Anda di halaman 1dari 4

PPh pasal 25

A. Pengertian PPh pasal 25


PPh pasal 25 ini mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan yang
harus bayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan.
Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan:
1. Wajib pajak membayar sendiri (PPh Pasal 25)
2. Melalui pemotongan atau pemotongan oleh pihak ketiga (PPh Pasal 21, 22, 23,
dan 24)
B. Cara menghitung besarnya PPh Pasal 25
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang
menurut Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang
lalu dikurangi dengan :
1. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagiamana dimaksud dalam Pasal 21
dan Pasal 23 UU PPh, serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 UU PPh.
2. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 UU PPh ; lalu dibagi
12 atau banyaknya bulan dalam bagian Tahun Pajak.

Contoh 1 :

Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dinas yang terutang sesuai dengan SPT
Tahunan PPh 2018 Rp 30.000.000

Pada tahun 2018, telah dibayar dan dipotong atau dipungut:


1. PPh Pasal 21 Rp 8.000.000
2. PPh Pasal 22 Rp 2.000.000
3. PPh Pasal 23 Rp 2.000.000
4. PPh pasal 25 Rp12.000.000
Rp 24.000.000
Kurang bayar (pasal 29) tahun 2018 Rp 6.000.000
Besarnya angsuran PPh pasal 25 tahun 2019 adalah :
PPh yang terutang tahun 2018 Rp 30.000.000
Pengurangan :
1. PPh pasal 21 Rp 8.000.000
2. PPh pasal 22 Rp 2.000.000
3. PPh pasal 23 Rp 2.000.000
Rp 12.000.000
Dasar perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2019 Rp 18.000.000
Besarnya PPh pasal 25 per bulan :
Rp 18.000.000 / 12 = Rp 1.500.000
Jadi , tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2019
mulai masa Maret sebesar Rp 1.500.000
C. Tarif PPh pasal 25
Terdapat 2 jenis pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25)
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP), yaitu:
- Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP – OPPT)
Yang melakukan usaha penjualan barang, baik grosir maupun eceran, serta jasa –
dengan satu atau lebih tempat usaha.
PPh 25 bagi OPPT = 0.75% x omzet bulanan tiap masing-masing tempat usaha.
- Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP – OPSPT)
yaitu pekerja bebas atau karyawan, yang tidak memiliki usaha sendiri.
PPh 25 bagi OPSPT = Penghasilan Kena Pajak (PKP) x Tarif PPh 17 ayat (1)
huruf a UU PPh (12 bulan).
Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh adalah:
Sampai Rp 50.000.000 = 5%
Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 = 15%
Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 = 25%
Di atas Rp 500.000.000 = 30%
Pembayaran angsuran PPh 25 untuk wajib pajak badan yaitu = Penghasilan Kena
Pajak (PKP) x 25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh).
D. Hal-Hal Tertentu Untuk Perhitungan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25
1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian.
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur.
3. SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang
ditentukan.
4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT tahunan
PPh.
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT PPh yang mengakibatkan angsuran
bulanan lebih besar/kecil dari angsuran bulanan sebelum pembetulan
6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak
Contoh
Penghasilaan PT Dira pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 250.000.000,00 Sisa
kerugian tahun sebelumnya yang belum dikompensasikan adalah sebesar Rp
50.000.000,00. Pada tahun 2018 PPh yang dipotong dan dipungut pihak lain
adalah sebesar Rp 8.000.000,00 dan tidak ada pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri.
Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2019:
Penghasilan yang dipkai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah
sebsar Rp 250.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 = Rp 200.000.000,00
PPh Terutang
25% x Rp 200.000.000,00 = Rp 50.000.000,00
PPh dipotong atau dipungut = Rp 8.000.000,00
Rp 42.000.000,00
Besarnya angsuran pajak bulanan PT Dira tahun 2019
1/12 x Rp 42.000 .000 , 00=Rp 3.500 .000 ,00
E. Angsuran PPh Pasal 25 Bagi WP Baru, Bank, BUMN, BUMD, WP Masuk Bursa,
WP Lainnya, dan WP Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
1. PPh Pasal 25 WP Bank
Dasar untuk perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak bank adalah
laporan keuangan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan yang terdiri
dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sejak awal Tahun Pajak sampai
dengan Masa pajak yang dilaporkan.
2. Wajib Pajak Lainnya dan Wajib Pajak Masuk Bursa Selain Wajib Pajak Bank
Dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak lainnya dan Wajib
Pajak masuk bursa selain bank adalah laporan keuangan yang disampaikan setiap
3 (tiga) bulan kepada bursa dan/atau Otoritas Jasa Keuangan yang terdiri dari
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sejak awal Tahun Pajak sampai
dengan periode yang dilaporkan.
3. WP BUMN dan BUMD
Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak BUMN dan BUMD (selain WP bank,
WP masuk bursa, dan/atau WP lainnya). Dengan nama dan dalam bentuk apa pun
dihitung berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) Tahun
Pajak yang bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham
dikurangi dengan pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23
serta Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri Tahun Pajak yang lalu,
dibagi 12 (dua belas).
4. WP Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP OP Pengusaha Tertentu, ditetapkan
sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing
tempat usaha yang berbeda dengan tempat tinggal Wajib Pajak.
5. WP Baru
a. Wajib pajak baru adalah Wajib Pajak orang pribadi dan badan yang baru
terdaftar pada suatu Tahun Pajak, termasuk Wajib Pajak dalam rangka
penggabungan, peleburan, pemekaran, pengambilalihan usaha dan/atau
perubahan bentuk badan usaha. Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak
Baru pada Tahun Pajak berjalan ditetapkan nihil
b. Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak Baru dalam rangka penggabungan,
peleburan, dan/atau pengambilalihan usaha pada sisa Tahun Pajak berjalan
ditetapkan sebesar penjumlahan Angsuran PPh Pasal 25 dari seluruh Wajib
Pajak yang terkait sebelum penggabungan, peleburan, dan/atau pengambilan
usaha.
6. Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak dalam rangka pemekaran usaha.
Jumlah angsuran PPh Pasal 25 untuk seluruh Wajib Pajak hasil pemekaran usaha
ditetapkan sebesar Angsuran PPh Pasal 25 sebelum pemekaran usaha. Angsuran
PPh Pasal 25 untuk masing-masing Wajib Pajak hasil pemekaran usaha dihitung
berdasarkkan persentase nilai harta yang dialihkan.
7. Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak Baru yang merupakan hasil perubahan
bentuk badan usaha pada Tahun Pajak berjalan ditetapkan sebesar Angsuran PPh
Pasal 25 bulan terakhir sebelum terjadinya perubahan bentuk usaha.
F. Sanksi-sanksi Keterlambatan Pembayaran PPh Pasal 25
Wajib Pajak terlambat membayar, maka WP akan dikenai bunga sebesar 2% per
bulan dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai