Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizqi Basyair RB.

Nim :190810201211
Matkul/Kelas :Perpajakan /D

Ringkasan PPh Pasal 25


Pengertian PPh pasal 25
PPh Pasal 25 adalah jenis pajak penghasilan yang dibayar secara berangsur.Tujuan adanya jenis
pajak ini adalah untuk meringankan beban wajib pajak. Hal ini mengingat kredit pajak atau pajak
yang terutang harus dilunasi selama kurun waktu satu tahun pajak. Dalam pembayaran pajaknya
harus dilakukan sendiri dan tidak boleh untuk diwakilkan. Konsultan pajak akan membantu
untuk memahami ketentuan pajak dengan layanan konsultasi pajak.
Perhitungan PPh pasal 25
Besaran angsuran dalam PPh Pasal 25 dihitung sebesar pajak yang terutang. Angsuran dalam
tahun berjalan yaitu tahun pajak berikutnya setelah tahun yang dilaporkan di SPT tahunan akan
dikurangi dengan pajak lainnya. Angsuran untuk besaran PPh pasal 25 dalam tahun berjalan
dengan pajak terutang dikurangi dengan:
 Pajak penghasilan (PPh) yang dipotong sesuai dengan Pasal 21. Dimana ada tambahan
20% bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP. Kemudian Pasal 23 dengan besar trif
15% berdasarkan dividen, bunga, hadiah dan royalti. Serta besar tarif 2% berdasarkan
pada sewa dan penghasilan lainnya serta imbalan jasa.
 Pajak penghasilan (PPh) yang dibayar atau terutang di luar negeri. Yang mana pajak
tersebut boleh untuk dikreditkan sesuai dengan pasal 24. Selanjutnya dilakukan
pembagian menjadi 12 atau total bulan di dalam pajak masa setahun.

Tarif pajak PPh pasal 25


Ada dua jenis pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk wajib pajak orang pribadi
yaitu:
 Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu, yaitu yang melakukan usaha
penjualan barang, baik grosir maupun eceran, serta jasa dengan satu atau lebih tempat
usaha. PPh 25 bagi OPPT = 0.75% x omzet bulanan tiap masing-masing tempat usaha.
 Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu ,yaitu pekerja bebas atau
karyawan, yang tidak memiliki usaha sendiri. PPh 25 bagi OPSPT = Penghasilan Kena
Pajak (PKP) x Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh (12 bulan).
Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh adalah:
 Sampai Rp 50.000.000 = 5%
 Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 = 15%
 Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 = 25%
 Di atas Rp 500.000.000 = 30%
Pembayaran angsuran PPh 25 untuk wajib pajak badan yaitu = Penghasilan Kena Pajak (PKP) x
25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh).
PPh Pasal 25 atas Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (OPPT)
1. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Pedagang Pengecer yang mempunyai 1 atau lebih
tempat usaha.
2. Pedagang Pengecer adalah Orang Pribadi yang melakukan:
3. penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau
4. penyerahan jasa,  melalui suatu tempat usaha.
5. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak bagi setiap tempat usaha di Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha tersebut dan di Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak.
Penghitungan PPh Pasal 25 atas WP Bank dan WP Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
1. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi
adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi
PPh Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu,
dibagi 12.
2. Apabila WP Bank atau sewa guna usaha dengan hak opsi adalah WP baru, maka
besarnya PPh Pasal 25 untuk triwulan pertama adalah jumlah Pajak Penghasilan yang
terutang berdasarkan perkiraan perhitungan laba rugi triwulan pertama yang
disetahunkan, dibagi 12.
PPh Pasal 25 bagi Perusahaan BUMN dan BUMD 
1. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak badan usaha milik
Negara dan badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, kecuali
Wajib Pajak bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, adalah sebesar Pajak
Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiscal
menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun pajak yang
bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dikurangi
dengan pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 serta
Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri tahun pajak yang
lalu, dibagi 12.
2. Dalam hal Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) belum disahkan, maka
besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan sebelum bulan
pengesahan adalah sama dengan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir
tahun pajak sebelumnya.
 
Contoh Perhitungan PPh pasal 25
1. PT. Merah bergerak di bidang makanan ringan dimana penjualannya dijal ke
banyak supermarket atau toko besar. Dan juga, Perusahaan ini juga melakukan
ekspor di luar negeri seperti malaysia dan china. Misalnya pada data pajak,
angsuran PPh 25 yang sudah dibayarkan adalah Rp.160.000.000 dan jumlah
penghasilan PT. Merah dalam setahun lebih dari Rp.50.000.000.000 maka
penghitungannya menggunakan tarif 25%.  Adapun laba-rugi sebelum pajaknya
adalah Rp600.000.000
Tarif = Rp.600.000.000x 25% = Rp.190.000.000
PPh Pasal 29 = 190.000.000 – Rp160.000.000 (angsuran PPh 25) = Rp.30.000.000
Angsuran PPh Pasal 25 = Rp.190.000.000/12 bulan = Rp.15.350.000
Jadi pajak yang harus dibayar sesuai dengan PPh pasal 25 adalah sebesar
Rp.15.350.000
2. Tuan  Roky (TK/0) terdaftar sebagai Wajib Pajak pada KPP A tanggal 1 Februari
2015. Penghasilan neto fiskal setahun pada tahun 2018 adalah Rp.100.000.000,00.
Besarnya PPh pasal 25 setiap bulan untuk tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Penghasilan Neto setahun = Rp.100.000.000
PTKP (TK/0) = Rp.   54.000.000 -
PKP = Rp46.000.000
PPh Terutang= 5% x Rp.46.000.000 = Rp2.300.000
besarnya angsuran PPh Pasal 25 April 2019 adalah
= Rp2.300.000 / 12 = Rp191.666,67
3. PT. Mahmud tercatat dalam daftar sebagai wajib pajak dalam negeri pada KPP C
tanggal 1 Februari 2015. Peredaran bruto setahun lebih dari Rp.50.000.000.000.
Penghasilan neto dapat dihitung berdasarkan pembukuan sebesar Rp120.000.000
setahun. Besarnya PPh pasal 25 bulan Februari 2019 sebagai berikut:
Penghasilan Neto tahun 2019         = Rp120.000.000,00
PPh Terutang 25% x Rp120.000.000   = Rp30.000.000,00
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan tahun 2019
= Rp.30.000.000/12 = Rp. 2.500.000

Anda mungkin juga menyukai