Anda di halaman 1dari 37

PPh Pasal 25, 28, 29

PPh 25
PENGERTIAN & KETENTUAN PPh PASAL 25

Pengertian Ketentuan PPh 25


01 PPh pasal 25 adalah 02 WP yang memiliki kegiatan usaha
akan membayar angsuran pajak
angsuran pembayaran
pajak penghasilan pada penghasilan/PPh 25 setiap
bulannya
tahun berjalan

Ketentuan PPh 25 Ketentuan PPh 25


03 Batas waku pembayaran 04 Apabila terlambat membayar dan
melapor maka akan dikenakan
Paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya sanksi bunga sebesar 2%
perbulan dari tanggal jatuh tempo
hingga tanggal pembayaran
PENGERTIAN & KETENTUAN PPh PASAL 25

Ketentuan PPh 25
05 WP yang melakukan pembayaran pajak secara
online dan SSPnya telah mendapat validasi
dengan NTPN, maka surat pemberitahuan masa
PPh 25 dianggap telah disampaikan ke KPP

Ketentuan PPh 25
06 WP dengan jumlah angsuran PPh 25 Nihil / angsuran
PPh 25 dalam bentuk satuan uang selain rupiah
atau pembayaran tidak secara online dan tidak
mendapat validasi dari NTPN, tetap harus
menyampaikan SPT masa
Subjek dan Tarif PPh 25
1. Wajib Pajak Orang Pribadi
• Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP-
OPPT)
WP yang melakukan kegiatan usaha baik secara
grosir/eceran, penjualan barang atau jasa di satu atau
lebih tempat usaha. Ketentuan Tarif PPh 25 WP-OPPT
ialah

0,75% × omset bulanan tiap masing masing tempat


usaha
Subjek dan Tarif PPh 25

• Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu


(WP-OPSPT)
WP OP berstatus pekerja bebas atau karyawan yang
tidak memiliki usaha sendiri. Ketentuan Tarif PPh 25 bagi
WP-OPSPT ialah dengan.

Perhitungan penghasilan kena pajak (PKP) × tarif


PPh 17 ayat 1 huruf a Undang Undang Pajak
Penghasilan (12 bulan)
Tabel Tarif pajak pada PPh pasal 17 Ayat 1(a) adalah seb
agai berikut:
No Lapisan Penghasilan Tarif

1 …. sd Rp 50.000.000 5%

2 Di atas Rp 50.000.000 sd Rp 250.000.000 15%

3 Diatas Rp 250.000.000 sd Rp 500.000.000 25%

4 Diatas Rp 500.000.000 sd …. 30%

UU PPh terbaru
2. Wajib Pajak Badan
Wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha tetap
dan memiliki kewajiban sebagai pembayar, pemotong
atau pemungut pajak. Ketentuan tarif PPh 25 bagi WP
Badan ialah

PKP × 25% tarif PPh Pasal 17 ayat 1 Undang-


Undang pajak Penghasilan.
Perhitungan angsuran PPh Pasal 25
Wajib pajak orang pribadi :

PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu xxx


Pengurangan/kredit pajak tahun lalu :
PPh pasal 21 xxx
PPh pasal 22 xxx
PPh pasal 23 xxx
PPh pasal 24 xxx
Total kredit pajak (xxx)
Dasar perhitungan angsuran PPh tahun ini / 12 xxx
Perhitungan angsuran PPh 25
Wajib pajak Badan Usaha :

PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu xxx


Pengurangan/kredit pajak tahun lalu :
PPh pasal 22 xxx
PPh pasal 23 xxx
PPh pasal 24 xxx
Total kredit pajak (xxx)
Dasar perhitungan angsuran PPh tahun ini / 12 xxx
Perhitungan PPH pasal 25

Tuan Fabrio memiliki jumlah pajak terutang sesuai dengan SPT


tahunan PPh 2015 sebesar Rp. 40.000.000 dengan:
PPh pasal 21 Rp. 5.000.000
PPh pasal 22 Rp. 2.000.000
PPh pasal 23 Rp. 1.000.000
PPh pasal 24 Rp. 1.000.000

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PPh terutang 2015 Rp. 40.000.000

Besarnya PPh Pasal 25


Kredit pajak per bulan = Rp31.000.0
PPh pasal 21 Rp. 5.000.000 00/12 = Rp 2.583.300.
Jadi, Tuan Fabrio
PPh pasal 22 Rp. 2.000.000 harus membayar angsu
ran PPh
PPh pasal 23 Rp. 1.000.000 Pasal 25 setiap bulan
pada tahun 2016 mulai
masa Maret
PPh pasal 24 Rp. 1.000.000
sebesar
Rp2.583.300
(Rp. 9.000.000)

PPh pasal 25 Rp 31.000.000


ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Perhitungan PPH pasal 25
Penghasilan PT Sinar Kasih tahun 2014 adalah Rp 350.000.000.
Perusahaan memiliki sisa kerugian tahun 2013 yang masih dapat
dikompensasikan yaitu sebesar Rp 450.0000.000, sedangkan sisa
kerugian yang belum dikompensasikan pada tahun 2013 sebesar
Rp100.000.000.

Pada tahun 2014 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu
sebesar Rp10.000.000, dan tidak ada pajak yang terutang atau dibayar di
luar negeri. Berapa angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar oleh PT
Sinar Kasih?
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 a
dalah sebesar Rp 350.000.000 – Rp100.000.000 = Rp250.000.000.

25% x Rp250.000.000 RP. 62.500.000

PPh dipotong atau (Rp. 10.000.000)

dipungut
Dasar Perhitungan PPh Rp. 52.500.000
Pasal 25 tahun 2015

Besarnya PPh Pasal 25 PT Sinar Kasih tahun 2015 = Rp 52.500.000/12


= Rp 4.375.000
Pph pasal 25 bagi wajib pajak baru

Peraturan menteri keuangan no 215/PMK.03/2018


memberikan kelonggaran angsuran bagi wajib
pajak baru terdaftar. Yaitu kelonggaran pada
pembayaran PPH pasal 25 diatur pasal 10
Angsuran PPH pasal 25 untuk wajib pajak baru

• Penggabungan, peleburan dan pengambilaliha


n usaha sesuai dengan besarnya penjumlahan
sebelumnya.
• Pemekaran usaha, jumlahnya sesuai dengan a
ngsuran sebelum pemekaran usaha.
• Hasil perubahan bentuk badan usaha besarny
a angsuran sama dengan angsuran bulan tera
khir sebelum perubahan bentuk badan usaha.
PPH PASAL 25 DALAM HAL-HAL TERTENTU

Wajib Pajak Berhak Atas Wajib Pajak Memperoleh


01 Kompensasi 02 Penghasilan Tidak Teratur

SPT Tahunan PPh Tahun


03 Yang Lalu Disampaikan
Setelah Lewat Batas Waktu
04
Wajib Pajak Diberikan
Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPT Tahunan
Yang ditentukan PPh

Terjadi Perubahan
06
Wajib Pajak Membetulkan

05 Sendiri SPT tahunan PPh Yang


Mengakibatkan Angsuran
Bulanan Lebih Besar Daripada
Usaha Atau Kegiatan
Wajib Pajak
Angsuran Bulanan Sebelum
Pembetulan
PPh 25 dalam Hal-Hal Tertentu
1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi

Jika Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian, besarnya angsuran PPh pasal 25 sama
dengan PPh yang dihitung atas dasar perhitungan PPh yang dipotong/dipungut atau
terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sesuai ketentuan pasal 21, 22, 23 dan 24
UU PPh, kemudian dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Contoh terdapat pada excel simulasi PPh 25

2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur

Jika wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur maka besarnya angsuran PPh
Pasal 25 adalah sama dengan PPh yang dihitung dengan dasar perhitungan PPh dikurangi
dengan PPh yang dipotong/dipungut atau dibayar/diutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sesuai ketentuan pasal 21, 22, 23 dan 24 UU PPh, kemudian dibagi 12 atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Contoh terdapat pada excel simulasi PPh 25
3. SPT Tahunan PPh Tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan

Apabila SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan,
Maka besarnya PPh pasal 25 dihitung sebagai berikut:

a) Untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan sebelum disampaikan SPT
tersebut, besarnya angsuran PPh pasal 25 sama dengan besarnya angsuran PPh pasal 25 bulan terakhir tahun
pajak yang lalu dan bersifat sementara.

b) Untuk bulan-bulan setelah wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh, besar nya angsuran PPh Pasal 25
dihitung kembali berdasarkan ketentuan yang telah dibahas sebelumnya dan berlaku surut.

4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

Besarnya PPh pasal 25 dihitung sebagai berikut:

c) Untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan sebelum disampaikan SPT
tersebut, besarnya angsuran sama dengan besarnya yang dihitung berdasarkan SPT Tahunan sementara yang
disampaikan wajib pajak pada saat mengajukan permohonan izin perpanjangan.

b) Untuk bulan-bulan setelah wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh, besarnya angsuran dihitung
kembali berdasarkan SPT tahunan tersebut dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT
Tahunan.
5. Wajib pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang mengakibatkan
angsuran bulanan lebih besar daripada angsuran bulanan sebelum pembetulan

Besarnya PPh pasal 25 dihitung kembali berdasarkan SPT Tahunan PPh pembetulan
tersebut dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT tersebut.

6. Terjadi perubahan usaha atau kegiatan wajib pajak

Perubahan usaha atau kegiatan wajib pajak dapat terjadi karena penurunan usaha
maupun peningkatan usaha. Penurunan atau peningkatan usaha tersebut berpengaruh
pada besarnya penghasilan dan selanjutnya mempengaruhi PPh.
PPH PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK BUMN DAN BUMD

Besarnya PPh pasal 25 untuk wajib pajak BUMN dan BUMD kecuali wajib
pajak bank dan sewa guna usaha hak opsi adalah sebesar pajak penghasilan
yang di hitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal
menurut RKAP.
PPH Pasal 25 untuk bank
Dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 bagi wajib pajak bank
adalah laporan keuangan yang disampaikan kepada otoritas jasa
keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba
rugi sejak awal tahun pajak sampai masa pajak yang dilaporkan.

Contoh :
PPh pasal 25 bulan juni 2022 maka laporan keuangan yang digunakan
adalah laporan keuangan periode januari hingga juni 2022
Angsuran PPh pasal 25 dihitung berdasarkan penerapan tarif pasal
17 UU PPh atas penghasilan netto berdasarkan laporan keuangan
bulanan yang disampaikan ke OJK.
Yang dikurangi oleh:

• PPh 22 yang dipotong/dipungut sejak awal tahun pajak


sampai dengan masa yang dilaporkan

• PPh 25 yang seharusnya dibayar sejak awal tahun pajak


sampai dengan masa pajak sebelum masa pajak yang
dilaporkan
Untuk menghitung penghasilan neto untuk perhitungan PPh pasal 25 bank
memperhitungkan kompensasi kerugian tetapi tidak menghitung :

Penghasilan dari luar negeri

Penghasilan dan biaya


sebagai pengurang
penghasilan neto yang
dikenai PPh final/bukan
objek PPh
Angsuran PPh pasal 25 Lembaga keuangan non bank dan perusa
haan masuk bursa
Wajib pajak lainnya adalah wajib pajak yang melaksanakan kegiatan di sektor :

A. Peransuransian

A
B. Dana Pensiun D. Jasa Keuangan
B D lainnya

C
C. Lembaga Pembiayaan
Dasar perhitungan PPh pasal 25 untuk wajib pajak Lembaga keuangan
non bank dan wajib pajak masuk bursa non bank adalah:

Laporan keuangan yang disampaikan setiap tiga bulan


kepada bursa atau otoritas jasa keuangan yang terdiri dari,
• Laporan posisi keuangan
• Laporan laba rugi sejak awal tahun pajak sampai dengan
periode yang dilaporkan
Perhitungan PPh pasal 25 untuk wajib pajak Lembaga keuangan non bank dan
wajib pajak masuk bursa non bank yaitu PPh terutang berdasarkan keuangan
kumulatif dikurangi dengan :

Your Picture Here Your Picture Here


PPh 25 yang seharusnya
PPh 22 dan PPh 23 yang
dibayar sejak awal tahun
dipotong/dipungut sejak
pajak sampai dengan
awal tahun pajak sampai
masa pajak sebelum
dengan masa pajak yang
masa pajak yang
dilaporkan
dilaporkan
PPH PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG P
RIBADI PENGUSAHA TERTENTU (WPOP PT)
 Wajib pajak OP yang melakukan usaha di bidang perdagangan mempunyai tem
pat usaha lebih dari satu atau berbeda alamat domisili.
 Besarnya ditetapkan 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dan masi
ng-masing tempat usaha.
 Menurut PP No 23 tahun 2018 bahwa Wajib Pajak OP yang peredaran bruto tid
ak melebihi Rp 4.800.000.000 dikenai PPh final sebesar 0,5%, kecuali WPOP m
emilih dikenai PPh berdasarkan tarif Pasal 17 UU PPh
DALAM KETENTUAN PPH, YANG DISEBUT PEKERJAAN BEBAS ADA
LAH PROFESI :
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokte
r, konsultan, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), penilai, dan aktuaris
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang ikl
an, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari
3. Olahragawan
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah
6. Agen iklan
7. Pengawas atau pengelola proyek
8. Perantara
9. Petugas penjaja barang dagangan
10. Agen asuransi
11. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang atau penjualan langsung dan kegiatan sejenis la
innya
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PASA
L 25
 PPh pasal 25 harus dibayar/disetorkan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan takwim beri
kutnya setelah masa pajak berakhir
 WP diwajibkan menyampaikan SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak
berakhir
 Bagi WP pengusaha tertentu, berlaku ketentuan :
 Jika WP memiliki beberapa tempat usaha dalam satu wilayah kerja kantor pelayanan paj
ak, harus mendaftarkan masing-masing tempat usahanya di kantor pelayanan pajak yang
bersangkutan
 WP yang memiliki beberapa tempat usaha lebih dari satu wilayah kerja kantor pelayanan
pajak, harus mendaftarkan setiap tempat usahanya di kantor pelayanan pajak masing te
mpat usaha WP Kependudukan
 SPT tahunan PPh harus disampaikan di kantor pelayanan pajak domisili WP terdaftar den
gan batas waktu ketentuan 2 butir.
PPH 28 & PPH 29
PPh Pasal 28 dan PPh Pasal 29 digunakan untuk perhitungan PPh akhir tahun

Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri, pajak yang terutang


untuk seluruh tahun pajak menurut Undang –
Undang ini, dikurangi kredit pajak berupa:
PPH 28
1. Pemotongan Pajak atas penghasilan dari
PPH Kelebihan pembayaran pajak
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
28 pada akhir tahun
PPh pasal 21
2. Pemungutan Pajak atas penghasilan dari
usaha sebagaimana dimaksud dalam
PPH 29 pasal 22
PPH 3. Pemotongan Pajak atas penghasilan
Kekurangan pembayaran pajak
29 berupa dividen, royalty, sewa, dan imbalan
pada akhir tahun
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23
4. Pajak yang dibayar atau terutang di luar
negeri sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 24
5. Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib
Pajak sendiri untuk tahun pajak yang
bersangkutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25
Pelaporan PPh 28 & 29
Restitusi
Permohonan pengembalian
pembayaran pajak yang diajukan
wajib pajak kepada negara

PPh
28

Kompensasi Wajib Melunasi


Kelebihan bayar dibebankan ke Wajib pajak diwajibkan melunasi
beban pajak tahun berikutnya PPh kekurangan pembayaran pajak
PPh 28
29 yang terutang sebelum SPT
Tahunan disampaikan dan paling
lambat pada batas akhir
penyampaian SPT Tahunan
PhKP Mas Bambang di tahun 2016 dianggap Rp100.000.000. Selain itu, d
ia juga memiliki kredit pajak PPh pasal 25 sebesar Rp7.000.000 dan PPh
Pasal 23 sebesar Rp9.500.000.

Mas Bambang juga terdapat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) terha
dap Kementerian sebesar Rp500.000.000. PPh 22: 1.5%= 7,5jt

PPh Terutang Mas Bambang = (5% x Rp50.000.000) + (Rp50.000.000 x 1

Contoh perhitun
5%) = Rp10.000.000

Kredit Pajak:

PPh 25 = Rp7.000.000

gan PPH 28/29 PPh 23 = Rp9.500.000

PPh 22 = 1,5% x Rp500.000.000 = Rp7.500.000

Jumlah Kredit Pajak = Rp7.000.000 + Rp9.500.000 + Rp7.500.000 = Rp24.


000.000

PPh Terhutang – Kredit Pajak = Rp10.000.000 – Rp24.000.000 = (Rp14.00


0.000)

Pada perhitungan diatas diketahui Pajak Penghasilan Pasal 28 (PPh Pasal


28) yaitu adanya kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp Rp14.000.000.
Inilah yang dinamakan PPh Pasal 28.

34
Namun, jika akhir tahun adanya kekurangan pembayaran PPh m
aka disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh Pasal 29).

Misal kita buat pph 25 & 23 Rp. 0

PPh Terutang Mas Bambang = (5% x Rp50.000.000) + (Rp50.000.000 x 1

Contoh perhitun 5%) = Rp10.000.000

Kredit Pajak:

gan PPH 28/29 PPh 25 = Rp0

PPh 23 = Rp0

PPh 22 = 1,5% x Rp500.000.000 = Rp7.500.000

Jumlah Kredit Pajak = Rp0 + Rp0 + Rp7.500.000 = Rp7.500.000

PPh Terhutang – Kredit Pajak = Rp10.000.000 – Rp7.500.000 = Rp2.500.0


00

35
Kesimpulan

Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara angsu
ran.

PPh pasal 28A dan PPh pasal 29 merupakan perhitungan perpajakan yang dilaku
kan pada akhir tahun pajak dengan menghitung kembali seluruh PPh terutang da
n mengurangkan dengan kredit pajak yang telah dibayar sendiri/ditanggung pem
erintah maupun yang dipotong/dipungut oleh pihak lain. Apabila PPh terutang le
bih besar dari kredit pajak maka akan diperoleh PPh kurang bayar (pasal 29), seda
ngkan apabila jumlah PPh terutang lebih kecil dari kredit pajak maka akan diperol
eh PPh lebih bayar (pasal 28A)

36
Thank you

Anda mungkin juga menyukai