Dosen Pengampuh :
Dr. Lisdawati Muda, S.pd., M.si
Oleh :
Al Uzfi Syahrin Podungge
(201022007)
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan
Dalam Manajemen”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari
mata kuliah “Kepemimpinan Dalam Manajemen”.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunannya, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Pemimpin atau para pemimpin yang memiliki kewenangan dan memikul tanggung
jawab mengelola kegiatan-kegiatan untuk memuwujudkan tujuan organisasi, selalu
memerlukan bantuan atau kerjsama orang lain, khususnya anggota organisasi di
lingkungannya. Efektivitas pencapaian tujuan organisasi itu sangat bergantung pada kualitas
bantuan atau kerjasama yang diciptakan dan dikembangkan pemimpin, baik yang dilakukan
dengan cara perseorangan maupun kelompok.
1
https://www.kompas.com/kepemimpinan-definisi-dan-konsepnya
2
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi,(Gadjah Mada University Press,
yogyakarta, 2003), Hlm.
2.2 Kepemimpinan, Pemimpin Dan Pimpinan
A. Pengertian Kepemimpinan, Pemimpin Dan Pimpinan
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan ( leadership ) berkenaan dengan seseorang yang memengaruhi
perilaku orang lain untuk suatu tujuan. Dengan kekuasaan, pemimpin dapat
memengaruhi perilaku para bawahannya. Kekuasaan dapat dibagi menjadi lima,
yaitu: (1) kekuasaan keahlian ( expert power ); (2) kekuasaan legitimasi
( kekuasaan yang sah ); (3) kekuasaan referensi ( referent power ); (4) kekuasaan
penghargaan ( reward power ); dan (5) kekuasaan paksaan ( kekuatan paksaan).
Selain berhubungan dengan kekuasaan, kepemimpinan juga erat dengan karakter.
Berbagai upaya riset dilakukan untuk mengidentifikasi karakter-karakter yang
konsisten dengan kepemimpinan. Upaya riset yang dilakukan untuk memisahkan
karakter kepemimpinan banyak menemui jalan buntu. Dinyatakan juga bahwa
pencarian untuk menentukan seperangkat karakter yang membedakan pemimpin
dan pengikut dan antara pemimpin yang efektif dan tidak efektif, banyak yang
gagal. Hasil yang paling dapat diterima adalah riset yang bertujuan hanya untuk
melakukan penilaian terhadap karakter-karakter yang dapat konsisten konsisten
dengan kepemimpinan.3
a) Menurut Stoner -> Kepemimpinan adalah Sebuah proses dalam mengarahkan atau
memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi mencapai
tujuan tertentu.
b) Menurut Wahjosumidjo -> Kepemimpinan merupakan kemampuan dalam diri
seseorang dan mencakup sifat-sifat, seperti kepribadian, kemampuan, dan
kesanggupan. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari gaya, perilaku, dan
kedudukan pemimpin bersangkutan dan interaksinya dengan para pengikut serta
situasi.
c) Menurut Sondang P. Siagian -> Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam
memengaruhi orang lain, khususnya bawahannya. Ini dilakukan supaya mereka
3
https://ejournal.undiksha.ac.id/phpMKFIS/article/Kepemimpinan : Teori Dan Karakternya
mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan tertentu supaya tujuan dapat
tercapai dengan mudah.
d) Menurut Hemhiel dan Coons -> Kepemimpinan adalah perilaku individu ketika
memimpin aktivitas dalam kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan
bersama atau shared goal.4
2. Pemimpin
Dilihat dari sisi bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu,
pemuka, pelopor, pembina, pemantau, pembimbing, pengguru, penegak, ketua,
kepala, penuntut, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah pemimpin
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan
kemampuannya memengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin
dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin.5
Adapun pengertian pemimpin menurut para ahli :
a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
c. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius,
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama
secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan
ide ketuhanan yang berlainan.
d. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
4
https://salamadian.com/pengertian-kepemimpinan/
5
Veithzal Rivai, dkk, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014),hlm.1
e. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
f. Menurut Kartini Kartono, Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.6
Dari beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli diatas maka dapat di
artikan bahwa pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam
mencapai tujuan.
3. Pimpinan
6
https://pakdosen.co.id/22-pengertian-pemimpin-menurut-para-ahli/
Jadi, setiap pimpinan belum tentu merupakan pemimpin sedangkan pemimpin
sudah pasti layak menjadi seorang pimpinan. Pada dasarnya semua orang
dilahirkan sebagai pemimpin, hanya waktu dan proses yang dijalaninya yang dapat
menentukan apakah ia layak menjadi pemimpin atau pimpinan karena sejatinya
kita akan menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri. Dalam sebuah organisasi
keberadaan seorang pemimpin yang dapat membawa organisasi tersebut ke arah
yang lebih baik sangatlah penting.7
7
https://www.kompasiana.com/megawatiakram2769/pemimpin-atau-pimpinan
8
https://www.coursehero.com/file/48192279/456Kepemimpinan-IIpptx/
pemimpin, bukan jaminan bahwa pemimpin secara otomatis dapat melakukan tindakan
pengendalian.9
Dalam Teori Perilaku, penekanan bergeser dari sifat atau kualitas pemimpin
ke perilaku dan tindakan mereka. Berbeda dengan Teori Manusia Hebat dan
pendekatan sifat pada kepemimpinan, teori ini menganggap kepemimpinan yang
efektif sebagai hasil dari banyak keterampilan yang dipelajari atau diperoleh. Ini
mengusulkan agar seorang individu dapat belajar menjadi pemimpin yang baik. Ini
adalah salah satu teori kepemimpinan terbaik.
9
http://nandaahmadi.blogspot.com/2014/11/pengendalian-dalam-kepemimpinan.html
10
https://www.studilmu.com/blogs/details/apa-saja-teori-kepemimpinan-yang-penting-untuk-kita-
ketahui
c. Teori Kontingensi
Teori ini mengusulkan bahwa tidak ada satu cara atau gaya kepemimpinan
yang dapat diterapkan pada semua situasi. Dengan kata lain, ia mengakui bahwa
mungkin ada variabel yang memengaruhi situasi tertentu, dan seorang pemimpin
harus memilih tindakan yang tepat, dengan mempertimbangkan variabel tersebut.
Menurut teori ini, situasi yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang berbeda. Pemimpin harus bertindak dengan menilai
situasi yang mereka hadapi.11
11
https://adminpublik.uma.ac.id/2021/02/04/7-teori-kepemimpinan-utama-yang-harus-dikuasai-setiap-
manajer-di-2021/
b. Tipe Kepemimpinan Situasional
Dalam hal ini pimpinan atau pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah
(two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan
motivasi kerjanya. Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas
atau tangung jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan
tugas. Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus
aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh
bawahan.
Sedangkan gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan
yang memiliki kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin
tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun pengarahan, karena dianggap
bawahan sudah mengetahui bagaimana, kapan dan dimana mereka barus
melaksanakan tugas atau tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya kepemimpinan
situasional ini, maka bawahan atau pegawai merasa diperhatikan oleh pemimpin,
sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan meningkat.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. Sementara itu, kepemimpinan bebas cocok untuk angggota yang memiliki
kompetensi dan komitmen tinggi.12
12
http://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/109.html