Anda di halaman 1dari 20

ristiyantihp25

FULL TIME STUDENT


Lanjut ke konten

 Beranda
 Tentang

4 FUNGSI UTAMA DALAM


MANAJEMEN ( POAC )
26 Oktober 2015 / ristiyantihp

Fungsi Manajemen terdiri atas 4 fungsi yang utama manajemen, yaitu :

1. Planning ( fungsi perencanaan )


2. Organizing ( fungsi pengorganisasian)
3. Directing ( pengarahan )
4. Controlling ( pengendalian )

Didalam perusahaan, untuk memperoleh hasil manajemen secara maksimal, para manajer
didalam perusahaan haruslah mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang ada.

Planning (Fungsi Perencanaan)

Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan
menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang sudah
ditentukan. Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan
merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. pihak manajer mengevaluasi
berbagaii rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang
terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah
proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak
akan bisa bejalan tanpa planning.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan

 Menetapkan arah tujuan serta target bisnis


 Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut
 Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
 Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis

Pembagian perencanaan

Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi beberapa jenjang:
 Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan dalam jenjang ini
bersifat strategis. memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh.
top level planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang organisasi dan tentu
saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
 Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam jenjang perencanaan
ini sifatnya lebih administratif meliputi berbagai cara menempuh tujuan dari sebuah
perencanaan dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level ii berada pada
manajemen menengah
 Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini memfokuskan diri
dalam menghasilkan sehingga planing ini mengarah kepada aktivitas operasional. dan
perencanaan ini menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana

Berikut syarat syarat perencanaan yang baik, selayaknya memenuhi beberapa hal berikut:

 Mempunyai tujuan yang jelas


 Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya
 Memuat analisa pada pekerjaan yang akan dilakukan
 Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi
 Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras ditiap bagian
 Mempunyai kesan sesuatu yang dimliki tersedia dan bisa dipergunakan dengan efektif
serta berdaya guna

Manfaat dari Planning

 Bisa membuat pelaksanan tugas jadi tepat serta aktivitas tiap unit akan terorrganisasi
ke arah tujuan yang sama
 Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
 Memudahkan pengawasan
 Dipergunakan sebagai pedoman dasar dalam menjalankan aktivitas

Organizing (Fungsi Pengorganisasian)

Organizing adalah suatu aktivitas penagturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya
fisik yang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa melaksanakan rencana yang
sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih sederhana
organizing merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan semua orang, alat, tugas
tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan
kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan. Organizing dapat membuat manajer
mudah dalam melaksanakan pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk
menjalankan tugas yang sudah dibagi bagi. pengorganisasian bisa dijalankan dengan
menetukan tugas apa yg harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana
tugasnya dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.
dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi pengorganisasian)

 Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta


menetepkan prosedur yang dibutuhkan
 Menetapkan strukutur perusahaan yang menujukan adanya garis kewenangan serta
tanggung-jawab
 Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja
 Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.

Ada beberapa Unsur dalam organizing perusahaan:

 Seklompok orang yang diarahkan bekrja sama


 Melakukan aktivitas yang sudah ditetapkan
 Aktivitas diarahkan guna mecapai tujuan

Beberapa manfaat organizing antara lain

 Memungkinkan untuk pembagian atas tugas tugas yang sesuai dengan kondisi
perusahaan
 Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
 Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan untuk
mencapai tujuan

Dan ini beberapa fungsi dari organizing

 Pendelegasian wewenang didalam manajemen atas (puncak) kepada manajemeen


pelaksana
 Ada pembagian tugas yg jelas
 Mempunyai manajer puncak yang profesional guna mengkoordinasikan semua
aktivitas.

Directing (Fungsi Pengarahan)

Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis,
sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi pengarahan:

 Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, penbimbingan, dan memberikan


motivasi kepada pekerja suapay bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan
 Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
 Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)

Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan pada standar
yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. aktivitas dalam fungsi
pengendalian ini misalnya:

 Mengevaluasii keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti


indikator yang sudah ditetapkan
 Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang
ditemukan
 Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini diperhatikan:
 Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui
letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan
 Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa
menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan. terkadang,
pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan
seblaiknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
 Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah
pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat
waktu. dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari
kondisi yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa diidentifikasikan siapa yang
telah berbuat kesalahan
 Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka seharusnya
pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan
pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan
memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang lagi.

Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya susai dengan kebutuhan dan sifat dari
perusahaan. jadi faktor faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan dilakukan
perlu diperhatikan. suatu pengawasan yang baikk harus dilakukan dengan ekonomis jika
dilihat dari biaya, bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. maka dari itu perlu disiapkan suatu
langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan rencana perusahaan.
Advertisement
Iklan
Report this ad
Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook5
 Google

Terkait

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIAdalam "Tak Berkategori"

Peran Departemen Sumber Daya Manusiadalam "Tak Berkategori"

STRATEGI HUMAN CAPITALdalam "Tak Berkategori"

Tak Berkategori

Navigasi tulisan
← UNSUR UNSUR YANG ADA PADA PERSONAL DEVELOPMENT
LEADERSHIP →

Tinggalkan Balasan
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Hemingway Rewritten oleh Anders
Norén.
PEMBAHASAN A. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik
dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arah kepada perkembangan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah.Kerumitan yang meningkat karena luas dan
banyaknya program telah mendorong usaha untuk merinci dan mempraktikkan prosedur
administrasi dengan sistematis.Usaha ini telah menghasilakn uraian tentang praktik-praktik yang
berhasil dan prangkat-prangkat asas yang konstruktif.[1] Kontribusi manajemen pendidikan
terhadap keberhasilan dan kegagalan belajar siswa adalah 32%.Dengan bertumpu pada landasan
tersebut, pendidikan memulai usahanya dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan suatu
teori dan ilmu administrasi pendidikan.[2] Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk
tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber daya-sumber daya yang tersedia dalam
organisasi/lembaga pendidikan Islam dengan cara yang sebaik mungkin.[3] Manajemen bukan hanya
mengatur tempat melainkan lebih dari itu adalah mengatur orang per orang.Dalam mengatur orang,
diperlukan senidengan sebaik-baiknya sehingga kepala-kepala sekolah yang baik adalah kepala yang
mampu menjadikan setiap pekerja menikmati pekerjaan mereka.Jika setiap orang yang bekerja
dapat menikmati pekerjaan mereka, hal itu menandakan keberhasilan seorang kepala sekolah.[4] Di
dalam proses manajemen digambarkan fungsi-fungsi manajemen secara umum yang ditampilkan ke
dalam perangkat organisasi dan mulai dikenal dengan teori manajemen klasik. Para ahli manajemen
mempunyai perbedaan pendapat dalam merumuskan proses manajemen sebagaimana prnjelasan
berikut:[5] 1) Menurut skinner, fungsi manajemen meliputi: planning, organizing, staffing, directing
and controlling. 2) Steppen P.Robbin, fungsi manajemen meliputi: planning, organizing, leading, and
controlling. 3) Gulick mengedepankan proses manajemen mulai dari planning, organizing,
staffing,directing, coordinating, reporting, dan budgeting. 4) Fayol yang dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (scientific Managemen) mengedepankan proses manajemen sebagai berikut:
planning, organizing, commanding, coordinating, controlling. Berdasarkan proses manajemen
sebagaimana telah dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, para pakar maajemen pada era
sekarang mengabstraksikan proses manajemen menjadi proses yaitu: planning, organizing,
actuating, controlling, (POAC). Empat proses ini digambarkan dalam bentuk siklus karena adanya
saling ketertarikan antara proses yang pertama dan berikutnya, begitu juga setelah pelaksanaan
controlling Lazimnya dilanjutkan dengan membuat Planning baru.[6] Dalam hal ini para pakar
manajemen pendidikan Islam merumuskan proses manajemen pendidikan Islam menjadi
perencanaan pendidikan Islam dan pengawasan pendidikan Islam. Siklus proses manajemen
pendidikan Islam ini juga dapat digambarkan sebagai berikut:[7] Perencanaan Pendidikan Islam
Pengawasan Pendidikan Islam Pengorganisasian Pendidika Islam Penggerakan Pendidikan Islam 1)
Perencanaan Pendidikan Islam Perencanaan merupakan fungsi yang paling awal dari keseluruhan
fungsi manajemen sebagaimna banyak dikemukakan oleh para ahli. Perencanaan adalah proses
kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu.[8] Dalam manajemen Islam disebutkan bahwa semua tindakan Rasulullah selalu
membuat perencanaan yang teliti.Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan yang teliti ini,
banyak terdapat di dalam ayat Al-Qur’an, baik secara tegas maupun secara sindiran (kinayah) agar
sebelum mengambil sesuatu tindakan haruslah di buat perencanaan. Firman Allah: ‫َللاَ َوأَطِ يعُوا‬ َّ ‫َوأَطِ يعُوا‬
ََ ‫سو‬
‫ل‬ ّ ‫ن َواحْ ذَ ُروا‬
ُ ‫الر‬ َْ ِ ‫“ فَإ‬Peliharalah diri kamu dari kesalahan”.(surah (5) Al-Maidah: 92) Proses manajemen
pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara sistematis melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat, seperti yang
terdapat pada hadits riwayat Tirmidzi yang artinya “ diantara baiknya, indahnya ke Islaman
seseorang adalah yang selalu meninggalkan perbuatan yang tidak ada manfaatnya”[9] Perbuatan
yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah direncanakan. Jika
perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak termasuk dalam kategori manajemen
pendidikan Islam yang baik.[10] Perencanaan merupakan suatu proses berpikir. Di sini Nabi
menyatakan bahwa berpikir itu adalah ibadat.Jadi, sebelum kita melakukan sesuatu wajiblah
dipikirkan terlebih dahulu.Ini berarti bahwa semua pekerjaan harus diawali engan
perencanaan.Tuhan memberikan kepada kita akal dan ilmu guna melakukan suatu ikhtiar, untuk
menghindari kerugian dan kegagalan. Ikhtiar disini adalah suatu konkrentasi atau perwujudan dari
proses berpikir, dan merupakan konkrentasi dari suatu perencanaan.[11] 2) Pengorganisasian
Pendidikan Islam Pengoeganisasian merupakan lanjutan dan fungsi perencanaan dalam sebuah
sistem manajemen.Pengorganisasian bisa dikatakan sebagai “urat nadi” bagi seluruh organisasi atau
lembaga.Oleh karena itu, pengorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu
organisasi atau lembaga, termasuk di dalamnya lembga pendidikan.[12] Pengorganisasian adalah
suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subjek, perangkat lunak dan
perangkat keras yang kesemuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut
fungsi dan proposinya masing-masing. Adanya inisiatif, sikap yang kreatif dan produktif dari semua
anggota pendidikan Islam dari pangkat yang serendah-rendahnya sampai yang tertinggi akan
menjamin organisasi pendidikan Islam berjalan dengan baik.[13] Firman Allah: َ‫عمِ لُوا مِ ّما َد َر َجاتَ َو ِل ُكل‬ َ
“setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaannya masing-masing: (surah (6) Al-An’am:
132) Firman Allah: ‫ل‬َِ ُ‫سيَ َرى ا ْع َملُوا َوق‬ َّ ‫ع َملَ ُك َْم‬
َ َ‫َللاُ ف‬ ُ ‫“ َو ْال ُمؤْ مِ نُونََ َو َر‬bekerjalah kamu nanti allah akan
َ ُ‫سولُ َه‬
memperlihatkan bukti pekerjaan kalian masing-masing” (surah (9) At-Taubah: 105) Dalil-dalil di atas
dari nash Al-qur’an yang dengan tegas dan jelas menunjukkan bahwa manusia dalam prakteknya
berkarya menurut kecakapan masing-masing. Kecakapan mereka, baik berupa ilmu yang dipunyainya
maupun sebagai pengalaman, akan menempatkan mereka pada posisi tertentu. Hal ini dalam posisi
Ilmu konomi disebut division of labour (pembagian kerja).Pembagian kerja itu pada akhirnya
menjurus menjadi spesialisasi, akibatperbedaan kecakapan, perbedaan ilmu dan ketrampilan
masing-masing.[14] Sewaktu Rasulullah membentuk atribut-atribut Negara dalam kedudukan beliau
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, beliau membentuk organisasi yang didalamnya terlibat para
sahabat beliau yang beliau tempatkan pada kedudukan menurut kecakapan dan ilmu masing-
masing.[15] Kita tidak dapat memungkiri bahwa Rasulullah itu adalah seorang organisatoris ulung,
administrator yang jenius, dan pendidik yang baik yang menjadi turutan dan panutan, karena beliau
berfungsi sebagai panutan yang baik (uswatun hasanah).[16] 3) Penggerakkan Pendidikan Islam
Penggerakan (actuating) adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan
hasil perencanaan dan pengorganisasian.Actuating adalah upaya untuk menggerakkan atau
mengarahkan tenaga kerja (man power) serta mendayagunakan fasilitas yang ada dimaksud untuk
melaksanakan pekerjaan secara bersama. Actuating dalam organisasi juga bisa diartikan sebagai
keseluruhan proses pemberian motif bekerja secara sungguh-sungguh demi tercapainya tujuan
organisasi. Fungsi penggerakan ini menempati posisi yang penting dalam merealisasikan segenap
tujuan organisasi.[17] Actuating merupakan fungsi manajemen yang komplek dan merupakan ruang
lingkup yang cukup luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada
akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktivitas-aktivitas manajemen.Penggerakkan (Actuating)
pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efesien.[18] Penggerakkan/actuating merupakan kemampuan seseorang untuk
memberikan kegairahan, kegiatan, pengertian, sehingga orang lain mau mendukung dan bekerja
dengan sukarela untuk mencapai tujuan organisasi/lembaga pendidikan Islam sesuai dengan tugas
yang dibebankan kepadanya.[19] Mereka dapat digerakkan dengan sukarela, dan dapat merasakan
bahwa pekerjaan itu adalah kewajibannya yang harus dikerjakan dengan suka rela seperti
pekerjannya sendiri. Dengan adanya rasa memiliki (sense of belonging), dan ikut bertanggung jawab,
mereka akan kecewa jika gagal, sebaliknya mereka akan merasa bahagia jika tujuan berhasil dicapai.
Jika perasaan mereka sudah demikian berarti fungsi motivasi pemimpin berhasil.[20] Fungsi
actuating berhubunganerat dengan sumber daya manusia, oleh karena itu seorang pemimpin
pendidikan Islam dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja para
bawahannya perlu memahami faktor-faktor manusia dan pelakunya.[21] Pada suatu lembaga
pendidikan Islam, kepemimpinan efektif hendaknya memberikan arah kepada usaha dari semua
personil dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan Islam.Tanpa kepemimpinan atau bimbingan,
hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi bisa kendur. Ini bisa membawa
kepada situasi terhadap orang-orang yang bekerja untuk mencapai tujuan pribadi mereka, sedang
organisasi sendiri tidak efektifdalam mencapai tujuan-tujuannya.[22] Dr. Muhammad Munir di
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sekolah: Dasar-Dasar-Dasar dan Pelaksanaannya,
mengatakan, “Penggerakkan tidak hanya dengan kata-kata yang manis atau sekedar basa-basi yang
diucapkan kepada orang lain. Lebih dari itu, penggerakkan adalah pemahaman mendalam akan
berbagai kemampuan, kesanggupan, keadaan, motivasi, dan kebutuhan orang lain. Selanjutnya,
menjadikan semua faktor tersebut sebagai sarana penggerak mereka dalam bekerja secara bersama-
sama sebagai suatu kelompok. Sekaligus berupaya mewujudkan tujuan yang sama di dalam situasi
saling pengertian, saling kerja sama, saling kasih saying, dan saling mencintai.[23] 4) Pengawasan
Pendidikan Islam Controling (pengawasan) merupakan langkah penentu terhadap apa yang harus
dilaksanakan, sekaligus menilai dan memperbaiki, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana,
serta terwujudnya secara efektif dan efesien.[24] Controling (pengawasan) adalah suatu usaha
untukmeneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Pengawasan berorientasi pada
objek yang dituju (pendidikan Islam) dan merupakan alat untuk menyuruh orang bekerja menuju
sasaran yang ingin dicapai.[25] Menurut Siagian (1983) fungsi pengawasan yaitu upaya penyesuaian
antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai. Untuk
mengetahui hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan rencana yang telah disusun diperlukan
informasi entang tingkat pencapaian hasil.Informasi ini dapat diperoleh melalui komunikasi dengan
bawahan, khususnya laporan dari bawahan atau observasi langsung.Apabila hasil tidak sesuai
dengan standart yang ditentukan, pimpinan dapat meminta informasi tentang masalah yang
dihadapi.Dengan demikian tindakan perbaikan dapat disesuaikan dengan sumber masalah. Di
samping itu, untuk menghindari kesalahpahaman tentang arti, maksud dan tujuan pengawasan
antara pengawas denganyang diawasi perlu dipelihara jalur komunikasi yang effektif dan bernilai
dalam arti bebas dariprasangka buruk dan dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna.[26] B.
Kegiatan Manajemen Pendidikan Islam Telah dideskripsikan keseluruhan komponen yang ada di
sekolah.Semakin besar sebuah sekolah semakin banyak pula komponen orang yang dilibatkan atau
failitas yang digunakan.Agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien, tentunya semua
orang yang dilibatkan dan fasilitas yang digunakan perlu didayagunakan sedemikian rupa bagi
keberhasilan pendidikan Islam secara efektif dan efesien. Proses pendayagunaan semua komponen
yang ada di lembaga pendidikan Islam itulah yang disebut kegiatan manajemen pendidikan Islam. De
Roche berhasil mengidentifikasi dua ribu kegiatan manajemen sekolah. Namun para pakar
administrasi telah mencoba mengkalsifikasikan komponen-komponen tersebut menjadi beberapa
gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi kurikulum atau pemblajaran, kesiswaan,
kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan masyarakat, dan layanan teknis.[27] a)
Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler. b) Komponen kesiswaan mencakup kegiatan penerimaan siswa baru,
pengelompokkan siswa, sampai dengan pelulusan siswa. c) Komponen kepegawaian mencakup
kepala sekolah, guru, pesuruh sekolah dan lain-lain. d) Komponen sarana dan prasarana mencakup
lahan sekolah, gedung, alat peraga, perabot, buku paket dan buku pelengkap. e) Komponen
keuangan mencakup: keuangan dari subsidi pemerintah, biaya operasional pendidikan, uang BP3,
dan sumbangan dari siswa maupun masyarakat. f) Komponen masyarakat mencakup hubungan
sekolah dengan masyarakat, seperti orang ua siswa, tokoh masyarakat, warga masyarakat, organisasi
social kemasyarakatan, dan lembaga pemerintah maupun swasta. g) Komponen layanan teknis
mencakup unit kesehatan sekolah, asrama siswa, antar jemput siswa, dan kopsis/kopma/kantin.
Apabila merujuk kepada gugusan-gugusan substansi yang dikepedepankan oleh para pakar
manajemen pendidikan maka sebenarnya manajemen pendidikan Islam itu pada dasarnya
keseluruhan kegiatan manajemen ketujuh gugusan substansi tersebut. Dengan kata lain manajemen
pendidikan Islam meliputi: manajemen kurikulum, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
kesiswaan, manajemen kepegawaian, manajemen humas, dan manajemen keuangan.[28] Lebih
lanjut apabila menerima pendapat Sergiovani dan kawan-kawan (1987) di muka yang menegaskan
bahwa langkah-langkah manajemen meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing),
pengerahan (leading) dan pengawasan (controlling),maka manajemen pada setiap gugusan substansi
tersebut pasti melalui keempat langkah tersebut, yaitu perencanaan, pelaksanaan, menggerakkan,
dan pengawasan.[29] Ada banyak kegiatan manajemen pendidikan Islam, mulai dari perencanaan
pembelajaran sebagai salah satu kegiatan manajemen pembelajaran sampai dengan pengawasan
layanan teknis sebagai salah satu kegiatan manajemen layanan teknis.Semua itu dapat dikatakan
sebagai ruang lingkup kegiatan manajemen Pendidikan. Namun, apabila dideskripsikan secara lebih
rinci kegiatan-kegiatan manajemen pendidikan Islam cukup banyak, Contoh kegiatan manajemen
Pendidikan Islam di Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:[30] 1. Manajemen Kurikulum : a)
Perencanaan · Mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat. · Analisis materi pelajaran (AMP) · Penyusunan kalender pendidikan ·
Penyusunan program tahunan (prota) dengan memperhatikan kalender pendidikan dan hasil analisis
materi pelajaran. · Penyusunan program semester berdasarkan program tahunan yang telah disusun.
· Penyusunan rencana pembelajaran · Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan. b)
Pengorganisasian/Pelaksanaan · Pembagian tugas mengajar dan tugas lain. · Penyusunan jadwal
pelajaran · Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan. · Penyusunan jadwal ekstrakurikuler. ·
Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan pentuluhan. c) Penggerakan · Pengaturan pelaksanaan
kegiatan pembukaan tahun ajaran baru. · Pelaksanaan kegiatan pembelajaran. · Pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan penyuluhan. · Supervisi pelaksanaan pembelajaran. d) Pengawasan ·
Supervisi pelaksanaan pembelajaran · Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan · Evaluasi
proses dan hasil kegiatan pembelajaran · Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan
penyuluhan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu
sitem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan.[31] Perubahan politik pemerintahan suatu Negara mempengaruhi pula bidang
pendidikan, yang sering membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku.Kurikulum
senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi.
Dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam
mengembangkan potensinya., berupa fisik, intelektual, emosional, dan social, keagamaan.[32]
Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran,
metode, teknik, media pengajaran dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat.Oleh karena
itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami
kurikulum serta berusaha mengembangkannya.[33] Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat integrated dan komprehensif serta
menjadikan al-qur’an dan Hadits sebagai sumber utama penyusunnya. Al Qur’ an dan hadits
merupakan sumber utama pendidikan Islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai
acuan operasional penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.Pendidikan Islam
adalah sistem, yaitu sistem pendidikan yang islami.Dengan demikian pendidikan Islam adalah
pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.[34] Mastuhu secara
praktis memberikan konsep tentang model dan paradigma pendidikan Islam yang diharapkan
menjadi orientasi dan landasan dalam kurikulum lembaga pendidikan Islam, yaitu:[35] 1) Dasar
Pendidikan: Pendidikan Islam harus mendasarkan pada “teosentris” dengan menjadikan
“antrosentris” sebagai bagian esensial dari konsep teosentris. 2) Tujuan pendidikan: kerja
membangun kehidupan duniawiyah melalui pendidikan sebagai perwujudanmengabdi kepadanya.
Pembangunan kehidupan duniawiyah bukan menjadi tujuan final, tetapi erupakan kewajiban yang
diimani dan terkait kuat dengan kehidupan ukhrawiyah, tujuan finalnya adalah kehidupan ukhrawi
dengan ridha Allah SWT. 3) Konsep manusia: Pendidikan Islam memandang manusia mempunyai
fitrah yang harus dikembangkan, tidak seperti pendidikan sekuler yang memandang manusia dengan
tabularasa. 4) Nilai: Pendidikan Islam berorientasi pada Iptek sebagai kebenaran relative dan Immtaq
sebagai kebenaran mutlak. 5) Pendekatan dan metodologi: mengembangkan potensi anak didik dan
memanfaatkan kesempatan secara optimal untuk self realization atau self actualization,
mengembangkan metode rasional, empiris, buttom up, materi ajaran (nash) harus diberikan secara
doktrin, deduktif, memberikan bekal/landasan yang kuat sampai dengan tingkat menengah atas,
yang siap dikembangkan ke pelpagai keahlian. 6) Materi ajar: Memadukan aspek tradisional dan
modern sesuai dengan sifat corak, dan kebutuhannya. 7) Penddidik: memiliki tiga hal yaitu: a)
Memiliki komitmen tinggi, mengabdi, dan merasakan pendidikan sebagai panggilan tugas. b)
Professional lengkap dengan kepekaan misi dan ketajaman visi serta kecanggihan metodologi. c)
Memiliki penghasilan cukup agar benar-benar memiliki 30 hari dalam sebulannya. 8) Out put:
Educated people atau cultured man dalam kerangka knowledge society. Alumninya di harapkan
dapat memiliki: Learning ability lebih lanjut, egemaran belajar, mampu tampil beda, baru dan
bernilai tambah, memiliki tiga kemampuan yang merupakan satu kesatuan, iamanah dan arif,
intelegensi tinggi dan komprehensif, professional, mampu memikir dan mengembangkan Iptek
dalam perspektif imtaq dan menguraikan imtaq dalam bahasa iptek. Pendidikan Islam dibangun atas
dasar pemikiran yang Islami; bertolak dari pandangan hidup dan pandangan tentang manusia, serta
diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islam.[36] Kurikulum yang
demikian, pada pendapat Abdurrahman Al Nahlawi, mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:[37] 1) Sistem dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan fitrah manusia,
agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak menyimpang. 2) Kurikulum hendaknya mengacu
pada pencapaian tujuan akhir pendidikan Islam sambil memperhatikan tujuan-tujuan di bawahnya.
3) Kurikulum perlu disusun secara bertahap mengikuti periodisasi perkembangan peserta didik. Perlu
juga disusun kurikulum khusus berdasarkan perbedaan jenis kelamin (wanita dan pria) mengingat
adanya perbedaan peranan dan tugas masing-asing dalam kehidupan sosial. 4) Kurikulum hendaknya
memperhatikan kepentingan nyata masyarakat seperti kesehatan, keamanan, administrasi, dan
pendidikan. Kurikulum hendaknya pula disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan seperti iklim dan
kondisi alam yang memungkinkan adanya perbedaan pola kehidupan, agraris, industri dan
komersial. 5) Kurikulum hendaknya terstruktr dan terorganisasi secara integral. Hubungan antar
bidang studi, bahasan pokok, dan jenjang pendidikan dijalin dengan satu “benang merah” yang
mengacu kepada tujuan akhir pendidikan Islam, serta bersumber pada suatu dasar pandangan
bahwa seluruh alam adalah miliki Allah SWT. Dan seluruh manusia adalah hamba-hambanya yang
hidup sesuai dengan kehendak dan menurut syari’atNya. Implikasinya, di dalam kurikulum
pendidikan Islam tidak akan terlihat lagi dikhotomi antara ilmu agama dan ilmu duniawi. 6)
Kurikulum hendaknya realistis. Artinya, kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan berbagai
kemudahan yang dimiliki setiap Negara yang melaksanakannya. 7) Metoe pendidikan yang
merupakan salah satu komponen kurikulum ini hendaknya fleksibel. Artinya, metode pendidikan
dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dan situasi local, serta perbedaan-perbedaan individual
seperti bakat minat, dan kemampuan peserta didik untuk menangkap, mengorganisasi, dan
menganalisis bahan ajar. 8) Kurikulum hendaknya efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi
yang positif. 9) Kurikulum hendaknya memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik, baik fisik,
emosional, ataupun intlektualnya; serta berbagai masalah yang dihadapi dalam setiap tingkat
perkembangan seperti pertumbuhan bahasa, kematangan sosal, dan kesiapan religiousitas. 10)
Kurikulum hendaknya memperhatikan aspek-aspek tingkah laku alamiah Islam yang
mengejawantahkan segala rukun, syi’ar, dan etika islam, baik dalam kehidupan individual maupun
dalam hubungan social peserta didik. Perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam
pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat dan
Depag. Karena itu level sekolah Islam yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan
menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah Islam juga
bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan local sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan lingkungan setempat.[38] Manajer sekolah Islam diharapkan dapat membimbing
dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melambangkan program
sekolah Islam, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus
mengubungkan program-program sekolah Islam dengan seluruh kehidupan peserta didik dan
kebutuhan lingkungan. Menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan
kebutuhan murid, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta
menilai perubahan program.[39] Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan
program pengajaran dalam manajemen pendidikan Islam, kepala sekolah sebagai pengelola program
pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan
oprasional ke dalam program tahunan,catur wulan, dan bulanan. Adapun program mingguan atau
program satuan pelajaran, wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar-
mengajar.[40] Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan
evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan
belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam
kosong.[41] 2. Manajemen Kesiswaan a) Perencanaan · Perencanaan penerimaan siswa baru ·
Perencanaan daya tampung · Penerimaan siswa baru b) Pengorganisasian/Pelaksanaan ·
Pengelompokkan siswa berdasarkan pola tertentu · Kegiatan Ekstra kurikuler · Organisasi Siswa Intra
Sekolah c) Penggerakan · Pembinaan kedisiplinan belajar siswa · Pengaturan perpindahan siswa ·
Pengaturan kelulusan siswa · Pencatatan kehadiran siswa d) Pengawasa n · Pemantauan siswa ·
Penilaian siswa Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional dalam pengelolaan
sekolah.Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya bebentuk pencatatan data peserta didik melainkan
meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.[42] Konsep manajemen
kesiswaan merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kesiswaan.Dalam pengertian
manajemen terdapat dua kegiatan, yakni pikir (mind) dan kegiatan tingkah laku (action) (Sehartian,
1982).Manajemen Kesiswaan Pendidikan Islam merupakan suatu layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan, serta layanan siswa dikelas dan di luar kelas.Manajemen
Kesiswaan Pendidikan Islam merupakan suatu layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan, serta layanan siswa dikelas dan di luar kelas.[43] Manajemen Kesiswaan
bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di
sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah/
sekolah Islam.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut menurut Depdikbud adalah sebagai berikut:[44] 1. Siswa harus
diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam
setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka. 2. Kondisi
siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan
seterusnya. Oleh karena itu di perlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa
memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. 3. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika
mereka menyenangi apa yang diajarkan. 4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut
raah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik. Secara umum bidang manajemen
kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid
baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.[45] 3. Manajemen
Kepegawaian a) Perencanaan · Analisis pekerjaan di sekolah · Penyusunan formasi guru dan pegawai
· Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru. b)Pengorganisasian/Pelaksanaan · Pembagian
tugas guru dan pegawai c) Penggerakan · Pembinaan profesionalisme guru dan pegawai · Pengaturan
perpindahan guru dan pegawai · Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai d) Pengawasan ·
Penilaian kinerja guru dan pegawai · Pemantauan kinerja guru dan pegawai Tenaga pendidik dan
kependidikan Islam dalam proses pendidikan Islam memegang peranan trategis terutama dalam
upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diingihkan.
Di pandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong pelajar, instruktur,
tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan adanya
dimensi-dimensi proses pendidikan Islam, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang
diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa
seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan
enaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknisuntuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.[46] Tenaga kependidikan Islam
adalah anggota masyarakat yang beragama Islam yang mengabdikan dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan Islam.Keberhasilan manajemen guru pendidikan Islam sangat
ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah Islam.Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen
ersonalia modern.[47] Manajemen Tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan
Islam bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan Islam secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan
itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan,
menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai
posisi standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan Islam, serta
menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.[48] Manajemen tenaga kependidikan Islam (guru dan
personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan
pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7)
penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan
tercapai,yakni tersedianya tenaga kependidikan Islam yang diperlukan dengan kualitas kemampuan
yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.[49] Perencanaan
pegawaimerupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif untuk sekarang dan masa depan.Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan
dalam organisasi. Karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan, dan
analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan. Informasi ini sangat membantu dalam
menentukan jumlahh pegawai yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi
pekerjaan.Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat
diterima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.[50] Pengadaan
pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah
maupun kualitasnya.Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan
kegiatan rekrutmen, yaitu usaha untuk mencaridan mendapatkan calon-calon pegawai yang
memnuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.Untuk
keperluan itu perlu dilakukan seleksi melalui ujian lisan, tulisan dan praktek.Pengembangan pegawai
merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga, dan
meningkatkan kinerja pegawai.[51] Untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dikemukakan terdahulu,
diperlukan sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat.Penilaian tenaga kependidikan ini
difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Tugas kepala sekolah
dalam kaitannya dengan manajemen guru bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya
mengusahakan tercapainya tujuan sekolah/sekolah islam, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan
(guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan
instrument pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar presensi, daftar urut kepangkatan,
daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan kondite pegawai untuk membantu kelancaran
manajemen kependidikan di sekolah/sekolah Islam yang dipimpinnya.[52] 4. Manajemen Sarana dan
Prasarana a) Perencanaan · Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah · Perencanaan dan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah. b) Pengorganisasian/Pelaksanaan · Pendistribusian sarana
dan prasarana sekolah · Penataan sarana dan prasarana sekolah c) Penggerakan · Pemanfaatan
sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien. · Pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah. · Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah. d) Pengawasan · Pemantauan kinerja
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah · Penilaian kinerja penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang, kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran.[53]
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkitan erat dengan aktivitas-aktivitas
pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan prasarana pendidikan Islam. Proses manajemen
sarana dan prasarana pendidikan Islam yang akan dibahas di sini berkaitan dengan erat:[54] a)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam Perencanaan merupakan fungsi pertama yang
harus dilakukan dalam proses manajemen. Dengan adanya rencana yang baik dan cermat, maka
segala aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi akan terarah dan terorganisir sehingga
bisa tercapai tujuan yang diharapkan. Begitu juga dalam perencanaan sarana dan prasaran
pendidikan islam. Kebutuhan akan sarana dan prasaran proses pembelajaran, perlu direncanakan
secara cermat dan teliti berkaitan dengan kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang
dapat menunjang (skunder) keberhasilah dlam proses pembelajaran disekolah. b) Pengadaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan di Sekolah Pengadaan sarana dan prasara pendidikan disekolah pada
hakekatnya adalah kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun oleh sekolah
sebelumnya. Dalam pengadaan ini harus dilakukan sesuai dengan memperhatikan skala prioritas
yang dibutuhkan oleh sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. c)
Inventarisasi Srana dan Prasarana Pendidikan Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan
penyusunan daftar barang-barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan
ketentuan-keteentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.Hak ini sesuai dengan keputusan
menteri keuangan RI Nomer Kep. 225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik negara berupa semua
barang yang berasal dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian dari
Aggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang yang barang-barangnya
di bawah penguasaan kantor departemen dan kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar
negeri. d) Pengawasan dan Pemenliharaan Sarana dan Prasaran Pedidikan di sekolah. Pengawasan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh pemimpin
organisasi.Sedangkan pemeliharan terhadap sarana dan prsarana pendidikan disekolah merupakan
aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personal
sekolah dalam kondisi siap pakai. e) Pengahpusan Sarana dan Prasaran Pendidikan di Sekolah
Pengehapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegaiatan mediakan barang-barang milik
lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar infentaris dengan cara berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku. 5. Manajemen Keuangan a) Perencaaan · Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) b) Pengorganisasian/Pelaksanaan · Pengadaan dan pengalokasian
anggaran berdasarkan RAPBS c) Penggerakan · Pelaksanaan anggaran belanja sekolah · Pembukuan
keuangan sekolah dan penyampaian laporan · Pertanggungjawaban keuangan sekolah d)
Pengawasan · Pemantauan pelaksanaan Anggaran Sekolah · Penilaian kinerja manajemen keuangan
sekolah. Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan.Sedangkan
dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggung jawaban dalam menggunaka keuangan baik
pemerintah pusat maupun daerah.[55] a) Perencanaan Anggran Sekolah Islam Kepala sekolah
diharuskan mampu menyusun Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). Untuk
itu kepala sekolah menegtahui sumber-sumber dana yang merupakan sumber daya sekolah. Sumber
dana tersebut antara lain meliputi anggran rutin, Dana Penunjang Pendidikan (DPD), Subsidi Bantuan
Penyelanggraan Pendidikan (SBPP), Bantuan Operasional dan Perawatan (BOP), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), (BP3), donatur, badan usaha, serta sumbangan lain-lain. Selain itu,
biasanya sekolah Islam juga mengembangkan penggalian dana dalam bentuk; amal jariah, zakat Mal,
Uang Syukuran, Amal Jumatan.[56] b) Pelaksanaan Anggran Belanja Sekolah Islam Dalam
mempergunakan anggaran, ada azaz lazim dijadikan pedoman yaitu azaz umum pengeluaran negara,
bahwa manfaat penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut dipergunakan
sendiri oleh masyarakat. Azaz ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang dianut dalam pelaksanaan
APBN seperti prinsip efisiensi, pola hidup sederhan, hemat dan sebagainya.[57] c) Penyelenggaraan
Pembukuan dan Penyampaian Laporan Pembukuan anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran
harus dilakukan secara tertib, teratur dan benar.Hal ini dilakukan supaya dapat membuat suatu
laporan keuanagan dan penggunaannya yang jujur dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.[58] d) Pengawasan Pelaksanaan Anggran Sekolah Islam
Pengawasan juga bisa disebut dengan kontrool manajerial adalah merupakan salah satu fungsi
manajemen dalam organisasi. Fungsi tersebut mutlak harus dilakukan dalam setiap organisasi
karena ketidak mampuan atau kelalian untuk melakukan fungsi tersebut akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi. Pelaksanaan anggran sekolah harus dikontrol oleh kepala sekolah/
sekolah islam sebgai manajer sekolah.[59] 6. Manajemen Humas a) Perencanaan · Analisis
kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah. · Penyusunan program
hubungan sekolah dengan masyarakat. b)Pengorganisasian/Pelaksanaan · Pembagian tugas
melaksanakanprogram hubungan sekolah dengan masyarakat. c) Penggerakan · Menciptakan
hubungan sekolah dengan orang tua siswa · Mengadakan kerja sama dengan organisasi social
keagamaan · Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakatMengadakan kerja sama dengan
instansi pemerintah dan swasta · Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang
efektif. d) Pengawasan · Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat · Penilaian kinerja
hubungan sekolah dengan masyarakat. Hubungan antara sekolah dan masyarakt pada hakekatnya
adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha
mengadakan pembinaan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di sekolah Islam. Hubungan
antara sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya karena adanya
kecendrungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan soisal
akan melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam
sekolah.[60] Fungsi utama Hubungan Masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern dan ekstern, dalam rangka
menanamkan kegiatan menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalamk upaya menciptakan
iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. Fungsi ini diharapkan
menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top manajemen dari organisasi/lembaga
pendidikan.[61] Tujuan sentral Humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab Humas
dibentuk digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan
organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu bergantung pada sifat
organisasi.[62] Pada pokoknya peranan manajer dalam menunjuukan hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat adalah menjalin kerja sama yang erat dengan masyarakat, tokoh masyarakat,
dan stake holder dalam memajukan sekolah islam. Adapun strategi kerja sama yang perlu
diperhatikan adalah menarik perhatian masyarakt melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh staf
pengajar. Artinya hubungan akrab dengan masyarakat dimulai dari usaha memajukan pendidikan
Islam.[63] BAB III PENUTUP A. Kesimpulan para pakar maajemen pada era sekarang
mengabstraksikan proses manajemen menjadi proses yaitu: planning, organizing, actuating,
controlling, (POAC). Empat proses ini digambarkan dalam bentuk siklus karena adanya saling
ketertarikan antara proses yang pertama dan berikutnya. Proses pendayagunaan semua komponen
yang ada di lembaga pendidikan Islam itulah yang disebut kegiatan manajemen pendidikan Islam.
Namun para pakar administrasi telah mencoba mengkalsifikasikan komponen-komponen tersebut
menjadi beberapa gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan a) Komponen kurikulum atau
pembelajaran mencakup kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. b) Komponen
kesiswaan mencakup kegiatan penerimaan siswa baru, pengelompokkan siswa, sampai dengan
pelulusan siswa. c) Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru, pesuruh sekolah dan
lain-lain. d) Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah, gedung, alat peraga, perabot,
buku paket dan buku pelengkap. e) Komponen keuangan mencakup: keuangan dari subsidi
pemerintah, biaya operasional pendidikan, uang BP3, dan sumbangan dari siswa maupun
masyarakat. f) Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti
orang ua siswa, tokoh masyarakat, warga masyarakat, organisasi social kemasyarakatan, dan
lembaga pemerintah maupun swasta. g) Komponen layanan teknis mencakup unit kesehatan
sekolah, asrama siswa, antar jemput siswa, dan kopsis/kopma/kantin. Daftar Pustaka Bafadal,
Ibrahim. 2009. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara Didin
Kurniadin dan Imam machali. 2012. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan.Jakarta: Ar-Ruzz Media Nana Sudjana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
di Sekolah. Jakarta: Sinar Baru Algensindo Rohiat.2009. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan
Praktik.Bandung: PT Refrika Aditama Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Teras Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah.Jakarta: PT Rineka Cipta [1]Rohiat,
Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refrika Aditama, 2009), 14. [2]Rohiat, loc.cit.
[3] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 26. [4]Sulistyorini, loc. cit.
[5]Ibid, 27. [6]Sulistyorini, loc. cit. [7]Ibid, 28. [8]Didin Kurmiadin dan imam machali, Manajemen
Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), 35.
[9]Sulistyorini, loc. cit. [10]Ibid, 29. [11]Sulistyorini, loc. cit. [12] B. Suryosubroto. Manajemen
Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hlm. 47. [13]Sulistyorini, op. cit. 29. [14]Ibid,
30. [15]Sulistyorini, loc. cit. [16]Sulistyorini, loc. cit. [17]B. Suryosubroto, op cit. [18]Sulistyorini, op
cit. 31. [19]Sulistyorini, loc. cit. [20]Sulistyorini, loc. cit. [21]Sulistyorini, loc. cit. [22]Ibid, 32.
[23]Sulistyorini, loc. cit. [24]Sulistyorini, loc. cit. [25]Sulistyorini, loc. cit. [26]Ibid, 33. [27] Ibrahim
Bafadal, Manajemen Peningkatan Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 56. [28]Ibid, 58. [29]
Ibrahim Bafadal, loc. cit. [30]Ibid, 59. [31] Sulistyorini,op cit. 37. [32] Sulistyorini,loc. cit. [33]Ibid, 38.
[34]Ibid, 41. [35]Ibid, 44. [36]Ibid, 55. [37] Sulistyorini,loc. cit. [38] Nana Sudjana, Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 2005) hlm. 4. [39]
Sulistyorini,op cit. 59. [40] Sulistyorini,loc. cit. [41]Ibd, 60. [42] Sulistyorini,op cit. 99. Lihat: E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), 46. [43] Sulistyorini,loc. cit. [44]Ibid, 100. [45]Ibid, 104. [46] Sulistyorini,op cit. 66.
[47] Sulistyorini,loc. cit. [48]Ibid, 67. [49] Sulistyorini,loc. cit. [50]Ibid, 68. [51] Sulistyorini,loc. cit.
[52]Ibid, 70. [53]Ibid, 115. [54]Ibid, 119. [55]Ibid, 130. [56]Ibid, 132. [57]Ibid, 133. [58]Ibid, 135.
[59]Ibid, 136. [60]Ibid, 140. [61]Ibid, 148. [62]Ibid, 150. [63]Bid, 151

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain".
Kedengarannya memang terlalu sederhana, akan tetapi memberi kita gambaran tentang
beberapa hal mendasar. Yang pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan". Manajemen
selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata
sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan. Banyak orang memiliki jabatan "manajer",
akan tetapi dalam kenyataannya mereka hanya menjalankan kedudukan dan bukan
mengarahkan sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang tertentu. Pokok yang kedua adalah
berkaitan dengan aspek "melalui orang lain". Sebagai sebuah aktivitas, manajemen selalu
menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan
atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut. Meskipun setiap manajer memang
memiliki tugas-tugas khusus yang hanya bisa dilakukan olehnya, peran seorang manajer lebih
didasarkan pada kenyataan bagaimana dia mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-
aktivitas bawahannya. Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih mementingkan
pencapaian hasil dari para bawahannya daripada prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil
bersama itulah yang menentukan keberhasilan dari organisasi secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di muka maka dapat dikemukakan dua rumusan
masalah penelitian:
1. Apa saja fungsi-fungsi dasar manajemen?
2. Apa saja fungsi-fungsi operasional dalam manajemen?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi-Fungsi Dasar Manajemen
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing dan staffing), pengarahan dan pengimplementasian
(directing,/leading) dan pengawasan atau pengendalian (controlling).
1. Perencanaan (planning)
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi. Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan : – Menetapkan tujuan dan target
bisnis
– Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
– Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
– Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
– Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan
– Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab
– Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
– Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Pengarahan dan pengimplementasian (Directing/Leading)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan
Implementasi :
– Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
– Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
– Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi. Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
– Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
– Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
– Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis

Secara garis besar kegiatan dalam fungsi-fungsi manajemen dapat


digambarkan seperti dibawah ini :

Sedangkan gambaran sumber daya organisasi, tujuan, dan fungsi-fungsi


manajemen seperti dibawah ini:
Para ahli mempunyai perbedaan pandangan tersendiri dalam fungsi-fungsi
manajemen :

B. Fungsi Operasional dalam Manajemen


Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu
akan sangat berbeda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. secara operasional, fungsi
planning untuk sumber daya manusia akan berbeda dengan fungsi planning untuk sumber
daya fisik/alam, dan sebagainya. Manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan menjadi
fungsi-fungsi :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan
manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik
bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut
dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa
konstan ataupun bertambah.
2. Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang
dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
3. Manajemen Operasi/Produksi Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien
mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam
proses produksi
4. Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang
dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis
diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat
dalam kegiatan bisnis yang dijalankan
5. Manajemen Informasi Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap
mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen
informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan
perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis
yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain". Maksudnya
adalah pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan". Manajemen selalu berkaitan dengan
sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau
jabatan di dalam perusahaan. Kedua adalah berkaitan dengan aspek "melalui orang lain".
Sebagai sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-
bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang
tersebut.
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing dan staffing), pengarahan dan pengimplementasian
(directing,/leading) dan pengawasan atau pengendalian (controlling).
Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu
akan sangat berbeda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. secara operasional, fungsi
planning untuk sumber daya manusia akan berbeda dengan fungsi planning untuk sumber
daya fisik/alam, dan sebagainya. Manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan menjadi
fungsi-fungsi :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Manajemen Pemasaran
3. Manajemen Operasi/Produksi 4. Manajemen Keuangan
5. Manajemen Informasi
B. Saran
Sebagai seorang yang bergerak dibidang manajemen, kita harus memahami betul-betul fungsi
dari semua bagian dari sistem manajemen. Agar tidak terjadi kesalah-fahaman antara bagian
satu dengan yang lainnya. Karena banyaknya pandangan mengenai fungsi-fungsi dasar
manajemen, sebagai seorang manager suatu bisnis sebaiknya hanya mengikuti satu fungsi
dasar saja sebagai alur yang akan kita pakai dalam bisnis tersebut agar tidak terjadi kesalah-
fahaman antara bagian perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing dan staffing),
pengarahan dan pengimplementasian (directing,/leading) dan pengawasan atau pengendalian
(controlling).

DAFTAR PUSTAKA
Harold Koontz, Cyrll O’Donnell, Heinz Weihrich. 1990, Manajemen Edisi 8 Terjemahan.
Jakarta. Penerbit : Erlangga.
Indriyo Gitosudarmo. 1996, Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. Yogyakarta. Penerbit : BPFE
UGM.
Suad Husnan. 1996, Manajemen. Yogyakarta.
Sukanto Reksohadiprodjo. 1997, Pengantar Manajemen. Jakarta. Penerbit : Karunika
Universitas Terbuka.
T. Hani Handoko. 1998, Manajemen. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai