PASAL 25
Seperti yang diketahui, Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan Usaha diharuskan
untuk membayar pajak yang terutang dan harus dilunasi dalam jangka waktu
satu tahun. Namun dalam praktiknya, mungkin terdapat kesulitan bagi Wajib
Pajak dalam melunasi pembayarannya sehingga pembayaran pajak secara
angsuran akan lebih memudahkan. Pembayaran pajak penghasilan secara
angsuran ini adalah pengertian dari PPh Pasal 25 yang memang tujuannya ingin
meringankan beban Wajib Pajak sehingga tetap dapat memenuhi kewajibannya.
Adapun ketentuannya dalam PPh Pasal 25 adalah Wajib Pajak yang memiliki
kegiatan usaha akan membayar angsuran Pajak Penghasilan setiap bulannya.
Batas waktu pembayaran PPh Pasal 25 adalah paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya dari masa pajak yang akan dibayarkan. Apabila ada keterlambatan
dalam penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 25, terdapat sanksi yang berlaku
yaitu dikenakan bunga sebesar 2% per bulan dari tanggal jatuh tempo hingga
tanggal pembayaran.
PPh pasal 25 UU No. 36 Tahun 2008 membahas
tentang besarnya angsuran pajak yang dibayar
sendiri oleh wajib pajak pada tahun berjalan.
Besarnya angsuran PPh ps 25 pada tahun berjalan
sama dengan PPh yang terutang menurut SPT
Tahunan PPh tahun pajak yang lalu dikurangi
dengan PPh yang telah dipotong/dipungut pihak
lain (PPh ps 21, PPh ps 22, dan PPh ps 23) dan PPh
yang terutang/dibayar di luar negeri yang boleh
dikreditkan (PPh ps 24) kemudian dibagi 12 atau
banyaknya bulan pada bagian tahun pajak.
Kategori Pajak Penghasilan Pasal 25
tahun = 15%
Penghasilan Rp250.000.000–Rp500.000.000 per
tahun = 25%
Penghasilan di atas Rp500.000.000 per tahun
= 30%
Wajib Pajak Badan
PPh Pasal 24 yaitu pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
Apabila WP Bank atau sewa guna usaha dengan hak opsi adalah
WP baru, maka besarnya PPh ps 25 untuk triwulan pertama
adalah jumlah Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan
perkiraan perhitungan laba rugi triwulan pertama yang
disetahunkan, dibagi 12.
9. Wajib Pajak BUMN atau BUMD