MANAJEMEN PIUTANG
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat 1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap pemimpin perusahaan selalu menginginkan penjualan barang dagangannya
dibayar secara tunai. Namun, di lain pihak, penjualan secara kredit justru akan memberi
peluang untuk perluasan pasar sehingga dapat menambah laba usaha, meski hal ini juga
bukan tanpa resiko. Biasanya keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari segi financialnya,
yaitu seberapa besar laba yang diperoleh dari hasil usahanya. Sehingga setiap perusahaan
berlomba-lomba menaikan besaran profit yang didapatnya. Namun untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, suatu perusahaan harus mengoptimalkan segala kegitan dalam perusahaan
tersebut, baik itu produksi, pemasaran maupun penjualannya.
Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh
tempo tidak selalu dapat diselesikan seluruhnya. Jika keadaan itu terus berlangsung dalam
jangka waktu yang lama maka modal perusahaaan akan semakin kecil. Dengan begitu
penagihan piutang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang
mungkin timbul dapat dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga
turut aktif mengelola penagihan piutang agar tidak sampai menghambat operasi atau
kegiatan perusahaan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang atau industri
menginginkan penjualan tunai, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat
meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas,
sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan
kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak
akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini
biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada
konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit atau
pembayaran.
Langkah-Langkah Manajemen Piutang :
Penetapan Kebijakan Kredit
Pemantauan
Analisis Perubahan Kebijakan Piutang Usaha
2.2 Kebijakan kredit
Kebijakan kredit mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit, syarat kredit, dan
kebijakan penagihan.
a. Standar Kredit
Standar kredit berguna untuk mengungkapkan kemampuan keuangan minimum
pelanggan sehingga dapat ditetapkan pelanggan yang tergolong layak memperoleh kredit.
Dengan demikian, perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan yang akan terlambat dalam
membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang mungkin akan mengakibatkan kerugian
piutang (piutang yang tak tertagih).
Lima aspek (5 C) yang biasanya dijadikan dasar untuk menetapkan kelayakan kredit meliputi
hal berikut:
Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi
kewajibannya. Sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai dari
catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut diperhatikan
Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun
sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan
dengan analisis rasio finansial. Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio profitabilitas sering
digunakan mengukur aspek kapital ini.
Collateral, cerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.
Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap
perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
b. Syarat Kredit
Syarat Kredit (Credit Term) mencakup dua hal, yakni: 1. Periode kredit (kapan
penagihan dimulai serta berapa lama batas waktu penagihan), dan 2. Berapa besar diskon
yang akan diberikan kepada pelanggan yang membayar pada periode diskon.
c. Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan (collection policy) adalah prosedur yang meliputi waktu dan cara-
cara penagihan agar pelanggan membayar tepat waktu. Misalnya, perusahaan akan
melakukan langkah-langkah penagihan: 1. Menegur via telepon kepada pelanggan yang
belum membayar pada satu hari setelah batas akhir penagihan. 2. Menegur via surat kepada
pelanggan yang belum membayar sesudah tujuh hari dari batas akhir penagihan. 3.
Menyerahkan tugas penagihan kepada penagih utang (debt collector) dari luar perusahaan
bagi perusahaan yang belum membayar pada satu bulan setelah batas akhir penagihan.
2.3 Pemantauan Piutang
Pemantauan piutang adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah
dijalankan, khususnya pemantauan apabila terjadi perubahan pola pembayaran pada
pelanggan. Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai
terlambat membayar kewajibannya. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam
kaitannya dengan pemantauan piutang usaha:
a. DSO (Days Sales Outstanding)
DSO adalah nama lain dari average collection period (ACP) yang mengungkapkan berapa
lama piutang tertagih. DSO merupakan ukuran termudah untuk mengamati arus penagihan
piutang dari pelanggan. Meningkatnya DSO menunjukkan pelanggan makin lambat
membayar kewajibannya yang dapat dijadikan indikator awal kemungkinan timbulnya
piutang tak tertagih atau kredit macet.
Kendati DSO merupakan ukuran term udah untuk memantau kondisi piutang, diperlukan
sikap hati-hati dalam menafsirkan angka DSO. DSO atau ACP (yang dinyatakan dalam hari)
akan makin menurun apabila piutang menurun. Menurunnya piutang belum tentu disebabkan
oleh penerimaan yang lebih cepat, mungkin saja disebabkan oleh turunnya penjualan akibat
kondisi ekonomi yang melesu.
b. Skedul Umur Piutang (aging schedule)
Skedul umur piutang merupakan tabel yang memuat informasi tentang umur, jumlah,
proporsi, dan periode penagihan piutang. Berikut contoh tabel skedul umur piutang:
Rp 900.000.000
Contoh analisis pemantauan piutang. Misalnya, suatu perusahaan menetapkan batas waktu
pembayaran piutang 30 hari. DSO rata-rata = 45% (20) + 50 % (51) + 3% (80) + 2% (96) =
52 Hari. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata pelanggan membayar kewajibannya pada bulan
kedua dari batas waktu penagihan yang ditentukan. Pelanggan yang membayarnya hingga
batas akhir penagihan hanya mencapai 45%. Sisanya (55%) justru tergolong pelanggan yang
membayar melebihi batas waktu penagihan. Analisis sederahana ini menunjukan bahwa pola
penerimaan penagihan piutang dari pelanggan perusahaan kurang baik karena lebih dari
separuhnya tergolong sebagai pelanggan yang tidak tepat waktu. Untuk memperbaiki kondisi
tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang kebijakan kreditnya secara menyeluruh.
2002 2003
Net credit sales Rp 100.000 Rp 100.000
Receivable: awal th Rp 20.000 Rp 30.000
akhir th Rp Rp 10.000
30.000
Average receivable Rp 25.000 Rp 20.000
Receivable turnover 4 kali 5 kali
Average collection period 90 hari 72 hari
DAFTAR PUSTAKA
http://manajemena2011.blogspot.co.id/2013/04/manajemen-piutang.html#sthash.KXORhW9U.dpuf
http://sepnazyik.wordpress.com/makalah-pendidikan/manajemen-piutang/?
like=1&_wpnonce=5ce63ba138
http://www.downloadprovider.me/search/contoh%20kasus%20manajemen%20piutang.html?
aff.id=1087&aff.subid=1