PP46/2013
Kelompok 5
Dalam ketentuannya, besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun pajak berikutnya setelah
tahun pelaporan di SPT Tahunan dihitung sebesar PPh Pasal 25 yang terutang pajak tahun lalu
yang dikurangi pajak penghasilan berikut ini :
PPh Pasal 21 (sesuai tarif Pasal 17 Ayat (1) bagi pemilik NPWP dan tambahan sebesar 20%
bagi yang tidak memiliki NPWP)
Your Text Here
PPh Pasal 23 (15% berdasarkan dividen, bunga, royalti, dan hadiah – 2% berdasarkan sewa
Your Text Here
dan penghasilan lain serta imbalan jasa)
PPh Pasal 22 (pungutan sebesar 100% bagi yang tidak memiliki NPWP) Your Text Here
PPh Pasal 24 yaitu pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri dan boleh
Your Text Here
dikreditkan.
Contoh 1
PT Langit Merah bergerak di bidang produksi makanan dimana penjualannya dimasukkan ke
banyak supermarket atau toko besar. Tidak hanya itu, Perusahaan ini juga melakukan ekspor
di luar negeri seperti Thailand dan Korea. Misalnya pada data pajak, angsuran PPh 25 yang
sudah dibayarkan adalah Rp168.982.456 dan jumlah penghasilan PT Langit Merah dalam
setahun lebih dari Rp50.000.000.000 maka penghitungannya menggunakan tarif 25%.
Adapun laba-rugi sebelum pajaknya adalah Rp937.688.000.
Jawab :
Tarif = Rp937.688.000 x 25% = Rp234.422.000
PPh Pasal 29 = Rp234.422.000 – Rp168.982.456 (angsuran PPh 25) = Rp65.439.544
Angsuran PPh Pasal 25 = Rp234.422.000 ÷ 12 bulan = Rp19.535.166,67 (dibulatkan menjadi
Rp19.535.000)
Contoh 2
Kredit pajak:
PPh Pasal 21 10.000.000
PPh Pasal 22 5.000.000
PPh Pasal 23 3.000.000
PPh Pasal 24 3.500.000
Jumlah kredit pajak (21.500.000)
Dasar Perhitungan PPh
28.500.000
Pasal 25 tahun 2015
Besarnya PPh Pasal 25 per bulan = Rp28.500.000/12 = Rp2.375.000. Jadi, Tuan Purnama harus
membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2015 mulai masa Maret
sebesar Rp2.375.000.
Contoh 3
Perhitungan Angsuran Pajak untuk Bulan Sebelum Batas Waktu
Penyampaian SPT Tahunan PPh
Tuan Purnama menyampaikan SPT Tahunan PPh 2014 pada bulan Maret 2015. Angsuran
PPh Pasal 25 pada bulan Desember 2014 adalah Rp2.000.000, maka besarnya angsuran PPh
Pasal 25 untuk bulan Januari dan Februari 2015 masing-masing adalah Rp2.000.000.
Berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2013 yang disampaikan oleh Tuan Purnama
pada Maret 2014, perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar adalah Rp1.500.000.
Pada bulan Juli 2014 diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) tahun pajak 2013 yang menghasilkan besarnya
angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp2.000.000. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, maka besarnya angsuran
pajak yang harus dibayar Tuan Purnama mulai Agustus 2014 adalah Rp2.000.000.
Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan SKP bisa sama, lebih besar, atau lebih kecil dari nilai angsuran
pajak sebelumnya berdasarkan SPT Tahunan.
Contoh 4
Perhitungan Angsuran Pajak Apabila Terdapat Kompensasi Kerugian
Penghasilan PT Sinar Rembulan tahun 2014 adalah Rp250.000.000. Perusahaan memiliki sisa kerugian tahun 2013
yang masih dapat dikompensasikan yaitu sebesar Rp350.0000.000, sedangkan sisa kerugian yang belum
dikompensasikan pada tahun 2013 sebesar Rp100.000.000.
Pada tahun 2014 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu sebesar Rp9.000.000, dan tidak ada pajak yang
terutang atau dibayar di luar negeri. Berapa angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar oleh PT Sinar Rembulan?
Jawab :
Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah
sebesar Rp250.000.000 – Rp100.000.000 = Rp150.000.000.
PPh terutang:
Pada tahun 2014 Tuan Mahendra memperoleh penghasilan teratur sebesar Rp72.000.000. Sedangkan, Tuan Mahendra
memiliki penghasilan tidak teratur pada tahun 2014 sebesar Rp28.000.000. Atas penghasilan tersebut, maka
penghasilan yang dapat dijadikan dasar untuk perhitungan PPh Pasal 25 untuk tahun 2015 hanya yang berasal dari
penghasilan teratur saja yaitu sebesar Rp72.000.000.
Contoh 6 Wajib Pajak Membetulkan Sendiri SPT Tahunan Pajak yang Mengakibatkan
Angsuran Pajak Menjadi Lebih Besar dari Angsuran Pajak Sebelum Pembetulan
SPT Tahunan PPh tahun pajak 2011 PT Bahari disampaikan pada tanggal 24 Maret 2012,
dengan data sebagai berikut:
PT Bahari melakukan pembetulan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2011 pada tanggal 16 Agustus 2012, dengan data baru
sebagai berikut:
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak 2012 dihitung sebagai berikut:
a. Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Januari sampai Februari 2012 sama besar dengan
jumlah angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Desember 2011 masing-masing sebesar Rp
6.000.000.
b. Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai Juli 2012 dihitung berdasarkan SPT
Tahunan PPh tahun pajak 2011 sebelum pembetulan sebagai berikut:
Pajak Penghasilan terutang tahun 2011 125.000.000
PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember 2012 sebesar Rp 82.500.000/12 =
Rp 6.875.000.
Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember 2012 dihitung kembali berdasarkan SPT
Tahunan PPh 2011 setelah adanya pembetulan, yaitu sebagai berikut:
Rp 107.500.000/12 = Rp 8.958.300.
PPh Pasal 25 masa Maret sampai dengan Juli 2012 yang telah disetor masing-masing
sebesar Rp 6.875.000, namun yang seharusnya dibayarkan adalah sebesar Rp 8.958.300,
sehingga menyebabkan kekurangan masing-masing sebesar Rp 2.083.300 yang masih
harus disetor kembali dan dikenakan hutang bunga sebesar:
a. Untuk masa Maret 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 April 2012
sampai dengan tanggal penyetoran.
b. Untuk masa April 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Mei 2012
sampai dengan tanggal penyetoran.
c. Untuk masa Mei 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Juni 2012 sampai
dengan tanggal penyetoran.
d. Untuk masa Juni 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Juli 2012 sampai
dengan tanggal penyetoran.
e. Untuk masa Juli 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Agustus 2012
sampai dengan tanggal penyetoran.
toh 7
b Pajak Badan Baru Menyelenggarakan Pembukuan
PT Sarana Indah terdaftar sebagai wajib pajak sejak 1 Februari 2015. Peredaran bruto menurut pembukuan dalam
Februari 2015 adalah sebesar Rp200.00.000 dan dikurangi dengan biaya yang diperkenankan, sehingga menghasilkan
penghasilan neto sebesar Rp60.000.000. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Februari 2015 yaitu sebagai berikut:
Menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) Tahun 2015 yang sudah disahkan, PT Jogja Bangkit
(sebuah BUMD yang dimiliki oleh pemerintah Kota Yogyakarta) diperkirakan mempunyai penghasilan neto sebesar
Rp1.000.000.000. Kredit Pajak yang berasal dari PPh Pasal 22, 23, dan 24 adalah sebesar Rp70.000.000. Hitunglah
angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2015?
Jawab:
Kredit pajak merupakan perhitungan Pajak Penghasilan yang telah dibayar atau
dipungut pada awal periode. Pembayaran pajak dalam satu Tahun Pajak berjalan
dapat dikreditkan yaitu dengan melunasi angsuran pembayaran. Angsuran
tersebut diperhitungkan dengan mengkreditkan Pajak Penghasilan yang terutang
dalam Tahun Pajak terkait. Ketentuan ini tidak berlaku untuk penghasilan yang
dikenai pajak bersifat Final.
Termuat dalam UU Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Perpajakan sebagaimana diubah dengan peraturan terbaru yaitu UU Nomor 28
Tahun 2007 atau dikenal dengan UU KUP.
Dasar Hukum Kredit Pajak
3. Keputusan Menkeu No
164/KMK.03/2002 yang menjadi dasar
tentang kredit pajak di luar negeri
Jenis – Jenis Pasal 28 UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan yang telah mengalami beberapa kali perubahan,
Kredit Pajak hingga yang terakhir adalah UU Nomor 36 Tahun 2008 atau
dikenal dengan UU PPh, yaitu sebagai berikut:
1. Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan sesuai
ketentuan yang termuat dalam Pasal 21.
2. Pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sesuai
ketentuan yang termuat dalam Pasal 22.
3. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga, dividen,
royalti, sewa, dan imbalan lain sesuai ketentuan yang termuat
dalam Pasal 23.
4. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sesuai
ketentuan yang termuat dalam Pasal 24.
5. Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk
tahun pajak terkait sesuai dengan ketentuan yang termuat
dalam Pasal 25.
ondisi Tidak Boleh Dikreditkan
1. Pemotongan pajak yang dilakukan dari gaji atau pengasilan pekerjaan jasa dan
kegiatan lain seperti yang sudah diatur dalam pasal 21 UU PPh.
2. Pungutan pajak yang dilakukan berdasarkan usaha dari wajib pajak seperti yang
sudah diatur dalam pasal 22 UU PPh.
3. Pemotongan pajak yang dilakukan berdasarkan penghasilan dari harta milik sendiri
berupa uang sewa, bunga, dividen dan lainnya seperti diatur dalam pasal 23 UU
PPh.
4. Pajak terhutang atau terbayar selama bekerja di luar negeri seperti diatur dalam
pasal 24 UU PPh.
Kredit Pajak Saat membayar pajak, akan ada bukti secara fisik
maupun digital.
Pejabat Berwenang Untuk Memeriksa
Kredit Pajak
Pejabat tersebut adalah direktur jendral pajak dan pejabat lain yang
diberikan kekuasaan untuk memeriksa laporan keuangan, buku dan juga
catatan lainnya yang berkaitan dengan penentuan besarnya pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak
Pengertian PP 46/2013
Tuan Firdaus memiliki usaha kecil sebagai pedagang baju dengan omzet sebulan
Rp15.000.000. Dia memenuhi syarat untuk menggunakan PP 23 Tahun 2018. Jadi
perhitungan pajaknya:
Untuk omzet Juli 2019 yang disetorkan Agustus = 0,5% x Rp15.000.000= Rp75.000.
Tuan Firdaus mengantongi omzet sebesar Rp700.000.000 per tahun. Kemudian
ternyata istrinya memiliki usaha salon dengan omzet Rp 500.000.000 per tahun.
Keduanya belum memiliki anak. Maka perhitungan PPh Finalnya :
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Digabung: