Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan
manajer yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan
dalam berorganisasi. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Posisi
manajer menjadi sangat krusial bila Direktur atau Deputy dan diharapkan mempunyai
peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam organisasi. Bak panglima
perang di era global yang sarat kompetisi, seorang manajer mengemban tugas menjamin
ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta pengaturan organisasi
yang baik serta yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus
meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-tengah lingkungannya. Keberhasilan
menjalankan tugas ini mensyaratkan manajer mempunyai kemampuan multidisiplin, antara
lain: teknologi, bisnis, dan manajemen, serta kepemimpinan.

Berbagai kemampuan tersebut memang harus dimiliki oleh seorang manajer. Apalagi,
tantangan sebagai manajer tidaklah ringan. Pertama, implemetansi organisasi memerlukan
proses transformasi baik proses perkembangan suatu organisasi. Di sini informasi adalah
hasil pengolahan data yang relevansinya sangat tergantung kepada waktu. Kedua, kesiapan
SDM untuk dapat memanfaatkan peluang yang memerlukan pengembangan kompetensi baru
dan disiplin. Ketiga, pengelolaan perubahan (change management) baik yang sifatnya
sistemik maupun ad hoc. Selain itu manajer harus mencari solusi menyusul dampak dari
perubahan.

Empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan


organisasi, yakni : (1) Kecerdasan, artinya pemimpin harus memiliki kecerdasan lebih dari
pengikutnya, tetapi tidak terlalu banyak melebihi kecerdasan pengikutnya. (2) Kedewasaan
dan keluasan hubungan sosial, artinya seorang pemimpin harus memiliki emosi yang stabil
dan mempunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai orang lain. (3) Motivasi diri dan
dorongan berprestasi, sehingga pemimpin akan selalu energik dan menjadi teladan dalam
memimpin pengikutnya. (4) Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, dalam arti bahwa pemimpin
harus menghargai dan memperhatikan keadaan pengikutnya, sehingga dapat menjaga
kesatuan dan keutuhan pengikutnya. Selain itu seorang manajer harus mampu mengelola
konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dan dapat mencari win-win solution sehingga
kerjasama tim bisa berjalan dengan baik,

BAB II
ISI

A. Organisasi dan Kebutuhan Akan Manajemen

Organization (organisasi): Dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran (James A.F. Stoner).

Goal (sasaran): Tujuan yang diusahakan untuk dicapai oleh suatu organisasi; organisasi
sering kali mempunyai lebih dari satu sasaran; sasaran merupakan elemen dasar dari suatu
organisasi. (James A.F. Stoner, R. Edward Freeman, dan Daniel R. Gilbert JR.,1996:6-7).

Untuk mengelola organisasi dipakailah alat yang disebut Management (manajemen): Proses
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi
dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang
sudah ditetapkan.

Manager (manajer): Orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang
bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. (James A.F. Stoner, R. Edward
Freeman, dan Daniel R. Gilbert JR.,1996:7)

Management (manajemen): Seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Oleh
Mary Parker Follet (Hani Handoko, 1997:8)

B. Proses Manajemen
1. Planning atau Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-
langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui perencanaan, seorang manajer
mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara untuk
mencapainya. Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya mesti membuat
strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas
suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah awalan
dalam melakukan sesuatu.

Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti apa
tujuan dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat
tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan
indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
2. Organizing atau Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta
pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk
menerapkan rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana menjadi
tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi mereka
dengan teknologi dan sumber daya yang lain.
3. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya
bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan.
Dengan kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-usaha yang
mendukung tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya melakukan yang
terbaik untuk kepentingan organisasi. Proses implementasi program supaya bisa dijalankan
kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semua pihak
dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan produktivitas
yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan implementasi yaitu menginplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja
supaya mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan
tugas dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah
ditetapkan.
4. Controling atau Pengawasan/Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan.
Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan
oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta
menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun
serta perubahan. (Schermerhorn, 1996)

C. Berbagai Tipe Manajemen


Tipe-Tipe Manajemen
Tipe-tipe manajemen menurut Harbison dan Myers:
1. Patrimonial Management
Terdapat apabila suatu perusahaan dimiliki oleh sebuah keluarga dan kedudukan-
kedudukan yang penting dalam hirarki perusahaan dikuasai oleh anggota-anggota keluarga
tersebut

Perusahaan Patrimonial Management atau perusahaan yang umumnya dimiliki oleh


anggota keluarga. Tujuan perusahaan adalah untuk kepentingan dan aspirasi keluarga. Proses
pemillihan pimpinan perusahaan berdasarkan hubungan kekerabatan, dalam artian posisi
penting dalam organisasi atau perusahaan ini diberikan oleh pimpinan kepada seseorang
berdasarkan hubungan kekeluargaan atas sistem famili (keluarga).

Akan tetapi tipe manajemen ini sangat tidak cocok apabila digunakan pada sistem
pemerintahan. Karena apabila digunakan akan terjadi ketidakadilan. Contohnya, diera pemilu
langsung (mulai pusat hingga daerah), yang terpilih sebagai pimpinan
(gubernur/bupati/walikota)saat menentukan jabatan-jabatan penting di pemerintahannya lebih
berdasar kepada suka tidak suka atau hubungan kekerabatan serta keturunan keluarga,
ketimbangkan profesionalitas bersangkutan. Sementara calon-calon lain yang memiliki
kriteria sebagai pemimpin yang baik pun tersisihkan. Mungkin karena itu makanya
perusahaan-perusahaan swasta Lebih cepat berkembang dari pada instansi pemerintahan.

Ada beberapa contoh Patrimonial Management. Diantaranya kepemilikan toko atau


warung. Misalnya toko bangunan, karena banyak toko bangunan yang dikelola oleh suatu
keluarga, misalnya ayah yang membangun dan memimpin tokonya kemudian posisi penting
lainya dikembangkan oleh anak dan kerabat keluarga yang lain. Karena proses pemilihan
dalam Patrimonial Management berdasarkan hubungan kekerabatan, dalam artian posisi
penting dalam organisasi atau perusahaan ini diberikan oleh pimpinan kepada seseorang
berdasarkan hubungan kekeluargaan

2. Political Management
Suatu bentuk manajemen dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok dalam
organisasi dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik berdasarkan
atas loyalitas pada suatu partai politik tertentu. Contoh perusahaan yang menerapkannya :

 Perusahaan Pertamina Indonesia

Sejak Perang Dunia I, minyak sebagai sumber energi, dan telah menjadi semakin
bertambah penting untuk industri dan perang. Minyak mentah sebagai salah satu sumber
energi dan menjadi barang yang dapat mempengaruhi kebijakan domestik dan luar negeri
suatu negara. Berbagai kejadian-kejadian dunia seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, serta
perang-perang yang terjadi di panggung internasional sangat membutuhkan minyak mentah
(crude oil) sebagai sumber energi yang menggerakkan persenjataan militer negara-negara di
dunia pada saat itu. Embargo negara-negara Arab kepada Amerika Serikat dan Eropa pada
tahun 1970-an semakin membuktikan Sumber Daya Alam ini merupakan komoditas utama
yang dapat menggerakkan politik luar negeri, keamanan, dan interaksi antar negara.

Krisis energi yang berlangsung di era 1970an lalu telah menggetarkan sendi-sendi
kehidupan ekonomi dan politik dunia. Potensi minyak yang dimiliki Indonesia untuk saat ini
memang belum signifikan, kilang-kilang perusahaan minyak yang ada saat ini di Indonesia
seperti kilang minyak Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Kilang Minyak Wonokromo,
Cepu, serta kilang-kilang minyak yang rencana akan di bangun seperti Kilang minyak
Tuban, kilang minyak Balongan, Dumai dan Cilacap. PT. Pertamina sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) ini semakin mengintensifkan kerjasama dengan Saudi Aramco sebuah
Oil National Company dari Arab Saudi untuk membangun kilang minyak di Cilegon, Banten
dengan rencana kapasitas 300.000 barel per hari (bph).

Jumlah ketersediaan energi bahan bakar Indonesia memang mengkhawatirkan,


terutama ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini terkait ketersediaan
cadangan sumber daya minyak Indonesia sejak tahun 1995 sudah semakin menipis.

Politik minyak ditujukan bagi para pihak yang terkait dalam permainan minyak
dimana keuntungan atas dasar minyak menjadi penggerak dasar dalam perpolitikan baik
dalam institusi negara maupun para perusahaan minyak raksasa dunia yang terkadang
merugikan pihak yang tidak bersalah. Suatu negara jika mengimpor minyak dari suatu negara
yang lain di pengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor politik, menurut Noreng, faktor
ekonomi dan faktor politik itu yakni :

Faktor ekonomi yang mempengaruhi kebijaksanaan impor minyak suatu negara


adalah : pertumbuhan ekonomi, produksi ekonomi dalam negeri, serta koefisien energi (yaitu
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi).
Dalam konteks analisa ekonomi, besarnya kuota impor minyak adalah merupakan
kekurangan kebutuhan energi yang tidak bisa diproduksi didalam negeri, atau tegasnya
jumlah kebutuhan dikurangi out-put nasional.

Sedangkan peranan faktor politik yang mempengaruhi kebijaksanaan impor minyak


satu negara konsumen adalah : tujuan-tujuan ekonomi nasional dan kebijaksanaan energi dan
pengaruh kekuatan sektor dunia usaha serta kelompok kepentingan dalam masyarakat atas
keputusan politik pemerintah. Tegasnya, impor minyak dapat dikatakan sebagai satu
keharusan atas ketidakmampuan negara memenuhi kebutuhan energinya secara utuh, yang
merupakan salah satu elemen penting dari keseimbangan ekonomi nasional dan kebutuhan
energi, dengan cara mana oposan domestik dapat diatasi.

Kedua faktor di atas mempunyai kaitan dan saling ketergantungan dalam analisa
impor minyak yang diberlakukan. Yang pertama yakni meletakkan perhatian penting pada
proses ekonomi sedang yang terakhir memilikinya dari segi keputusan politik. Patut
digarisbawahi sebagai sebuah fakta bahwa impor minyak menampilkan satu bagian penting
dari kebutuhan Venezuela juga pendapatan ekspor Arab Saudi sebagian besar diperoleh dari
hasil perdagangan minyak yakni sekitar 90 persen.

Tahun 2007 Arab Saudi produksinya meningkat mencapai 11,8 juta barel per hari.
Sedangkan tahun 2010 menurut data OPEC cadangan minyak Arab Saudi mencapai
mencapai 265 miliar barel. Minyak menjadi kekuatan bagi Arab Saudi negara yang dijuluki
petrodollar ini adalah kekuatan nasional bagi, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Morgenthau : “negara-negara yang banyak sekali memiliki endapan minyak memperoleh
kekuatan dalam urusan internasional”.
Indonesia dan Arab Saudi sudah menjalin kerjasama dan hubungan diplomatik selama 60
tahun lamanya sejak 1 Mei 1950 yang lalu. Kerjasama yang terjalin erat, kuat dan
bersahabat dalam bidang agama, budaya, dan politik selama bertahun-tahun.

Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki saling pengertian dan pendekatan yang sama
pada seluruh jajaran isu bilateral dan internasional, keduanya selalu ingin meningkatkan dan
memperkuat hubungan di bidang ekonomi, agama, perdagangan dan investasi, energi, dan
sektor ketenagakerjaan. Segala bentuk kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Arab
Saudi perlu menjadi perhatian khusus bagi Indonesia karena hubungan yang terjalin sudah
begitu lama dan membawa banyak keuntungan bagi Indonesia.

Didalamnya terdapat politik penentuan harga dan kendali pengadaannya (baca :


minyak) sering kali menjadi sumber ketegangan internasional yang begitu eksplosif.
Singkatnya, minyak mempunyai satu hubungan fungsional dengan berbagai issue penting
dalam tertib kehidupan manusia. Sejak hampir semua negara di dunia menjadi pengimpor
minyak sekaligus menggantungkan sebagian besar konsumsi dan kebutuhan energi mereka
pada minyak impor, tak dapat dihindarkan bahwa harga dan proses pengendaliannya telah
mempengaruhi kemandirian ekonomi dan kebijaksanaan politik luar negeri semua negara
tersebut.

3. Profesional Management
Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang telah
memberikan bukti akan kecakapannya, kapasitas, kesanggupan, keahlian atau dengan
perkataan lain atas dasar jasa dan hasil yang mereka berikan kepada perusahaan. Contoh
perusahaan yang menerapkannya :

 Perusahaan Bohlam Philips

Anton Philips adalah salah satu pemilik perusahaan lampu yang dulunya bernama
Koninklijke Philips Electronics NV—saat ini bernama Royal Philips Electronics Ltd atau
lebih dikenal dengan nama Philip.

Sejarah perusahaan ini bermula ketika dua bersaudara, Anton dan Gerald Philips,
tertarik pada penemuan bola lampu oleh Thomas Alfa Edison. Dengan suntikan modal dari
sang ayah, tahun 1891, keduanya membangun perusahaan di sebuah pabrik tua di Eindhoven.
Berkat kegigihan mereka, perusahaan ini tak butuh waktu lama untuk maju. Hanya sembilan
tahun kemudian Philips telah menjadi pemasok bohlam terbesar ketiga di Eropa.

Tahun 1912, Philip & Co mulai go public dengan melepas 45% sahamnya. Setelah
itu, mereka melakukan perbaikan dalam manajemen. Terjadi pemisahan antara kepemilikan
dan eksekutif manajemen. Tahun 1920, sebanyak 20% saham mereka terjual pada GE, namun
keluarga Philips tetap menjadi pemegang saham mayoritas.
Revolusi manajemen di perusahaan ini sebenarnya terjadi dalam dua fase. Fase
pertama tahun 1899-1909, ketika itu terjadi pertumbuhan eksekutif kerah putih dalam
manajemen Philips. Dalam periode itu, Anton merekrut tenaga marketing, product
development, dan lainnya. Setelah 1910, mereka merekrut scientist, lawyer, commercial men,
dan human resources specialist.

Lalu, fase kedua adalah tahun 1922, saat itu Gerald pensiun dan digantikan oleh
Anton. Ia kemudian mengangkat tiga orang manajer atau sub direktur. Mereka memimpin
divisi produksi, teknologi produksi, dan komersial. Proses evolusi ini cukup membantu ketika
terjadi krisis ekonomi dunia. Karena manajemen menjadi lebih terarah dan ketika melakukan
pemangkasan tidak mengganggu proses produksi.

Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga sekarang masih menerapkan
manajemen keluarga. Setelah generasi keluarga pertama memimpin selama hampir separuh
abad, generasi kedua keluarga ini mulai memimpin.

Banyak pengamat mengatakan system yang dipakai adalah “familial meritocracy”.


Meski begitu, perusahaan ini tetap bisa berjalan hingga sekarang karena juga menganut
prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih berdasarkan rangking dan kualitas

D. Tingkat Manajemen dan Keterampilannya


Tingkatan manajemen dan manajer.
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:

1. Manajemen Puncak (Top Management)


Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan keputusan
manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama.
Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian
untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer
dibawahnya.
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya kea
hlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer
bertanggungjawab melaksanakan rencana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal:
manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk .
3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana rencana yang telah ditetapkan oleh para
manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis,
atrinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang
khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
Keterampilan Manajer
Secara umum, terdapat empat keterampilan manajer pada masing-masing tingkat
manajer:
a. Keterampilan konseptual: Ketrampilan atau kemampuan mental untuk mengkordinasikan
dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.

b. Keterampilan Kemanusiaan : Kemampuan untuk saling bekerja sama dengan memahami


dan memotivasi orang lain.

c. Keterampilan Administrasi : Kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi


manajemen yang dilakukan.

d. Keterampilan Teknik : Kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur,


dan metode dari suatu bidang tertentu.

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer


membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar Ketiga keterampilan tersebut adalah:

a. Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi
suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran
ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.

b. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan


konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasive harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap
bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.

c. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal
bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan
kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan
program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua


keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

a. Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada


kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004,
sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort
setiap jamnya adalah $800 per jam sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa
setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer,
tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan asset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.

b. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan


masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari
berbagai alternative yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus
mengevaluasi setiap alternative yang ada dan memilih sebuah alternative yang dianggap
paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternative yang telah ia
pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

E. Tantangan manajemen

1.TantanganEkstern/ Lingkungan

Kekuatan-kekuatan dari luar yang mempengaruhi kegiatan bisnis atau perusahaan


yang berpengaruh pula pada kegiatan Manajemen SDM, baik langsung maupun tidak
langsung seperti perubahan teknologi, pengaturan pemerintah, factor sosial budaya, pasar
tenaga kerja, faktor politik, kondisi perekonomian, faktor geografi, faktor demografi,
kegiatan mitra, pesaing, dan lain-lain.
2. Tantangan Intern / Keorganisasian

Tantangan intern atau keorganisasian muncul karena adanya sumberdaya manusia


yang mengejar pertimbangan di antaranya adalah : financial, penjualan, keuangan, service,
produksi, Kurang optimalnya kemampuan organisasi pada keterbatasan sumberdaya internal
organisasi, pilihan strategi yang dipilih serta adanya keterbatasan pada kemampuan dan
kapasitas organisasi dalam mensosialisasikan diri dan mengkampanyekan programnya lebih
luas.
3. Tantangan Individual / Profesionalitas

o Keserasian antara pekerja dengan organisasinya


o Tanggungjawab etnis dan social
o Produktivitas
o Pelimpahan kekuasaan/ wewenang
o Penyaluran buah pikiran
4.Tantangan MSDM lainnya:

Tantangan manajemen sumber daya manusia saat ini dan mendatang adalah muncul
isu-isu keberagaman di tempat kerja, adanya perubahan tuntutan dari pemerintah, adanya
perubahan struktur organisasi, adanya perkembangan teknologi khususnya teknologi
informatika, dan adanya isu pendekatan manajemen yang cenderung ke arah pemberdayaan
karyawan dan tim kerja mandiri, tidak hanya itu MSDM di haruskan :

o Mampu menjual idenya di luar/di dalam perusahaan;


o Memiliki intuisi bisnis yang tinggi;
o Sensitif terhadap situasi dan kondisi, baik di dalam maupun di luar perusahaan;
o Mampu menjalin hubungan kerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan atau
mempunyai tujuan yang sama;
o Cermat, sabar dan kompromistis.
o Pekerjaan yang paling penting yang harus dihadapi manajer di masa depan.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi maupun sebuah perusahaan tidak akan berjalan dengan
semestinya kalau tidak memiliki tujuan (goal) dan tidak ada manajemen yang baik untuk
meraih tujuan tersebut, untuk itulah pentingnya sebuah manajemen diterapkan agar sebuah
organisasi atau perusahaan menjadi lebih baik dan berjalan sesuai yang diinginkan.

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan tentunya
diperlukan proses bertahap baik dari perencanaan, Pengorganisasian,
Pengarahan/Kepemimpinan, dan pengawasan atau pengendalian. Untuk menjadi seorang
manajer juga bukan lah sembarangan diperlukan beberapa kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang manajer, tidak hanya itu manajer juga diharapkan mampu menyelesaikan setiap
permasalahan atau tantangan yang berada dalam ruang lingkup tanggungjawabnya.
Makalah Manajemen
Manajer dan pengelolaan
Dosen Pengampu : Norlena S.E., M.S.A.

Kelompok 11
Nama:

o Salamat Rahman Dani (1810313310010)


o Regita Endah Noviana (1810313320052)
o Natasya Ajie Maghfira (1810313220011)
o Siti Maisyarah (1810313320056)
o Aditya Noor Rahman (1610313210002)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Lambung Mangkurat
Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai