Anda di halaman 1dari 35

Akuntansi Keuangan 2

Purwanti, M.M., M.Ak.


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Tujuan Pembelajaran:
1. Mampu menjelaskan sifat dan tipe liabilitas jangka pendek.
2. Mampu menjelaskan klasifikasi liabilitas jangka pendek.
3. Mampu menjelaskan pencatatan dan pengukuran utang bank
jangka pendek.
4. Mampu menjelaskan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh
tempo pada periode berikutnya.
5. Mampu menjelaskan pencatatan dan pengukuran jangka pendek
terkait dengan kegiatan operasi entitas.
6. Memahami penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka pendek.
7. Mampu menjelaskan definisi, pengukuran dan penyajian provisi.
8. Mampu menjelaskan definisi dan pengungkapan utang dan aset
kontinjensi.
9. Menganalisis laporan keuangan terkait dengan liabilitas jangka
pendek.
DEFINISI LIABILITAS

Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan


laporan keuangan (KDP2LK), liabilitas adalah utang entitas
masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.

Komponen utama liabilitas adalah kewajiban kini


yang timbul, terjadi dari transaksi di masa lalu dan
penyelesaiannya menyebabkan arus keluar kas
atau sumber daya entitas.
KLASIFIKASI LIABILITAS
Klasifikasi liabilitas dijelaskan dalam PSAK 1 (Revisi 2009),
apabila memenuhi kriteria sbb:
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas
tersebut dalam siklus operasi normalnya.
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
diperdagangkan.
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
jangka waktu 12 bulan selama periode pelaporan, dan
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12
bulan setelah periode pelaporan.

Siklus operasi adalah siklus dari pembelian bahan baku sampai dengan
diperolehnya kas dari hasil penjualan produk yang dihasilkan.
ITEM LIABILITAS JANGKA PENDEK
Item minimal yang diharuskan menurut PSAK 1 (rev.2009)
liabilitas jangka pendek adalah:
1. Utang dagang dan terutang lainnya
2. Provisi
3. Liabilitas keuangan jangka pendek (tidak termasuk jumlah
yang disajikan dalam provisi)
4. Liabilitas dan aset pajak kini, sebagaimana didefinisikan
PSAK 46 (rev 2013) Akuntansi Pajak Penghasilan.
5. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 46 (rev.2013)
6. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan
yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58 (rev.2010) Aset lancar yang
Tersedia untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
UTANG BERBUNGA DALAM JANGKA PENDEK

1. Utang Bank
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan dalam rangka memenuhi tambahan
kebutuhan modal kerja yang bersifat temporer.

Contoh 1 (bunga dibayar di belakang):

PT Antara pada tanggal 1 November 2015 menarik


dari Bank Buana utang sebesar Rp200.000.000
dengan bunga 15% untuk jangka waktu 150 hari.
Tidak ada provisi yang dikenakan oleh bank.
Jurnal penerimaan utang pada 1 November 2015:
Kas 200.000.000
Utang Bank 200.000.000

Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 atas bunga terutang


dan belum dibayar:
Beban Bunga 5.000.000
Utang Bunga 5.000.000
Bunga terutang dari 1 November 2015 – 31 Desember 2015 = 60 hari
Rp200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp5.000.000

Jurnal saat jatuh tempo 30 Maret 2016 (150 hari):


Beban Bunga 7.500.000
Utang Bunga 5.000.000
Utang Bank 200.000.000
Kas 212.500.000
Asumsi tidak dibuat jurnal pembalik
Beban bunga 1 Januari – 30 Maret 2016 = 90 hari
Rp200.000.000 x 15% x 90/360 = Rp7.500.000
Total beban bunga (150 hari) Rp200.000.000 x 15% x 150/360 = Rp12.500.000
Contoh 2 (bunga dibayar di depan):

PT Antara pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik dari


Bank Buana utang jangka waktu 6 bulan sebesar
Rp400.000.000 dengan bunga 15% per tahun dari
pokok yang dipotong pada awal.
Jurnal penerimaan utang pada 2 Oktober 2015:
Kas 370.000.000
Diskon Utang Bank 30.000.000
Utang Bank 400.000.000
Bunga dibayarkan di awal 15% : 2 = 7,5%
Rp400.000.000 x 7,5% = Rp30.000.000
Kas diterima Rp400.000.000 – Rp30.000.000 = 370.000.000
Bunga efektif Rp30.000.000 / Rp370.000.000 = 8,11% untuk 6 bulan / 16,22% setahun

Jurnal penyesuaian 31 Desember 2015 untuk pengakuan bunga efektif:


Beban bunga 15.000.000
Diskon Utang Bank 15.000.000
Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp370.000.000 = Rp15.000.000

Jurnal saat jatuh tempo 30 Maret 2016:


Beban bunga 15.000.000
Utang Bank 400.000.000
Diskon Utang Bank 15.000.000
Kas 400.000.000
Asumsi tidak dibuat jurnal pembalik
Contoh 3 (dengan provisi):

PT Antara pada 1 November 2015 menarik dari Bank


Mulia utang sebesar Rp100.000.000 dengan bunga
12% per tahun dari pokok yang akan dibayar
bersamaan dengan pelunasan pada 30 Januari 2016.
Bank Mulia mengenakan biaya administrasi 1,5%
dari jumlah utang yang ditarik sehingga kas yang
diterima dikurangi 1,5% tersebut.
Jurnal penerimaan utang pada 1 November 2015:
Kas 98.500.000
Diskon Utang Bank 1.500.000
Utang Bank 100.000.000
Bunga dibayarkan 3% untuk 3 bulan
Bunga efektif = bunga yang harus dibayar dan provisi (3% + 1,5% dari Rp100.000.000)
Rp4.500.000 / Rp98.500.000 x 12/3 = 18,274%

Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015:


Beban Bunga 3.000.000
Utang Bunga 2.000.000
Diskon Utang Bank 1.000.000
Bunga efektif 18,274% x 2/12 x Rp98.500.000 = Rp3.000.000
Amortisasi diskon beban bunga – utang bunga = Rp3.000.000 – Rp2.000.000

Jurnal saat jatuh tempo pada 30 Januari 2016:


Beban Bunga 1.500.000
Utang Bunga 2.000.000
Utang Bank 100.000.000
Diskon Utang bank 500.000
Kas 103.000.000
Asumsi tidak dibuat jurnal pembalik
Contoh 4 (Line of Credit atau Standby Loan):

PT Antara pada 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line


of credit dari Bank Mega sebesar 1 miliar selama jangka
waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan. Bunga sebesar 12% per tahun dikenakan atas
kredit yang ditarik. Untuk setiap penarikan bank mengenakan
biaya transaksi 2% dari dana yang ditarik. Bank hanya
mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai
dengan akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi
pada bulan yang sama, maka tidak akan dikenakan bunga.
Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan atau saldo utang
terakhir sampai dengan jatuh tempo pelaporan. Setiap bulan
akan disampaikan laporan penggunaan line of credit yang
memperlihatkan saldo akhir utang, mutasi kredit, jumlah
bunga dan biaya yang dikenakan.
Pemakaian Line of Credit:

02-DesPenarikan 300.000.000 300.000.000


02-DesBiaya penarikan 6.000.000 306.000.000
16-DesPenarikan 400.000.000 706.000.000
16-DesBiaya penarikan 8.000.000 714.000.000
30-DesPembayaran 300.000.000 414.000.000
31-DesBunga 2.069.260 416.069.260
Jurnal yang diperlukan:

02-DesKas 300.000.000
Beban Bunga 6.000.000
Utang Bank 306.000.000
16-DesKas 400.000.000
Beban Bunga 8.000.000
Utang Bank 408.000.000
30-DesUtang Bank 300.000.000
Kas 300.000.000
31-DesBaban Bunga 2.069.260
Utang Bank 2.069.260
UTANG BERBUNGA DALAM JANGKA PENDEK
2. Wesel Bayar

Wesel bayar (notes payable / promissory notes)


merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk
membayarkan sejumlah nilai tertentu di masa
mendatang.
Ditarik untuk pelunasan utang dagang, pembayaran
suatu transaksi atau untuk mendapatkan uang tunai.
Akuntansi dalam wesel bayar sama dengan akuntansi
untuk utang bank, yang membedakan adalah dokumen
transaksinya yaitu berupa surat wesel sedangkan untuk
utang bank adalah dokumen kredit bank.
LIABILITAS JANGKA PANJANG YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM 12 BULAN

Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam


waktu 12 bulan setelah periode pelaporan, diklasifikasikan
dalam jangka pendek, meskipun:
Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu
lebih dari 12 bulan dan perjanjian untuk pembiayaan
kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar
jangka panjang telah diselesaikan setelah periode
pelaporan dan sebelum penyelesaian laporan keuangan
untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai
konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
LIABILITAS JANGKA PANJANG YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM 12 BULAN

Untuk mengklasifikasikan liabilitas jangka


panjang menjadi jangka pendek, yaitu dengan
membuat jurnal penyesuaian untuk membuat
reklasifikasi utang tersebut untuk tujuan
penyajian.
Dan berfokus pada penyajian bagian liabilitas
jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
12 bulan disajikan dalam liabilitas jangka
pendek.
LIABILITAS JANGKA PANJANG YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM 12 BULAN
Contoh:
PT Antara mempunyai beberapa liabilitas jangka panjang. Berikut informasi
keuangan 31 Desember 2015:
1. Obligasi seri A, Rp400miliar terbit 1 Maret 2007 dengan jangka waktu 10
th bunga 10% dibayar setiap tahun.
2. Obligasi seri B, Rp800miliar terbit 1 Juni 2015, bunga 11%per tahun
dibayar setiap tahun, dengan nilai jatuh tempo Rp100miliar.
3. Obligasi seri C, Rp100miliar terbit 1 Desember 2006, jatuh tempo 10 th,
bunga 10%. Dan perusahaan sedang mengajukan pendanaan kepada
Bank Mitra untuk mengambil alih obligasi ini dan diganti dengan utang
bank, jangka waktu 5 th dengan bunga 12%. Pihak bank menyetujui dan
proses administrasi akan selesai pada 25 Maret 2016 sebelum laporan
keuangan selesai diaudit.
4. Utang bank Mega ditarik pada 1 Juni 2011 sebesar Rp100miliar, jangka
waktu 5 th, bunga 12%. Dan telah melakukan perjanjian untuk
melakukan pendanaan kembali utang jangka panjang bunga 11%.
5. Utang Bank Permata ditarik 1 Juni 2014 sebesar Rp300miliar, bunga 12%
dibayar setiap tahun mulai 1 Juni 2015 Rp50miliar per tahun.
LIABILITAS JANGKA PANJANG YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM 12 BULAN
1. Obligasi seri A tidak perlu direklarifikasi, tetap menjadi liabilitas
jangka panjang karena jatuh tempo th 2017.
2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar
Rp100miliar yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.
Utang Obligasi seri B 100.000.000.000
Utang Obligasi seri B jangka pendek 100.000.000.000

3. Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi karena proses


pengambilalihan belum selesai sepenuhnya. Pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan untuk
menginformasikan peristiwa setelah tgl laporan posisi keuangan.
Utang Obligasi seri C 100.000.000.000
Utang Obligasi seri C jangka pendek 100.000.000.000

4. Tidak dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena


perjanjian pembaharuai utang dan kontrak telah selesai, sehingga
tetap menjadi utang jangka panjang.
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo 1 Juni 2016.
Utang Permata 50.000.000.000
Utang Bank Permata jangka pendek 50.000.000.000
LIABILITAS JANGKA PANJANG YANG AKAN JATUH
TEMPO DALAM 12 BULAN
Penyajian dalam Laporan Keuangan

Liabilitas jangka pendek


Utang Obligasi seri B 100.000.000.000
Utang Obligasi seri C 100.000.000.000
Utang Bank Mega 50.000.000.000
Utang Bank Permata 50.000.000.000

Liabilitas jangka panjang


Utang Obligasi seri A 400.000.000.000
Utang Obligasi seri B 600.000.000.000
Utang Bank Mega 100.000.000.000
Utang Bank Permata 200.000.000.000
LIABILITAS JANGKA PANJANG TERKAIT KEGIATAN
OPERASI

1. Utang Usaha
2. Beban yang Masih Harus Dibayar
3. Pendapatan Diterima di Muka
4. Utang Terkait Imbalan Kerja
5. Utang Pajak Pihak Ketiga
6. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas barang Mewah
7. Utang Pajak Penghasilan
PROVISI DAN KONTINJENSI
Liabilitas kontinjensi menurut PSAK 57 (rev.2009) adalah:
1. Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada saat
datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali
entitas, atau
2. Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tetapi tidak diakui karena tidak terdapat
kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan
sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya atau
jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, liabilitas ini hanya
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
PROVISI DAN KONTINJENSI
Menurut PSAK 57 (rev.2009) provisi sebagai liabilitas
kini yang waktu dan jumlahnya belum pasti.

Provisi diakui dalam laporan keuangan,


pengukurannya dengan cara melakukan estimasi.

Provisi telah memenuhi definisi umum liabilitas


yaitu merupakan kewajiban kini, timbul dari
peristiwa masa lalu dan mengakibatkan keluarnya
sumber daya entitas.
Pengakuan dan Pengukuran Provisi

Pengakuan dan pengukuran provisi jika memenuhi


syarat, yaitu:
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat
hukum, konstruktif) sebagai akibat peristiwa
masa lalu.
2. Kemungkinan besar (probable) penyelesaian
liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya, dan
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas
nilainya dapat diukur dengan andal dapat dibuat.
Contoh pengukuran provisi:

Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama


1 tahun dari tanggal penjualan. Jika kerusakan terdeteksi
cacat ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang dijual
Rp100juta, jika cacat berat biaya yang dikeluarkan
Rp500juta. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan
indikasi bahwa dalam tahun mendatang kemungkinan 80%
produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan dan 5% cacat
berat.

Jurnal pengakuan garansi:


Beban Garansi 40.000.000
Utang Garansi 40.000.000

Biaya perbaikian pada nilai yang diharapkan (expected value):


(80% x 0) + (15% x Rp100.000.000) + (5% x Rp500.000.000) = Rp40.000.000
Contoh Garansi produk:

Perusahaan menjual produk dengan memberikan garansi


perbaikan selama 2 th. Berdasarkan pengalaman beberapa
tahun terakhir, hasil analisis dan pengalaman diketahui
hanya 5% pelanggan datang meminta garansi. Dari
pelanggan yang meminta garansi, 70% meminta garansi di
tahun pertama dan sisanya di tahun kedua. Rata-rata biaya
yang dikeluarkan untuk garansi tiap produk sebesar
Rp100.000.
Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan 2016
penjualan sebanyak 26.000 unit. Total garansi aktual yang
dikeluarkan di tahun 2015 sebesar Rp65juta dan tahun 2016
sebesar Rp125juta.
Jurnal pengakuan beban garansi 2015:
Beban Garansi 100.000.000
Provisi Garansi 100.000.000
(5% x 20.000 x Rp100.000)

Jurnal pemberian garansi 2015:


Provisi Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Jurnal pengakuan beban garansi 2016:


Beban Garansi 130.000.000
Provisi Garansi 130.000.000
(5% x 26.000 x Rp100.000)

Jurnal pemberian garansi 2016:


Provisi Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000
Provisi garansi yang disajikan di laporan keuangan 31 Desember 2015= Rp35.000.000 => selisih
beban provisi 2015 dengan beban aktual 2015.
Provisi garansi yang disajikan di laporan keuangan 31 Desember 2016= Rp40.000.000 => selisih
beban provisi 2016 dengan beban aktual 2016 tambah provisi per 31 Desember 2015
ATAU

Jurnal pemberian garansi 2015:


Provisi Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Jurnal tambahan pengakuan beban garansi 2015:


Beban Garansi 35.000.000
Provisi Garansi 35.000.000
(5% x 20.000 x Rp100.000)-Rp65.000.000

Jurnal pemberian garansi 2016:


Provisi Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000
Jurnal tambahan pengakuan beban garansi 2016:
Beban Garansi 50.000.000
Provisi Garansi 50.000.000
(5% x 26.000 x Rp100.000)-Rp125.000.000
Contoh Garansi Jaminan Produk dan Jasa:

Perusahaan menjual mobil pada 2 Januari 2015


dengan memberikan garansi atas 36.000km
pertama atau selama 3 th mana yg lebih dulu. Harga
mobil Rp300juta. Diestimasikan biaya garansi yang
akan diberikan selama 3 th Rp7juta. Pembeli juga
membeli garansi jasa Rp9juta sehingga ada
tambahan pelayanan servis mobil dari standar
jaminan yang diberikan. Selama 2015 biaya terkait
jaminan asuransi yang dikeluarkan Rp5juta dan
2016 Rp1juta. Atas garansi jasa perusahaan
mengakui dengan metode garis lurus.
Jurnal saat penjualan:
Kas 309.000.000
beban Garansi 7.000.000
Provisi Garansi 7.000.000
Pendapatan ditangguhkan Garansi jasa 9.000.000
Penjualan 300.000.000

Jurnal pada 2015 saat memberikan garansi


jaminan dan pengakuan garansi jasa:
Provisi Garansi 5.000.000

Kas/ Persediaan 5.000.000

Pendapatan ditangguhkan Garansi jasa 3.000.000


Garansi jasa metode garis lurus selama 3 tahun (9.000.000 / 3)

Pendapatan Garansi 3.000.000


Kewajiban Pengelolaan Lingkungan
Yaitu kewajiban untuk melakukan restorasi lingkungan,
yaitu:
1. Terkait pembongkaran atau pemindahan aset
tertentu.
2. Bersifat umum, misal biaya reklamasi lingkungan
tambang dan biaya pengelolaan areal tambang.
Contoh Akuntansi Liabilitas Pembongkaran Aset:

PT Kapuas pada 2 Januari 2015 memulai penggunaan peralatan


penambangan (drilling) di areal tambang miliknya. Regulasi pemerintah
mengharuskan perusahaan melakukan pembongkaran peralatan
tersebut di akhir masa manfaatnya. Masa manfaat drilling adalah 10 th
dengan estimasi biaya Rp2miliar. Dengan tingkat diskon 6% selama
masa manfaat, nilai wajar kewajiban lingkungan tersebut
Rp1.116.800.000 (Rp2.000.000.000 x 0,5584)
Kewajiban Pengelolaan Lingkungan

Jurnal pengakuan liabilitas sebagai penambah nilai peralatan drilling:


Peralatan Drilling 1.116.800.000
Liabilitas Pembongkaran Aset 1.116.800.000

Jurnal pengakuan depresiasi peralatan drilling:


Beban Depresiasi 1.116.800.000
Akumulasi Depresiasi Drilling 1.116.800.000

Jurnal pengakuan bunga atas liabilitas pembongkaran aset:


Beban bunga 67.008.000
Liabilitas pembongkaran aset 67.008.000
(6% x Rp1.116.800.000)
Litigasi Hukum
Merupakan tuntutan perkara terkait suatu entitas yang
sedang berjalan proses hukumnya.
Contoh:
Entitas menerima klaim dari seorang ahli waris pekerja akibat kecelakaan
pekerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup. Pihak perusahaan
sudah memberikan semua santunan asuransi kecelakaan kerja sesuai
dengan ketentuan. Namun ahli waris menuntut jumlah yang lebih besar
yaitu Rp300juta. Proses pengadilan berlangsung selama 2013. pada 1
Februari 2016 saat audit laporan keuangan belum selesai, perusahaan
dinyatakan bersalah dan harus membayar Ro250juta.

Sehingga perusahaan mengakui beban dan liabilitas:


Kerugian tuntutan hukum pekerja 250.000.000
Utang tuntutan hukum 250.000.000
Pengungkapan

Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan


rincian dan tambahan penjelasan.
Misalnya untuk utang usaha, pengungkapan
penjelasan detailutang usaha berdasarkan pemasok
dengan nilai material, utang berdasarkan klasifikasi
umur, dan pengungkapan utang berdasarkan mata
uang asing.untuk utang pajak pengungkapan
berisikan informasi jenis pajak.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis liabilitas jangka panjang dengan melihat
kemampuannya untuk membayar utang yang akan
jatuh tempo menggunakan:

Semakin besar jumlah utang lancar akan memperbesar risiko perusahaan


untuk kesulitan membayar utangnya.

Anda mungkin juga menyukai