PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang organisasi-organisasi semakin bermunculan dan berkembang
pesat di Indonesia. Dengan munculnya organisasi-organisasi baru maka banyak organisasi
yang mencari tenaga tenaga kerja atau pegawai baru yang berkompeten, karena pegawai
yang berkompeten merupakan asset penting yang wajib dimiliki dan dijaga bagi suatu
organisasi untuk mencapai tujuan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan yaitu,
meningkatkan kinerja pegawai, dengan praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan
yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin
para pengawainya, perbedaan perilaku para pemimpin disebut dengan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sangat tergantung kepada kewibawaan pemimpinnya, kemampuan pemimpin
dalam menciptakan motivasi terhadap pegawainya, dan menciptakan motivasi terhadap
kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Kurang adanya peranan pimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis dan
memberikan pembinaan terhadap pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai yang
rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai untuk masuk kerja dan sikap
malas-malasan pegawai dalam bekerja, yang akan menyebabkan kinerja pegawai rendah.
Tingkat kinerja yang belum optimal disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan
oleh pemimpin. Motivasi yang jarang diberikan oleh pemimpin menyebabkan semangat
pegawai rendah, dan berakibat menurunkan kinerja pegawai.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana teknik memberikan motivasi?
C. Tujuan
1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah manejemen
keperawatan di semester 5.
2. Penulis bermaksud mengupas dan membagi ilmu tentang kepemimpinan dan motivasi
agar para pemimpin bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
D. Manfaat
Dalam penulisan makalah kepemimpinan dan motivasi bertujuan untuk menambah
wawasan baik untuk penulis sendiri dan pembaca dalam hal kepemimpinan serta mampu
membawah apa yang dipimpinya pada tujuan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan apa yang dipimpinnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Nursalam, 2008).
Motivasi adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai
sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan
kebutuhan sejumlah individu. Meskipun secara umum motivasi merujuk ke upaya yang
dilakukan guna mencapai setiap sasaran, disini kita merujuk ke sasaran organisasi karena
fokus kita adalah perilaku yang berkaitan dengan kerja (Robbins & Coulter, 2007).
Oleh sebagian besar ahli, proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan
atau hasil yang dicari karyawan dipandang sebagai kekuatan yang bisa menarik orang.
Memotivasi orang adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak (Suarli dan Bahtiar,
2010).
Menurut Suarli dan Bahtiar (2010), menurut bentuknya motivasi terdiri atas :
1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu.
3. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.
B. Teori Motivasi
1. Teori-Teori Awal Tentang Motivasi
a. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori motivasi yang paling dikenal mungkin adalah Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow. Maslow adalah psikolog humanistik yang berpendapat bahwa pada
diri tiap orang terdapat hierarki lima kebutuhan.
1) Kebutuhan fisik: makanan, minuman, tempat tinggal, kepuasan seksual, dan
kebutuhan fisik lain.
2) Kebutuhan keamanan: keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan
emosi, dan juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi.
3) Kebutuhan sosial: kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh
teman-teman, dan persahabatan.
4) Kebutuhan harga diri: faktor harga diri internal, seperti penghargaan diri,
otonomi, pencapaian prestasi dan harga diri eksternal seperti status, pengakuan,
dan perhatian.
5) Kebutuhan aktualisasi diri: pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan
pemenuhan diri sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang dia mampu capai.
Menurut Maslow, jika ingin memotivasi seseorang kita perlu memahami ditingkat
mana keberadaan orang itu dalam hierarki dan perlu berfokus pada pemuasan
kebutuhan pada atau diatas tingkat itu (Robbins & Coulter, 2007).
Wahyuni, I. .(2005). Hubungan antara motivasi, kelelahan kerja dan kepuasan kerja pada
perawat RSJD. DR. RM. Soedjarwadi Klaten. Tesis, Universitas Gadjah Mada.: Jakarta