Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendamping tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis..
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demak, 5 April 2022

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak kendala dan kalaupun ada
maka kendala yang dihadapi dapat diminimalisasi. Diantara tujuan tersebut adalah tujuan memperoleh
laba, memenangkan persaingan serta memberikan kepuasan kepada stakeholder organisasi. Dalam
kenyataanya, proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ternyata bukanlah suatu hal yang
mudah dilaksanakan. Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai faktor sumber daya, baik sumber
daya manusia, moral, teknologi, serta keterampilan. Dari sekian banyak faktor dalam organisasi, yang
memgang peranan penting adalah faktor sumber daya manusia. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuannya sangat tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan mempersiapkan
menajemen sumber daya manusia yang dimilikinya.
Organisasi baik pemerintah mupun swasta senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah,
diantaranya masalah dalam motivasi kerja karyawan yang mempengaruhi perkembangan organisasi. Oleh
karena itu, organisasi sangat membutuhkan karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam
bekerja karena seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja akan memperoleh hasil
kerja yang optimal, sehingga suatu pekerjaan akan terselesaikan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi karyawan?
2. Bagaimana teori-teori motivasi?
3. Bagaimana prinsip-prinsip motivasi kerja karyawan?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam motivasi kerja karyawan?
5. Bagaimana tujuan motivasi karyawan?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengertian motivasi,
teori-teori motivasi, tujuan motivasi serta teknik dalam memotivasi karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi
ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup,
seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi
baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian motivasi, diantaranya Abraham Sperling
(1987:183) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Menurut Mitchell, motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan
ke tujuan terntenu.
Gray, motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi
seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
T. Hani Handoko, motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan terntentu guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi
kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar
dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

B. Teori-teori Motivasi
Berikut ini berbagai teori motivasi menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki kebutuhan),
McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y), teori motivasi Hezberg, dan Teori ERG
Aldefer. Berikut penjelasannya:
1. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan
kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari
bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada
saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul
kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang
lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak,
supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri
berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan
aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan
perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas
yang menantang kemampuan dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri).
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti
perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini
bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia
menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak
mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan
berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi
walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya
yang lebih kecil.

2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland


Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia
adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai
keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada
tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan
secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan
resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas
orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain
dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi
dan kedudukannya.

3. Teori X dan Y dari Mc. Gregor


Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan
oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua
teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak
diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X
menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan
dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai
ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.

Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-
anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan
anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi.
Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.

Anggapan dasar teori Y adalah :


a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan
masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan
organisasi.
4. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut
dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang
dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah
dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu
”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja
adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja
justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar
pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja,
tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan
motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

5. Teori ERG Aldefer


Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai
kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan
(Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan
pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat
dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada
upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer
tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang
bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan,
maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali
upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan
eksistensi.
Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan
sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

C. Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja Karyawan


1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tugas,
dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah motivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Karyawan
Pemimpin mengakui bahwa karyawan mempunyai andil di dalam usah pencapaian tujuan.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan bawahan untuk sewaktu-
waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat
karyawan yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan karyawan sehingga membuat
karyawan termotivasi untuk bekerja dengan giat.

D. Langkah dalam Motivasi Karyawan


Langkah yang bisa digunakan para pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
adalah sebagai berikut:
1. Tingkatkan motivasi kerja karyawan melalui training
Terkadang menekuni sebuah pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian besar
karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun sehingga mereka
tidak bekerja secara optimal. Karena itu untuk mengembalikan motivasi karyawan, Anda perlu
mengadakan training khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training untuk membangun kembali
motivasi karyawan yang mulai turun.

2. Berikan reward bagi karyawan yang berprestasi


Tidak ada salahnya jika Anda memberikan reward khusus bagi karyawan yang berprestasi.
Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan
terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara ini terbukti cukup efektif, sehingga
karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi perusahaan.

3. Lakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan


Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan pendekatan pada para karyawan
Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari mereka,
sebab hal ini akan memudahkan Anda untuk mengevaluasi perkembangan setiap karyawan.
Mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang
membutuhkan dukungan Anda untuk mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya. Tentu
dengan pendekatan tersebut, Anda dapat membantu karyawan yang kesulitan mengerjakan
tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan lainnya.

4. Adakan kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan perusahaan
Membangun kekeluargaan antara pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi langkah jitu
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan yang kuat, mereka akan
ikut merasakan kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga loyalitasnya untuk bersama-sama
membesarkan perusahaan semakin meningkat. Adakan acara pertemuan rutin setiap bulannya,
yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan Anda. Lingkungan kerja yang hangat
dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.

E. Tujuan Motivasi Kerja Karyawan


Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan tertentu. Bagi
seorang perawat, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu individu, kelompok,
dan masyarakat agar timbul keinginan dan kemauannya untuk dapat berperilaku hidup bersih dan
sehat, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam upaya meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan individu dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan.
Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan, makin jelas tujuan yang diharapkan atau
yang akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.
Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh yang di
motivasi. Oleh karena itu setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan
memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta keribadian orang yang akan
dimotivasi. (Taufik,2002).
Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi merupakan bagian dari
kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan manusia dalam
bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki motivasi
sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan giat dan dapat
memuaskan kepuasan kerja.
Maksud atau tujuan dari motivasi menurut Dr. Sowatno (2001:147), diantaranya sebagai
berikut :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
6. Mengefektifan pengadaan pegawai
7. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Menigkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku, dan sebagainya.

Dengan dilakukannya motivasi karyawan,terdapat tujuan-tujuan yang ingin didapatkan pihak


perusahaa atau organisasi tersebut. Menurut Hasibun(2004),tujuan-tujuan pemberian motivasi
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkakan kedisiplinan karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi karyawan merupakan suatu keadaan yang mendorong, merangsang, atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukannya sehingga mencapai
tujuannya.
Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan tertentu.
Kegunaan motivasi karyawan adalah untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Sebagai penggerak,
berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjan.

B. Saran
Demikian yang penulis dapat paparkan mengenai motivasi karyawan dan yang berkaitan
denganya, tentunya penulis menyadari atas segala kekurangannya. Maka dari itu, penulis berharap para
pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: C.V Andi
Offset
Jusmaliani. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pekanbaru: Yayasan Ainisyam.

Anda mungkin juga menyukai