MANAJEMEN
Kelompok 5
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
2019
Kami Menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Untuk melengkapi
segala kesalahan dan kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Kelompok 5
ii | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan itu ada sumber daya manusia dan
sumber daya selain manusia. Dalam organisasi atau perusahaan, motivasi
merupakan suatu hal sangat penting. Karena motivasi adalah sebuah
dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu.
Manajemen dapat diartikan sebuah ilmu dan seni yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap
kinerja organisasi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi(Wijayanto, 2012:2). Dalam
melakukan hal tersebut, diperlukan sebuah kepemimpinan yang memiliki
pengaruh bagi organisasi atau perusahaan. Kepemimpinan yang baik akan
mudah dalam melakukan berbagai hal, karena pemimpin ada untuk
mempengaruhi individu atau kelompok untuk mencapai tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu motivasi dan kepemimpinan?
2. Apa saja Teori pendahuluan tentang motivasi
3. Apa itu kontemporer tentang motivasi
4. Apa saja pendekatan dalam studi kepemimpinan
5. Apa saja gaya kepemimpinan dengan pendekatan sifat
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui apa itu motivasi dan kepemimpinan
2. Mengetahui teori pendahuluan tentang motivasi
3. Mengetahui kontemporer tentang motivasi
4. Mengetahui pendekatan dalam studi kepemimpinan
5. Mengetahui gaya kepemimpinan dengan pendekatan sifat
A. Motivasi
a. Definisi Motivasi
Menurut French dan Raven (Sule & Saefullah, 2017) motivasi
adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukan perilaku
tertentu. Robbin (2002:55) mengemukakan bahwa motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.
Siagian (2002:94) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi,
termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja
mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Karena 4 (empat)
pertimbangan utama (Brahmasari & Suprayetno, 2009) yaitu: (1) Filsafat
hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa
awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada
budi ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan
tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak
ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) Perbedaan
karakteristik individu dalam organisasi atau perusa-haan, mengakibatkan
tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua
orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang
berbeda-beda.
b. Teori Pendahuluan tentang motivasi
Menurut Robbins & Coulter (2010:110) teori pendahuluan ada
empat, yaitu:
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow mengatakan individu akan termotivasi dalam
pekerjaannya jika lima tingkatan kebutuhannya terpenuhi, yaitu:
1) Kebutuhan Fisik.
Hal ini menurut Maslow merupakan kebutuhan paling
dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk
B. KEPEMIMPINAN
a. Definisi Kepemimpinan
DuBrin (2005:3) mengemukakan bahwa kepmimpinan itu adalah upaya
mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar
tujuan organisasional dapat tercapai.
Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau
kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu
peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional,
dan peran pengambilan keputusan. (Sule & Saefullah, 2017) Mengatakan
peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang
pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan
keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
b) Cross-cultural Leadership
Dalam konteks ini, budaya digunakan sebagai
konsep luas untuk mencakup perbedaan internasional
dan perbedaan berdasarkan keragaman dalam satu
budaya. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan
Jepang mengirim seorang eksekutif untuk memimpin
operasi perusahaan di Amerika Serikat, orang itu
harus menjadi terbiasa dengan perbedaan budaya
yang ada antara kedua negara dan untuk mengubah
gaya kepemimpinannya. Jepang pada umumnya
dicirikan oleh kolektivisme, sedangkan Amerika
10 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
c. Gaya Kepemimpinan
Griffin (2013) menjelaskan empat teori gaya kepemimpinan
yang paling penting dan diterima secara luas: teori LPC, teori
jalur tujuan, pendekatan pohon keputusan Vroom, dan
pendekatan pertukaran pemimpin-anggota.
Teori LPC.
11 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
dan penghargaan yang dihargai, yaitu pemimpin harus
mengklarifikasi jalan menuju pencapaian tujuan.
-Perilaku Pemimpin.
Perilaku pemimpin yang terarah membuat bawahan
tahu apa yang diharapkan dari mereka, memberikan
arahan dan arahan, dan menjadwalkan pekerjaan.
Perilaku pemimpin yang suportif ramah dan mudah
didekati, menunjukkan kepedulian terhadap
kesejahteraan bawahan, dan memperlakukan anggota
secara setara. Perilaku pemimpin partisipatif
termasuk berkonsultasi dengan bawahan, meminta
saran, dan memungkinkan partisipasi dalam
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin yang
berorientasi pada prestasi berarti menetapkan tujuan
yang menantang, mengharapkan bawahan untuk
tampil di tingkat tinggi, mendorong bawahan, dan
menunjukkan kepercayaan diri pada kemampuan
bawahan.
Berbeda dengan teori LPC, teori Path-Goal
mengasumsikan bahwa para pemimpin dapat
mengubah gaya atau perilaku mereka untuk
memenuhi tuntutan situasi tertentu. Misalnya, ketika
bertemu dengan sekelompok bawahan baru dan
proyek baru, pemimpin mungkin memiliki arahan
dalam menetapkan prosedur kerja dan dalam
menjabarkan apa yang perlu dilakukan. Selanjutnya,
pemimpin dapat mengadopsi perilaku mendukung
untuk menumbuhkan keterpaduan kelompok dan
iklim yang positif. Ketika kelompok menjadi terbiasa
dengan tugas dan ketika masalah baru ditemukan,
pemimpin dapat menunjukkan perilaku partisipatif
untuk meningkatkan motivasi anggota kelompok.
12 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
Akhirnya, perilaku yang berorientasi pada
pencapaian dapat digunakan untuk mendorong
berlanjutnya kinerja tinggi.
Disamping itu pemimpin sangat dekat dengan para
karyawan, turut menciptakan suasana yang nyaman
dan akrab dalam bekerja sehingga karyawan
menjadikan dirinya teladan dalam membangun
budaya suportif yang tercermin dari rasa
kekeluargaan yang cukup solid. Tak hanya menjadi
change agent dan teladan dalam membangun budaya
birokratif dan suportif. Pimpinan Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Utara menjadi Pilot Project dalam
pengembangan diri melalui sharing knowledge,
berbagi pengalaman pekerjaan, sehingga mampu
mendorong para karyawan untuk lebih meningkatkan
potensi yang mereka miliki. Hal ini dicerminkan
melalui budaya inovatif (Trang, 2013).
-Faktor Situasional
teori path-goal menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan yang tepat tergantung pada faktor
situasional. Teori Path-goal berfokus pada faktor
situasional dari karakteristik pribadi bawahan dan
karakteristik lingkungan tempat kerja.
Karakteristik pribadi yang penting termasuk persepsi
bawahan tentang kemampuan mereka sendiri dan
lokus kontrol mereka. Jika orang menganggap bahwa
mereka kurang dalam kemampuan, mereka mungkin
lebih suka kepemimpinan direktif untuk membantu
mereka memahami hubungan jalur-tujuan yang lebih
baik. Namun, jika mereka menganggap diri mereka
memiliki banyak kemampuan, karyawan dapat
membenci kepemimpinan direktif. Locus of control
13 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
adalah sifat kepribadian. Orang yang memiliki locus
of control internal percaya bahwa apa yang terjadi
pada mereka adalah fungsi dari upaya dan perilaku
mereka sendiri.
14 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
BAB II KESIMPULAN
Dan dalam mengatur agar berjalannya organisasi dibutuhkan pemimpin yang baik,
yang bias berhubungan baik dengan bawahan. Karena kualitas pemimpin tidak
ditentukan oleh besar atau kecilnya hasil yang dicapainya, tetapi ditentukan oleh
kemampuan pemimpin mencapai hasil tersebut dengan perantaraan orang lain,
yaitu melalui bawahan bawahannya, serta pengaruh yang dipancarkan oleh
pemimpin terhadap bawahannya.
15 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N
Referensi
Brahmasari , I. A., & Suprayetno, A. (2009). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada
Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama
Indonesia). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi, 10,
124-135.
16 | M O T I V A S I D A N K E P E M I M P I N A N