan karena kas termasuk asset yang paling
likuid. Kehadiran kas dalam entitas sangat penting karena aktivitas operasi
perusahaan tidak dapat berfungsi tanpa kas. Piutang merupakan klaim suatu
perusahaan pada pihak lain. Hampir semua entitas memiliki piutang kepada pihak
lain baik yang terkait dengan transaksi penjualan/pendapatan maupun merupakan
piutang yang berasal dari transaksi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Herawati, A. (n.d.). Cara Menghitung Saldo Piutang dan Contoh Kasusnya. Retrieved Maret 27, 2023,
from Kledo Web site: https://kledo.com/blog/saldo-piutang/

Martani, D., Siregar, S. V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E. (2018). Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai